Hj. Nur Nadlifah : Empat Pilar Kebangsaan Bekal Hindari Perpecahan


BREBES - Hj. Nur Nadlifah, S.Ag., M.M anggota DPRI RI Dapil Jateng IX bersama FATAYAT  Brebes Dalam Rangka Meneguhkan Cinta Kebangsaan menggelar Sosialiasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika pada Jum’at, (14/6/24) di Pondok Pesantren Al Fattah Tegalgandu Kab. Brebes. 


Pemahaman dan kesadaran tentang nilai-nilai wawasan kebangsaan harus menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama, karena itu perlu pemahaman kembali terhadap Empat Pilar utama kebangsaan bagi generasi muda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


"Memahami kembali Empat Pilar kebangsaan itu sudah mutlak harus segera dilakukan demi menyelamatkan Bangsa Indonesia dari ancaman perpecahan," Ungkap Mba Nad


Menurut Mba Nad, Empat Pilar tersebut yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keempat pilar tersebut, harus diterapkan secara bersama sebagai wawasan kebangsaan karena apabila hal itu dilaksanakan secara bersama tentu akan meredam berkembangnya pemahaman yang menonjolkan sikap primordialisme sempit dengan lebih mengedepankan rasa kesukuan dan kedaerahan sehingga dapat meneguhkan cinta kebangsaan. 


Sosialisasi Empat Pilar kata Mba nad adalah satu metode dari MPR untuk mensonsialisasikan nilai-nilai luhur bangsa, yaitu, Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara. Sosialisasi Empat Pilar yang dilakukan MPR merupakan perintah dari Undang Undang Tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.


"Jadi,  kalau kita kumpul di tempat ini, berarti kita tengah menjalankan amanat negara. Karena itu manfaatkan kesempatan yang terbatas ini, untuk menggali dan mencari tahu lebih mendalam tentang Empat Pilar, kemudian sampaikanlah apa yang didapat di sini kepada masyarakat, sesuai konteks peristiwa  yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari," Pungkas Mba Nad.

Related Posts:

Hj. Nur Nadlifah : Selamatkan Bangsa Indonesia dari Ancaman Perpecahan Melalui Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan

BREBES - Hj. Nur Nadlifah, S.Ag., M.M anggota DPRI RI Dapil Jateng IX bersama Korp Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) PC PMII Brebes menggelar Sosialiasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika pada Rabu, (8/5/24) di gedung BLKK FATAYAT NU Kab. Brebes. 

Pemahaman dan kesadaran tentang nilai-nilai wawasan kebangsaan harus menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama, karena itu perlu pemahaman kembali terhadap Empat Pilar utama kebangsaan bagi generasi muda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Memahami kembali Empat Pilar kebangsaan itu sudah mutlak harus segera dilakukan demi menyelamatkan Bangsa Indonesia dari ancaman perpecahan," Ungkap Mba Nad.

Menurut Mba Nad, Empat Pilar tersebut yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keempat pilar tersebut, harus diterapkan secara bersama sebagai wawasan kebangsaan karena apabila hal itu dilaksanakan secara bersama tentu akan meredam berkembangnya pemahaman yang menonjolkan sikap primordialisme sempit dengan lebih mengedepankan rasa kesukuan dan kedaerahan sehingga dapat meneguhkan cinta kebangsaan. 

Sosialisasi Empat Pilar kata Mba nad adalah satu metode dari MPR untuk mensonsialisasikan nilai-nilai luhur bangsa, yaitu, Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara. Sosialisasi Empat Pilar yang dilakukan MPR merupakan perintah dari Undang Undang Tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.

"Jadi,  kalau kita kumpul di tempat ini, berarti kita tengah menjalankan amanat negara. Karena itu manfaatkan kesempatan yang terbatas ini, untuk menggali dan mencari tahu lebih mendalam tentang Empat Pilar, kemudian sampaikanlah apa yang didapat di sini kepada masyarakat, sesuai konteks peristiwa  yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari," Pungkas Mba Nad

Related Posts:

PENERAPAN METODE PROJECT BASED LEARNING ( PJBL ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR INFORMATIKA MATERI

 



PENERAPAN METODE PROJECT BASED LEARNING ( PJBL ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR INFORMATIKA MATERI

DAMPAK SOSIAL INFORMATIKA PADA SISWA KELAS VII/F SEMESTER II

SMP NEGERI 1 LARANGAN KECAMATAN LARANGAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024

 

 

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas PPG Dalam Jabatan

 

 Oleh :

 

Nama     :     MARZUKI, S.Pd. 

NIM       :     23103160083


 

 

SMP NEGERI 1 LARANGAN

 

UPT PENDIDIKAN KECAMATAN LARANGAN KABUPATEN BREBES

2024

 

 

 



HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN        PENELITIAN TINDAKAN KELAS

 

1.     Judul Penelitian:

Penerapan Metode Project Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Informatika Materi Dampak Sosial Informatika Pada Siswa Kelas VII/F Semester II SMP Negeri 1 Larangan Kecamatan Larangan Tahun Pelajaran 2023/2024

2.   Peneliti        :

 

a.     Nama Lengkap                                    : Marzuki, S.Pd.

b.     Jenis Kelamin                                     :  Laki - laki

c.   NIM                                                     : 23103160083

d.     Mata Ajar Diampu                              : INFORMATIKA

e.     Sekolah                                               : SMP Negeri 1 Larangan

f.      Alamat                                                : Kec.Larangan

g.     No. Tlp./HP.                                        :

3.     Lama Penelitian                                       : 2 bulan

Dari Bulan                                               : November 2023

Sampai Bulan                                          :    Januari 2024

 

 

 



Guru TIK,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ii


SURAT PERNYATAAN

 

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

 

Yang bertanda tangan di bawah ini :

 

Nama                                      : Marzuki, S.Pd.

 

NIM                                        : 23103160083

 

 

 

 

Judul Penelitian

Penerapan Metode Project Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Informatika Materi Dampak Sosial Informatika Pada Siswa Kelas VII/F Semester II SMP Negeri 1 Larangan

Kecamatan Larangan Tahun Pelajaran 2023/2024

 

Menerangkan bahwa naskah tersebut berikut hasil karya sendiri dan belum pernah ditulis pihak lain. Segal bentuk kutsertaan atau rujukan sudah ditulis berdasarkan kode etik yang berlaku

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya .

 

Guru TIK,


 

 

 

 

 

 

 



 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Penerapan Metode Project Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Informatika Materi Dampak Sosial Informatika Pada Siswa Kelas VII/F Semester II SMP Negeri 1 Larangan Kecamatan Larangan Tahun Pelajaran 2023/2024” dapat diselesaikan.

Pelaksanaan penelitian dan penulisan pelaporan ini dapat terselesaikan berkat bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati kami sampaikan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada:

1.    Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Larangan;

2.   Pengawas SMP;

3.   Rekan Guru SMPN 1 Larangan;

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini masih banyak kekurangan maupun kelemahan. Oleh karena itu saran kritik yang bersifat perbaikan dan penyempurnaan sangat peneliti harapkan guna penyusunan Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.

Akhirnya peneliti berharap, semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca pada umumnya.

 

Larangan, 30 januari 2024

 

 

 

 

Peneliti

 

 

 


DAFTAR ISI

 

 

 



 

Halaman

 

Halaman Judul ......................................................................................................  ..................................................................................................... i


Halaman Pengesahan ...........................................................................                          ii

Halaman Pernyataan.............................................................................     iii

Kata Pengantar .....................................................................................               iv

Daftar Isi...............................................................................................  v

Daftar Gambar...................................................................................... vii

Daftar Tabel .........................................................................................         viii

Daftar Lampiran ...................................................................................                 ix

Abstrak .................................................................................................    x

BAB I          PENDAHULUAN..............................................................                 1

A. Latar Belakang Masalah ...............................................                                      1

B.    Identifikasi masalah......................................................                  3

C.    Pembatasan masalah .....................................................                                4

D.   Rumusan Masalah ......................................................                               4

E.    Tujuan Penelitian ........................................................                             5

F.    Manfaat Penelitian ......................................................                               5

BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN                                                                                8

A. Landasan Teoretis..........................................................              8

B. Penelitian yang Relevan ................................................                                   15

C. Kerangka Berpikir .........................................................                          16

D. Hipotesis Tindakan ........................................................                           17

BAB III METODE PENELITIAN ................................................                                                   18

v

A.   Setting Penelitian..........................................................         18

B.    Subjek Penelitian ..........................................................                         19

C.    Sumber Data .................................................................                  19

D. Teknik Pengumpulan Data ...........................................                                        19

E.    Validasi Data ................................................................                   20

F.    Analisis Data ................................................................                   20

G.   Indikator Kinerja ..........................................................                         21

H. Prosedur Penelitian .......................................................                            22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA .........                                                                                          32

