Jurnalisme Warga
Pengantar
PERKEMBANGAN sistem teknologi informasi yang pesat, siapapun bisa menjadi wartawan secara swadaya dan independen. Jurnalisme warga adalah produk yang hadir di era keterbukaan informasi. Ada beberapa peran strategis, tapi sekaligus juga kelemahan-kelemahan. (Perlu Analisis SWOT).
Agar bisa berperan secara maksimal, seorang citizen jurnalis juga harus menguasai ilmu dasar jurnalistik. Dalam arti, memahami dan mengimplementasikan pemahaman tersebut dalam berkontribusi pada proses jurnalistik.
1. Definisi dan Batasan Berita
2. Nilai berita (news values)
3. Unsur-Unsur Berita (5W+1H)
4. Struktur naskah berita
5. Bahasa Jurnalistik/Bahasa Media
6. Etika penulisan berita (kode etik jurnalistik)
Pada jenjang yang lebih matang, jurnalis warga juga dituntut untuk memperhatikan aspek
Accuracy (Akurasi, ketepatan)
Thoroughness (Kecermatan, ketelitian)
Transparency (Keterbukaan dalam peliputan berita.
Fairness (Kejujuran)
Independence (Tidak berpihak)
Tips Meliput Kegiatan Seremonial
Sebelum meliput kegiatan seremonial, seperti seminar, lokakarya bahkan peresmian dan seterusnya, jurnalis harus mempersiapkan alat tempur (bolpen, kertas catatan, perekam dan kamera). Sebaiknya datang lebih awal untuk mengetahui persis peristiwa yang ada secara utuh, catat sebagai bahan untuk memenuhi unsur berita yang dibutuhkan.
Jika itu kegiatan seminar, pastikan kamu tahu itu kegiatan apa (lihat di spanduk atau tanya panitia). Kemudian, perhatikan dan catat siapa saja yang terlibat dalam kegiatan itu baik para narasumber (nama lengkap dan kapasitas) maupun peserta (jumlah, siapa, darimana). Ambil foto dengan tiga sudut pandang yang berbeda. Usahakan foto hidup, natural dan cukup pencahayaan.
Perhatikan isi perkataan yang muncul dari narasumber, catat jika perlu direkam. Dari pemaparan itu siap-siap fokus untuk menangkap ide berita (usahakan cari isu yang bernilai berita tinggi, news values). Jika ada sesi tanya jawab, siapa dia?, rekam ucapan penanya, usahakan menginput pertanyaan yang berkaitan dengan ide yang akan kamu tulis nantinya. Perhatikan, tidak jarang jika pertanyaan peserta ini lebih menarik untuk dijadikan ide berita. Catat pula jawaban narasumber.
Nah sudah dapat ide berita dong? Kalau belum jelas, segera minta waktu ke narasumber untuk wawancara langsung. Setelah data dirasa cukup lengkap, tinggal tuangkan dalam tulisan, dimulai dari ide awal yang kamu siapkan. Kalau masih bingung, biarkan mengalir. Ikuti saja petunjuk dari 5 W 1 H.
Tips Meliput Peristiswa Outdoor
Meliput kegiatan di luar (outdoor) di sini maksudnya adalah meliput peristiwa yang lebih rumit, berbeda dengan seminar yang sudah terencana dan sumber beritanya mudah digali. Tapi liputan mendadak ini agar ribet, sehingga harus lebih teliti dan mendalam.
Misal di jalan mendapat peristiwa kecelakaan, fasilitas publik rusak, atau peritiswa unik yang ditemui. Maka langkah awal adalah segera potret, mengambil gambar ini penting karena kadang satu momen itu tidak terulang lagi. Lalu pastikan kamu tahu peristiwa itu apa?, cari tahu siapa? kenapa? bagaimana? kapan? dan dimana?. Input data tersebut sebanyak-banyaknya.
Lalu dari 5W 1H ini, mana yang harus didahulukan? Jawabannya tergantung dalam peristiswa beritanya. Jika yang ditemukan adalah kondisi jalanan yang rusak parah, maka bisa mengutamakan unsur bagaimana (HOW)-nya. Jika liputannya tentang pariwisata maka menonjolkan lokasi dan daya tariknya.
Untuk membuat berita ini memang harus menggunakan alat indra kita,apa yang terlihat dan terdengar dan terasa. Tapi itu tidak cukup, harus ada pernyataan dari pihak yang terkait dengan peristiwa tersebut. Maka konfirmasi kepada pihak-pihak tersebut agar bisa mendapatkan informasi dan data yang utuh atau biasa disebut cover both side (jika melibatkan dua pihak), cover all side (jika melibatkan banyak pihak).
Tips Meliput Profil
Membuat berita tentang profil orang, usaha, tempat, atau lembaga ini cukup berat-berat ringan. Berat karena kita dituntut menyajikan informasi obyek yang kita profil dengan tujuan pembaca menjadi tertarik. Ringan karena tidak dituntut waktu, kita lebih santai menggali datanya untuk kita rekontruksi sesuai dengan sudut pandang (angle) yang paling menarik. Untuk berita jenis ini, sebaiknya usahakan mengangkat sisi humanis dan emosionalnya.
Misalnya profil tentang desa sentra kopi. Ide awalnya adalah kualitas kopi desa tersebut. Maka bisa dimulai dengan menggali data tentang riwayat budidaya kopi di wilayah tersebut, berapa luasan lahan panen, berapa jumlah petaninya. Ambil salah satu petani atau pengusaha untuk sample. Bagaimana dia berproduksi (tanam sampai panen), pemasaran kemana, harganya berapa? Apakah itu terkait dengan kualitas kopi? Lalu bagaimana kesejahteraan menjadi petani atau pengusaha kopi selama ini.
Sembagai tambahan, barangkali ada kendala yang ditemui dan bagaimana harapan mereka atas persoalan yang ada tersebut. Sebagai pihak yang bisa dikonfirmasi tentang desa sentra kopi ini, misalnya ketua kelompok dan kepala desa.
Ingat juga, untuk berita profil seperti ini sangat baik jika didukung oleh data grafis, foto yang menarik. Model pengambilan foto dengan entire, detail, frame, angle, time (EDFAT).
Kemudian, jika profil tentang sosok berprestasi. Gambarkan tentang bagaimana prestasi tersebut, di bidang apa, sempat ikut kompetisi. Cara mendapatkan prestasi. Dengan bumbu atribusi lainnya.
0 Response to "JW"
Post a Comment