Nur Nadlifah : Generasi Muda Harus Pahami Nilai - nilai Pancasila

 


TEGAL - Anggota DPR RI Komisi IX Fraksi PKB Dapil IX Nur Nadlifah sampaikan pentingnya anak-anak muda dan generasi milenial untuk memahami nilai-nilai Pancasila.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara Refleksi 53 Tahun KOPRI Membangun Negeri dan Sosialisasi Pancasila, NKRI, UUD RI tahun 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. 

"Saya mengajak sahabat-sahabat PMII Tegal untuk merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam 4 pilar kebangsaan ini," ujar Nadlifah di Pring Cendani, Tegal pada Kamis, 26/11/2020.

Nadlifah melanjutkan, pada momentum refleksi hari lahirnya KOPRI (Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Puteri) yang ke-53, kader-kader PMII tetap berjuang dengan nilai-nilai Pancasila dalam membesarkan PMII dan Indonesia.

"Bangsa ini butuh generasi hebat seperti kalian. Maka dari itu, nilai-nilai Pancasila harus menjadi pijakan dalam setiap perjuangan," lanjutnya.

Selain Nadlifah, hadir juga Bendahara KOPRI PB PMII Luluk Fadilah dalam acara tersebut. Pada kesempatan itu, Luluk menyampaikan bahwa KOPRI PMII akan selalu menjadi generasi yang memegang teguh 4 pilar kebangsaan.

"Bagi KOPRI PMII, 4 pilar kebangsaan adalah keharusan yang selalu ada dalam setiap denyut perjuangan," ungkapnya.

Related Posts:

BUMDes Rengaspendawa Gandeng BPJS Ketenagakerjaan


BREBES - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pandawa Jaya Desa Rengaspendawa Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes  melakukan kerjasama dengan menggandeng BPJS Ketenagakerjaan. Kerjasama ini merupakan langkah awal dalam rangka melindungi semua karyawan dengan memberikan jaminan keselamatan dalam bekerja.

" Alhamdulillah telat terbit kartu BPJS Ketenagakerjaan bagi karyawan BUMDes, dengan begitu mereka bisa bekerja dengan nyaman dan aman dengan terlindungi jaminan keselamatan" kata Eko Dardirjo, Kamis (19/11).

Eko Dardirjo salah satu pengurus BUMDes Pandawa Jaya menuturkan, pihaknya telah mengusahakan sebaik mungkin dan tahap demi tahap penataan keselamatan kerja bisa di lakukan, dari mulai pengurus BUMDes, petugas kebersihan dan juga petugas pasar.

" Jaminan keselamatan kerja yang kita ajukan ada dua yakni jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian", jelas dia.

Menurutnya, lanjut Eko, di tahun 2021 akan ada unit baru yang akan ada di BUMDes Pandawa Jaya sehingga dengan menggandeng BPJS Ketenagakerjaan jaminan keselamatan kerja bisa dipenuhi.

" Baru ada 3 unit yang sudah jalan, dari Unit Pasar, Unit Sampah dab Unit Rumah Pangan, tentu tahun depan ada Unit Agrowisata, dan Unit Informasi Telekomunikasi serta Unit Food Court BUMDes," tambahnya.

Sementara itu, Sumardi, Kepala Desa Rengaspendawa mengapresiasi adanya BUMDes Pandawa Jaya yang melakukan kerjasama untuk perlindungan kerja.

" Kami bangga, pengelolaan BUMDes sekarang ini sudah mulai memperhatikan karyawan yang kerja di BUMDes, setelah nanti ada unit baru lagi karyawan yang bekerja di BUMDes akan diikutsertakan ke BPJS Ketenagakerjaan tentunya,".

Dukungan yang diberikan Pemdes direalisasikan oleh BUMDes dengan baik, penyerapan tenaga kerja lokal yang diberdayakan melalui BUMDes juga dijalankan sehingga kedepannya BUMDes akan banyak membuka pekerjaan baru bagi warga sekitar.

" Ini bukti BUMDes bisa jalan, dan kami harapkan akan semakin banyak lagi tenaga lokal yang di serap dengan penambahan unit baru nanti, dan tetap semangat dalam menjalankan setiap pekerjaan," ungkapnya. ( Raeko )

Related Posts:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ADAPTASI TUMBUHAN TERHADAP LINGKUNGANNYA

 

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ADAPTASI TUMBUHAN TERHADAP LINGKUNGANNYA

MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS VI SDN MALAHAYU 05

 

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas PPG

Dalam Jabatan Angkatan 2

 

 

 

 

Disusun Oleh :

DEDE AISAH,S.Pd

No. Peserta : 2005720201

 

 

 

 

 

 

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN

UNIVERSITAS NEGER JAKARTA

TAHUN 2020



PENGESAHAN

 

1.

Judul Penelitian

:

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Adaptasi Tumbuhan Terhadap Lingkungannya Melalui Model Discovery Learning Siswa Kelas VI  SDN Malahayu 05.

2.

Bidang Ilmu

:

Ilmu Pengetahuan Alam

3.

Jenis Penelitian

:

Penelitian Tindakan Kelas

4.

Identitas Penulis

:

Nama        : DEDE ASAH,S.Pd.

Unit Kerja : SDN Malahayu 05

Alamat      : Desa Ciduwet RT 02 / RW 03

5.

Lokasi Penelitian

:

SDN Malahayu 05

6.

Waktu Penelitian

:

19 Oktober 2020 – 14 November 2020

7.

Subjek Penelitian

:

Kompetensi Guru SDN Malahayu 05

8.

Disahkan Oleh

:

Kepala Sekolah

9.

Tanggal Pengesahan

:

16 November 2020

 

 

Perpustakaan

 

 

 

ANDI HIDAYAT,S.Pd

 

 

Malahayu, 16 November 2020

Penulis,

 

 

 

DEDE AISAH,S.Pd

NIP 198508222019032005

Mengesahkan :

Kepala SDN Malahayu 05

 

 

TARSUDI,S.Pd.SD

NIP 196409011986081001

 

 

SURAT PERNYATAAN

 

Yang bertanda tangan di bawah ini :

 

Nama

:

DEDE AISAH,S.Pd.

Jabatan

:

Guru Kelas Ahli Pertama

Tempat, Tanggal Lahir

:

Brebes, 22 Agustus 1985

Jenis Kelamin

:

Perempuan

Judul Penelitian

:

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Adaptasi Tumbuhan Terhadap Lingkungannya Melalui Model Discovery Learning Siswa Kelas VI  SDN Malahayu 05.

Menerangkan bahwa naskah tersebut hasil karya sendiri dan belum pernah ditulis pihak lain.

 

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

 

 

Menyetujui,

Kepala SDN Malahayu 05

 

 

 

 

TARSUDI,S.Pd.SD.

NIP 196409011986081001

 

 

 

Malahayu, 16 November 2020

 

Penulis,

 

 

 

 

DEDE AISAH,S.Pd

NIP 198508222019032005

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, proposal penelitian tindakan kelas dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Guru Profesional yang dibuktikan dengan SERDIK Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Adaptasi Tumbuhan Terhadap Lingkungannya Melalui Metode Discovery Learning Siswa Kelas VI SDN Malahayu 05 dapat tersusun sesuai dengan harapan. Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1.   Yustia Suntari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing PPG Kelas 3 Kelompok A yang telah banyak memberikan semangat, motivasi dan bimbingan demi tercapainya penyelesaian Penelitin Tindakan Kelas.

2.  Efarini Ambarwati,M.Pd. selaku Guru Pamong PPG Kelas 3 kelompok A, beserta dosen yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama proses penyusunan Proposal PTK sampai dengan selesainya PTK.