A.   Deskripsi Kondisi Awal ...............................................                                    32

B.    Deskripsi Tiap Siklus ...................................................                                36

C.    Pembahasan .................................................................                  48

BAB   V PENUTUP...........................................................................     56

A.   Simpulan.......................................................................                                                                                   56

B.    Saran .............................................................................      57

DAFTAR PUSTAKA                                            ...........................................................                                                   58


LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

 

 


 

 

 

 

Gambar                                                                                         Halaman

2.1 Skema Kerangka Berpikir ..............................................................                                     19

4.1 Diagram Hasil Belajar Siklus 1......................................................                                           33

4.2  Diagram Perbadingan Nilai Prasiklus dan Siklus 1 .......................                                                                      34

4.3  Diagram Perbadingan Ketuntasan Belajar Prasiklus dan Siklus 1                                                                                34

4.4  Diagram Perbadingan Nilai Siklus 1dan Siklus 2 ..........................                                                                   38

4.5  Diagram Perbadingan Ketuntasan Belajar Siklus 1 dan Siklus 2 ..                                                                             39

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

vii


 

DAFTAR TABEL

 

 

Tabel                                                                                         Halaman

3.1 Tabel Jadwal Penelitian .......................................................................                                  20

4.1 Tabel Nilai Awal ............................................................................                       31

4.2 Tabel hasil tes siklus 1 ...................................................................                                33

4.3 Tabel hasil tes siklus 2 ...................................................................                                37

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

1.  Surat Keterangan Penelitian

 

2.  Surat Pernyataan Perpustakaan

 

3.  RPP Siklus 1

 

4.  Lembar Kerja Siswa

 

5.  Lembar Pengamatan Aktifitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

 

6.  RPP Siklus 2

 

7.  Lembar Pengamatan Aktifitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

 

8.  Daftar Nilai Evaluasi Siswa

 

9.  Lembar Pengamatan

 

10.  Foto Pembelajaran

 

 

 

ABSTRAK

 

Marzuki, S.Pd. 2024. Penerapan Metode Project Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Informatika Materi Dampak Sosial Informatika Pada Siswa Kelas VII/F Semester II SMP Negeri 1 Larangan Kecamatan Larangan Tahun Pelajaran 2023/2024

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah metode PJBL dapat meningkatkah hasil belajar siswa pada materi dampak social informatika. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah pembelajaran Prestasi Belajar Siswa dengan Metode PJBL   pada Siswa Kelas VII/F Semester II Di SMPN 1 Larangan. Subyek penelitian ini adalah   32 siswa kelas VII SMPN 1 Larangan Kabupaten Brebes semester II tahun pelajaran 2023/2024. Teknik pengumpulan data tentang keterampilan siswa menggunakan tes tertulis dan kinerja, dilakukan melalui tes lesan pada awal pelajaran, observasi, evaluasi proses pada waktu siswa memperagakan media dan evaluasi tertulis pada akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data yakni Melalui metode PJBL hasil belajar informatika pada materi Dampak social informatika pada siswa kelas VII/F SMPN 1 Larangan mengalami peningkatan. Hasil Penelitian ini sebagai berikut : Penerapan variasi metode diskusi kelompok dan bermain peran terbukti mampu meningkatkan nilai rata-rata siswa, yakni pada kondisi awal nilai rata-rata siswa 52,81, pada siklus I naik menjadi 60,31, dan pada siklus II naik menjadi 78,125. Saran dari penelitian ini adalah : dalam hal pencapaian tujuan pembelajaran, selayaknya guru memperhatikan berbagai faktor yang ada misalnya karkateristik siswa, sehingga pencapaian tujuan pembelajaran tidak cenderung memaksa siswa untuk dapat menguasai materi, dalam hal pencapaian tujuan pembelajaran, guru hendaknya melibatkan siswa secara fisik, psikis dan mental dalam proses pembelajaran guna meningkatkan peran aktif siswa.

 

 

 

Kata-kata Kunci: Pembelajaran, PJBL, Hasil Belajar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

x


 

 

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

 

Sebagai seorang pendidik tentunya setiap guru menghendaki agar setiap pembelajaran yang dilakukannya dapat berhasil. Hal ini berarti dalam proses belajar mengajar,guru menginginkan agar semua siswa dapat menguasai materi secara maksimal. Namun pencapaian target yang telah ditetapkan oleh guru terkadang tidak dapat tercapai. Hal ini dikarenakan adanya berbagai faktor yang menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.Berkaitan dengan hal tersebut, sebagai seorang guru berkaiatan dengan tugasnya sebagai evaluator dan analisator harus dapat mengetahui kekurangan dan kelebihannya dalam proses pembelajaran untuk kemudian mampu melakukan tindak lanjut, baik kekurangan maupun kelebihannya dalam pembelajaran yang pasti akan berdampak baik positif atau negatif pada pencapaian ketuntasan belajar siswa.

Jika menilik belajar tuntas pada kurikulum 1975 sampai dengan 2004, akan ditemukan perbedaan yang mendasar mengenai ketuntasan belajar. Pada kurikulum tahun 1975, siswa dikatakan belajar tuntas secara individual, jika telah menguasai materi 75% pada tes formatif, dan tuntas secara klasikal jika telah tercapai penguasaan materi 60% dari semua siswa. Pada kurikulum tahun 1984 , siswa dikatakan belajar tuntas secara individual, jika telah menguasai materi 75% pada tes formatif, dan tuntas secara klasikal jika telah tercapai penguasaan materi 85 % dari semua siswa.Sedangkan pada kurikulum 1994 Standar Nasional untuk ketuntasan belajar secara individual adalah jika secara individu siswa telah

 

 

1


 

 

 

mencapai nilai 65 pada tes formatif,sedangkan ketuntasan secara klasikal jika sekelompok siswa dalam satu kelas lebih besar atau sama dengan 85% telah mencapai nilai 65. Jika hal tersebut telah tercapai, guru dapat melanjutkan materi ke pokok bahasan selanjutnya. Standar ketuntasan pada kurikulm 2004 berbeda dari kurilkulum sebelumnya. Pada kurikulum 2004 ditetapkan bahwa ketuntasan belajar adalah 75% sampai 100%. Namun setiap sekolah dapat menentukan Standar ketuntasan sesuai dengan keadaan dan situasi sekolah, yang kemudian secara bertahap meningkatkan standar ketuntasan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka Penulis mencoba merencanakan suatu proses perbaikan pembelajaran. Hal ini berdasarkan kenyataan, adanya beberapa masalah pembelajaran yang terjadi di SMPN 1 Larangan. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa fakta yang menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi oleh siswa. Berbagai fakta tesebut menunjukkan bukti bahwa pembelajaran di SMPN 1 Larangan, belum berhasil.

Setelah dilaksanakan pembelajaran Informatika pada hari Senin, 27 Januari 2024 di kelas VII SMPN 1 Larangan Kompetensi Dasar “Dampak Sosial Informatika “ternyata penguasaan materi oleh siswa masih sangat jauh dari yang diharapkan. Pada saat diadakan evaluasi ternyata nilai siswa masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat ternyata hanya ada 8 dari 32 orang siswa yang mencapai nilai di atas 60. Ini berarti ketuntasan belajar baru mencapai 25 %. Sedangkan sisanya sebanyak 24 orang atau 75% belum mencapai ketuntasan belajar. Dua orang di antaranya masih mendapat nilai kurang. Dari hasil tersebut Penulis bersama


 

 

 

Teman Sejawat melakukan diskusi untuk mengambil langkah-langkah perbaikan, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

B.  Identifikasi Masalah

 

Setelah melakukan refleksi, maka diketahui bahwa dalam pembelajaran yang dilakukan terdapat kejadian-kejadian sebagai berikut :

a)      Kurangya perhatian siswa terhadap penjelasan guru.

 

b)      Siswa terlihat sangat jenuh dalam proses pembelajaran;

 

c)      Siswa pasif dalam pembelajaran

 

d)      Motivasi belajar siswa masih sangat rendah.

 

e)      Respon siswa terhadap pertanyaan guru sangat lambat .

 

f)       Siswa belum mampu mengikuti metode belajar yang diterapkan oleh guru.

 

g)      Prestasi siswa sangat rendah.

 

h)      Pembelajaran sangat abstrak tanpa adanya alat peraga/ media pembelajaran yang membantu siswa.

Dari beberapa kejadian di atas merupakan penyebab rendahnya prestasi siswa. Guna meningkatkan prestasi siswa, dalam hal ini guru harus mampu memperbaiki hal-hal yang yang menjadi kendala dalam pembelajaran tersebut. Namun dalam hal ini, Penulis memfokuskan perbaikan pada penggunanan metode pembelajaran dan penggunaan alat peraga. Hal ini berdasarkan pertimbangan, bahwa metode belajar dan alat peraga adalah dua hal utama yang menjadi penentu keberhasilan pembelajaran.


