[23/11 10:32] JW Nurfatikhah: http://www.suarawargabelik.com/2017/10/manfaatkan-posbindu-untuk-deteksi-dini.html?m=1
[23/11 10:32] JW Nurfatikhah: http://www.suarawargabelik.com/2017/10/maksimalkan-pelayanan-desa-sikasur.html?m=1
[23/11 10:32] JW Nurfatikhah: http://www.suarawargabelik.com/2017/10/tumbuhkan-kesadaran-penyebab-penyakit.html?m=1
[23/11 10:32] JW Nurfatikhah: http://www.suarawargabelik.com/2017/11/3-jurnalis-warga-sikasur-ikuti.html?m=1
[23/11 10:32] JW Nurfatikhah: http://www.suarawargabelik.com/2017/11/kreatifitas-ibu-ibu-pkk-desa-sikasur.html?m=1
[23/11 10:32] JW Nurfatikhah: http://www.suarawargabelik.com/2017/11/para-ibu-di-desa-sikasur-sulit-dapatkan.html?m=1
[23/11 10:32] JW Nurfatikhah: http://www.suarawargabelik.com/2017/11/perempuan-selapanan-dilibatkan.html?m=1
[23/11 10:32] JW Nurfatikhah: http://www.suarawargabelik.com/2017/11/pemuda-sikasur-bersihkan-sampah-sungai.html?m=1
[23/11 10:32] JW Nurfatikhah: http://harianpemalang.com/2017/11/11/jurnalis-warga-harus-berani-bersuara/
[23/11 10:32] JW Nurfatikhah: http://harianpemalang.com/2017/11/12/penggemblengan-13-jurnalis-warga-di-belik/
[23/11 10:32] JW Nurfatikhah: http://www.suarawargabelik.com/2017/11/jurnalis-warga-jangan-langgar-uu-ite_12.html?m=1
Fgd
Di sentana mulia pemalang 19/11-17 diadakan acara focus group discusion (FGD)yang di prakarsai oleh Formasi,TAF SAPP dan KOMPAK,Dan di hadiri oleh perwakilan dari Bappeda,Dinas pendidikan,Dinas kesehatan,Dinas Kependudukan dan catatan sipil serta dinpermasdes,sekcam belik dan juga di hadiri oleh perwakilan dari kelompok selapanan dan perwakilan pemerintah desa.Dan hadir sebagai narasumber tenaga ahli dari Kantor Staf Kepresidenan M.Gibran Sesunan.
Acara diskusi di mulai pukul 10.00 wib dan di buka oleh perwakilan dari Bappeda Setyo (50)Dalam sambutannya mengatakan sangat mengapresiasi sekali adanya forum diskusi ini sebagai pemetaan penanganan pengaduan untuk meningkatkan kualitas layanan dasar,dan layanan pengaduan pengaduan sebagai jembatan bagi pemerintah untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan yg ada di masyarakat."tuturnya".
Sebagai narasumber Gibran memaparkan untuk di tingkat nasional untuk membangun pengelolaan pengaduan yang efektif melalui LAPOR!-SP4N (sistim pengelolaan pengaduan pelayanan publik nasional)Dan arahan presiden dalam nawacita yaitu mendorong partisipasi publik dalam proses pengambilan kebijakan dengan meningkatkan peran akrif masyarakat dan pengelolaan aspirasi dan pengaduan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas pembangunan dan pelayanan publik.
LAPOR!-SPA4N ini adalah inisiatif yang dikawal 3 instansi,Tapi LAPOR! ini hanyalah tools hanyalah alat.
Tantangan dari pengelolaan pengaduan yaitu,Tidak tahu kemana harus melapor,apatis dan pragmatis tidak yakin laporannya akan di tindaklanjuti,Takut akam konsekuensi melapor,dan juga sulitnya akses,waktu dan biaya bagi masyarakat.
Indikator yang tepat bukan sedikit banyaknya pengaduan,melainkan bagaimana pengaduan ditindaklanjuti.sedikit pengaduan belum tentu menandakan pelayanan sudah baik,banyak pengaduan belum berarti pelayanan buruk.Minimnya pengaduan dapat disebabkan karena ketiadaan atau ketidaktahuan masyarakat mengenai kanal pengaduan,penanganan pengaduan tang tidak transparan dan akuntabel dan atau masyarakat mulai apatis terhadap kinerja pemerintah.Adanya jumlah pengaduan dapat menjadi tolak ukur partisipasi publik.semakin banyak pengaduan yang masuk adalah tanda bahwa pemerintah semakin terbuka dan masyarakat aktif berpartisipasi dalam pembangunan.Tindak lanjut dan penyelesaian pengaduan adalah salah satu indikator penilaian kualitas pelayanan publik."tambahnya".
Related Posts:
KOKAM Gelar Aksi Bela Palestina di Brebes
Related Posts:
PWI Latih Forum Anak Desa Parereja Ilmu Jurnalistik
Parereja - Forum Anak Desa Parereja (Fan- Deja) menggelar pelatihan jurnalistik kepada anggotanya, Minggu (17/12/2017) di Aula Balaidesa Parereja Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Kegiatan dilakukan untuk memberikan wawasan dan pemahaman tentang ilmu kewartawanan.
Salah satu narasumber dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pokja Brebes Kuntoro Tayubi memaparkan pengalamannya selama menjadi wartawan. Menurutnya pelatihan jurnalistik sangat penting, karena dengan latihan jurnalis kita dapat membedakan antara berita fakta dan berita hoak.
“Semua orang bisa menulis, namun tidak semua bisa menulis berita, karena tidak semua orang memahami unsur berita dan kode etik,” katanya.
Dia juga mengungkapkan bahwa ilmu jurnalistik tidak semudah yang dibayangkan semua orang. Diperlukan ketelitian dan kepandaian dalam menyusun serta memilih suatu berita, agar menarik perhatian pembaca.
Pendamping forum anak Desa Parereja Herwanto mengatakan Fan-Deja sangat perlu sekali mendapatkan pelatihan jurnalis. Agar nantinya Fan-deja bisa ikut andil mengisi konten di website desa.
“Kedepannya setelah Sistem Informasi Desa (SID) mulai dijalankan, anggota Fan-Deja bisa ikut andil mengisi konten berita,” katanya.
Sementara itu salah satu peserta pelatihan Ratno mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat sekali. Sebagai anak desa, dia tidak ingin ketinggalan jauh dengan anak kota yang mudah mengembangkan bakatnya. Karena disana banyak lembaga pelatihan.