3.  Tarsudi,S.Pd.SD. Selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin pelaksanaan PTK di SDN Malahayu 05.

4.  Sawa, S.Pd selaku Teman sejawat yang senantiasa memberikan pendampingan dan masukan sebagai perbaikan langkah berikutnya sehingga dapat terselesaikan laporan PTK ini.

5.  Rekan rekan guru SDN Malahayu 05, yang selalu memberikan dorongan dan motivasi terhadap saya sehingga laporan PTK ini dapat saya selesaikan.

6.   Rekan – Rekan Kelas 3 kelompok A yang senantiasa saling suport dan saling shering dalam setiap tahapan PTK.

7.   Kelompok Ngakak Nusantara yang selalu memberikan masukan, suport, dan motivasi kepada saya sehingga dapat terselesaikannya laporan PTK ini.

8.   Semua pihak yang telah membantu secara langsung dan tidak langsung selama penyusunan laporan PTK.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini semoga bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkannya.

 

 

Brebes, 16 November 2020 Penulis,


DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL .................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................

ii

LEMBAR TABEL ……………………………………………………….

iii

KATA PENGANTAR ..............................................................................

iv

DAFTAR ISI .............................................................................................

vi

DAFTAR TABEL………………………………………………………...

vii

DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………

viii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….

ix

DAFTAR BAGAN ……………………………………………………..

x

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….

xi

ABSTRAK ……………………………………………………………….

xi

BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................

1

A.

Latar Belakang Masalah ..........................................................

1

B.

Identifikasi Masalah .................................................................

3

C.

Pembahasan Masalah ...............................................................

4

D.

Perumusan Masalah .................................................................

4

E.

Tujuan Penelitian .....................................................................

5

F.

Manfaat Perbaikan ...................................................................

6

BAB II

TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ................................

8

A.

Landasan Teoretis ....................................................................

8

B.

Penelitian yang Relevan ...........................................................

25

C.

Kerangka Berpikir Penelitian ...................................................

27

D.

Hipotesis Penelitian Tindakan .................................................

28

BAB III

 METODOLOGI PENELITIAN ..............................................

29

A.

Tujuan Penelitian .....................................................................

29

B.

Setting Penelitian .....................................................................

29

C.

Subyek Penelitian .....................................................................

32

D.

Sumber Data ............................................................................

32

E.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data ........................................

32

F.

Validasi Data …………………………………………………

33

G.

Analisis Data …………………………………………………

34

H.

Indikator Kinerja dan Keberhasilan ...………………………..

36

I.

Prosedur Penilaian …………………………………………...

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………..

48

A.

Deskripsi Kondisi Awal  ……………………………………..

48

B.

Deskripsi Tiap Siklus ………………………………………...

50

C.

Pembahasan …………………………………………………..

104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………

107

A.

Simpulan ……………………………………………………..

107

B

Saran dan tindak lanjut ……………………………………….

108

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………

109

LAMPIRAN – LAMPIRAN

 


DAFTAR TABEL

 

Tabel

1.1

Perolehan nilai siswa sebelum dilakukan perbaikan ….

2

Tabel

3.1

Rencana Kegiatan PTK ( RTL ) ………………………..

30

Tabel

3.2

Perolehan nilai siswa sebelum dilakukan perbaikan ….

39

Tabel

4.1

Analisis hasil evaluasi mata pelajaran IPA sebelum siklus ……………………………………………………...

49

Tabel

4.2

Hasil temuan dan rencana perbaikan keterampilan social peserta didik melalui model pembelajaran discovery learning pada siklus I ………………………...

 

 

61

Tabel

4.3

Hasil temuan dan rencana perbaikan keterampilan social peserta didik melalui model pembelajaran discovery learning pada siklus II ……………………….

 

 

72

Tabel

4.4

Lembar pengamatan aktivitas pembelajaran Siklus I ...

74

Tabel

4.5

Lembar pengamatan aktivitas pembelajaran Siklus II..

76

Tabel

4.6

Lembar pengamatan aktivitas peserta didik siklus I …

78

Tabel

4.7

Lembar pengamatan aktivitas peserta didik siklus II ..

79

Tabel

4.8

Analisis hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus I ……………………………...

 

82

Tabel

4.9

Analisis hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus II ……………………………..

 

84

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GRAFIK

 

Grafik

4.1

Hasil evaluasi mata pelajaran IPA sebelum siklus

50

Grafik

4.2

Perolehan aktivitas tindakan guru dan siswa pada siklus I dan siklus II ………………………………..

 

81

Grafik

4.3

Hasil evaluasi mata pelajaran IPA siklus I ……….

83

Grafik

4.4

Hasil evaluasi mata pelajaran IPA siklus II ……

85

Grafik

4.5

Nilai formatif IPA Pra Siklus, Siklus I dan  Siklus II ………………………………………………….….

 

86

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar

4.1

Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari

28

Gambar

4.2

Mempresentasikan materi dengan video pembelajaran tentang adaptasi tembuhan terhadap lingkungannya ……………………...

 

 

55

Gambar

4.3

Kamera peserta didik off ……………………...

56

Gambar

4.4

Hanya beberapa peserta didik yang aktif …..

56

Gambar

4.5

Memberikan motivasi selalu kepada peserta didik …………………………………………….

 

57

Gambar

4.6

Peserta didik terdengar berisik dan ngobrol sendiri …………………………………………..

 

57

Gambar

4.7

Mempresentasikan PPT tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya ………….

 

58

Gambar

4.8

Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari

 

65

Gambar

4.9

Mempresentasikan materi dengan PPT tentang adaptasi tembuhan terhadap lingkungannya dalam rangka melindungi dirinya dari musuhnya ………………………

 

 

 

66

Gambar

4.10

Kamera sebagian peserta didik sudah dinyalakan …………………………………….

 

67

Gambar

4.11

Memberikan motivasi selalu kepada peserta didik …………………………………………….

 

67

Gambar

4.12

Peserta didik terdengar berisik dan ngobrol sendiri dan keluar masuk google meet ……….

 

68

Gambar

4.13

Mempresentasikan video tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya …………

 

69

Gambar

4.14

Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari

 

76

Gambar

4.15

Mengesher materi dengan PPT tentang adaptasi tembuhan terhadap lingkungannya dalam rangka melindungi dirinya dari musuhnya ………………………………………

 

 

 

77

Gambar

4.16

Peserta didik sudah menyalakan kameranya ..

78

Gambar

4.17

Memberikan motivasi selalu kepada peserta didik …………………………………………….

 

78

Gambar

4.18

Peserta didik mematikan microphone saat penjelasan ……………………………………..

 

79

Gambar

4.19

Mempresentasikan video tentang manfaat tumbuhan dan hewan bagi manusia …………

 

80

 

 

 

 

DAFTAR BAGAN

 

BAGAN

2.1

Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ………...

28

BAGAN

3.1

Pelaksanaan PTK ……………………………...