 

 

 

C.  Pembatasan Masalah

 

Berdasarkan identifikasi masalah, ada beberapa hal yang dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah yakni dengan cara menerapkan metode pembelajaran yang tepat, sehingga siswa nantinya akan mampu terlibat aktif dalam pembelajaran. Disamping itu diperlukan adanya media pembelajaran yang dapat membantu penyampaian materi. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa siswa SMP kelas 7 yang masih berpikir konkret, perlu adanya pembelajaran yang konkret pula. Dengan adanya alat peraga akan membantu guru dalam memberi kesan bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang kongkret dan sangat dekat dengan kehidupan siswa. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa minat, motivasi dan hasil belajar siswa rendah. Dari hasil pengamatan tersebut, di dalam pembelajarannya guru tidak menggunakan alat peraga kurang diberikan contoh konkret. Serta siswa kurang berminat dan bermotivasi dalam belajar. Selanjutnya hal ini menjadi dasar bagi penulis sebagai guru untuk segera melakukan perbaikan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

D.  Rumusan Masalah

 

Berdasarkan hasil identifikasi masalah kemudian Penulis merumuskan masalah pembelajaran yang akan diperbaiki melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yakni sebagai berikut :

1.   Bagaimanakah metode diskusi kelompok dan PJBL tentang dampak sosial media mampu meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran Informatika?


 

 

 

2.   Seberapakah metode diskusi kelompok dan PJBL tentang dampak sosial media mampu meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran Informatika?

E.  Tujuan Penelitian

 

Tujuan penelitian ini adalah :

 

1.   Mendeskripsikan metode diskusi kelompok dan PJBL tentang dampak sosial Informatika untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Informatika.

2.   Menentukan seberapa peningkatan belajar siswa pada pembelajaran Informatika tentang dampak sosial informatika.

E. Manfaat Penelitian

 

Pada intinya hasil dari sebuah penelitian diharapkan sedikit banyaknya mampu memberikan manfaat, bagi dunia pendidikan pada khususnya dalam ramngka memberikan sumbangan pada tercapainya tujuan pembangunan nasional di bidang pendidikan pada khususnya. Adapun beberapa manfaat yang diharapkan antara lain :

1.     Bagi Siswa

 

Penelitian yang dilakukan adalah salah satu upaya yang dilakukan guru untuk dapat memperbaiki pembelajaran. Dengan demikian hasil dari peneltian ini dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk membuiat kebijakan dalam rangka membantu meningkatkan pretsasi siswa. Dengan demikian siswa akan mampu mencapai sebuah prestasi yang maksimal, karena mendapat bantuan yang tepat dari guru.


 

 

 

2.     Bagi Guru/ Peneliti

 

Seorang guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan profesionalitasnya dalam mengajar. Dengan melakukan peneltian ini guru akan terlatih untuk menemukan sebuah permasalah, untuk kemudian mencari solusi pemecahannya, untuk dapat meningkatkan prestasi siswa. Dengan demikian seorang guru akan terlatih dan terampil untuk melakukan perbaikan dan artinya profesionalitasnya akan meningkat.

3.     Bagi Sekolah

 

Sebuah lembaga pendidikan akan berkembang jika para pendidik yang ada di dalamnya memiliki kemampuan dan kemauan untuk, terus meningkatkan kualitasnya. Sekolah yang mampu mendorong para gurunya untuk terus belajar dan belajar dalam rangka meningkatkan kemampuannya akan merasakan manfaat yang sangat besar. Dalam hal ini dilihat dari segi peningkatan prestasi siswa , maupun pelaksanaan kegiatan di sekolah. Guru-guru yang dinamis akan selalu mendorong perkembangan sekolah ke arah yang lebih maju.

4.     Bagi Pembaca Secara Umum

 

Hasil dari sebuah penelitian dapoat memberikan sedikit sumbanagn bagi dunia pendidikan, khususnya para guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran. Sedangkan bagi pembaca secara umum, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pendidikan di sebuah lembaga pendidikan.


 

 

BAB II

 

LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

 

A.  Landasan Teoretis

 

1.  Peranan Motivasi Belajar Siswa dalam Pencapaian Tujuan Pembelajaran

 

Motivasi belajar merupakan unsur yang paling penting dalam proses pembelajaran. Ada atau tidaknya motivasi belajar dalam diri siswa akan menetukan apakah siswa akan terlibat secara aktif dalam pembelajaran atau bersikap pasif dan tidak peduli.

Agar proses belajar dapat berjalan dengan efektif, maka diperlukan tingkat motivasi yang mengarahkan perilaku siswa mencapai suatu tujuan, dengan kekuatan yang sebanding dengan kekuatan motivasi siswa. Intensitas motivasi yang terlalu rendah atau terlalu kuat akan mempengaruhi usaha siswa dalam menerima materi pelajaran. Apabila terlalu rendah maka usaha akan minimal, sikap acuh tak acuh, dan tidak peduli, sedangkan apabila terlalu kuat akan menimbulkan ketegangan (rangsangan, stress) dalam diri siswa yang tinggi. Hal ini terkadang justru menghambat usaha dalam belajar. Ketegangan ini menimbulkan rasa takut gagal yang dapat menimbulkan tidak fleksibelnya siswa dalam pembelajaran.

2.  Peranan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

 

Usaha yang dapat dilakukan dalam memotivasi siswa dalam belajar merupakan sebuah tanggung jawab kunci seorang guru. Ketika berada di dalam kelas guru memegang peranan yang penting. Guru diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan mmperhatikan motif/ tujuan

 

 

8


 

 

 

pribadi siswa. Ketika melihat siswa yang bosan guru harus dapat memberi tantangan baru kepada siswa yang kelebihan energi.Guru harus dapat membuat keseimbangan antara materi pelajaran yang mudah dengan yang sulit agar siswa tidak bosan atau frustasi. Tugas guru dalam hal ini perlu dilakukan secara profesional, menggunakan segala pengetahuan, kepribadian, dan ketrampilan profesional untuk “ mempengaruhi dan mengarahkan siswa”.

Maslow membedakan kebutuhan manusia menjadi 5 tingkat. Kebutuhan poada tingkat yang lebih rendah harus dipenuhi dulu sebelum kebutuhan tingkat selanjutnya. Kelima kebutuhan tersebut adalah :

a.      Kebutuhan Fisik seperti kebutuhan primer (Sandang, pangan , papan)

 

b.      Kebutuhan rasa aman

 

c.      Kebutuhan menjadi bagian dari suatu kelompok;

 

d.      Kebutuhan untuk dihargai; dan

 

e.      Kebutuhan aktualisasi diri.

 

3.  Pemilihan Metode Pembelajaran

 

Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 bahwa pembelajaran adalah “…. proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”. Pembelajaran sebagai suatu konsep pedagogik secara teknis dapat diartikan sebagi upaya sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial menghasilkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu sebagai peserta didik.

Berkaitan dengan pengertian di atas tampak bahwa antara belajar dengan pembelajaran dan pembelajaran saling terkait satu sama lain. Keterkaitan itu


 

 

 

terletak pada terjadinya perubahan perilaku individu., dan bahwa pembelajaran sengaja dilakukan untuk menghasilkan belajar atau dengan kata lain belajar merupakan parameter pembelajaran. Walaupun demikian perlu diingat bahwa tidak semua proses belajar merupakan konsekuensi dari pembelajaran.

Guru merupakan salah satu aktor yang berperan sangat vital dalam pencapaian tujuan belajar. Untuk dapat melakukan tugas yang berat tersebut, guru harus memiliki kemampuan untuk menciptakan suatu lingkungan belajar yang mendukung terciptanya suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Dari situasi yang kondusif tersebut akan mampu mendorong pencapaian tujuan belajar secara maksimal.

Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan, perlu suatu perbuatan yang bersifat memanusiawikan pendidikan. Maksudnya adalah bahwa perbedaan individual siswa perlu mendapatkan perhatian yang memadai. Dalam pengajaran secara klasikal pada dasarnya kebutuhan masing-masing siswa tidak dapat dilayani oleh guru, karena dalam pengajaran klasikal semua siswa diperlakukan sama. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru perlu menerapakan metode mengajar yang bervariasi agar pada akhirnya siswa secara kelompok bahkan sebagai individu mendapatkan perhatian yang lebih khusus sesuai karakteristiknya.

Berbagai metode pembelajaran yang bisa diterapkan guru untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran secara maksimal. Hal dimaksudkan agar setiap anak lebih mendapatkan perhatian serta memungkinkan terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa, dan siswa


 

 

 

dengan siswa. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka seorang guru perlu merancang pelaksanaan bentuk pengajaran tersebut agar hasilnya dapat maksimal. Dalam hal ini metode pembelajaran pada intinya adalah memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam proses pembelajaran.

