Mendikbud Nadiem Makarim Ditegur, Gunakan Istilah Inggris saat Rapat dengan Anggota DPR
TRENMEDIA.ONLINE, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dikritik Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ledia Hanifa Amaliah. Hal ini karena Mendikbud kerap menggunakan istilah-istilah asing dalam bahasa Inggris di rapat kerja bersama Komisi Pendidikan DPR RI.
Penggunaan bahasa, menurut Ledia, termasuk pendidikan karakter. Hal ini mengingat rapat ini tercatat Undang-Undang MD3. Maka penggunaan Bahasa Indonesia digunakan untuk presentasi dalam rapat. Pembentukan karakter tidak bisa dikampanyekan, harus dialami di kehidupan sehari-hari. kata Ledia saat rapat kerja bersama Kemendikbud, Selasa 28 Januari 2020.
tercatat Nadiem memang beberapa kali melontarkan sebuah istilah dalam bahasa Inggris. Seperti, Champion, extend, combine, dan make sense.
Nadiem mengucapkan champion ketika menjelaskan bahwa Kementerian Pendidikan tak hanya mengedepankan pendidikan formal namun juga keberagaman. Ia menyebut pendidikan alternatif merupakan champion, atau yang ia jagokan.
“Mohon maaf saya cukup kaget, salah satu champion sekolah alternatif saya sangat tertarik melihat potensi keberagaman,” ujarnya.
Selanjutnya Nadiem menyebutkan make sense atau masuk akal. Ia mengatakan ini saat menjelaskan Direktorat Jenderal baru yang dibentuk pada restrukturisasi Kemendikbud, yaitu Dirjen Vokasi.
Direktorat Jenderal ini membawahi pendidikan yang menekankan keahlian, seperti Sekolah Menengah Kejuruan dan Politeknik. SMK dan Politeknik digabungkan supaya lebih fokus menghubungkan dari ranah pendidikan ke dunia industri, serta tak membingungkan pihak ketiga yang ingin bermitra dengan pemerintah karena dibuat pelayanan satu pintu.
“Sangat make sense karena kemitraan (pendidikan vokasi) dengan industri adalah harga mati untuk vokasi. Sehingga Dirjen Vokasi fokus kepada SMK dan Politeknik,” ucapnya.