41

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

Lampiran 1

:

Surat ijin penelitian

Lampiran 2

:

Data hasil belajar kondisi awal

Lampiran 3

:

Lembar observasi proses pembelajaran siklus I

Lampiran 4

:

Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I

Lampiran 5

:

Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran siklus I

Lampiran 6

:

Kisi – kisi soal siklus I

Lampiran 7

:

Butir soal tes siklus I

Lampiran 8

:

Kunci jawaban siklus I

Lampiran 9

:

Pedoman / kriteria penskoran dan penilaian suklus I

Lampiran 10

:

Lembar jawaban siswa siklus I

Lampiran 11

:

Daftar hadir siswa siklus I

Lampiran 12

:

Rekap nilai siklus I

Lampiran 13

:

RPP siklus I

Lampiran 14

:

Lembar observasi proses pembelajaran siklus II

Lampiran 15

:

Hasil pengamatan proses pembelajaran siklus II

Lampiran 16

:

Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran siklus II

Lampiran 17

:

Kisi – kisi soal siklus II

Lampiran 18

:

Butir soal tes siklus II

Lampiran 19

:

Kunci jawaban Siklus II

Lampiran 20

:

Pedoman / kriteria penskoran dan penilaian siklus II

Lampiran 21

:

Lembar jawaban siswa siklus II

Lampiran 22

:

Daftar hadir siswa siklus II

Lampiran 23

:

Rekap nilai siklus II

Lampiran 24

:

RPP siklus II

Lampiran 25

:

Lembar observasi proses pembelajaran siklus III

Lampiran 26

:

Hasil pengamatan proses pembelajaran siklus III

Lampiran 27

:

Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran siklus III

Lampiran 28

:

Kisi – kisi soal siklus III

Lampiran 29

:

Butir soal tes siklus III

Lampiran 30

:

Kunci jawaban Siklus III

Lampiran 31

:

Pedoman / kriteria penskoran dan penilaian siklus III

Lampiran 32

:

Lembar jawaban siswa siklus III

Lampiran 33

:

Daftar hadir siswa siklus III

Lampiran 34

:

Rekap nilai siklus III

Lampiran 35

:

RPP siklus III

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABSTRAK

 

 

 

            Peserta didik dikatakan berhasil dalam suatu kompetensi apabila peserta didik tersebut telah berhasil mencapai KKM yang ditentukan. Namun demikian banyak penyebab yang dapat menghambat salah satunya adalah masalah kemampuan guru dalam mengembangkan beberapa metode dalam proses pembelajaran. Dari penyebab yang ada akhirnya mendorong penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan guru dapat memperbaiki kinerjanya, baik penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dan tepat. sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, menyenangkan dan kemandirian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Malahayu 05 dengan peserta didik berjumlah 11 siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya. Penelitian ini di adakan sebanyak 3 siklus perbaikan dan hasil uang diperoleh sangat baik, dimana 100% peserta didik dapat mencapai KKM yang ditetapkan.

 

Kata Kunci : IPA, Discovery, SDN Malahayu 05



BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang masalah

Secara sistematis Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu pengetahuan yang sangat erat kaitannya tentang alam semesta. Siswa diharapkan dapat menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sikap ilmiah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar Pendidikan IPA disekolah dasar. Pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah yang di tekankan dalam pendidikan IPA. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menarik, sesuai konteks merupakan suatu kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Ini terbukti pada pembelajaran IPA, sering kali siswa tidak tertarik dan merasa bosan untuk mempelajarinya. Hal ini lebih banyak disebabkan oleh pemilihan pendekatan yang digunakan kurang tepat. Pada siswa kelas VI SD Semester 1, muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada pembahasan materi tentang adaptasi tumbuhan dengan lingkungannya, menuntut siswa untuk mampu menganalisis ciri – ciri tumbuhan berdasarkan lingkungannya. Untuk dapat memahami materi ini dengan baik, maka siswa perlu diberikan pengalaman langsung dalam mengamati dan mangidentifikasi hal-hal tersebut. Dalam hal ini sebaiknya guru menggunakan pendekatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dikuasai oleh siswa. Kenyataannya didalam kelas, guru hanya bercerita dan tidak membangkitkan rasa ingin tahu siswa.

            Adapun nilai yang diperoleh siswa pada pembelajaran tentang materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya dapat dilihat pada table di bawah ini :

 

Tabel 1.1 Perolehan nilai siswa sebelum dilakukan perbaikan

 

NO

 

Nama Siswa

 

KKM

 

Nilai

Ketuntasan Belajar

 

 

Ket

Tuntas

Belum Tuntas

1.

Maida Sulisetiawati

70

50

 

 

2.

Nita Harmonika F

70

50

 

 

3.

Rian Adriansyah

70

70

 

 

4.

Risto Saputra

70

70

 

 

5.

Rizna Amalia

70

60

 

 

6.

Satrio Yulianto

70

40

 

 

7.

Selviana

70

40

 

 

8.

Syahna Fatwa N.F

70

70

 

 

9.

Tatang Adi S

70

60

 

 

10.

Muhamad Rizki A

70

50

 

 

11.

Krisna Aditia N.

70

60

 

 

Jumlah

620

3

8

 

 

Rata-rata

56,36

 

 

 

 

Persen Ketuntasan

27,27 %

 

 

 

 

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 70 dan nilai terendah adalah

 

40. Persentase ketuntasan yaitu :

 

Persentase Ketuntasan =

  

x

100%

=

27,27%

11

 

 

Persentase belum tuntas =

  8   

X

100%

=

72,73%

11

 

Pada persentase diatas dapat dilihat 72,73 % nilai siswa dibawah KKM, pada umumnya siswa yang nilainya dibawah KKM diakibatkan karena selama proses pembelajaran berlangsung siswa tidak aktif.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka dilakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah awal yang dilakukan adalah melalui refleksi dan masukan dari guru pamong untuk observasi waktu pelaksanaan pembelajaran. Hasil itu ditemui permasalahan guru yang kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran atau lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga siswa tidak paham dengan apa yang disampaikan oleh guru. Yang menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk membuat tugas atau mencontoh tugas temannya yang pintar. Untuk itu penulis tertarik mengadakan perbaikan pembelajaran dengan judul “Upaya peningkatan hasil belajar IPA materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya melalui metode discovery learning siswa kelas V SDN Malahayu 05”

B.     Identifikasi Masalah

1.      Fokus Penelitian

Berdasarkan   pengalaman   dan   hasil  observasi siswa  kelas           VI SDN Malahayu 05 di identifikasi baberapa masalah yang muncul :

a.       Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran IPA pada materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

b.      Siswa kesulitan memahami materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

c.       Siswa kesulitan dalam menjawab soal-soal yang diberikan guru dalam evaluasi pembelajaran tentang materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

C.    Pembatasan Masalah

            Dari hasil pengamatan dan refleksi menunjukan faktor-faktor penyebab dari masalah tersebut yaitu:

a.       Guru kebanyakan berceramah dan siswa hanya menerima apa yang disampaikan olah guru. Hampir semua informasi didapatkan siswa dari penyampaian guru bukan usahanya sendiri.

b.      Siswa tidak diberikan kesempatan untuk belajar menemukan sendiri tentang tujuan pambelajaran yang akan dicapai.

        Alternatif dan prioritas pemecahan masalah yaitu ;

      Berdasarkan analisis masalah diatas, penulis melakukan pemecahan masalah tersebut dengan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA tentang materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya, dengan metode discovery learning siswa kelas VI SDN Malahayu 05 melalui penelitian tindakan kelas hasil belajar siswa lebih meningkat dan tujuan pembelajaran tercapai.

D.    Perumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah :

a.       Bagaimanakah upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya pada siswa kelas VI SDN Malahayu 05?

b.      Bagaimana model pembelajaran discovery leraning dalam meningkatkan Hasil Belajar IPA materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya pada siswa kelas VI SDN Malahayu 05?

E.     Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini penulis membagi menjadi dua tujuan yaitu :

1.      Tujuan Umum Penelitian

          Tujuan umum penelitian  ini  adalah  untuk  meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi  adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

2.      Tujuan Khusus Penelitian

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.      Bagi guru :

a.       Untuk         meningkatkan  kemampuan     perencanaan pelaksanaan pembelajaran IPA        mealui metode discovery learning di kelas VI SD Negeri Malahayu 05 Kabupaten Banjarharjo.

b.      Untuk meningkatkan kemampuan pelaksanaan pembelajaran IPA melalui metode discovery di kelas VI SD Negeri Malahayu 05 Kecamatan Banjarharjo.

c.       Portofolio pengembangan diri.