 

Teori belajar konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain.Sehingga teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.

 

Hasil belajar bergantung pada pengalaman dan perspektif yang dipakai dalam interpretasi pribadi. Sebaliknya, fungsi pikiran menginterpretasi peristiwa, obyek, perspektif yang dipakai, sehingga makna hasil belajar bersifat individualistik. Suatu kegagalan dan kesuksesan dilihat sebagai beda interpretasi yang patut dihargai dan sukses belajar sangat ditentukan oleh kebebasan siswa melakukan pengaturan dari dalam diri siswa. Tujuan pembelajaran adalah belajar how to learn. Penyajian isi KBM fakta diinterpretasi untuk mengkonstruksikan pemahaman individu melalui interaksi sosial.

 

Untuk mendukung kualitas pembelajaran maka sumber belajar membutuhkan data primer, bahan manipulatif dengan penekanan pada proses penalaran dalam pengambilan kesimpulan. Sistematika evaluasi lebih


 

 

 

menekankan pada penyusunan makna secara aktif, keterampilan intergratif dalam masalah nyata, menggali munculnya jawaban divergen dan pemecahan ganda. Evaluasi dilihat sebagai suatu bagian kegiatan belajar mengajar dengan penugasan untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata sekaligus sebagai evaluasi proses untuk memecahkan masalah.

 

Selama ini masyarakat kita berada dalam suatu budaya dimana belajar dipandang sebagai suatu proses mengkonsumsi pengetahuan. Guru bukan sekadar fasilitator, melainkan sebagai sumber tunggal pengetahuan di depan kelas. Pembelajaran yang sedang dikampanyekan, disosialisasikan justru berbeda dengan pandangan tersebut. Belajar adalah suatu proses dimana siswa memproduki pengetahuan. Siswa menyusun pengetahuan, membangun makna (meaning making), serta mengkonstruksi gagasan. Pada dasarnya teori kontruktivisme menekankan bahwa belajar adalah meaning making atau membangun makna, sedang mengajar adalah schaffolding atau memfasilitasi. Oleh karena itu skenario suatu pembelajaran maupun kegiatan belajar mengajar yang hanya terhenti pada tahapan dimana siswa mengumpulkan data dan memperoleh informasi dari luar yakni guru, narasumber, buku, laboratorium dan lingkungan ke dalam ingatan siswa saja, belumlah cukup, karena siswa masih berada pada tingkatan mengkonsumsi pengetahuan. Karena itu perlu langkah- langkah yang menunjukkan tindakan siswa mengkonstruksi gagasan untuk memproduksi pengetahuan. Langkah-langkah inilah yang sedang disosialisasikan dua tahun terakhir.


 

 

 

Berdasarkan berbagai pertimbangan, sudah selayaknya seorang guru harus mampu menetapkan metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai suatu target pembelajaran. Beberpa metde pembelajaran yang sudah ada mempunyai masing- masing kekuatan dan kelemahan. Dalam hal ini seorang guru harus mempertimbangkan beberapa asfek misalnya : karakteristik siswa, motivasi belajar siswa, ketersediaan sarana prasarana, dan kompleksitas materi. Dalam laporan ini penulis memilih pengamatan gambar dan diskusi kelompok.

 

2.  Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok

 

a.  Pengertian

 

Muhibin Syah (2000), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation).

b.   Kelebihan Metode diskusi

 

Ada   beberapa   kelebihan   dari   metode   diskusi                                 sehingga     dipilih              dalam pembelajaran, yakni sebagai berikut :

1)      Menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.

2)      Menyadarkan     siswa     bahwa     dengan berdiskusi          mereka  saling mengemukakan pendapat.

3)      Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.


 

 

 

c.   Kelemahan Metode Diskusi

 

Di samping mempunyai kelebihan metode ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan oleh guru, yaitu sebagai berikut :

1)        Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang sangat besar;

 

2)        Peserta diskusi hanya memperoleh informasi yang terbatas;

 

3)        Hanya dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara;

 

4)      Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal ( Syaiful Bahcri . 2000)

d.   Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :

 

1)        Mendorong siswa berfikir kritis;

 

2)        Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya;

 

3)      Mendorong siswa menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan masalah;

4)        Mengambil alternatif jawaban berdasarkan pertimbangan bersama.

 

e.   Kelebihan Metode diskusi

 

Ada   beberapa   kelebihan   dari   metode   diskusi                                 sehingga     dipilih              dalam pembelajaran, yakni sebagai berikut :

1)     Menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.

2)     Menyadarkan     siswa     bahwa     dengan berdiskusi          mereka  saling mengemukakan pendapat.

3)     Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.


 

 

 

f.    Kelemahan Metode Diskusi

 

Di samping mempunyai kelebihan metode ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan oleh guru, yaitu sebagai berikut :

1)       Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang sangat besar;

 

2)       Peserta diskusi hanya memperoleh informasi yang terbatas;

 

3)       Hanya dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara;

 

4)     Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal ( Syaiful Bahcri . 2000)

a)    mandiri di lingkungan siswa.

 

B.  Penelitian yang Relevan

 

Pada pembelajaran yang abstrak, siswa SD akan kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Pada usia SD tahap perkembangan anak berada pada tahap opersional konkret. Artinya dalam pembelajaran siswa membutuhkan suatu hal yang nyata untuk dipelajari. Siswa akan kesulitan untuk memahami konsep abstrak. Materi IPS salah satunya akan sulit dipelajari oleh siswa, karena merupakan materi abstrak. Pengguanaan alat peraga/ media mutlak diperlukan dalam pembelajaran. Daniatin (2005) mengemukakan bahwa media gambar dalam pembelajaran IPS sangat penting dalam membantu siswa memahami materi. Media mampu membrikan gambaran yang nyata terhadap suatu materi sehingga lebih mudah dipahami. Eka Puji (2011) mengemukakan bahwa media pembelajaran mampu menjadi rangsangan dan daya tarik untuk siswa untuk mengetahui materi yang dipelajari. Dari beberapa pendapat tersebut dapat


 

 

 

disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki arti yang sangat penting dalam membantu pembelajaran

C.  Kerangka Berpikir

 

Pembelajaran IPS yang abstrak yang memerlukan kemampuan siswa dalam hal pemahaman. Hal ini jelas sangat bertentangan dengan tahap perkembangan siswa pada usia SD yakni tahap operasional konkret di mana siswa hanya mampu memahami hal-hal yang konkret. Oleh karena itu dalam pembelajaran IPS, guru harus mampu menyajikan materi secara konkret sehingga mudah dipahami oleh siswa. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengkonkretkan materi.

Proses kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut :

Text Box: Motivasi Belajar Siswa Rendah

Gambar.2.1 Skema Kerangka Berpikir


 

 

 

D.  Hipotesis Tindakan

 

1.     Metode diskusi kelompok dan PJBL tentang dampak sosial Informatika dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2.     Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran Informatika kompetensi dasar dampak sosial informatika.


 

 

BAB III METODE PENELITIAN

A.  Setting Penelitian

 

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis, dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan kegiatan yang telah disusun oleh Penulis bersama Teman Sejawat. Jadwal yang dibuat sesuai dengan mata pelajaran yang ada di kelas pada hari dan waktu yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan digunakan untuk pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Secara rinci pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini akan diuraikan  sebagai berikut :

1.  Lokasi

 

Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SMPN 1 Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes

2.  Tingkat Kelas

 

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VII dengan jumlah siswa sebanyak 32 Orang , yang terdiri dari 21 laki-laki dan 11 perempuan, dipilih oleh Penulis untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini dengan pertimbangan, kelas VII adalah kelas yang diajar oleh Penulis sebagai guru TIK di SMPN 1 Larangan. Pada mata pelajaran noneksakta Penulis memilih mata pelajaran Informatika dengan kompetensi dasar Dampak Sosial Informatika”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

18


 

 

 

 

3.  Waktu Penelitian

 

Penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disusun oleh Penulis bersama dengan teman Sejawat. Pembagian waktunya adalah sebagai berikut :

1. Siklus I     : Senin, 27 November 2023

 

2. Siklus II    : Sabtu, 13 Januari 2024

 

B.   Subjek Penelitian

 

Subjek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa yang sangat rendah dalam pembelajaran dengan menggunakan kegiatan diskusi kelompok dan PJBL pada materi Dampak Sosial Informatika,.

C.  Sumber Data

 

Data awal dari penelitian ini diperoleh dari dokumen hasil pembelajaran siswa. Sedangkan data penelitian diambil oleh Pengamat selama kegiatan penelitian.

D.  Teknik dan Alat Pengumpulan Data

 

1.     Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

 

Melakukan studi dokumentasi yakni berkas nilai ulangan harian siswa, lembar penilaian keaktifan siswa, maupun catatan yang ada di kelas terkait kegiatan pembelajaran.