“Disini kita bisa berbagi pengalaman dengan tema-teman lainnya. Dengan berlatih menulis berita, saya berharap rantai kemiskinan bisa diputus. Karena kesenjangan ekonomi bisa dikabarkan,” ungkapnya.
Sebelum kegiatan berakhir semua anggota Fan-Deja yang mengikuti kegiatan ini diberi keleluasaan untuk bertanya pada narasumber tentang apa yang belum dipahaminya.
Peserta kemudian diberi tugas untuk membuat liputan di sekolah masing-masing untuk mempraktekkan hasil kegiatan pelatihan jurnalisnya. PWI juga membagikan buku panduan jurnalis dasar gratis kepada para peserta. (her)
Related Posts:
Perempuan di Pemerintah Desa
PEREMPUAN DI PEMERINTAH DESA.
Sikasur (suarawargabelik.com) Senin (11/12) pagi pemerintah desa sikasur melaksanakan pengambilan sumpah dan pelantikan 4 perangkat desa terpilih. Acara ini dihadiri 150 undangan yang terdiri dari unsur Muspika kecamatan belik, Danramil belik, Kapolsek Belik, tokoh masyarakat dan calon perangkat desa yang mendaftar.
Kades Sikasur Kusin S.Pd melantik dan memimpin jalannya pengambilan sumpah, dengan didampingi 2 saksi yakni ketua BPD sikasur Wahyudi S.Pd SD dan sekretaris BPD Suwarso S.Pd M.Pd. Kusin menyampaikan bahwa setelah dilantik jam pengabdian perangkat desa itu tidak hari kerja atau jam kantor, melainkan 24jam sehari dan 7 hari seminggu, kalau ada warga mengetuk pintu jam 2 pagi karna darurat pun tetap harus dilayani.
Camat Belik Fauzan S.Sos M.Si turut hadir dalam acara ini, "saya tidak memberi wejangan kepada 4 yang terpilih, melainkan kepada mas & mba yang belum terpilih, bahwa Allah juga menyayangi anda semua, dan akan memberikan rencana yang jauh lebihbaik, misalnya jadi pengusaha-pengusaha sukses".
4 perangkat desa sikasur yang terpilih 2 diantaranya adalah perempuan, yakni Amiyati S.Pd selaku Kadus Siparuk dan Rizky Mundiati SE selaku Kasi Kesejahteraan. Dengan ini menambah peran perempuan di pemerintah desa sikasur yang semula hanya satu orang yakni Kaur Keuangan Inna Hidayati.
Dengan dilantiknya perangkat perempuan yang baru, diharapkan penyelenggaraan pemerintah desa sikasur dapat semakin tertib dan mendorong layanan dasar sebagai prioritas utama. (Rz sikasur)
Related Posts:
Usai Aksi Death Drop hampir Tewaskan Stuntman, Demian Dipecat SCTV
trelepnews.com - Setelah informasi tentang aksi Death Drop nya yang nyaris membuat stuntman tewas masih terus jadi sorotan publik, beredar rumor kalau Demian Aditya yang bertanggung jawab atas aksi maut itu langsung dipecat oleh pihak SCTV demi menjaga nama baik.
Kabar dipecatnya Demian oleh SCTV itu langsung mencuat lantaran program acara Demian Aditya yang bertajuk 'The Grand Master Asia' yang seharusnya mulai tayang di SCTV hari Jumat malam, tanggal 1 Desember 2017 pukul 21.30 WIB, dibatalkan penayangannya. Untuk menggantikan tayangan 'The Grand Master Asia', SCTV menggantinya dengan menayangkan sinetron 'Rahmat Cinta' yang dibintangi oleh Irish Bella dan Giorgino Abraham.
Netizen yang mengetahui hal ini pun jadi bertanya-tanya dan menumpahkan kekesalannya di kolom komentar di akun Instagram The Grand Master Asia. Mereka menduga pembatalan tersebut disebabkan oleh insiden aksi Death Drop yang dilakukan Demian Aditya di ajang SCTV Awards 2017.
"Gara-gara aksi kemarin nih acara gak jadi tayang. Padahal udah nungguin lama pengen liat aksi-aksi pesulap dari asia," ujar seorang netizen meluapkan kekesalannya. "Katanya 1 desember jam 21:30 malah gak jadi wkwwkkwk efek kemren kali ya," duga netizen yang lain. "ini gagal tayang gara2 insiden yg menimpa demian kah selaku juri thegrandmasterasia?? ko ngga ada klarifikasi begini , jangan bikin semua orang kecewa doooong...sctv," protes akun lainnya.
Pesulap Joe Sandy yang juga menjadi pemandu acara 'The Grand Master Asia' akhirnya angkat bicara dan memberikan penjelasannya bahwa acara tersebut batal tayang dikarenakan adanya masalah teknis yang harus diselesaikan dulu. "Penayangannya dipending dulu mohon maaf karena ada masalah tekhnis, pemberitahuan lebih lanjut akan di up date, mohon maaf sudah merepotkan waktunya," tulis Joe Sandy menyampaikan permintaan maaf di akun Instagramnya.
Related Posts:
Warni, Perempuan Pemulung Tak Miliki BPJS
Bulakan,(suarawargabelik.com)
Hidup sengsara di usia senja, mungkn banyak di rasakan oleh sebagian besar orang di negri ini, Tak terkecuali ibu Warni binti wiyah (59th), Bulakan Rt 01/04,Kecamatan Belik, Pemalang, Jawa Tengah.
Beliau adalah salah satu gambaran orang yang bernasib tidak baik,Di usianya yang sudah tua beliau hidup sendiri,dulu beliau punya suami,tapi tidak di karuniai seorang anak,sekarang beliau sebatang kara,tinggal menumpang di rumah tetangga,beliau tidak mempunyai tempat tinggal sama sekali, hampir kurang lebih satu tahun beliau tinggal di rumah tetangga.
Dulu beliau mempunyai tempat tinggal, tapi karna keadaan yang memaksa,akhirnya beliau menjual tempat tinggalnya yang selama itu di tempatinya,untuk menutupi hutang-hutang sewaktu suami masih hidup,dulu semasa hidup suaminya sering sakit-sakitan, untuk berobat saja beliau tidak mampu membayar,apalagi untuk membayar biaya Rumah sakit,beliau tidak mempunyai kartu BPJS sama sekali,akhirnya Beliau berhutang pada tetangga.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Beliau menggantungkan hidup dengan memulung,itu juga tidak mencukupi kebutuhannya,karna dari hasil memulung yang Beliau kumpulkan, kadang-kadang Beliau mendapat uang Rp 25000 itu juga dalam waktu satu minggu.