2.      Bagi Peserta Didik

a.       Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode discovery tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya pada pembelajaran IPA di kelas VI SD Negeri Malahayu 05 Kecamatan Banjarharjo

b.      Meningkatkan keaktifan siswa melalui metode discovery learning.

3.      Bagi pihak lain

Tujuan khusus bagi pihak lain antara lain :

a.       Dijadikan referensi untuk penelitian – penelitian tindakan kelas yang akan di rencanakan.

b.      Untuk merangsang agar para pendidik termotivasi untuk melakukan PTK di sekolahnya masing – masing.

F.     Manfaat Perbaikan

1.    Bagi Siswa

a.       Penerapan Pembelajaran melalui metode discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada tema 2 mata pelajaran IPA khususnya materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

b.      Meningkatkan rasa ingin tahu siswa dengan menggunakan metode discovery learning.

2.      Bagi Guru

a.       Untuk memperbaiki pembelajaran dan mengembangkan kemampuan propesional guru

b.      Dapat digunakan guru untuk memecahkan masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran

3.      Bagi Sekolah

a.      Memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah

b.      Dapat menciptakan iklim pendidikan yang kondusif

 

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.         LANDASAN TEORETIS

1.      PENELITIAN TINDAKAN KELAS

a.      Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas disingkat PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa tindakan tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya Penelitian tindakan kelas dapat dipakai sebagai implementasi berbagai program yang ada di sekolah, dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.

b.      Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku mengajar guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran, atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas yang diajar oleh guru, sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran

c.       Penelitian Tindakan Kelas Menurut Para Ahli

Berikut penelitian tindakan kelas menrut para ahli :

Menurut Kemmis dan Taggart (Padmono, 2010), penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta- pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktek itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktek tersebut Menurut Aqib (dalam Muchlisin Riadi 2019), penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat”

Pendapat lain tentang Penelitian Tindakan Kelas dikemukakan oleh O’Brien (dalam Muchlisin Riadi, 2019) penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (siswa) diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk mengatasinya”.

Dari berbagai pendapat para ahli diatas maka dapat kita simpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah : penelitian yang dilakukan guru dikelasnya untuk mengidentifikasi masalah kemudian melakukan tindakan lanjut untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

d.      Langkah – Langkah Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins (1993), “penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation and evaluation)”. Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

Adapyn yang dimaksud dengan keempat prosedur kerja tersebut yaitu :

a.    Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan Penellitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan pembuatan media pembelajaran.

b.    Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan serta prosedur tindakan yang akan diterapkan.

c.    Observasi (Observe), Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan semua rencana yang telah dibuat dengan baik, tidak ada penyimpangan- penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan observasi dapat dilakukan dengan cara memberikan lembar observasi atau dengan cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.

d.   Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan diketahui perubahan yang terjadi. Bagaimana dan sejauh mana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan dalam bentuk replanning dapat dilakukan.

2.        BELAJAR

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau praktek yang diperkuat. Belajar merupakan hasil dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilaku. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah bahwa bentuk input dan output dari stimulus dalam bentuk tanggapan.

Stimulus adalah apa yang guru kepada siswa, sedangkan reaksi atau respon dalam bentuk tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon penting untuk dicatat karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur.

Menurut Djamarah dan Zain (2010) : Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.

Hamalik (2010), belajar adalah bukan suatu tujuan tetapi merupakan proses untuk mencapai tujuan. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

3.        HASIL BELAJAR

Keberhasilan suatu sistem pembelajaran ditentukan oleh guru. Kriteria keberhasilan pembelajaran diukur dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dilihat dari ketercapaian tujuan pembelajaraan. Hasil belajar dapat diketahui melalui pengukuran, hasil belajar tersebut menunjukkan sejauh mana pembelajaran yang diberikan dapat dikuasai, dipahami, dan dimiliki oleh siswa hasil belajar akan terlihat setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.

Sebagaimana dikemukakan Sanjaya (2011:13) bahwa “Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan”. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudjana (2009:22) mengemukakan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Menurut Abdurrahman (dalam Jihad,2009:14 ) bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Setelah belajar siswa diharapkan dapat mencapai tujuan dari pembelajaran. Sejalan dengan pandapat Mudjiono (2009:3) bahwa ”Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah prestasi yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang keberhasilan belajarnya dapat dilihat dari ketercapaian tujuan khusus pembelajaran.

4.        METODE DISCOVERY LEARNING

a.      Pengertian Discovery Learning

Metode pembelajaran discovery learning atau dalam bahasa Indonesia disebut pembelajaran penemuan, dimana aktivitas pembelajaran akan dipresentasikan kepada siswa secara langsung namun siswa dituntut untuk bisa memahami materi secara mandiri dengan menggunakan metode tertentu.

Dalam memahami sebuah materi siswa bisa melaksanakan pendekatan saintifik yang diantaranya adalah mengamati, observasi, pengklasifikasian, menciptakan asumsi, menjabarkan, dan membuat kesimpulan. Sehingga materi bias ditemukan menjadi sebuah teori atau konsep prinsip yang bisa dipahami.Model pembelajaran discovery learning ini merupakan pembelajaran yang disampaikan kepada siswa dan siswa akan memahaminya secara independen. Dalam hal ini siswa akan diberi kemampuan cara menjadi seorang ilmuwan.

Dengan pembelajaran ini siswa tidak hanya berperan pasif menerima materi pelajaran. Namun juga memprosesnya sampai memahami dan menguasai yang biasa disebut pembelajaran aktif. Sehingga siswa bisa terbiasa untuk menciptakan sebuah ilmu pengetahuan.

b.      Menurut Para Ahli

Agar pemahaman tentang pembelajaran discovery learning bisa lebih dalam berikut beberapa pengertian menurut para ahli dan beberapa referensi buku :

·         Berdasarkan Sund, Discovery learning merupakan aktivitas intelektual siswa dimana mereka mampu menguraikan sebuah prinsip atau konsep. Aktivitas intelektual diantaranya adalah mengobservasi, memahami, mampu mengklasifikasikan, menciptakan asumsi, menjabarkan, menakar, menciptakan kesimpulan (Suryabrata, 2002:193)

·         Berlandaskan Hosnan (2014:282), discovery learning adalah model pengembangan kemampuan belajar aktif pada siswa agar bisa investigasi dan mendapatkan ilmu secara mandiri. Dengan belajar aktif ini siswa juga bisa dilatif berpikir secara analisis dan problem solving sehingga ilmu pengetahuan bisa bertahan lama dalam diri siswa.

·         Berdasarkan Ruseffendi (2006:329), Model pembelajaran discovery learning merupakan model yang mengelola pembelajaran yang bisa membuat siswa mendapatkan ilmu pengetahuan secara mandiri dan belum diketahui oleh dirinya secara aktif.

·         Berlandaskan Kurniasih, dkk (2014:64), discovery learning adalah aktivitas pembelajaran dimana materi disampaikan secara langsung kepada siswa. Selanjutnya siswa dianjurkan untuk mengelola materi tersebut secara mandiri. Dimana mereka harus bisa menemukan konsep berdasarkan data atau informasi dengan cara penelitian.

c.       Jenis dan Bentuk Discovery Learning

Berdasarkan Suprihatiningrum (2014:244), Discovery learning ada dua bentuk dalam implementasinya, yakni :

1.      Guided Discovery Learning atau pembelajaran penemuan terbimbing, yaitu bentuk yang memerlukan arahan guru sebagai penyedia dalam aktivitas pembelajaran.

2.      Free Discovery Learning atau pembelajaran penemuan bebas, yaitu bentuk yang bebas dimana siswa harus bisa berperan aktif secara mandiri dan tidak memerlukan fasilitator seperti guru.