2.   Alat Pengumpulan Data

 

a.   Lembar kegiatan siswa.

 

b.   Tes akhir siklus I dan siklus II.

 

c.   Lembar pengamatan partisipasi belajar siswa dan kinerja guru.


 

 

 

 

3.   Sumber Data

 

a.   Hasil tes akhir siswa kelas VII SMPN 1 Larangan.

 

b.   Hasil pengamatan terhadap partisipasi belajar siswa dan kinerja guru.

 

4.   Cara Pengumpulan Data

 

a.     Pelaksanaan ulangan harian

 

b.     Pelaksanaan pengamatan oleh pengamat

 

E.   Validasi Data

 

Dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi (triangulation), pengecekan dengan teman sejawat (peer debriefing), analisis terhadap kasus-kasus negatif (negative case analysis), dan penggunaan referensi yang akurat (referention adequancy).

F.      Analisis Data

 

Teknik analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis hasil dari observasi, tindakan dan dokumentasi untuk meningkatkan pemahaman penelitian terhadap kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Kegiatan analisis merupakan refleksi dari data sebelum tindakan dan hasil selama dan setelah tindakan.

Analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis deskriptif, yakni mendeksripsikan semua temuan dalam penelitian disertai dengan data-data kuantitatif yang dianalisis secara sederhana (persentase).


 

 

 

 

G.    Indikator Kinerja

 

Pembelajaran dikatakan berhasil untuk meningkatkan mutu pembelajaran Informatika, materi kegiatan ekonomi antar bangsa menjadi prosa adalah jika :

a.  Hasil Belajar Siswa

 

1)   Rata-rata kelas sekurang-kurangnya 65 sesuai ketuntasan minimal

 

2)   Persentase tuntas klasikal sekurang-kurangnya 70% (minimal 70% siswa yang memperoleh skor ≥ 65).

b.  Partisipasi Belajar Siswa

 

1)   Siswa yang berani mengajukan pertanyaan lebih dari 50%.

 

2)   Siswa yang berani dalam menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat lebih dari 50%.

3)   Partisipasi siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran interaktif lebih dar 75%.

c.  Kinerja guru dalam pembelajaran Skor kinerja minimal Baik.

d.   Ketuntasan (Taraf Serap)

 

Terdapat 75 % atau lebih siswa telah tuntas belajar

 

5.  Rumus Analisis Data

 

Rumus-rumus yang digunakan untuk mengolah data hasil belajar sebagai berikut :

a.  Untuk menentukan nilai tes hasil belajar yang diperoleh masing-masing siswa adalah :


 

 

 

 

X = 𝑆𝑃 x 100

𝑆𝑀

 

Keterangan : sp = skor perolehan

 

sm = skor maksimal X = nilai akhir

b.  Untuk menentukan rata-rata kelas :

 

R = X N

 

Keterangan : R = rata-rata kelas

 

N = jumlah siswa X = nilai akhir

c.  Ketuntasan belajar

 

KKM = 𝑆𝑇 x 100%

𝐽𝑆

 

KKM          : Ketuntasan Belajar Minimal ST : Jumlah Siswa Tuntas

JS                : Jumlah Seluruh Siswa

 

 

 

H.    Prosedur Penelitian

 

1.   Deskripsi Kondisi Awal

 

Setelah dilaksanakan pembelajaran Informatika pada hari Senin, 27 November 2023 di kelas VIIF SMPN 1 Larangan Kompetensi Dasar “Dampak Sosial Informatika“ ternyata penguasaan materi siswa masih belum mencapai hal yang diharapkan. Pada saat diadakan evaluasi ternyata nilai siswa masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat ternyata ada 8 dari 32 orang siswa yang


 

 

 

 

mencapai nilai di atas 60. Ini berarti ketuntasan belajar baru mencapai 25 %. Sedangkan sisanya sebanyak 24 orang atau 75 % belum mencapai ketuntasan belajar.Nilai rata-rat siswa hanya mencapai 52,81. Tiga orang di antaranya masih mendapat nilai kurang. Dari hasil tersebut Penulis bersama Teman Sejawat melakukan diskusi untuk mengambil langkah-langkah perbaikan, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

2.  Siklus I

 

a.  Rencana

 

Berdasarkanhasil evaluasi pada tahap prasiklus, maka Penulis sebagai guru berusaha mencari solusi penyelesaian rendahnya prestasi siswa dalam pembelajaran. Kegiatan perbaikan yang dilakukan Penulis diawali dengan kegiatan refleksi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan pada pembelajaran yang dilakukan pada saat pra siklus. Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran Penulis berdiskusi dengan Teman sejawat. Kemudian Penulis untuk membuat perencanaan kegiatan yang akan dituangkan dalam rencana perbaikan pembelajaran. Penulis meminta saran dan masukkan dari Teman Sejawat dan Pembimbing untuk memperbaiki proses pembelajaran. Setelah berdiskusi dengan Teman Sejawat serta menerima saran dari Pembimbing, Penulis menyusun rencana perbaikan sebagai berikut:

1.   Menyusun rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan refleksi awal dari pelaksanaan pra siklus.

2.   Memilih dan menetapkan metode belajar yang lebih tepat;


 

 

 

 

3.     Mempersiapkan alat peraga berupa gambar contoh poster dampak positif dan negative media Informatika;

4.     Merancang kegiatan simulasi untuk mendesain poster dampak social informatika

6. Menyiapkan lembar pengamatan yang akan digunakan oleh Teman Sejawat untuk mengamati kegiatan pembelajaran.

b.  Pelaksanaan

 

Berdasarkan rencana perbaikan yang telah disusun, maka selanjutnya Penulis menyusun kegiatan perbaikan yang dituangkan pada rencana perbaikan pembelajaran (RPP Siklus I). Fokus perbaikan pada siklus I ini adalah kurangnya peran aktif siswa dalam simulasi, dan belum tersedianya alat peraga yang memadai. Cara yang dilakukan adalah dengan lebih memberikan bimbingan pada anak pada saat simulasi dan melengkapi alat peraga berupa video pembelajaran. Kegiatan perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Awal ( 5 Menit)

 

1)   Pengecekan kesiapan kelas

 

2)   Absensi

 

3)   Apersepsi

 

“Guru bertanya Apakah ada di antara kamu yang bermain media social seperti tik tik, instagram dan lain - lain?”

Mengapa ada orang yang mengantarkan barang ke rumah kita?”

 

2.  Kegiatan Inti ( 55 Menit)

 

1)      Guru memasang gambar tentang jenis – jenis media sosial


 

 

 

 

a.     contoh barangnya.

 

2)      Guru memberikan penjelasan tentang latar belakang barang yang dikirim kurir ke alamat kita

3)      Membentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 8 orang.

 

4)      Guru mengatur agar setiap kelompok mendesain poster dampak social informatika berbeda

5)      Setiap kelompok siswa diminta untuk membuat poster dampak social informatika.

6)      Dalam kelompok yang sama siswa diminta untuk berdiskusi tentang manfaat dari kegiatan ekspor dan impor.

7)      Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

 

8)      Guru bersama siswa menyimpulkan hasil simulasi dan diskusi kelompok..

 

9)      Guru Memberikan soal evaluasi

 

3.  Kegiatan Akhir

 

a)      Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

 

b)      Guru memberikan pekerjaan rumah untuk siswa

 

c.   Pengamatan

 

Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat untuk melakukan kegiatan selanjuytnya.

d.    Refleksi Siklus I

 

Setelah dilaksanakan pembelajaran Informatika pada hari Senin, 27 November 2023 di kelas VII/F SMPN 1 Larangan Kompetensi Dasar “Dampak Sosial Informatika“ternyata penguasaan materi oleh siswa mengalami


 

 

 

 

peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini terbukti , pada saat evaluasi terdapat 16 dari 32 siswa yang mencapai nilai di atas 60. Ini berarti ketuntasan belajar sudah mencapai 50 %. Sedangkan sisanya sebanyak 16 siswa atau 50 % belum mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil tersebut Penulis bersama Teman Sejawat kembali melakukan refleksi dan diskusi untuk mengambil langkah-langkah perbaikan, untuk meningkatkan prestasi beberapa siswa yang masih belum tuntas.

Berdasarkan tabel pengamatan yang telah disusun bersama dengan teman sejawat terdapat beberapa hal yang terjadi dalam proses pembelajarn Siklus I ini. Pada pelaksanaan pembelajaran Siklus I ini terdapat adanya kelemahan dan kekuatan pada pembelajaran yang dilaksanakan antara lain :

Kelebihan

 

-  Guru sudah menyiapkan alat peraga.

 

-   Pengelolaan kegiatan bermain peran kegiatan ekspor impor sudah cukup baik

2.  Kelemahan

 

-  Guru seharusnya menyediakan alat peraga berupa barang nyata paket.