"Biarlah dia tinggal di rumah saya,sekalian menemani saya, karna saya hidup sendiri, anak- anak saya sudah mempunyai rumah sendiri", tutur bu Ipah pemilik rumah yang di tinggali bu Warni selama ini.
Di sisa hidupnya ada satu keinginan yang sampai sekarang belum tercapai, yaitu ingin mempunyai tempat tinggal sendiri, Beliau berharap ada uluran tangan dari seorang Dermawan untuk membantu meringankan beban hidupnya.
Itulah salah satu potret kesengsaraan hidup yang di alami oleh sebagian besar orang di Negri ini, Negri yang subur dan kaya raya,tapi semua itu tak pernah di rasakan olehnya.
Related Posts:
12 Jurnalis Warga Ikuti Kegiatan Mentoring Reguler
Belik - Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) mengadakan mentoring reguler ke-3 yang di laksanakan di Rumah Makan Zigan, Jalan Tekek Desa Sikasur Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang Jawa tengah, Sabtu,(25/11).
Kegiatan hari ini di hadiri oleh 12 Jurnalis Warga yang berasal dari tiga desa sasaran yakni Kuta, Sikasur dan Bulakan.
Koordinator Jurnalis Warga Lukmanul hakim mengatakan, kegiatan mentoring ini adalah kegiatan di mana jurnalis warga yang berasal dari 3 desa sasaran harus betul-betul bisa lebih memahami atau menguasai tata cara penulisan sebuah berita sesuai dengan kaidah 5W+1H.
Selain itu, kata Lukman, juga bertujuan untuk komunikasi antar anggota jurnalis warga dengan Koordinator jurnalis warga Pemalang serta silaturahmi antar sesama.
Dalam menulis sebuah berita jurnalis warga bisa membawa bentuk perubahan sebuah tulisan yang menyangkut tiga layanan dasar yakni terkait pendidikan, kesehatan dan adminduk. Selain itu juga terkait kiprah perempuan dan difabel.
Sebelum meliput kegiatan ceremonial yang harus di persiapkan adalah alat tulis (buku,pensil), alat perekam, camera atau video.
"Siapapun boleh menjadi seorang jurnalistik. Dengan di awali dari hobby menulis,karena menulis adalah salah satu cara kita untuk mempermudah dalam penyusunan sebuah berita," paparnya.
Salah satu jurnalis warga Sikasur, Dayunah mengungkapkan, dalam menulis sebuah berita harus bersifat kritis tapi membangun dan menarik, agar bisa di baca atau di pahami masyarakat luar.
" Harapannya, setelah program ini berakhir pada bulan Desember tahun 2017 nanti, semua teman-teman JW harus mempertahankan dengan hoby nya yaitu menulis atau membuat sebuah berita, agar masing-masing desa tempat mereka tinggal bisa lebih maju dan lebih bermanfaat lagi," pungkasnya.
Related Posts:
KJW Pemalang : Jadikan Menulis Sbgai Hobby
Sikasur-(suarawargabelik.com).Sabtu (25/11/17), Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN),kembali mengadakan Mentoring Regular,yang bertujuan untuk memberikan arahan tambahan dan motifasi,kepada para Jurnalis Warga (JW),dari tiga desa binaan yakni Desa Sikasur,Desa Kuta dan Desa Bulakan,yang berada di Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang Jawa Tengah.
Kegiatan dimentori langsung oleh koordinator Jurnalis Warga (KJW),Lukmanul Hakim.selain memberikan pidato dan arahan, ia juga menceritakan didepan JW tentang pengalamannya menulis, yang dirasa sudah seperti hobi baginya.
Dulu waktu belum ada HP canggih,saya sudah mulai menulis.Bahkan saya bela-belain ke Warnet,karena menulis sudah seperti hobi nagi saya.Dibandingkan orang-orang diluar sana,yang memilki hobi seperti piara burung,koleksi batu akik dan lain sebagainya,itu butuh biaya jauh lebih mahal,"jelasnya.
Menurut Lukman,ia tidak pernah mengharapkan berapa hasil pendapatan uang yang diperoleh,dari tulis-tulisanya.Namun,yang ia harapkan yakni,ketika tulisanya dimuat website maupun koran,disana akan ada pembaca yang tergugah atau tersentuh hatinya,untuk berbagi,membantu,menolong sesama,ketika tulisanya itu, menggambarkan sebuah kisah orang-orang yang hidupnya masih kurang beruntung.
Sebetulnya menulis itu hal yang mudah,Tapi untuk bisa masuk dalam prosedur pemberitaan itu yang sulit,sehingga para JW terkadang masih bingung dalam menyusun kalimat-kalimat,agar menarik dan mudah dipahami oleh pembaca.
Nurfatikhah (35),seorang JW yang berasal dari Sikasur pun menanyakan," iya,saya ingin tahu lebih banyak, bagaimana sebaiknya kita menggunakan kalimat diawal Alinia agar bacaan lebih menarik untuk dibaca seterusnya,"ungkapnya dalam kegiatan Mentoring Regular.
Di era yang serba modern ini, pesatnya dunia internet, membuat orang-orang terkadang sering,tertegun didepan layar komputer maupun posel,meskipun terkadang hanya untuk sekedar membaca maupun menonton.
Tulisan yang kita kira biasa saja,siapa sangka bisa merubah satu keadaan,dimana orang yang tidak perduli karena tidak tahu menjadi perduli setelah tahu, ataupun orang-orang yang pola hidupnya sembarangan, akan lebih tertib dan berhati-hati setelah membaca adanya sebab akibat,dari sebuah prilaku.
Setelah maraknya ponsel-ponsel canggih,setiap hari ada saja ratusan,bahkan mungkin ribuan orang dimuka bumi ini,mengetik,memuat kemudian dibaca oleh orang lain sesama penggunan sosial media.Menulis,sepintas seperti aktivitas sepele.Namun,siapa sangka,apabila tulisan kita,terpublikasikan apalagi masuk dalam kategori pemberitaan yang sesuai dengan prosedur jurnaliatik.Dimuat,lalu dilihat,dan di share,kemudian dibaca oleh banyak orang,maka apa yang kita suarakan dalam tulisan bisa saja memberi dampak perubahan yang luar biasa pada pola pikir pembaca. (D7).
Related Posts:
Mentoring Reguler
12 Jurnalis Warga Ikuti Kegiatan Mentoring Reguler
Belik - Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) mengadakan mentoring reguler ke-3 yang di laksanakan di Rumah Makan Zigan, Jalan Tekek Desa Sikasur Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang Jawa tengah, Sabtu,(25/11).
Kegiatan hari ini di hadiri oleh 12 Jurnalis Warga yang berasal dari tiga desa sasaran yakni Kuta, Sikasur dan Bulakan.
Koordinator Jurnalis Warga Lukmanul hakim mengatakan, kegiatan mentoring ini adalah kegiatan di mana jurnalis warga yang berasal dari 3 desa sasaran harus betul-betul bisa lebih memahami atau menguasai tata cara penulisan sebuah berita sesuai dengan kaidah 5W+1H.
Selain itu, kata Lukman, juga bertujuan untuk komunikasi antar anggota jurnalis warga dengan Koordinator jurnalis warga Pemalang serta silaturahmi antar sesama.
Dalam menulis sebuah berita jurnalis warga bisa membawa bentuk perubahan sebuah tulisan yang menyangkut tiga layanan dasar yakni terkait pendidikan, kesehatan dan adminduk. Selain itu juga terkait kiprah perempuan dan difabel.
Sebelum meliput kegiatan ceremonial yang harus di persiapkan adalah alat tulis (buku,pensil), alat perekam, camera atau video.
"Siapapun boleh menjadi seorang jurnalistik. Dengan di awali dari hobby menulis,karena menulis adalah salah satu cara kita untuk mempermudah dalam penyusunan sebuah berita," paparnya.
Salah satu jurnalis warga Sikasur, Dayunah mengungkapkan, dalam menulis sebuah berita harus bersifat kritis tapi membangun dan menarik, agar bisa di baca atau di pahami masyarakat luar.
" Harapannya, setelah program ini berakhir pada bulan Desember tahun 2017 nanti, semua teman-teman JW harus mempertahankan dengan hoby nya yaitu menulis atau membuat sebuah berita, agar masing-masing desa tempat mereka tinggal bisa lebih maju dan lebih bermanfaat lagi," pungkasnya.
Related Posts:
Tepis Anggapan Masyarakat, Perempuan Tidak Pantas menjadi Kadus
MENEPIS ANGGAPAN MASYARAKAT DESA BAHWA PEREMPUAN TIDAK PANTAS MENJADI KADUS
Sikasur (suarawargabelik.com). Penerimaan tes hasil kesehatan dari DKK kabupaten pemalang dan pengarahan tes wawancara untuk para peserta calon perangkat desa sikasur, dari 32 peserta calon perangkat desa hanya 30 peserta dikarnakan yang 2 peserta izin dan telah dilaksanakan di pendopo bale desa sikasur, kecematan belik, kabupaten pemalang, jawa tengah (24/11)
Dari 32 seperta calon perangkat desa telah menerima hasil tes kesehatan dan alhamdulillah semua sehat serta memenuhi syarat untuk jadi calon perangkat desa, dalam artian lolos dan bisa mengikuti tahapan tes selanjutnya yaitu tes wawancara.
Dalam tes wawancara peserta diberi arahan bagaimana tahap-tahap pelaksanaan tes wawancara dan peserta diarahkan untuk berpakaian rapi dan bersepatu.
Dikatakan Wahyudi, dari hasil tes kesehatan yang telah dilaksanakan semoga calon perangkat desa bisa sehat secara jasmani dan rohmani. Selain itu semoga nantinya dari 32 peserta bisa terpilih yang benar-benar nantinya bisa amanah dengan jabatan yang telah diterima serta benar-benar bekerja untuk memajukan desa sikasur.
Saya sebagai salah satu warga sikasur sekaligus calon perangkat desa (kadus) juga berharap, siapapun nantinya yang terpilih menjadi perangkat desa entah itu lelaki ataupun perempuan bisa benar-benar bekerja sepenuh hati untuk memajukan desa sikasur. Karna bagi saya perempuan atau lelaki itu sama saja tidak ada bedanya. Tetapi kadang perempuan dipandang sebalah mata, apalagi pemahaman sebagian masyarakat di desa saya bahwa perempuan hanya bisa memasak, mencuci dan lain sebagainya yang berbau dengan pekrjaan rumah tangga. Tetapi saya sebagai salah satu wakil perempuan memcoba untuk menepis anggapan atau pandangan masyarakat tersebut dan memberanikan diri untuk menjadi calon perangkat desa (kadus). Saya tidak perduli anggapan atau pandangan masyarakat tentang perempuan tidak pantas jadi seorang pemimpin (kadus). Karna saya yakin perempuanpun bisa jadi seorang pemimpin (kadus) selagi ada kemauan,niat dan motivasi yang baik
Kegiatan penerimaan hasil tes kesehatan dan pengarahan tes wawancara dilaksanakan pada tanggal 24 november 2017. Dihadiri oleh ketua panitia calon perangkat desa Wahyudi,S.Pd, Suwarso, S.Pd., M.Pd, Ediyanto dan Aminudin.( NAF)
Related Posts:
32 Balon Perangkat Desa Lolos Tes Kesehatan
32 BAKAL CALON PERANGKAT DESA SIKASUR LOLOS TES KESEHATAN
Sikasur (suarawargabelik.com) Pelaksanaan perekrutan perangkat desa di kabupaten pemalang dilaksanakan serentak di akhir tahun 2017. Desa sikasur juga akan mengisi kekosongan formasi jabatan yang kosong pada pemerintah desa sikasur, jabatan yang kosong di desa sikasur yakni Kepala Seksi Pemerintahan, Kepala Seksi Kesejahteraan, Kadus Siparuk dan Kadus Sodong.
Urutan pelaksaanan tes adalah seleksi administrasi, kesehatan, wawancara, praktek dan tertulis. Pada pelaksanaan tes kesehatan dilakukan di dinas kesehatan kabupaten dan menyesuaikan jadwal yang ditentukan oleh dinas. Kecamatan Belik mendapatkan jadwal pada hari Senin (20/11). Dan pengumuman menunggu 3 hari setelah jadwal pelaksanaan.
Hari ini (24/11) pengumuman diberikan oleh panitia seleksi. Wahyudi S.Pd SD (58) selaku ketua panitia memberikan pengumuman dan membuka acara, "Pengumuman ini belum kami buka, masing-masing amplopnya tertera nama sodara-sodari sekalian, setelah dibuka dan dinyatakan sehat dapat mengambil undangan untuk wawancara".
Seluruh peserta menyampaikan dirinya masing-masing bahwa dinyatakan sehat berdasarkan surat dari dinas kesehatan dan mengambil undangan wawancara untuk hari senin (27/11). Rizky Mundiati (26) salah satu peserta seleksi berharap dapat menyelesaikan tahapan selanjutnya dengan baik dan lancar. (RZ-jw sikasur)
Related Posts:
Pemekaran
PEMEKARAN DAPAT DUKUNGAN PENUH DARI PEMERINTAH DESA
Sikasur (suarawargabelik.com) Musyawarah Desa (MUSDES) dalam rangka pemekaran ini dihadiri oleh Akhmad Sutoto SOS. dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DinPerMasDes),Edianto dari pemerintah Kecamatan,Danramil Kapten Arh.Irwan S dari Koramil,Akp. S Yanto dari Kapolsek,Badan Permusyawaratan Desa (BPD),RT,RW,dan beberapa tokoh masyarakat yang bertempat di balai Desa Sikasur Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang,Kamis (23/11/2017).
Dalam hal ini Akhmad Sutoto SOS. menyampaikan,hal-hal yang menyangkut pemerintahan desa harus dibahas melalui Musyawarah Desa (MUSDES) dan hasilnya akan dilaporkan ke bupati sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan Peraturan Daerah (PERDA) dan Peraturan Bupati (PERBUB),yang mana harus disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri (PERMENDAGRI) yang mana telah diatur dalam undang-undang no 1 tahun 2017 yakni tentang peraturan desa.
"Bahwa setiap desa dapat dikatakan desa mandiri apabila didalamnya sudah memenuhi kriteria jumlah penduduknya,yakni 6000 jiwa dan 1200 Kepala Keluarga (KK),sedangkan wilayah pemekaran yakni dukuh Sodong sendiri sudah memiliki 6028 jiwa dan 1253 Kepala Keluarga (KK) ini sudah masuk dalam kriteria,imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kapten Arh. Irwan S,yakni pemekaran ini dilaksanakan karena sudah membenahi kriteria dan kami juga menghimbau apabila sudah menjadi desa yang mandiri maka harus bisa menjaga keamanan wilayahnya agar dapat terhindar dari provokasi yang akan menimbulkan perpecahan.
Kusin selaku kepala desa juga juga menambahkan,kami sangat menghargai bahkan menyambut baik keinginan warga dukuh Sodong yang ingin mandiri,akan tetapi tidak semudah itu pemerintah pusat mengabulkan da selama tiga tahun kedepan juga segala sistim pemerintahan masih tetap ikut ke desa asalnya.
Untuk sementara juga belum ada pembentukan kepala desa hanya ada penjabat (PJ),dan untuk semua kepemerintahannya masih dengan sistim relawan yang tidak mendapatkan gaji tetap.Segala sesuatu yang membutuhkan dana/anggaran juga masih disubsidi dari desa awalnya.
Harapannya,semoga dengan adanya pemekaran ini akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. (NF JW Sikasur)
Related Posts:
Nikah sirri
Belik - Nikah di bawah tangan atau nikah sirri adalah pernikahan yang dilakukan di luar pengawasan petugas pencatat nikah dan tidak tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA).
Di zaman yang serba modern sekarang ini nyatanya masih banyak pelaku nikah sirri. Padahal nikah sirri ini jelas bertentangan dengan peraturan perundang undangan yaitu UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Seperti dikutip laman Kementerian Agama, Dirjen Bimas Islam Machasin tertanggal 24 Desember 2014, Nikah sirri merupakan nikah yang bermasalah dan melanggar hukum negara.
Tapi nyatanya masih banyak pelaku nikah sirri di desa - desa bahkan ada yang memfasilitasi. Hal ini karena ketidak tahuan warga akan peraturan,karena kurang adanya sanksi hukum yang tegas atau karena alasan lain.
Menurut fakta di lapangan, sementara ditemui 10 pasangan di salah satu Dukuh di Desa Kuta dan masih terus bertambah. Setelah mewawancarai pelaku nikah sirri mereka beralasan karena ribet dan mahalnya ngurus akte cerai karena mantan suami beda propinsi makanya mereka lebih mamilih nikah sirri.
Ada lagi yang beralasan tidak apa-apa nikah sirri karena udah sama-sama tua dan tidak mempunyai anak.Ada juga yang mengatakan daripada zina mending nikah sirri.
Bagaimana cara untuk meminimalisir nikah sirri,agar tidak menjadi sebuah trend nantinya.
Salah satu warga Desa Kuta supatmi (34) mengatakan, sungguh sangat ironis ternyata pelaku nikah sirri masih banyak. Mereka menganggap enteng, padahal itu msalah serius.
" Harapannya ada perhatian khusus dari Pemerintah Desa terkait masalah nikah sirri,mungkin bisa bekerjasama dengan KUA untuk melakukan isbat bagi warga yg nikah sirri," pungkasnya.
Related Posts:
Manusia hutan
Manusia Hutan Tanpa Identitas di Belik
Di sebuah hutan, hidup seorang bapak tua yang bernama Kasdan bin Wirakarya. Di usia 75 tahun, hidup sebatang kara di tengah hutan. Ia memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan menggantungkan hidup dari hasil menanam di tengah hutan.
Mbah Kasdan lahir di Desa Beluk, Kecamatan Belik, Pemalang,Jawa Tengah. Setelah keluarganya sudah tiada, dirinya pindah ke RT 01/04, Karang Ceger, Desa Bulakan, Kecamatan Belik, Pemalang,Jawa Tengah.
Awal pertama ke Desa, bertemu dengan seorang ibu yang bernama Sodah. Kemudian disuruh tinggal di gubuk kecil yang letaknya tengah ladang miliknya, sekalian untuk mengurus ladangnya.
Tahun berganti tahun akhirnya Kasdan pergi dari tempat itu karna ladang milik ibu Sodah di jual.
Mbah Kasdan memilih hutan untuk tempat tinggalnya karna dia tidak mempunyai tanah dan siapa-siapa di Desa. Lama tinggal di tengah hutan sampai akhirnya di juluki manusia hutan oleh warga setempat.
Pada suatu ketika terjadi kelongsoran di hutan, pas di pinggir bukit dekat Kasdan tinggal, karena jarak antara hutan dengan Desa jauh kira-kira 2 KM.
Para warga dan perangkat Desa merasa kuatir dengan keadaan ini, akhirnya warga dan perangkat Desa sepakat untuk memindahkan kasdan dari hutan ke Desa. Tetapi kasdan tidak mau di pindahkan kedesa karena
tidak biasa hidup di Desa selayaknya manusia pada umumnya.
Dengan upaya dan semangat para warga dan perangkat, akhirnya kasdan mau pindah dari hutan ke Desa. Atas swadaya dari masyarakat akhirnya di bangunlah rumah kecil yang sangat sederhana untuk tempat tinggal Kasdan di atas tanah milik warga setempat yang bernama Kursi.
" Biarlah dia tinggal di atas tanah saya sampai dia meninggal ,karena saya kasihan dia tidak mempunyai siapa-siapa di Desa ini",tuturnya.
Beliau tidak mempunyai identitas sama sekali maka dari itu beliau tidak bisa menerima bantuan apapun dari Desa.
Yang mmbuatnya sedih, dia mempunyai penyakit kulit, kulitnya kemerah-merahan. Kondisi itu di alaminya 2 tahun terakhir,Kasdan mengaku tidak bisa berbuat apa-apa atas penyakit yang di alaminya.
Hal itu karena kondisi ekonominya yang paspasan.Terkadang makan dari uluran tangan warga setempat
" Buat apa di obati nanti juga sembuh sendiri" tutur kasdan(75th).
Ia tinggal di bangunan yang sangat kecil dan sederhana,l. Dindingnya berbuat dari lempeng, Atapnya terbuat dari seng bekas dan apabila hujan akan bocor semua, sehingga tidur hanya beralaskan ranjang kecil yang terbuat dari kayu.
Setiap malam tidur hanya di terangi dengan penerangan lampu minyak seadanya.
Ketua RT 01 RW 04 Tarmo megatakan, sulit untuk mengurus identitasnya seperti KTP, KK dan lainnya.
" Ia sulit dibuatkan identitas, sebelumnya tinggal di hutan tanpa sanak saudara. Sehingga ia tidak mendapat bantuan dari Pemerintah," katanya.
Salah satu warga Bulakan, Yuli Setiowati mengatakan, Kasdan pindah dari hutan ke Bulakan saat ada Pemilihan Legislatif.
" Hal ini atas bantuan donatur dari Irna Junaedi dan Pemdes setempat," imbuhnya.
Related Posts:
Monitoring Formasi
Kompak Melakukan Monitoring Pelayanan Kolaboratif Posyandu
Sikasur (Suarawargabelik)- Kolabarasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK) Melakukan Monitoring terhadap posyandu yang ada di Desa Sikasur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Sasaran monitoring di Desa Sikasur yakni 4 Dukuh (Dukuh Sodong,Dukuh Karangmulya,Dukuh Krajan dan Dukuh siparuk). Monitoring tim dilakukan di Dukuh Siparuk karena bertepatan dengan jadwal posyandu yang ada di Dukuh tersebut, Minggu (15/11/17).
Hadir Mediator beserta kader KOMPAK, Bidan Desa,dan sejumlah anggota masyarakat khususnya Ibu-ibu dan Anak-anak.
Mediator dari Kompak Ambar Anggoro Putra (46) meminta agar Ibu-ibu mengutarakan keluhan, kemudian dari keluhan tersebut, dilakukan penilaian dan dari penilain, bila ada penilaian yang hasilnya tidak baik, maka diharapkan bisa menjadi sebuah usulan yang untuk rencana pembangunan Desa.
" Monggo Ibu-ibu, diungkapkan jika ada keluhan yang terdapat di Posyandu Dukuh siparuk,sukur-sukur kegiatan,ini nantinya akan di gunakan oleh pemerintah Desa Sikasur untuk Program Perencanaan Pembangunan Desa," Terangnya.
Sementarai itu, Warga Dukuh Siparuk
Pur (25), Merasa senang dengan adanya kegiatan ini, dia mengatakan semoga apa yang dikeluhkan bisa terealisasi.
"Aku sih penginnya tanggal pelayanan Posyandu bisa tepat waktu,karena selama ini,tanggal pelayanannya sering berubah-ubah,"ungkapnya.
Kemudian Makhilah selaku Bidan Desa menuturkan, selama ini untuk Dukuh-Dukuh lain di Desa Sikasur biasanya tepat waktu,dan kenapa pelaksaan Posyandu di Dukuh Siparuk tanggalnya berubah-ubah? Itu dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga Bidan Makhilah yang memiliki banyak tugas dan juga menangani kegiatan posyandu di desa lain. (Dayunah)
Related Posts:
Penuhi Layanan Adminduk, Disdukcapil Pemalang Jemput bola di Desa Bulakan
Bulakan (suarawargabelik.com), Dalam program pemerataan pendataan kependudukan Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kabupaten Pemalang (Disdukcapil) bekerjasama dengan Pemerintah Desa Bulakan mengadakan kegiatan jemput bola perekaman KTP dan Akta Kelahiran di Balai Desa Bulakan (11/11).
Warga Bulakan sangat antusias mengikuti program tersebut, terbukti dengan banyaknya warga desa Bulakan yang hadir dibalai desa setelah mendapatkan informasi dari media sosial dan Kades Bulakan Bapak Rohim, yang keliling Desa menggunakan pengeras suara (10/11).
Menurut Kasi Perekaman data Disdukcapil Kec. Belik Yitno (51), Perekaman ini adalah untuk perekaman data e-KTP, Akta Kelahiran, untuk rubah status KTP dan KK langsung ke Kantor Kec. Belik.
“perekaman KTP ini adalah untuk yang belum pernah melakukan e-KTP bagi yang sudah melakukan perekaman namun belum jadi dan sudah mendapatkan surat keterangan diharap tidak ikut pemotretan karena akan berakibat tidak akan pernah mendapatkan e-KTP selamanya,”imbuhnya.
Seteleh mendapatkan informasi tersebut, tidak sedikit warga yang sedikit kecewa karena kurang jelasnya informasi yang disampaikan pihak desa. Namun warga tetap mengapresiasi upaya pemerintah desa dengan program jemput bola e-KTP dan Pemutihan akta kelahiran karena mengemat biaya trasnportasi dan waktu.
“kurang jelasnya informasi membuat saya salah tangkap. Saya kira untuk perekaman ulang e-KTP yang belum jadi tapi ternyata yang sudah rekaman dan belum jadi tidak diperkanankan ikut namun, saya sangat mendukung kegiatan ini karena bisa menhemat transportasi dan waktu”ungkap Roni (32) salah satu warga yang ikut kegiatan.
Semua yang diperkirakan ternyata tidak sejalan dengan kenyataan. Kegiatan perekaman ini yang dijadwalkan bisa sehari selesai terpaksa tertuda akibat server pusat Disdukcapil tidak bisa dibuka. Namun besar harapan warga untuk mendapatkan pengakuan data demi mendapatkan kebijakan pemerintah lainnya.(Red JW-JUNI AS)
Related Posts:
Setiap Jurnalis Harus Handal
Koordinator Jurnalis Warga Pemalang Lukmanul Hakim mengatakan, setiap warga adalah pewarta. Tujuan diadakannya workshop ialah agar menjadi seorang Jurnalistik yang handal Dan lebih memiliki keahlian lagi dalam menjadi Jurnalis Warga (JW).
" Tidak harus berpendidikan tinggi, karena Jurnalis Warga (JW) adalah Pewarta, sehingga siapapun boleh menjadi Jurnalis Warga (JW). Harapannya adalah Adanya Campions,Ketika Program Ini selesai,Harus Ada tindak lanjut dalam menulis sebuah berita Dan harus tetap berjalan Tanpa adanya Saya,Bukan berarti setelah program ini selesai,menulis/Membuat beritapun Berhenti/selesai.Paparnya.
Ismail fuadi(33),Sebagai Nara sumber Jurnalis Warga(JW) pada kegiatan hari ini Menjelaskan,Jurnalis Warga adalah Berita/Reportase.
Proses Jurnalis Adalah mengumpulkan data/Meliput,Mengolah data kemudian Menyampaikan ke masyarakat luas.
Di sebut wartawan Bodrex/Resah,karena tidak pernah Meliput,tidak pernah membuat sebuah berita,Hanya saja bermodalkan kartu Pers,Berpenampilan Rapi,tetapi bisanya hanya memeras/meminta uang saja.
Jika seorang wartawan sudah mengikuti Ujian Kopetensi Wartawan (UKW),Maka bisa di katakan wartawan yang propesional Atau wartawan yang benar-benar bekerja untuk Pers.
Yang Menjadi Rumus sebuah berita adalah adanya data dan fakta ( benar-benar nyata),dan terkandung di dalamnya unsur-unsur 5W+1H.
Pungkasnya.
Sebagai tamu undangan, redaktur Satelit Post Agus (31) mengatakan, sebelum meliput atau membuat sebuah berita, harus konfirmasi langsung dengan orangnya dan menghindari yang berbau skandal agar aman sebagai jurnalis warga (JW) dalam meliput sebuah berita.
" Teruslah berkarya dengan tulisan,karena menulis akan meningkatkan tulisan kita semakin maju dan lebih baik lagi," pungkasnya .
(H.N)
Related Posts:
13 Jurnalis Warga Ikuti Workshop
Dalam kesempatan ini, Redaktur Koran Harian Radar Tegal Ismail Fuad mengatakan, dalam sebuah berita harus memuat fakta yang didalamnya terkandung unsur 5W+1H ( Who/Siapa, What/Apa, Where/Dimana, Why/Mengapa, When/Kapan, dan How/Bagaimana).
"Tugas seorang wartawan salah satunya yakni mencari fakta dan data yang sesuai kenyataan, baru setelah itu dianalisis.Kemudian, untuk mendukung agar pembaca bisa memahami isi berita, harus disertai gambar atau foto," katanya.
Hal senada juga di sampaikan oleh Redaktur Satelit Post Agus Setiyanto, seorang wartawan harus bisa mengamati dan terjun langsung di lapangan dan tidak boleh menyebarkan berita yang belum jelas kebenaranya. Selain itu, dijelaskan juga ketika akan meliput suatu berita harus konfirmasi atau wawancara langsung dengan orang yang bersangkutan.
"Mudah-mudahan para Jurnalis Warga bisa terus aktif menulis berita, dan bisa mengangkat potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap desa" pungkasnya. (Naeni JW Kuta)
Related Posts:
Setiap warga adalah pewarta
SETIAP WARGA ADALAH PEWARTA
Sikasur (suarawargabelik.com) workshop jurnalis warga 2 dilaksanakan di desa Bentar kecamatan Belik Pemalang,Sabtu (11/11).Acara ini dihadiri sekitar empat belas peserta yang berasal dari tiga desa yakni dua desa binaan Kompak Sikasur dan Kuta juga Bulakan desa binaan yang baru.
Ismail Fuad (,,) dari Redaktur Tegal selaku pemateri menuturkan bahwa,"apabila temen-temen akan membuat suatu berita itu tidak boleh lepas dari beberapa unsur yakni 5 W 1 H,yaa minimal ada who dan whatnya.Juga bagaimana caranya kita mengemas sebuah berita agar lebih menarik baik dari segi tulisan maupun gambarnya".
Praktek wawancara juga dilakukan dalam season ini diantaranya wawancara kepada narasumber yang berhubungan dengan isu yang ada."Seorang pewarta atau jurnalis akan dianggap berhasil apabila dalam wawancara itu mendapatkan narasumber yang pas,misalnya berita tentang pendidikan ya harus wawancara kepala sekolah atau dinas pendidikan yang bersangkutan,kalau meliput tentang tokoh ya harus dengan tokoh yang bersangkutan.Jadi membuat berita itu harus dengan data dan fakta yang real tidak boleh ngarang/mengada-ngada karena bisa dipidanakan apabila mengandung unsur kebohongan",ungkap Bahrul Ulum (,,) dari salah satu pemateri.
Agus Setyanto (,,) dari harian Satelit juga menghimbau,"untuk semua temen-temen JW janganlah pernah berhenti menulis,tetaplah semangat semakin sering kita menulis berita maka akan semakin pandai dan berita itu tidak harus menyangkut pelayanan dasar tapi juga apa saja yang ada disekitar kita.Ibarat pedang kalau sering diasah akan semakin tajam,tapi apabila kita biarkan maka akan berkaratlah pedang tersebut".(NF JW SIKASUR).
Related Posts:
Wanita di Bulakan Bekerja di Luar rumah
Bulakan kec belik.peran wanita dalam rumah tangga tentunya sangat penting.dimana sebuah keluarga dapat berjalan dg baik berkat kerja sama antara kepala rumah tangga yg dalam hal ini d pegang oleh suami.n istri sbg pembantu juga memegang peranan penting.
Adakalanya rutinitas yg dilakukan ibu rumah tangga mengalami titik jenuh.bkn jenuh pada keluarga sendiri tetapi aktifitas yg sama setiap hari tentunya bkn perkara yg mudah.peran suami pun diharapkan dpt membantu mengurangi titik kejenuhan sang istri.slah satunya dg mengijinkan istri beraktifitas di luar rumah.banyak ibu2 yg menyampaikan unek2 nya berupa keingiinan untuk dpt beraktifitas diluar rumah asal bermanfaat apalagi jika itu kegiatan yg positif N bisa membantu keuangan kluarga pasti sangat menyenangkan.tentunya tanpa meninggalkan peran sbg istri N ibu rumah tangga yg baik.semoga dg adanya dana desa pemdes bisa mengalokasikan sebagian dana agar bisa memenuhi keinginan para ibu rumah tangga tersebut."selama ini saya ingin sekali membantu perekonomian keluarga apalagi jika itu bisa d lakukan d dalam rumah entah kerja apa yg penting positif."kata istiqomah(35th).salah satu ibu rumah tangga di rt 02/04.banyak juga yg menginginkan pemberian modal oleh pemdes entah itu pelatihan membuat suatu karya agar ibu2 bisa mengisi waktu luang dg bermanfaat."saya sih setuju saja bila perlu rumah say juga bisa d jadikan tempat utk pelatihan,"lanjut Suheni(56th)selaku ibu RT di lingkungan tsb.semoga dg adanya berita ini ada yg terketuk hatinya N mewujudkannya dalam waktu dekat.
Related Posts:
Perwakilan 3 Desa di Belik Ikuti Workshop Jurnalis Warga
Workshop Jurnalis Warga kembali diadakan di tempat wisata Jambe kembar kecamatan belik Sabtu (11/11) guna memantapkan kinerja kader JW yang berasal dari tiga desa binaan di kabupaten Pemalang yakni Sikasur,Kuta dan Bulakan.
Di hadiri oleh narasumber dari PemRed Jurnalis Warga Bahrul Ulum ( ) serta redaktur media mainstream Radar Tegal Ismail Fuad ( ),acara ini digelar guna memberikan pelatihan tambahan yakni mengajarkan tata cara bagaimana meliput,memotret dan mewawancarai narasumber agar sesuai dengan prosedur Jurnalisme.
Ismail menjelaslan tentang apa itu memotret dengan gaya kupu-kupu dan gaya kodok.ia juga menjelaskan detail bagaimana cara memotret yang baik dan benar agar bisa menghasilkan gambar yang berkwalitas dan bisa mewakili isi cerita dari setiap berita yang di unggah.
"Jangan memotret dengan mengambil gambar tokoh dibagian pas tengah obyek yang di potret,karena nanti akan terlihat seperti photo KTP"tandasnya
Dan dalam acara tersebut,secara tidak sengaja ternyata ada salah satu narasumber dari workshop sebelumnya yang sedang melintas diarea pelatihan,Agus Sulistiyanto ( ) dari satelit purwomerto sengaja mampir karena rasa pedulinya terhadap keamanan dari anggota Jurnalis Warga yang masih terbilang awan dengan UU pers dan UU IT.
Dengan gayanya yang akrab dan lucu,Agus pun kembali memberikan wejangan atau nasehat yang bertujuan agar Jurnalis warga lebih berhati-hati dalam menulis berita,mengingat Jurnalis warga belum memiliki payung hukum yang resmi seperti media-media mainstream.
"Menurut saya lebih baik kawan-kawan menulis yang aman-aman saja,seperti tetang kesehatan, difable,pendidikan atau mengekpos prestasi anak-anak yang ada didesa,jangan nyrempet yang mengarah pada pecemaran nama baik,misalkan penggelapan dana atau ada salah satu pemdesnya yang selingkuh dan lain-lain,pokoknya jauhi deh yang begitu-begitu,demi keamanan teman-teman semua.terangnya.
Pada akhir acara di anggota Jurnalis Warga dilatih untuk berakting seolah-oleh JW sedang melakukan wawancara resmi dengan tokoh narasumber berita yang diperankan oleh pihak narasumber pelatihan itu sendiri.
Dengan pengalamannya yang luas para narasumber menjalankan berbagai peran dan menggambarkan tentang adanya narasumber yang ramah dan tidak ketika dikujungi wartawan.
Yunah Jurnalis Warga dari desa Sikasur berpendapat,,"narasumbernya fasih dalam berperan,Mungkin memang hal seperti itu yang benar-benar pernah mereka alami ketika melakukan wawancara dilapangan,bisa dibayangkan bagaimana sedihnya ketika mendapat penolakan apa lagi dengan nada suara yang keras."jelasnya.
Yunah juga menambahkan tanpa media sebenarnya masyarakat akan kesulitan mendapatkan informasi,namun terkadang hanya karena segilitir wartawan yang melakukan kesalahan,membuat
opini masyarakat miring terhadap pemberitaan tanpa melihat derita dan susah payah bahkan terancamnya keselamatan wartawan ketika melakukan liputan wawancara maupun reportase dilapangan.(DYNH).
Tanpa jurnalisme dunia ini buram
Terkadang pemberitaan dianggap merugikan satu pihak yang diberitakan tapi bisa juga menjadi contoh pembelajaran bagi banyak pihak yang membacanya
Adanya crita tetang wartawan amplop dan media pilih kasih di jaman now,membuat masyarakat memukul rata bahwa semua wartawan biasanya begitu
Tapi Jurnalist warga hadir begitu,tanpa titel,tanpa gaji,sukarela menulis fakta yang ada
Menyuarakan kejadian disekitar,positif dan negatifnya hanya ditulis dengan hati dan ke ikhlasan
Jurnalist warga adalah pejuang
Menulis untuk menyuarakan kebenaran bukan menulis untuk membenarkan siapa yang bayar
Good morning temans,semoga Allah meridhoi langkah JW.