Selain itu model pembelajaran discovery learning juga bisa dilakukan dengan hubungan dua arah dan satu arah. Penjabaran lebih lanjut bisa berlandaskan pada (Oemar Hamalik, 2009:187) yakni:

1.      Hubungan dua arah adalah dimana siswa harus bisa berkomunikasi dengan guru seperti menjawab pertanyaan. Lalu guru melakukan komunikasi dengan siswa dengan cara panduan secara baik.

2.      Hubungan satu arah adalah siswa siswa akan diberi stimulus agar mereka bisa melaksanakan penemuan. Dimana guru akan memberikan sebuah masalah kepada siswa, dan mereka akan membuat solusi dengan metode penemuan.

d.      Karakteristik dan Tujuan Discovery Learning

Berdasarkan penuturan Hosnan (2014) model discovery learning memiliki karakteristik berupa eksplorasi dan membuat solusi agar bisa membuat, memadukan dan mengumumkan sebuah pengetahuan. Berfokus pada peserta didik. Aktivitas untuk memadukan ilmu pengetahuan baru dan lama.

Tujuan dari discovery learning antara lain :

1.      Tujuan discovery learning menurut (Hosnan, 2014) adalah agar siswa bisa independen dan inovatif. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut.

2.      Ketika aktivitas penemuan berlangsung peserta didik akan berperan aktif dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik bisa menghargai usaha penemuan pengetahuan yang dilaksanakannya.

3.      Dengan pembelajaran discovery learning ini, peserta didik akan bisa mengembangkan proses berpikir induktif dimana mereka bisa melakukan penjelasan secara abstrak dan konkret. Sehingga dalam menemukan solusi jadi lebih mudah.

4.      Peserta didik akan bisa mengembangkan/meningkatkan rencana tanya jawab yang lebih terarah dan terstruktur. Dan tanya jawab bisa menjadi sumber data dan informasi yang efektif dalam aktivitas discovery learning.

5.      Pembelajaran penemuan atau discovery learning bisa menolong peserta didik dalam melatih kerja sama antar mereka. Peserta didik bisa saling berbagi data, mengungkapkan pendapat dan gagasan.

6.      Dengan keterampilan penemuan atau discovery ini siswa bisa menemukan beberapa kasus masalah yang nantinya bisa ditemukan solusinya. Sehingga ilmu pengetahuan bisa lebih mudah untuk dibagi dan selanjutnya lebih mudah untuk diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran yang baru.

e.       Langkah – Langkah atau Sintaks Discovery Learning

Berdasarkan penuturan Veerman (2003) secara singkat dan rinci langkah- langkah pembelajaran discovery learning adalah apa yang akan kami jelaskan di bawah, berikut diantaranya:

A.    Orientation

Pada sesi awal ini yakni orientation, siswa akan dituntut untuk bisa memperhatikan informasi dari mulai latar belakang, pengenalan masalah dan kejadian, mengaitkan kejadian dengan pengetahuan lama. Sintaks atau langkah orientation akan membuat kekuatan tafsir, analisis dan evaluasi akan berkembbang sehingga siswa bisa berpikir kritis.

Pada sesi ini guru akan memberi materi yang sesuai dengan kejadian nyata dan nantinya siswa akan dipusatkan untuk mempelajari materi dan permasalahannya. Kejadian yang dipresentasikan membuat siswa bias mudah untuk dinilai.

B.     Hypothesis Generation

Data tentang kejadian yang diperoleh pada sesi orientation akan dipakai pada sesi ini, yakni hypothesis generation.Pada sintaks ini siswa akan membuat hipotesis yang berhubungan dengan masalah. Siswa akan memformulasikan masalah yang ada dan menemukan tujuan dari proses pembelajaran. Manfaat dari langkah hypothesis generation adalah mengembangkan keahlian siswa dalam analisis, tafsir, evaluasi dan deduksi (mengambil kesimpulan).

C.    Hypothesis Testing

Hypothesis merupakan output dari langkah kedua yakni hypothesis generation. Yang mana keabsahannya kurang dipercaya sehingga dalam melakukan pembuktian siswa dituntut untk melakukan sesi ini yakni Hypothesis Testing.

Pada langkah ini siswa dituntut untuk bisa membuat strategi dan melakukan penelitian agar keabsahan hipotesis yang telah diformulasikan, dihimpun datanya dan menghubungkan hasil dari eksperimen menjadi terbukti.

Pada sintaks atau tahap ini siswa akan didorong untuk bisa mengembangkan keahlian dalam mengatur diri, evaluasi, analisis, menafsirkan dan mengungkapkan suatu konsep abstrak maupun konkret.

D.    Conclusion

Aktivitas siswa pada sesi conculisan adalah mengulas kembali hipotesis yang sudah diformulasikan dengan fakta yang sudah didapat dari Hypothesis Testing. Siswa akan menentukan apakah fakta yang telah diuji dari hypothesis testing sesuai dengan yang sudah diformulasikan. Pada sesi conclusion ini siswa bisa membuat perubahan hipotesis lama dengan yang baru.

Pada sintaks atau langkah conclusion bisa membuat siswa berkembang di ranah cara menyimpulkan, menganalisis, menafsirkan, evaluasi dan menjabarkan.

E.     Regulation

Pada sesi regulation ini siswa akan melakukan aktivitas berupa menyusun strategi, memeriksa dan evaluasi. Penyusunan strategi mengaitkan antara aktivitas memutuskan tujuan dan metode untuk meraih tujuan tersebut.

Aktivitas memeriksa atau mentoring adalah aktivitas yang mana untuk memahami kebenaran dari action yang dilakukan siswa yang berhubungan dengan hasil yang telah disusun strateginya. Guru akan memverifikasi hasil yang ada sehingga konsep bisa sesuai dengan aktivitas pembelajaran. Sintaks atau langkah regulation akan membuat siswa menjadi lebih mampu untuk mengevaluasi, dan mengatur diri serta bisa menganalisis, menjabarkan, menafsirkan dan menyimpulkan.

F.     Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning

Berdasarkan penuturan Suherman, dkk (2001:179) menyatakan bahwa terdapat keunggulan atau kelebihan yang bisa diambil dari model discovery learning, yakni:

1.      Kelebihan

Kelebihan dari metode discovery learning antara lain sebagai berikut :

·           Dalam aktivitas belajar siswa akan aktif, ini dikarenakan mereka akan menyelesaikan permasalahan atau menemukan pengetahuan secara mandiri.

·           Dengan model discovery learning siswa akan menguasai pelajaran secara mendalam. Ini dikarenakan siswa mencerna dan menemukan sendiri ilmu pengetahuan itu sehingga bisa lebih bertahan lama dalam ingatannya.

·           Dengan memahami dan menemukan secara mandiri akan memicu rasa puas

Rasa puas tersebut akan memotivasi siswa untuk memahami dan menemukan lagi. ini menjadikan minat belajar akan berkembang.

·         Siswa yang mendapatkan ilmu pengetahuan dengan discovery learning akan lebih sanggup membagi ilmu pengetahuannya di berbagai aspek.

·         Dengan metode discovery learning ini siswa akan terlatih untuk bisa belajar secara mandiri

2.      Kekurangan

Sementara berdasarkan penuturan Kurniasih, dkk (2014:64-65), terdapat beberapa kekurangan kelemahan dari Discovery Learning, berikut diantaranya:

·         Model ini akan memicu sebuah anggapan setiap pikiran pasti sudah siap untuk belajar. Namun untuk siswa yang lemah, mereka akan mendapati kesukaran dalam berpikir abstrak atau menjabarkan sebuah pengetahuan melalui tulisan maupun ucapan sehingga siswa tersebut bisa terkuras. mentalnya.

·         Dalam prakteknya model discovery learning kurang bisa mengcover jumlah siswa yang jumlahnya banyak. Ini disebabkan akan memakan waktu yang relatif tidak sedikit

·         Esensi dalam model discovery learning akan tidak tersampaikan jika digunakan pada pola pikir guru dan murid yang sudah nyaman dengan metode lama. Jadi gunakan metode penemuan dengan cara bertahap.

·         Pembelajaran discovery lebih efektif bila digunakan untuk membangkitkan penguasaan dan pemahaman, namun dalam membangkitkan komponen keterampilan, konsep dan emosi pembelajaran ini kurang bisa memfasilitasi.

·         Materi yang ditentukan oleh guru dalam model pembelajaran ini mengakibatkan siswa tidak bisa memilih apa yang diinginkan oleh mereka dalam berpikir.

G.    Kesimpulan

Secara garis besar esensi dari model pembelajaran Discovery Learning merupakan aktivitas siswa untuk memahami maksud, arti, konsep dan mengkoneksikan sesuatu dengan merangsang intuitifnya agar mereka bisa mengambil sebuah kesimpulan.

Model pembelajaran ini akan berhasil apabila siswa bisa terdorong untuk mau memakai mental atau semangatnya untuk menemukan sebuah teori, prinsip dan konsep Pembelajaran discovery dilaksanakan dengan cara observasi, kategorisasi, penilaian, prediksi, pemilihan dan deduksi/menyimpulkan. Proses tersebut bisa juga dinamakan proses kognitif sedangkan maksud dari aktivitas discovery adalah proses mental untuk mengasimilasi konsep dan prinsip dalam pikiran.

f.              Adaptasi Tumbuhan Terhadap Lingkungannya

a.       Pengertian adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik. Banyaknya sekali sifat-sifat yang membantu tumbuhan untuk meniadakan pengaruh keadaan yang tidak menguntungkan dan memperluas jangkauan kisaran tempat hidupnya. Pada tumbuhan hal ini akan menyesuaikan diri terhdapa tempat hidupnya. Ada tumbuhan yang hidup di gurun, ada tumbuhan yang hidup di air.

b.      Adaptasi tumbuhan Terhadap tempat Hidupnya

Untuk adaptasi terhadap tempat hidupnya, terbagi menjadi tiga :

A.    Tumbuhan Air

Tumbuhan air disebut juga dengan hidrofita, cara adaptasi yang dilakukan oleh tumbuhan air antara lain:

·         Memiliki rongga udara sebagai tempat udara sehingga tumbuhan itu dapat mengapung di air

·         Memiliki daun yang lebar dan stomata yang banyak untuk mempercepat penguapan

·         Memiliki saluran udara untuk mengeluarkan udara dari daun menuju akar

B.     Tumbuhan gurun

Tumbuhan gurun disebut juga xerofita, cara adaptasi yang dilakukan tumbuhan gurun antara lain :

·         Bentuk daunnya seperti duri kecil dengan sedikit stomata, bentuk daun seperti ini berguna untuk mengurangi penguapan

·         Memiliki akar yang panjang dan menyebar luas ke dalam tanah. Akar seperti ini berguna untuk memperlebar daerah penyerapan air.

·         Tubuhnya dilapisi lilin untuk mencegah penguapan berlebih.

C.     Tumbuhan di daerah lembab

Tumbuhan yang hidup di daerah lembab juga disebut higrofita, cara adaptasi yang dilakukan tumbuhan daerah lembab antara lain :

·         Daunnya tipis dan lebar

·         Memiliki banyak stomata

·         Daunnya rata – rata dilapisi lilin

C.     Adaptasi Tumbuhan Terhadap Keadaan Lingkungannya

Dengan menggugurkan daun di musim panas atau kemarau termasuk salah satu cara tumbuhan dalam beradaptasi dengan keadaan lingkungannya. Pengguguran daun bertujuan untuk mengurangi penguapan air pada musim kemarau. Dengan begitu, tumbuhan tidak akan mengalami kekeringan. Contoh pada tumbuhan yang menggugurkan daunnya di musim kemarau ialah pohon jati, pohon kapuk randu, pohon mahoni, dan kedondong.

D.    Adaptasi Tumbuhan Terhadap Kondisi Lingkungannya

Hal mendasar yang mempengaruhi aktivitas adaptasi bagi tumbuhan adalah ketersediaan air. Ketika jumlah air sedikit maka tumbuhan akan merespon dengan menutup stomata yang menyebabkan layunya bagian-bagian tumbuhan itu sendiri. Bagi tanaman yang tumbuh di daerah rawa beradaptasi dengan memiliki daun yang besar karena kondisi rawa yang lembab dan kandungan airnya tinggi. Selain itu memiliki ruang udara yang besar dalam struktur internal untuk menyimpan udara. Hal ini dikarenakan tanah pada umumnya mengalami air logging sehingga cenderung anaerob dan kekurangan oksigen.

·         Water Lily

Pada tanaman yang seluruhnya berada terendam air atau hydrophytes akan menggantung lemas ketika dalam lingkungan yang tidak ada air. Pada dasarnya air di sekeliling tumbuhan akan memperkuat jaringan di batang dan petiol daun sehingga tidak membutuhkan penguatan mekanis.

·         Hydrilla sp

Hal ini merugikan dalam hal fleksibilitas jika terjadi perubahan permukaan air atau gerakan air. Semua sel termodifikasi untuk menyerap air, nutrisi dan gas terlarut langsung dari air sekitarnya. Sehingga akar hanya berfungfi untuk melekat pada sedimen, selain itu xylem juga kurang berfungsi. Bagian rongga tumbuhan berisi udara yang berfungsi memperpanjang daun dan batang.

·         Reedmace

Tanaman reedmace memiliki ciri berdaun sempit sehingga meminimalisir perlawanan terhadap fluktuasi air maupun angin yang kencang. Para batang berongga dan memiliki serat internal keras. Bagian bawah sering terendam namun tanaman reedmace ini tidak akan terendam seluruhnya jika terkena banjir.

e.       Adaptasi Tumbuhan Terhadap Transpirasi

Hutan jati di Bojonegoro, Jawa Timur pada musim hujan Daun Tumbuhan seperti pohon jati dan akasia mengurangi penguapan dengan cara menggungurkan daunnya di musim panas. Pada tumbuhan padi-padian, liliacea dan jahe-jahean, tumbuhan jenis ini mematikan daunnya pada musim kemarau. Pada musim hujan daun tersebut tumbuh lagi. Contohnya ; Melocactus curvispinus

Tumbuhan yang hidup di gurun pasir atau lingkungan yang kekurangan air (daerah panas) misalnya kaktus, mempunyai struktur adaptasi khusus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pada tumbuhan yang terdapat di daerah panas, jika memiliki daun maka daunnya berbulu, bentuknya kecil-kecil dan kadang-kadang daun berubah menjadi duri dan sisik. Lapisan lilin berfungsi untuk melindungi daun dari penguapan yang berlebihan dan gangguan serangga.

B.     PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian yang relevan yang penulis telah baca dan pelajari yaitu :

1.      Peningkatan hasil belajar metode discovery pembelajaran IPA kelas IV SDN 03 Sungai Ambawang Kubu Raya . Penelitian ini dilakukan oleh saudara Agus Supriyadi yang dilakukan dalam dua siklus yang mana motivasi siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan metode discovery learning , yang ditandai dengan aktivitas siswa baik. Keaktivan siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan dari tiap-tiap siklusnya. Pada siklus I hasil belajar siswa baru mencapai 65% dan pada siklus II hasil belajar meningkat menjadi 100%. Sedangkan keaktifan belajar siswa mencapai 65,55% pada siklus I dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 75,55%.

2.      “ Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IX B7 SMP  Negeri 6 Singaraja”. Hasil penelitian menunjukkan dari prasiklus, siklus I dan pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata kelasnya. Pada pra siklus 43,33%, siklus I hasil belajar siswa rata – rata baru mencapai 76,67%, dan pada siklus II rata – rata hasil belajar meningkat menjadi 86,67%. Pada peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan metode discovery learning, yang ditandai dengan aktivitas siswa baik. Keaktivan siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan dari tiap-tiap siklusnya.

3.      “ Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Pemelajaran Discovery Terbimbing Pada Siswa Kelas V SDN Condongcatur Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan dari siklus I dan pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata kelasnya. Pada siklus I hasil belajar siswa rata – rata baru mencapai 71,43%, dan pada siklus II rata – rata hasil belajar meningkat menjadi 89,29%. Pada peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan metode discovery learning, yang ditandai dengan aktivitas siswa baik. Keaktivan siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan dari tiap- tiap siklusnya.

Pada dasarnya telah banyak peneliti terdahulu yang meneliti tentang mata pelajaran IPA, melalui Metode discovery learning dapat meningkat hasil belajar siswa. Namun perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu materi, kelas dan sekolah yang berbeda. Oleh karena itu penggunaan metode discovery learning dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kompetensi kognitif siswa pada mata pelajaran adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

C.    KERANGKA BERPIKIR

Pembelajaran IPA materi menganalisis adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan di kelas VI SDN Malahayu 05 semester 1 tahun pelajaran 2020/2021 belum dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu peneliti berusaha mencari solusi sehingga hasil belajar IPA benar – benar dapat meningkat. Solusi yang peneliti lakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan pembelajaran menggunakan metode discovery learning pada muatan pelajaran IPA materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan di kelas VI SDN Malahayu 05 tahun pelajaran 2020/2021.

Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan pada bagan 2.1 di bawah ini:


Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian


D.   
HIPOTESIS PENELITIAN TINDAKAN

                 Hipotesis penelitian ini yaitu :

1.      Penggunaan metode discovery learning pada mata pelajaran IPA materi Adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan kelas VI di SDN Malahayu 05 dapat meningkatkan keaktifan siswa.

2.      Penggunaan metode discovery learning pada mata pelajaran IPA materi Adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan kelas VI di SDN Malahayu 05 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.      Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan bertujuan untuk:

a.       Peningkatan keaktifan siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan dengan menggunakan metode discovery learning pada kelas VI SDN Malahayu 05.

b.      Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan dengan menggunakan metode discovery learning pada kelas VI SDN Malahayu 05

B.            Setting Penelitian

a.      Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Malahayu 05 yang terletak di Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Propinsi Jawa Tengah.

b.      Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2020/2021. Apabila belum berhasil di siklus 1 dilanjutkan ke siklus berikutnya. Berikut rincian kegiatan yang akan direncanakan :

 

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan PTK ( RTL )

NO

Rencana Kegiatan

Waktu dan Tempat

Pihak Yang Terlibat

1.

Menyusun perbaikan

perangkat pembelajaran siklus 1

19 Oktober 2020

Dosen, guru pamong,

Kepala sekolah, teman sejawat

SDN Malahayu 05

2.

a.                Melaksanakan siklus I

 

b.               Membuat video praktik pembelajaran siklus I

22 Oktober 2020

Kepala sekolah, teman sejawat dan peserta didik

SDN Malahayu 05

3.

Analisis dan refleksi siklus I

23 Oktober 2020

Dosen, guru pamong,

Kepala sekolah dan teman sejawat

SDN Malahayu 05

4.

Perencanaan tindak lanjut siklus II

26 Oktober 2020

Dosen, guru pamong, Kepala sekolah,

teman sejawat

SDN Malahayu 05

5.

Menyusun perbaikan perangkat pembelajaran

siklus II

31 Oktober 220

Dosen, guru pamong, Kepala sekolah,

teman sejawat

SDN Malahayu 05

6.

a.     Melaksanakan silkus II

b.    Membuat video

praktik pembelajaran siklus II

2 November 2020

Kepala sekolah, teman sejawat dan peserta didik

SDN Malahayu 05

7.

Analisis dan refleksi siklus II

3 November 2020

Dosen, guru pamong,

Kepala sekolah, teman sejawat

SDN Malahayu 05

8.

Perencanaan tindak lanjut

siklus III

4 November 2020

Dosen, guru pamong,

Kepala sekolah, teman sejawat

SDN Malahayu 05

9.

Menyusun perbaikan perangkat pembelajaran

siklus III

5 November 2020

Dosen, guru pamong, Kepala sekolah,

teman sejawat

SDN Malahayu 05

10.

a.               Melaksanakan siklus III

b.              Membuat video

praktik pembelajaran siklus III

9 November 2020

Kepala sekolah, teman sejawat

SDN Malahayu 05

11.

Analisis dan refleksi siklus III

10 November 2020

Dosen, Guru Pamong, Kepala sekolah, teman sejawat dan

peserta didik

SDN Malahayu 05

12.

Laporan PTK

11-14 November

2020

Dosen, guru pamong,

Kepala sekolah, teman sejawat

C.  Subjek Penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI SD Negeri Malahayu 05 yang tercatat pada semester 1 tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 11 orang siswa, 5 perempuan dan 6 laki-laki. Alasan peneliti memilih kelas ini, karena hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas VI ini masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan.

D.  Sumber Data

Sumber data diperoleh dari :

1.      Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari peserta didik, berupa nilai tes tertulis peserta didik dan nilai kinerja dalam bentuk laporan tugas. Pada tiap siklus dilakukan satu tes dan peserta didik mengumpulkan laporan tugas.

2.      Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan peneliti dan kolaborator, berupa hasil diskusi dengan kolaborator yang dituangkan dalam tiap – tiap siklus.

E.     Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunkan teknik penelitian tes tertulis dan non tes berupa penilaian unjuk kerja. Teknik penilaian tertulis dilakukan pada akhir pelajaran, siswa diminta mengerjakan soal tes.

Teknik penilaian non tes berupa penilaian unjuk kerja dilakukan dengan teknik pengamatan atau observasi terhadap motivasi belajar peserta didik, dan penilaian terhadap laporan hasil tugas. Observasi adalah suatu teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena – fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan ( evaluasi ). Teknik observasi memiliki beberapa keunggulan yaitu :

1.      Data yang diperoleh dapat bersifat lebih objektif dalam melukiskan aspek - aspek kepribadian peserta didik sesuai dengan keadaan yang sebenarnya karena data observasi ini diperoleh secara langsung di lapangan.

2.      Dalam pengolahannya akan terjadi keseimbangan dalam mengevaluasi prestasi belajar peserta didik yang bersangkutan karena data observasi ini dapat mencakup berbagai aspek kepribadian masing – masing siswa.

2.    Alat Pengumpulan Data

Alat Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

·         Butir soal dalam bentuk pilihan ganda dan essay

Butir soal disesuaikan dengan cakupan materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

·         Lembar Observasi

Lembar observasi disusun berdasarkan variable yang diamati.

F.     Validasi Data

Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa saja yang seharusnya diukur. Supaya data yang diperoleh tersebut valid, maka dibuatlah kisi - kisi instrumen yang di dalamnya mencakup keluasan materi dan indikator sebagai tolok ukur ketercapaian sesuai dengan penjabaran pada indikator kinerja. Validasi instrumen dengan mengecek kebenaran instrumen dan kelengkapan aspeknya. Dengan instrumen yang valid maka data yang dihasilkan valid.

Data yang digunakan adalah hasil penilaian tes tertulis untuk mengukur hasil belajar pada aspek pemahaman dan penerapan konsep, sedangkan laporan praktikum dan lembar observasi motivasi peserta didik untuk mengukur hasil belajar pada aspek kinerja ilkiah. Data hasil observasi divalidasi melelui triagulasi. Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan satu triagilasi yaitu triagulasi sumber dengan cara mencari data melalui kerja sama kolaborator.

G.      Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data utama yaitu hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil tes setiap pertemuan, sedangkan data kualitatif adalah sebagai data pendukung yaitu ketika melakukuan observasi atau pengamatan dari sikap yang di tunjukkan peserta didik.

1.      Data Kuantitatif

Data yang diperoleh dari hasil tes peserta didik, dianalisis menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Asep & Abdul (2008:146) untuk tes uraian dengan menggunakan rumus:

Nilai Siswa

=

Jumlah soal yang dijawab benar

X

100%

Jumlah soal

Ketuntasan kelas

=

Jumlah siswa yang tuntas belajar

X

100%

Jumlah siswa

 

 

 

 

 

2.      Data Kualitatif

Data yang diperoleh dari lembar observasi sebagai data pendukung dianalisis dengan menggunakan rumus Anas ( 2010:43 ) sebagai berikut :

P

=

n

X

100%

 

 

 

F

 

 

 

P

=

Angka Persentase

 

N

=

Banyaknya Individu

F

=

Frekuensi tindakan

            Selanjutnya hasil perhitungan di atas diklasifikasikan dalam kelompok berdasarkan persentase yang diperoleh berdasarkan aktifitas belajar dengan berpedoman kepada Suharsimi (2007:19) diterjemahkan ke dalam nilai huruf, maka rentangannya (range) adalah sebagai berikut :

80 − 100 %

= A

(Sangat Baik)

66 – 79 %

= B

(Baik)

56 – 65 %

= C

(Cukup)

40 – 55 %

= D

(Kurang)

0 −40 %

= E

(Kurang Sekali)

 

H.    Indikator Kinerja dan Keberhasilan

1.      Indikator Kinerja

Sebagai tolok ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari hasil tes, jika hasil belajar siswa mencapai 70% secara individual dan 75% secara klasikal. Keberhasilan peserta didik yang mampu memperoleh atau mencapai ketuntasan belajar minimal 70 ( KBM IPA ), sekurang – kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut ( Mulyasa,2002:99). Untuk penelitian afektif, ketuntasan secara individual adalah 70% dengan ketuntasan klasikal 75% ( Depdiknas,2002:69). Sedangkan penilaian psikomotorik secara individual ketuntasannya adalah 70% dengan ketuntasan klasikal 75% ( Mulyasa. 2002:102 ).

2.      Indikator Keberhasilan Ranah Kognitif

Indikator keberhasilan penelitian ini sendiri dapat dikatakan berhasil dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa untuk tiap siklusnya baik secara individu tersebut mendapat nilai 70 atau lebih maka individu tersebut dikatakan tuntas dan secara klasikal sebanyak 75% dari jumlah yang ada yaitu 11 anak nilainya diatas atau sama dengan KKM ( 70 ) maka pembelajaran itu dikatakan berhasil.

3.      Indikator Keberhasilan Aktivitas

Adapun indicator aktivitas guru dalam pembelajaran melalui metode discovery learning yaitu sebagai berikut :

1.      Guru mengkomunikasikan tujuan, materi pembelajaran yang akan dicapai

2.      Guru mengkomunikasikan waktu, langkah-langkah pembelajaran, dan hasil yang diharapkan

3.      Guru memberikan motivator/menumbuhkan minat

4.      Guru mengarahkan dan memberikan bimbingan belajar

5.      Guru memberikan membimbing dan fasilisator

6.      Guru memberikan dorongan, mengarahkan, menumbuh kembangkan kreasi daya cipta.

7.      Evaluasi dengan memberikan evaluasi dan memberikan balikan

4.      Indikator Aktivitas Siswa

Adapun indicator aktivitas siswa dalam melalui metode discovery learning yaitu sebagai berikut :

1.    Siswa          mendengarkan penjelasan        guru     tentang tujuan, materi pembelajaran yang akan dicapai.

2.    Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang waktu, langkah-langkah pembelajaran, dan hasil yang diharapkan

3.    Siswa termotivasi dan berminat dalam menganalisis adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya

4.    Dengan bimbingan guru siswa menemukan ciri – ciri tumbuhan berdasarkan tempat hidupnya

5.    Dengan dorongan dan arahan dari guru siswa dapat menemukan cara tumbuhan melindungi diri dari musuhnya serta manfaatnya bagi manusia.

6.    Siswa dapat mengkomunikasikan apa yang ditemukan

        Penelitian ini dikatakan berhasil apabila setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui metode discovery learning siswa yang mempunyai minat tinggi dalam menemukan, memecahkan masalah mencapai 3,75.

I.       Prosedur Penelitian

            Prosedur penelitian meliputi kegiatan sebelum pelasanaan PTK berupa refleksi awal (refleksi tahun pelajaran sebelumnya) dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada pembelajaran, dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK selama beberapa siklus.

1.   Persiapan Penelitian

      Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ( pra siklus )

a.       Refleksi Awal

Berdasarkan refleksi dari pembelajaran yang sebelumnya dilakukan, maka dapat peneliti sampaikan beberapa hal sebagai berikut :

1.      Siswa kesulitan memahami materi pelajaran tematik hanya melihat panduan pada buku siswa.

2.      Hasil belajar siswa masih dibawah KKM

3.      Observasi untuk Mengidentifikasi Permasalahan di Kelas.

          Kegiatan ini dilaksanakan melalui instrument tes sebelum dilaksanakan PTK. Instrument tes berupa penilaian dalam pemecahan masalah yang berakitan dengan Adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya. Hasilnya dapat dijabarkan sebagai berikut :

 Tabel 3.2. Perolehan nilai siswa sebelum dilakukan perbaikan

 

NO

 

Nama Siswa

 

KKM

 

Nilai

Ketuntasan Belajar

 

 

Ket

Tuntas

Belum Tuntas

1.

Maida Sulisetiawati

70

50

 

 

2.

Nita Harmonika F

70

50

 

 

3.

Rian Adriansyah

70

70

 

 

4.

Risto Saputra

70

70

 

 

5.

Rizna Amalia

70

60

 

 

6.

Satrio Yulianto

70

40

 

 

7.

Selviana

70

40

 

 

8.

Syahna Fatwa N.F

70

70

 

 

9.

Tatang Adi S

70

60

 

 

10.

Muhamad Rizki A

70

50

 

 

11.

Krisna Aditia N.

70

60

 

 

Jumlah

620

3

8

 

 

Rata-rata

56,36

 

 

 

 

Persen Ketuntasan

27,27 %

 

 

 

 

 

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 70 dan nilai terendah adalah 40. Persentase ketuntasan yaitu :

Persentase Ketuntasan

=

3

X

100%

=

27,27 %

11

Persentase belum tuntas

=

8

X

100%

=

72,73 %

11

 

       Pada persentase diatas dapat dilihat 72,73 % nilai siswa dibawah KKM, pada umumnya siswa yang nilainya dibawah KKM diakibatkan karena selama proses pembelajaran berlangsung siswa tidak aktif.

2.      Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas

Uraian kegiatan siklus PTK adalah sebagai berikut :

Langkah-langkah inkuiri adalah:

o   Orientasi

o   Merumuskan masalah

o   Merumuskan hipotesis

o   Mengumpulkan data

o   Menguji hipotesis

o   Merumuskan kesimpulan

Rencana pembelajaran II

Melakukan tindakan dan pengamatan

Rencana III

Belum berhasil

Kesimpulan

Laporan

Berhasil

Refleksi III

Observasi dan diskusi

 

SIKLUS III

Refleksi II

Observasi dan diskusi