 

-    Ada beberapa siswa yang luput dari pengamatan guru, sehingga tidak mengikuti kegiatan diskusi

Beberapa kekuatan tersebut kemudian akan dipertahankan pada siklus perbaikan selanjutnya, sedangkan beberapa kelemahan akan diperbaiki pada siklus perbaikan selanjutnya.

3.  Siklus II

 

a.  Rencana


 

 

 

 

Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran Siklus II, Penulis berdiskusi kembali dengan Teman sejawat berkaitan dengan pelaksanaan Siklus I. Setelah berdiskusi dengan Teman Sejawat serta menerima saran dari Pembimbing, Penulis menyusun rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil Siklus II dengan cara memperbaiki dan menambah hal-hal yang kurang serta mempertahankan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pembelajaran siklus I.

Jika sekilas diamati , memang kurangnya penguasaan materi pada beberapa siswa merupakan buah dari kesalahan siswa itu sendiri. Namun sebagai guru, Penulis tetap berusaha untuk mencari akar permasalahan sebenarnya yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Bertolak dari hal tersebut Penulis mencoba mengingat kembali langkah-langkah yang dilakukan pada proses pembelajaran berlangsung. Akhirnya Penulis menemukan beberapa hal yang merupakan akar penyebab kurangnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi.

Beberapa kekurangan dalam pembelajaran yang menyebabkan rendahnya tingkat penguasaan materi pada siswa, merupakan tugas seorang guru untuk untuk mencari jalan penyelesaiannya. Dalam hal ini Penulis mencoba memfokuskan masalah pada penyampaian metode yang kurang tepat dalam proses pembelajaran. Adapun beberapa hal yang akan dilakukan Penulis adalah sebagai berikut :

1.   Menyusun rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan refleksi awal dari pelaksanaan siklus I.

2.     Merancang kegiatan bermain peran, sehingga semua siswa paham mengenai tugas dan peranan masing-masing dalam permainan tersebut;


3.        Mempersiapkan alat peraga berupa gambar contoh barang pesanan

 

4.   Menyiapkan lembar kerja siswa

 

5.    Menyiapkan lembar pengamatan yang akan digunakan oleh Teman Sejawat untuk mengamati kegiatan pembelajaran.

 

 

b.  Pelaksanaan

 

Pelaksaan perbaikan pembelajaran Penulis lakukan dengan memperbaiki cara penyampaian materi pada kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan dengan cara berusaha untuk melibatkan siswa secara lebih aktif dalam pembelajaran. Beberapa hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Awal

 

a.  Pengecekan kesiapan kelas

 

b.  Absensi

 

c.  Apersepsi

 

“Guru bertanya Apakah ada di antara anak – anak yang bernain gejet?” Mengapa kita dapat memesan barang tanpa harus keluar rumah?”

2.  Kegiatan Inti

 

a.   Guru memasang gambar tentang kegiatan ekspor dan Impor serta gambar

 

b.   contoh barangnya.

 

c.   Guru memberikan penjelasan tentang latar belakang terjadinya kegiatan dampak negative media social.

d.   Membentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 7-8 siswa.


 

 

 

 

e.   Guru mengatur agar setiap kelompok mengatamti dampak negative media soial baik individu, social atau yang dialami pemimpin suatu negara.

f.    Setiap kelompok siswa diminta untuk memecahkan masalah dari studi kasus.

g.   Dalam kelompok yang sama siswa diminta untuk berdiskusi tentang dampak negative media sosial.

h.   Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

 

i.    Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembeljaran.

 

j.    Guru Memberikan soal evaluasi

 

3.  Kegiatan Akhir

 

a.   Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

 

b.   Guru memberikan pekerjaan rumah untuk siswa

 

c.   Guru menganalisis hasil evaluasi

 

d.   Guru memberikan pekerjaan rumah untuk siswa

 

4.  Refleksi Siklus II

 

Setelah dilaksanakan pembelajaran Informatika di kelas VII/F SMPN 1 Larangan Kompetensi Dasar Dampak negative media sosial ternyata penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran mengalami peningkatan kembali yang cukup memuaskan. Nilai evaluasi siswa semakin membaik . Hal ini dapat dilihat ada 31 orang dari 32 siswa yang mencapai nilai di atas 60. Ini berarti ketuntasan belajar telah mencapai 96,875%. Sedangkan sisanya sebanyak 1 orang atau 3,125 % belum mencapai ketuntasan belajar. Satu orang di antaranya diketahui memiliki masalah yakni menderita masalah lambat belajar. Masalah ini


 

 

 

 

belum bisa teratasi oleh Penulis, hal ini dikarenakan belum teridentifikasinya latar belakang siswa, misalnya keadaan ekonomi, kondisi keluarga dll. Hal ini memerlukan waktu yang cukup lama dalam penyelesaiannya. Namun Penulis akan berdiskusi dengan teman Guru dan Kepala Sekolah untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga permasalahan yang dihadapi akan dapat diatasi. Berdasarkan tabel pengamatan yang telah disusun bersama dengan teman sejawat terdapat beberapa hal yang terjadi dalam proses pembelajaran Siklus II ini.

Berdasarkan tabel pengamatan yang telah disusun bersama dengan teman sejawat terdapat beberapa hal yang terjadi dalam proses pembelajarn Siklus I ini. Pada pelaksanaan pembelajaran Siklus I ini terdapat adanya kelemahan dan kekuatan pada pembelajaran yang dilaksanakan antara lain :

1.  Kelebihan

 

-  Guru sudah menyiapkan alat peraga.

 

-   Pengelolaan kegiatan memecahkan study kasus sudah terlaksana dengan baik.

2.  Kelemahan

 

-  Guru seharusnya menyediakan video pembelajaran agar lebih menarik.

 

-    Ada beberapa siswa yang luput dari pengamatan guru, sehingga tidak mengikuti kegiatan diskusi semestinya

Beberapa kekuatan tersebut kemudian akan dipertahankan pada siklus perbaikan selanjutnya, sedangkan beberapa kelemahan akan diperbaiki pad siklus perbaikan selanjutnya.


 

 

 

 

Dari hasil refleksi, memang terlihat bahwa proses pembelajaran belum mencapai hasil yang maksimal (100%). Namun dengan keterbatasan waktu maka penelitian dihentikan pada Siklus II. Meskipun demikian pada kenyataannya Penulis terus melakukan perbaikan-perbaikan sehingga ketuntasan belajar akan tercapai secara maksimal.


 

 

BAB IV

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

 

A.  Deskripsi Kondisi Awal

 

Pada pelaksanaan pra siklus yang dilaksanakan pada hari Senin, 27 November 2023, ternyata nilai evaluasi siswa sangat rendah. Pada proses pembelajaran siswa sangat pasif, dan terbukti nilai ulangan pun sangat tidak memuaskan. Hal itu menjadi dasar bagi Penulis untuk mengadakan perbaikan pembelajaran.

Setelah dilaksanakan pembelajaran Informatika pada hari Senin, 27 November 2023 di kelas VII/F SMPN 1 Larangan Kompetensi Dasar “Dampak Sosial Informatika“ ternyata penguasaan materi siswa masih belum mencapai hal yang diharapkan. Pada saat diadakan evaluasi ternyata nilai siswa masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat ternyata ada 6 dari 19 orang siswa yang mencapai nilai di atas 75. Ini berarti ketuntasan belajar baru mencapai 31,58 %. Sedangkan sisanya sebanyak 13 orang atau 68,42 % belum mencapai ketuntasan belajar.Nilai rata-rat siswa hanya mencapai 64,21. Tiga orang di antaranya masih mendapat nilai kurang. Dari hasil tersebut Penulis bersama Teman Sejawat melakukan diskusi untuk mengambil langkah-langkah perbaikan, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

B.   Deskripsi Persiklus

 

1.    Siklus I

 

Setelah diadakan perbaikan Hasil perbaikan Siklus I ternyata menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam hal penguasaan materi. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan nilai evaluasi siswa. Meskipun demikian ketuntasan belajar belum tercapai secara maksimal, dan Penulis merasa harus melanjutkan perbaikan pembelajaran pada Siklus yang kedua. Ada beberapa hal dalam pelaksanaan perbaikan siklus I yang harus diperbaiki pada siklus II yaitu berikut

a.   Penjelasan pada saat kerja kelompok masih ada beberapa anak asyik bermain sendiri sehingga mereka belum memahami materi secara penuh.

b.   Ada beberapa siswa yang luput dari pengamatan guru, sehingga tidak mengikuti kegiatan diskusi

Beberapa kekuatan tersebut kemudian akan dipertahankan pada siklus perbaikan selanjutnya, sedangkan beberapa kelemahan akan diperbaiki pada siklus perbaikan selanjutnya.

Guna mengatasi beberapa kekurangan tersebut , Penulis mencoba menacari beberpa alternatif penyelesaian antara lain :

a)  Memberikan penjelasan mengenai tugas dan peran siswa dalam kelompok ;

 

b) Memberikan motivasi kepada siswa,agar semua siswa aktif dalam diskusi kelompok

Selanjutnya akan disampaikan data hasil evaluasi Siklus I. Hasilnya dapat dilihat dibawah ini. Hasil perbaikan siklus 1 dapat dilihat sebagai berikut :

< 75  = 5 x 100% = 33,33 % (belum tuntas)

15

 

 

> 75 = 10 x 100% = 66,67% ( tuntas)

15


 

 

 

 

Pencapaian Nilai siswa dapat digambarkan seperti diagram berikut :

 


 Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Evaluasi Siswa Pada Siklus I

 

 

Perbandingan nilai rata-rata siswa dan pencapaian ketuntasan belajar pada Kondisi Awal dan siklus I dapat digambarkan sebagai berikut :

 


Gambar 4. 2 Diagram Batang Nilai Rata-rata Evaluasi Siswa dan Pencapaian Ketuntasan Belajar pada Prasiklus dan Siklus I


 

Dari hasil evaluasi di atas dapat terlihat, jika dibandingkan dengan prasiklus nilai rata-rata siswa mengalami kenaikan yang cukup memuaskan. Jika pada tahap prasiklus nilai rata-rata siswa hanya mencapai 66, maka pada Siklus I ini, nilai rata rata siswa sudah mencapai 74, 33 atau mengalami kenaikan sebesar 8,33 point. Hal ini tentu merupakan hasil yang cukup memuaskan bagi guru. Sedangkan dari persentase ketuntasan belajar, ternyata juga mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan, yakni jika pada prasiklus ketuntasan belajara baru mencapai 33,33 %, maka pada Siklus I ini ketuntasan belajar mencapai 66,67 % atau naik sekitar 33,34%. Meskipun nilai rata-rata siswa, maupun persentase ketuntasan belajar telah mengalami kenaikan yang cukup memuaskan, namun pada kenyataannya ketuntasan belajar belum mencapai angka minimal batas ketuntasan yakni 75 % dari jumlah siswa. Dengan demikian, maka perbaikan akan dilanjutkan pada Siklus II.

 

 

Berdasarkan tabel pengamatan yang telah disusun bersama dengan teman sejawat terdapat beberapa hal yang terjadi dalam proses pembelajarn Siklus I ini. Pada pelaksanaan pembelajaran Siklus I ini terdapat adanya kelemahan dan kekuatan pada pembelajaran yang dilaksanakan antara lain :

1.     Kelebihan

 

-  Guru sudah menyiapkan alat peraga dengan lengkap.

 

-      Metode    diskusi    kelompok    dengan pembimbingan       intensif        dan penayangan video dapat memfokuskan peserta didik.


 

 

 

 

-      Dalam kerja kelompok sebagian besar siswa, sudah menunjukkan keaktifan

2.  Kelemahan

 

-      Penjelasan pada saat melakukan diskusi kelompok masih kurang terperinci, sehingga siswa masih kebingungan

-   Ada beberapa siswa yang luput dari pengam,atan guru, sehingga tidak mengikuti kegiatan diskusi maupun diskusi kelompok

Beberapa kekuatan tersebut kemudian akan dipertahankan sedangkan beberapa kelemahan akan diperbaiki pada siklus II.

2.   Siklus II

 

Berdasarkan hasil perbaikan Siklus I, ternyata ketuntasan belajar siswa dirasa belum sesuai dengan yang diharapkan oleh Penulis sebagai guru. Hal ini berdasartkan tuntutan pada tujuan Pendidikan Nasional secara umum, yakni menciptakan manusia yang berkualitas. Oleh karena itu , perbaikan pembelajaran dilanjutkan pada siklus II. Beberapa hal yang menjadi kelemahan pada perbaikan siklsu I, akan diperbaiki pada Siklus II. Beberapa hal yang menjadi fokus perbaikan pada siklus ini adalah sebagi berikut :

a.     Penjelasan pada saat melakukan diskusi kelompok masih kurang terperinci, sehingga siswa masih kebingungan

b.     Ada beberapa siswa yang luput dari pengamatan guru, sehingga tidak mengikuti kegiatan diskusi maupun diskusi kelompok

Dan beberapa kelemahan tersebut diatasi dengan cara sebagai berikut :

 

1.    Lebih memaksimalkan diskusi kelompok


 

 

 

 

2.    Memberikan motivasi agar semua siswa aktif dalam diskusi kelompok.

 

< 75  = 1 x 100% = 6,67 % (belum tuntas)

15

 

> 75 = 14 x 100% = 93,33% ( tuntas)

15

 

 

Perbandingan nilai rata-rata siswa dan pencapaian ketuntasan belajar pada Prasiklus dan siklus I dapat digambarkan pada gambar 4.2

 

100

 

80

 

Ketuntasan

Nilai rata-rata

 
60

40

 

20

 

0

Siklus I      Siklus II

 

Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Rata-rata Evaluasi Siswa dan Pencapaian Ketuntasan Belajar pada Siklus I dan Siklus II

Dari hasil evaluasi di atas dapat terlihat, jika dibandingkan dengan siklus I maka nilai rata-rata siswa kembali mengalami kenaikan dari Siklus I ke Siklus II ini. Jika pada tahap siklus I nilai rata-rata siswa baru mencapai 74, 33, maka pada Siklus II ini nilai rata-rata siswa telah mencapai 79 atau meningkat sebesar mengalami kenaikan sebesar 4,67 point. Tentunya hal ini merupakan sebuah hasil yang sangat positif bagi guru. Sedangkan dari persentase ketuntasan belajar, ternyata juga mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan dari siklus I ke Siklus II ini, yakni jika pada siklus I ketuntasan belajar baru mencapai 66,67 % maka pada Siklus II ini ketuntasan belajar sudah hampir maksimal yaitu


 

 

 

 

mencapai 93,33%) atau naik sekitar 26,66%. Secara umum didapatkan hasil bahwa ternyata hasil evaluasi mapun pencapaian target ketuntasan siswa sudah mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II.Namun ternyata masih ada satu siswa yang belum memperlihatkan adanya perkembangan prestasi. Oleh karena itu direncanakan, siswa tersebut akan diberikan bimbingan secara khusus, agar dapat meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan tabel pengamatan yang telah disusun bersama dengan teman sejawat terdapat beberapa hal yang terjadi dalam proses pembelajaran Siklus I ini. Pada pelaksanaan pembelajaran Siklus I ini terdapat adanya kelemahan dan kekuatan pada pembelajaran yang dilaksanakan antara lain :

1.     Kelebihan

 

-  Guru sudah menyiapkan alat peraga dengan lengkap.

 

-     Metode diskusi kelompok kegiatan perdagangan dunia (ekspor dan impor) telah dapat diikuti siswa

-      Dalam kerja kelompok sebagian besar siswa, sudah menunjukkan keaktifan

2.  Kelemahan

 

-   Siswa yang memiliki kelainan belajar belum mendapat bimbingan secara khusus, sehingga sampai pada siklus II, masih belum mencapai ketuntasan belajar.

Beberapa kekuatan tersebut kemudian akan dipertahankan pada siklus perbaikan selanjutnya, sedangkan beberapa kelemahan akan diperbaiki pada siklus perbaikan selanjutnya.


 

 

 

 

C.  Pembahasan Hasil Penelitian

 

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Action Research Di SMPN 1 Larangan telah dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang telah ditetapkan. Berbagai hasil dan temuan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran menjadi bahan renungan dan pedoman bagi Penulis untuk perbaikan–perbaikan pembelajaran di masa datang. Berikut ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagai berikut: Pelaksanaan Perbaikan                       Pembelajaran                       dengan    PTK                       pada            pelajaran Informatika Kompetensi dasar dampak social informatika di kelas VII/F SMPN 1 Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes, telah dilaksanakan. Penulis memilih metode diskusi kelompok, eksperimen (membuat poster) dan kerja kelompok pada materi ini. Pada tahap prasiklus nilai evaluasi siswa sangat rendah. Dalam pembelajaran pun siswa sangat pasif. Hal ini dibuktikan  dengan nilai evaluasi siswa yang sangat jauh dari harapan. Dari 15 siswa hanya hanya 5 siswa ( 33,33%) yang mendapat nilai di atas 75, sedangkan sisanya sebanyak 10 siswa (66,67%) mendapat nilai di bawah 75. Bahkan ada 2 orang siswa yang mendapat nilai buruk. Nilai rata-rata kelas pun masih sangat rendah dan belum sesuai yang harapan Penulis sebagai guru. Nilai rata-rata kelas dari evaluasi siswa hanya

mencapai 66.

 

Berdasarkan fakta tersebut Penulis bersama Bapak Cipto Nugroho, S.Pd sebagai Teman Sejawat, melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan- kekurangan apa yang menyebabkan rendahya penguasaan materi pada siswa. Dari hasil refleksi Penulis menyimpulkan, bahwa rendahya tingkat penguasaan materi


 

 

 

 

siswa dikarenakan pemilihan metode pembelajaran oleh guru yang tidak mampu diikuti oleh siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat itu menyebabkan siswa sangat pasif dalam pembelajaran hanya beberapa orang yang aktif dalam merespon pertanyaan dari guru, selebihnya siswa hanya diam dan mendengarkan penjelasan dari guru.

Setelah melakukan diskusi dengan teman sejawat dan Pembimbing Penulis mengadakan berbagai persiapan diantaranya dengan membuat rencana perbaikan pembelajaran, dan melengkapi alat peraga yang pada tahap pra siklus belum dipergunakan secara maksimal. Pada Siklus I ini Penulis memilih metode diskusi kelompok. Dipilihnya metode-metode tersebut dengan pertimbangan bahwa Informatika merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang abstrak sehingga perlu hal nyata yang mampu dikenali siswa dengan mudah. Dengan diterapkannya metode diskusi kelompok, maka siswa diberi kesempatan utuk melakukan kegiatan berimajinasi dan menuangkan idenya, sehingga pemahaman siswa terhadap materi lebih baik. Hal ini dimaksudkan untuk melatih anak bekerja sama dalam memecahkan suatau permasalahan yang dihadapi.

Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I ternyata kemampuan siswa dalam penguasaan materi menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan. Pada proes pembelajaran keaktifan siswa lebih baik. Pada saat guru melakukan diskusi kelompok siswa terlihat cukup antusias. Pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru pada pembelajaran pun mendapat respon yang cukup baik dari siswa. Pada saat diadakan evaluasi ternyata nilai ulangan siswa pun menujukkan adanya peningkatan yang cukup baik. Ketika pada tahap Pra


 

 

 

 

siklus hanya 5 siswa (33,33%) siswa yang mendapat nilai di atas 75, pada siklus I ada 10 siswa (66,67%) mendapat nilai di atas 75. Hal ini berarti bahwa tingkat penguasaan siswa naik 33,34 %. Peningkatan tersebut tentu merupakan sebuah hal yang sangat menggembirakan bagi seorang guru. Rata-rata siswa pun naik dari 66 pada prasiklus menjadi 74,33 pada siklus I artinya nilai rata-rata siswa naik 8,33 point. Hal ini tentunya sebuah hasil yang cukup memuaskan bagi guru.

Terlihat adanya peningkatan yang sangat mencolok dari tahap prasiklus ke siklus I. hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran siklus I, partisIPSsi siswa terlihat jauh meningkat dari sebelumnya. Pemilihan metode diskusi kelompok juga terlihat begitu mengena untuk menarik minat siwa dalam pembelajaran.

Jika melihat tuntutan kurikulum yang ada, memang seyogianya ketuntasan belajar siswa harus mencapai angka maksimal yakni 100%. Namun untuk mencapai angka tersebut tentunya sangatlah sulit. Hal ini dikarenakan berbagai faktor yang akan mempengaruhi pencapaian tersebut. Oleh karena itu Penulis kembali melakukan diskusi dengan Teman sejawat dan meminta bimbingan dari Pembimbing untuk langkah perbaikan selanjutnya. Penulis melakukan refleksi berdasarkan masukkan dari teman sejawat dan hasil observasi yang diperoleh oleh teman sejawat. Berdasarkan hasil refleksi ternyata masih ada beberapa kekurangan –kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Di antaranya adalah ketika diskusi kelompok , ternyata guru belum melibatkan siswa secara keseluruhan. Ada beberapa siswa yang sama sekali tidak mendapat kesempatan untuk melakukan diskusi kelompok. Hal ini terlepas dari pengamatan guru. Akibatnya pada saat evaluasi siswa-siswa tersebut mendapat nilai yang


 

 

 

 

masih rendah. Di samping itu pada saat latihan soal diberikan ada beberapa siswa yang luput dari pengamatan guru, sehingga siswa-siswa tersebut mengalami kebingungan pada saat mengerjakan soal-soal latihan.

Dari hasil refleksi ini kemudian Penulis kembali menyusun langkah- langkah perbaikan siklus II. Yang menjadi target perbaikan adalah lebih memaksimalkan peran aktif siswa saat diskusi kelompok dan bermain peran dan memberikan bimbingan maksimal pada saat pemberian soal-soal latihan.

Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II ternyata kemampuan siswa dalam penguasaan materi mengalami peningkatan yang lebih baik daripada siklus I. Pada proes pembelajaran keaktifan siswa lebih baik. Pada saat guru melakukan diskusi kelompok semua siswa mendapat kesempatan untuk melakukannya.siswa terlihat lebih bersemangat. Pada saat pemberian soal latihan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara pengerjaannya. Pada saat diadakan evaluasi ternyata nilai ulangan siswa pun menunjukkan adanya peningkatan yang lebih baik. Ketika pada tahap Pra siklus hanya 5 siswa (33,33%) siswa yang mendapat nilai di atas 75, pada siklus I ada 10 siswa (66,67

%) mendapat nilai di atas 75, tetapi pada siklus II ini nilai 75 ke atas diperoleh oleh 14 siswa (93,33%). Hal ini berarti bahwa tingkat penguasaan siswa naik 33,34 % dari siklus I ke Siklus II, dan naik 26,66 % dari siklus I ke Siklus II. Rata-rata siswa    naik dari 66 menjadi 74,33 dari pra siklus ke siklus I, artinya nilai rata-rata siswa naik 8,33 point dan naik dari 74,33 menjadi 79 dari siklus I ke siklus II, artinya nilai rata-rata siswa naik 4,67 point. Memang terlihat adanya peningkatan signifikan itu terjadi pada tahap siklus I. hal ini dikarenakan pada


 

 

 

 

tahap prasiklus Penulis belum menggunakan metode yang cocok, dalam melibatkan keaktifan siswa. Dan ketika diperbaiki pada siklus I siswa mengalami peningkatan dalam hal keaktifannya, minat belajarnya, dan juga motivasinya. Hal tersebut mendorong terjadinya peningkatan yang sangat tinggi. Peningkatan tersebut tidak begitu tinggi pada siklus II. Hal ini dikarenakan siswa-siswa yang mendapat nilai rendah diketahui memiliki kelainan dalam belajar, dan ada yang ada satu siswa yang menderita tuna ganda (tuna rungu dan tuna wicara)

Dari hasil tersebut di atas memang terlihat bahwa sampai siklus II ternyata ketuntasan belajar belum mencapai 100%. Namun karena dibatasi dengan waktu penyusunan laporan penelitian, maka laporan perbaikan pembelajaran hanya dibatasi sampai dengan siklus II. Meskipun demikian sebagai seorang guru, pada kenyataannya Penulis terus melakukan perbaikan pembelajaran, sehingga ketuntasan belajar dapat tercapai secara maksimal.


 

 

BAB V PENUTUP

A.  Simpulan

 

a)         Mata pelajaran Informatika sesungguhya merupakan salah satu pelajaran yang sebenarnya dekat dengan kehidupan siswa.

b)        Penggunaan media atau alat pembelajaran yang relevan akan membantu siswa dalam mengkonkretkan konsep-konsep yang ada dalam materi.

c)         Penerapan metode diskusi kelompok ( PJBL )dapat meningkatkan penguasaan konsep pada siswa terhadap hal-hal yang abstrak.

d)        Penerapan variasi metode PJBL terbukti mampu meningkatkan nilai rata-rata siswa, yakni pada kondisi awal nilai rata-rata siswa 52,81, pada siklus I naik menjadi 60,31, dan pada siklus II naik menjadi 78,125.

B.                 Saran

 

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka Penulis mengajukan beberapa saran yang perlu ditindak lanjuti untuk masa datang yaitu sebagai berikut :

A.    Dalam hal pencapaian tujuan pembelajaran, selayaknya guru memperhatikan berbagai faktor yang ada misalnya karkateristik siswa, sehingga pencapaian tujuan pembelajaran tidak cenderung memaksa siswa untuk dapat menguasai materi.

B.    Dalam hal pencapaian tujuan pembelajaran, guru hendaknya melibatkan siswa secara fisik, psikis dan mental dalam proses pembelajaran guna meningkatkan peran aktif siswa.

 

 


 

 

 

 

C.    Pemilihan metode pembelajaran yang tepat harus tetap memperhatikan karakteristik dan keadaan siswa, sehingga siswa dapat benar-benar mengikuti metode yang diterapkan.

D.    Dalam hal pemilihan media pembelajaran guru harus memperhatikan beberapa syarat media. Di antaranya nilai ekonomis, ketersediaan, dan pengetahuan siswa , sehingga media tidak terlalu mahal dan ada di sekitar siswa.


Related Posts: