Breaking News !!! Informasi Terkini, Bahwa K.H. Aqil Siradj Positif Covid pada hari Sabtu 28 Nopember 2020 dan dirawat di sebuah Rumah Sakit di Jakarta.
Nur Nadlifah : Generasi Muda Harus Pahami Nilai - nilai Pancasila
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Refleksi 53 Tahun KOPRI Membangun Negeri dan Sosialisasi Pancasila, NKRI, UUD RI tahun 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Saya mengajak sahabat-sahabat PMII Tegal untuk merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam 4 pilar kebangsaan ini," ujar Nadlifah di Pring Cendani, Tegal pada Kamis, 26/11/2020.
Nadlifah melanjutkan, pada momentum refleksi hari lahirnya KOPRI (Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Puteri) yang ke-53, kader-kader PMII tetap berjuang dengan nilai-nilai Pancasila dalam membesarkan PMII dan Indonesia.
"Bangsa ini butuh generasi hebat seperti kalian. Maka dari itu, nilai-nilai Pancasila harus menjadi pijakan dalam setiap perjuangan," lanjutnya.
Selain Nadlifah, hadir juga Bendahara KOPRI PB PMII Luluk Fadilah dalam acara tersebut. Pada kesempatan itu, Luluk menyampaikan bahwa KOPRI PMII akan selalu menjadi generasi yang memegang teguh 4 pilar kebangsaan.
"Bagi KOPRI PMII, 4 pilar kebangsaan adalah keharusan yang selalu ada dalam setiap denyut perjuangan," ungkapnya.
Related Posts:
BUMDes Rengaspendawa Gandeng BPJS Ketenagakerjaan
BREBES - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pandawa Jaya Desa Rengaspendawa Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes melakukan kerjasama dengan menggandeng BPJS Ketenagakerjaan. Kerjasama ini merupakan langkah awal dalam rangka melindungi semua karyawan dengan memberikan jaminan keselamatan dalam bekerja.
" Alhamdulillah telat terbit kartu BPJS Ketenagakerjaan bagi karyawan BUMDes, dengan begitu mereka bisa bekerja dengan nyaman dan aman dengan terlindungi jaminan keselamatan" kata Eko Dardirjo, Kamis (19/11).
Eko Dardirjo salah satu pengurus BUMDes Pandawa Jaya menuturkan, pihaknya telah mengusahakan sebaik mungkin dan tahap demi tahap penataan keselamatan kerja bisa di lakukan, dari mulai pengurus BUMDes, petugas kebersihan dan juga petugas pasar.
" Jaminan keselamatan kerja yang kita ajukan ada dua yakni jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian", jelas dia.
Menurutnya, lanjut Eko, di tahun 2021 akan ada unit baru yang akan ada di BUMDes Pandawa Jaya sehingga dengan menggandeng BPJS Ketenagakerjaan jaminan keselamatan kerja bisa dipenuhi.
" Baru ada 3 unit yang sudah jalan, dari Unit Pasar, Unit Sampah dab Unit Rumah Pangan, tentu tahun depan ada Unit Agrowisata, dan Unit Informasi Telekomunikasi serta Unit Food Court BUMDes," tambahnya.
Sementara itu, Sumardi, Kepala Desa Rengaspendawa mengapresiasi adanya BUMDes Pandawa Jaya yang melakukan kerjasama untuk perlindungan kerja.
" Kami bangga, pengelolaan BUMDes sekarang ini sudah mulai memperhatikan karyawan yang kerja di BUMDes, setelah nanti ada unit baru lagi karyawan yang bekerja di BUMDes akan diikutsertakan ke BPJS Ketenagakerjaan tentunya,".
Dukungan yang diberikan Pemdes direalisasikan oleh BUMDes dengan baik, penyerapan tenaga kerja lokal yang diberdayakan melalui BUMDes juga dijalankan sehingga kedepannya BUMDes akan banyak membuka pekerjaan baru bagi warga sekitar.
" Ini bukti BUMDes bisa jalan, dan kami harapkan akan semakin banyak lagi tenaga lokal yang di serap dengan penambahan unit baru nanti, dan tetap semangat dalam menjalankan setiap pekerjaan," ungkapnya. ( Raeko )
Related Posts:
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ADAPTASI TUMBUHAN TERHADAP LINGKUNGANNYA
UPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ADAPTASI TUMBUHAN TERHADAP LINGKUNGANNYA
MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS VI
SDN MALAHAYU 05
Diajukan Untuk Memenuhi
Tugas PPG
Dalam Jabatan Angkatan 2
Disusun
Oleh :
DEDE
AISAH,S.Pd
No. Peserta : 2005720201
PENDIDIKAN
PROFESI GURU DALAM JABATAN
UNIVERSITAS
NEGER JAKARTA
TAHUN 2020
PENGESAHAN
1. |
Judul Penelitian |
: |
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Adaptasi Tumbuhan Terhadap
Lingkungannya Melalui Model Discovery Learning Siswa Kelas VI SDN Malahayu 05. |
2. |
Bidang Ilmu |
: |
Ilmu Pengetahuan Alam |
3. |
Jenis Penelitian |
: |
Penelitian Tindakan Kelas |
4. |
Identitas Penulis |
: |
Nama
: DEDE ASAH,S.Pd. Unit Kerja : SDN Malahayu 05 Alamat
: Desa Ciduwet RT 02 / RW 03 |
5. |
Lokasi Penelitian |
: |
SDN Malahayu 05 |
6. |
Waktu Penelitian |
: |
19 Oktober 2020 – 14 November 2020 |
7. |
Subjek Penelitian |
: |
Kompetensi Guru SDN Malahayu 05 |
8. |
Disahkan Oleh |
: |
Kepala Sekolah |
9. |
Tanggal Pengesahan |
: |
16 November 2020 |
Perpustakaan
ANDI HIDAYAT,S.Pd
|
|
Malahayu, 16 November 2020 Penulis,
DEDE AISAH,S.Pd NIP 198508222019032005 |
Mengesahkan :
Kepala SDN Malahayu 05
TARSUDI,S.Pd.SD
NIP 196409011986081001
SURAT PERNYATAAN
Yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama |
: |
DEDE
AISAH,S.Pd. |
Jabatan |
:
|
Guru Kelas
Ahli Pertama |
Tempat,
Tanggal Lahir |
: |
Brebes, 22 Agustus
1985 |
Jenis
Kelamin |
: |
Perempuan |
Judul
Penelitian |
:
|
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Adaptasi Tumbuhan Terhadap
Lingkungannya Melalui Model Discovery Learning Siswa Kelas VI SDN Malahayu 05. |
Menerangkan bahwa naskah tersebut hasil karya sendiri dan belum pernah
ditulis pihak lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Menyetujui, Kepala SDN Malahayu 05
TARSUDI,S.Pd.SD. NIP 196409011986081001
|
|
Malahayu, 16 November 2020
Penulis,
DEDE AISAH,S.Pd NIP 198508222019032005 |
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan karunia-Nya, proposal penelitian tindakan kelas dalam rangka untuk
memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Guru Profesional yang dibuktikan
dengan SERDIK Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Adaptasi Tumbuhan
Terhadap Lingkungannya Melalui Metode Discovery Learning Siswa Kelas VI SDN
Malahayu 05 ” dapat tersusun
sesuai dengan harapan.
Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diselesaikan
tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat:
1.
Yustia Suntari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing PPG Kelas 3
Kelompok A yang telah banyak memberikan semangat, motivasi dan bimbingan demi
tercapainya penyelesaian Penelitin Tindakan Kelas.
2. Efarini
Ambarwati,M.Pd. selaku Guru Pamong PPG
Kelas 3 kelompok A, beserta dosen
yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama proses penyusunan Proposal
PTK sampai dengan selesainya PTK.
3. Tarsudi,S.Pd.SD.
Selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin
pelaksanaan PTK di SDN Malahayu 05.
4.
Sawa, S.Pd selaku Teman sejawat yang senantiasa memberikan pendampingan
dan masukan sebagai perbaikan langkah berikutnya sehingga dapat terselesaikan laporan PTK ini.
5. Rekan – rekan guru SDN Malahayu
05, yang selalu
memberikan dorongan dan motivasi terhadap saya sehingga laporan PTK ini dapat saya selesaikan.
6.
Rekan – Rekan Kelas 3 kelompok A yang senantiasa saling suport dan saling
shering dalam setiap tahapan PTK.
7.
Kelompok
Ngakak Nusantara yang selalu memberikan masukan, suport, dan motivasi kepada
saya sehingga dapat terselesaikannya laporan PTK ini.
8.
Semua pihak yang telah membantu
secara langsung dan tidak langsung
selama penyusunan laporan PTK.
Akhirnya, semoga segala bantuan
yang telah diberikan
semua pihak di atas
menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan laporan
Penelitian Tindakan Kelas ini semoga bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkannya.
Brebes,
16 November 2020 Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
................................................................................. |
i |
|
LEMBAR PENGESAHAN
...................................................................... |
ii |
|
LEMBAR
TABEL ………………………………………………………. |
iii |
|
KATA PENGANTAR
.............................................................................. |
iv |
|
DAFTAR ISI
............................................................................................. |
vi |
|
DAFTAR
TABEL………………………………………………………... |
vii |
|
DAFTAR
GRAFIK ……………………………………………………… |
viii |
|
DAFTAR
GAMBAR ……………………………………………………. |
ix |
|
DAFTAR
BAGAN …………………………………………………….. |
x |
|
DAFTAR
LAMPIRAN …………………………………………………. |
xi |
|
ABSTRAK
………………………………………………………………. |
xi |
|
BAB I |
PENDAHULUAN
................................................................... |
1 |
A. |
Latar
Belakang Masalah .......................................................... |
1 |
B. |
Identifikasi
Masalah ................................................................. |
3 |
C. |
Pembahasan
Masalah ............................................................... |
4 |
D. |
Perumusan
Masalah ................................................................. |
4 |
E. |
Tujuan
Penelitian
..................................................................... |
5 |
F. |
Manfaat
Perbaikan ................................................................... |
6 |
BAB II |
TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
................................ |
8 |
A. |
Landasan
Teoretis .................................................................... |
8 |
B. |
Penelitian
yang Relevan ........................................................... |
25 |
C. |
Kerangka
Berpikir Penelitian ................................................... |
27 |
D. |
Hipotesis
Penelitian Tindakan ................................................. |
28 |
BAB III |
METODOLOGI
PENELITIAN .............................................. |
29 |
A. |
Tujuan
Penelitian ..................................................................... |
29 |
B. |
Setting
Penelitian
..................................................................... |
29 |
C. |
Subyek
Penelitian ..................................................................... |
32 |
D. |
Sumber
Data
............................................................................ |
32 |
E. |
Teknik dan Alat
Pengumpulan Data ........................................ |
32 |
F. |
Validasi
Data ………………………………………………… |
33 |
G. |
Analisis
Data ………………………………………………… |
34 |
H. |
Indikator
Kinerja dan Keberhasilan ...……………………….. |
36 |
I. |
Prosedur
Penilaian …………………………………………... |
38 |
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………….. |
48 |
|
A. |
Deskripsi
Kondisi Awal …………………………………….. |
48 |
B. |
Deskripsi
Tiap Siklus ………………………………………... |
50 |
C. |
Pembahasan
………………………………………………….. |
104 |
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………… |
107 |
|
A. |
Simpulan
…………………………………………………….. |
107 |
B |
Saran
dan tindak lanjut ………………………………………. |
108 |
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………… |
109 |
|
LAMPIRAN
– LAMPIRAN |
|
DAFTAR TABEL
Tabel |
1.1 |
Perolehan nilai
siswa sebelum dilakukan perbaikan …. |
2 |
Tabel |
3.1 |
Rencana Kegiatan PTK
( RTL ) ……………………….. |
30 |
Tabel |
3.2 |
Perolehan nilai
siswa sebelum dilakukan perbaikan …. |
39 |
Tabel |
4.1 |
Analisis hasil
evaluasi mata pelajaran IPA sebelum siklus ……………………………………………………... |
49 |
Tabel |
4.2 |
Hasil temuan dan rencana perbaikan keterampilan social peserta didik
melalui model pembelajaran discovery learning pada siklus I ………………………... |
61 |
Tabel |
4.3 |
Hasil temuan dan rencana perbaikan keterampilan social peserta didik
melalui model pembelajaran discovery learning pada siklus II ………………………. |
72 |
Tabel |
4.4 |
Lembar pengamatan
aktivitas pembelajaran Siklus I ... |
74 |
Tabel |
4.5 |
Lembar pengamatan
aktivitas pembelajaran Siklus II.. |
76 |
Tabel |
4.6 |
Lembar pengamatan
aktivitas peserta didik siklus I … |
78 |
Tabel |
4.7 |
Lembar pengamatan
aktivitas peserta didik siklus II .. |
79 |
Tabel |
4.8 |
Analisis hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus I
……………………………... |
82 |
Tabel |
4.9 |
Analisis hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus II
…………………………….. |
84 |
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR GRAFIK
Grafik |
4.1 |
Hasil evaluasi mata
pelajaran IPA sebelum siklus |
50 |
Grafik |
4.2 |
Perolehan aktivitas
tindakan guru dan siswa pada siklus I dan siklus II ……………………………….. |
81 |
Grafik |
4.3 |
Hasil evaluasi mata
pelajaran IPA siklus I ………. |
83 |
Grafik |
4.4 |
Hasil evaluasi mata
pelajaran IPA siklus II …… |
85 |
Grafik |
4.5 |
Nilai formatif IPA Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ………………………………………………….…. |
86
|
|
|
|
|
DAFTAR GAMBAR
Gambar |
4.1 |
Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan
dipelajari |
28 |
Gambar |
4.2 |
Mempresentasikan materi
dengan video pembelajaran tentang adaptasi tembuhan terhadap lingkungannya ……………………... |
55 |
Gambar |
4.3 |
Kamera
peserta didik off ……………………... |
56 |
Gambar |
4.4 |
Hanya beberapa peserta
didik yang aktif ….. |
56 |
Gambar |
4.5 |
Memberikan motivasi selalu
kepada peserta didik ……………………………………………. |
57 |
Gambar |
4.6 |
Peserta didik terdengar
berisik dan ngobrol sendiri ………………………………………….. |
57 |
Gambar |
4.7 |
Mempresentasikan PPT
tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya …………. |
58 |
Gambar |
4.8 |
Guru dan peserta didik
melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari |
65 |
Gambar |
4.9 |
Mempresentasikan materi dengan PPT tentang
adaptasi tembuhan terhadap lingkungannya dalam rangka melindungi dirinya dari
musuhnya ……………………… |
66 |
Gambar |
4.10 |
Kamera sebagian peserta didik sudah dinyalakan ……………………………………. |
67 |
Gambar |
4.11 |
Memberikan motivasi selalu
kepada peserta didik ……………………………………………. |
67 |
Gambar |
4.12 |
Peserta didik terdengar
berisik dan ngobrol sendiri dan keluar masuk google meet ………. |
68 |
Gambar |
4.13 |
Mempresentasikan video
tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya ………… |
69 |
Gambar |
4.14 |
Guru dan peserta didik
melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari |
76 |
Gambar |
4.15 |
Mengesher materi dengan PPT
tentang adaptasi tembuhan terhadap lingkungannya dalam rangka melindungi
dirinya dari musuhnya ……………………………………… |
77 |
Gambar |
4.16 |
Peserta didik sudah menyalakan kameranya .. |
78 |
Gambar |
4.17 |
Memberikan motivasi selalu
kepada peserta didik ……………………………………………. |
78 |
Gambar |
4.18 |
Peserta didik mematikan
microphone saat penjelasan …………………………………….. |
79 |
Gambar |
4.19 |
Mempresentasikan video
tentang manfaat tumbuhan dan hewan bagi manusia ………… |
80 |
DAFTAR BAGAN
BAGAN |
2.1 |
Bagan Kerangka
Berpikir Penelitian ………... |
28 |
BAGAN |
3.1 |
Pelaksanaan PTK
……………………………... |
41 |
|
|
|
|
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 |
: |
Surat ijin
penelitian |
Lampiran 2 |
: |
Data hasil belajar
kondisi awal |
Lampiran 3 |
: |
Lembar observasi
proses pembelajaran siklus I |
Lampiran 4 |
: |
Hasil pengamatan
aktivitas siswa siklus I |
Lampiran 5 |
: |
Rekap hasil
pengamatan proses pembelajaran siklus I |
Lampiran 6 |
: |
Kisi – kisi soal
siklus I |
Lampiran 7 |
: |
Butir soal tes
siklus I |
Lampiran 8 |
: |
Kunci jawaban siklus
I |
Lampiran 9 |
: |
Pedoman / kriteria
penskoran dan penilaian suklus I |
Lampiran 10 |
: |
Lembar jawaban siswa
siklus I |
Lampiran 11 |
: |
Daftar hadir siswa
siklus I |
Lampiran 12 |
: |
Rekap nilai siklus I |
Lampiran 13 |
: |
RPP siklus I |
Lampiran 14 |
: |
Lembar observasi
proses pembelajaran siklus II |
Lampiran 15 |
: |
Hasil pengamatan
proses pembelajaran siklus II |
Lampiran 16 |
: |
Rekap hasil
pengamatan proses pembelajaran siklus II |
Lampiran 17 |
: |
Kisi – kisi soal
siklus II |
Lampiran 18 |
: |
Butir soal tes
siklus II |
Lampiran 19 |
: |
Kunci jawaban Siklus
II |
Lampiran 20 |
: |
Pedoman / kriteria
penskoran dan penilaian siklus II |
Lampiran 21 |
: |
Lembar jawaban siswa
siklus II |
Lampiran 22 |
: |
Daftar hadir siswa
siklus II |
Lampiran 23 |
: |
Rekap nilai siklus
II |
Lampiran 24 |
: |
RPP siklus II |
Lampiran 25 |
: |
Lembar observasi
proses pembelajaran siklus III |
Lampiran 26 |
: |
Hasil pengamatan
proses pembelajaran siklus III |
Lampiran 27 |
: |
Rekap hasil
pengamatan proses pembelajaran siklus III |
Lampiran 28 |
: |
Kisi – kisi soal
siklus III |
Lampiran 29 |
: |
Butir soal tes
siklus III |
Lampiran 30 |
: |
Kunci jawaban Siklus
III |
Lampiran 31 |
: |
Pedoman / kriteria
penskoran dan penilaian siklus III |
Lampiran 32 |
: |
Lembar jawaban siswa
siklus III |
Lampiran 33 |
: |
Daftar hadir siswa
siklus III |
Lampiran 34 |
: |
Rekap nilai siklus
III |
Lampiran 35 |
: |
RPP siklus III |
ABSTRAK
Peserta didik dikatakan berhasil dalam suatu
kompetensi apabila peserta didik tersebut telah berhasil mencapai KKM yang
ditentukan. Namun demikian banyak penyebab yang dapat menghambat salah satunya
adalah masalah kemampuan guru dalam mengembangkan beberapa metode dalam proses
pembelajaran. Dari penyebab yang ada akhirnya mendorong penulis untuk melakukan
penelitian tindakan kelas. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan guru
dapat memperbaiki kinerjanya, baik penggunaan metode pembelajaran yang sesuai
dan tepat. sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, menyenangkan
dan kemandirian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Malahayu 05 dengan peserta
didik berjumlah 11 siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk materi
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya. Penelitian ini di adakan sebanyak 3
siklus perbaikan dan hasil uang diperoleh sangat baik, dimana 100% peserta
didik dapat mencapai KKM yang ditetapkan.
Kata
Kunci : IPA, Discovery, SDN Malahayu 05
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang masalah
Secara sistematis Ilmu
pengetahuan alam merupakan ilmu pengetahuan yang sangat erat kaitannya
tentang alam semesta. Siswa diharapkan dapat menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses
penemuan, serta memiliki sikap ilmiah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar Pendidikan IPA disekolah
dasar. Pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat
sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah yang di tekankan dalam pendidikan IPA. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
menarik, sesuai konteks merupakan suatu kegiatan yang tidak mudah
untuk dilaksanakan. Ini terbukti pada pembelajaran IPA, sering kali siswa tidak tertarik dan merasa bosan untuk mempelajarinya. Hal ini lebih banyak
disebabkan oleh pemilihan pendekatan yang digunakan kurang tepat. Pada
siswa kelas VI SD Semester 1, muatan
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada pembahasan materi tentang adaptasi
tumbuhan dengan lingkungannya, menuntut siswa
untuk mampu menganalisis ciri
– ciri tumbuhan berdasarkan lingkungannya. Untuk dapat memahami materi ini
dengan baik, maka siswa perlu
diberikan pengalaman langsung dalam mengamati dan mangidentifikasi hal-hal
tersebut. Dalam hal ini sebaiknya guru menggunakan pendekatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dikuasai oleh siswa. Kenyataannya didalam kelas, guru hanya bercerita
dan tidak membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
Adapun nilai yang diperoleh siswa pada pembelajaran
tentang materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya dapat dilihat pada
table di bawah ini :
Tabel
1.1 Perolehan nilai siswa sebelum dilakukan perbaikan
NO |
Nama Siswa |
KKM |
Nilai |
Ketuntasan Belajar |
Ket |
|
Tuntas |
Belum Tuntas |
|||||
1. |
Maida Sulisetiawati |
70 |
50 |
|
√ |
|
2. |
Nita
Harmonika F |
70 |
50 |
|
√ |
|
3. |
Rian Adriansyah |
70 |
70 |
√ |
|
|
4. |
Risto Saputra |
70 |
70 |
√ |
|
|
5. |
Rizna Amalia |
70 |
60 |
|
√ |
|
6. |
Satrio Yulianto |
70 |
40 |
|
√ |
|
7. |
Selviana |
70 |
40 |
|
√ |
|
8. |
Syahna Fatwa N.F |
70 |
70 |
√ |
|
|
9. |
Tatang Adi S |
70 |
60 |
|
√ |
|
10. |
Muhamad Rizki A |
70 |
50 |
|
√ |
|
11. |
Krisna Aditia N. |
70 |
60 |
|
√ |
|
Jumlah |
620 |
3 |
8 |
|
|
|
Rata-rata |
56,36 |
|
|
|
|
|
Persen Ketuntasan |
27,27 % |
|
|
|
|
Nilai tertinggi
yang diperoleh siswa adalah 70 dan nilai terendah adalah
40. Persentase
ketuntasan yaitu :
Persentase Ketuntasan = |
3 |
x |
100% |
= |
27,27% |
11 |
Persentase belum tuntas = |
8 |
X |
100% |
= |
72,73% |
11 |
Pada
persentase diatas dapat dilihat 72,73 % nilai
siswa dibawah KKM, pada umumnya siswa yang
nilainya dibawah KKM diakibatkan karena selama proses pembelajaran
berlangsung siswa tidak aktif.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka dilakukan perbaikan pembelajaran
melalui Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Langkah
awal yang dilakukan adalah melalui refleksi dan masukan dari
guru pamong untuk observasi waktu pelaksanaan pembelajaran. Hasil itu ditemui
permasalahan guru yang kurang
melibatkan siswa dalam pembelajaran atau lebih
banyak menggunakan metode ceramah, sehingga siswa tidak paham dengan apa
yang disampaikan oleh guru. Yang
menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk membuat tugas atau mencontoh tugas
temannya yang pintar. Untuk itu penulis tertarik mengadakan perbaikan
pembelajaran dengan judul “Upaya
peningkatan hasil belajar IPA materi
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya melalui
metode discovery learning siswa kelas V SDN Malahayu 05”
B.
Identifikasi Masalah
1.
Fokus Penelitian
Berdasarkan pengalaman
dan hasil observasi
siswa kelas VI SDN Malahayu 05 di identifikasi baberapa masalah yang muncul :
a. Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran IPA pada materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.
b. Siswa kesulitan memahami materi adaptasi tumbuhan terhadap
lingkungannya.
c. Siswa kesulitan dalam menjawab soal-soal yang diberikan guru dalam
evaluasi pembelajaran tentang materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.
C.
Pembatasan Masalah
Dari hasil pengamatan dan refleksi menunjukan faktor-faktor penyebab dari masalah tersebut yaitu:
a. Guru kebanyakan berceramah dan siswa hanya menerima apa yang disampaikan
olah guru. Hampir semua informasi
didapatkan siswa dari penyampaian guru bukan usahanya sendiri.
b. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk belajar
menemukan sendiri tentang tujuan pambelajaran yang akan dicapai.
Alternatif
dan prioritas pemecahan masalah yaitu ;
Berdasarkan analisis masalah diatas,
penulis melakukan pemecahan masalah tersebut
dengan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA tentang materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya, dengan
metode discovery learning siswa kelas VI SDN Malahayu 05 melalui penelitian
tindakan kelas hasil belajar siswa lebih meningkat dan tujuan pembelajaran tercapai.
D.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
a.
Bagaimanakah
upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi adaptasi tumbuhan terhadap
lingkungannya pada siswa kelas VI SDN Malahayu
05?
b.
Bagaimana
model pembelajaran discovery leraning dalam meningkatkan Hasil Belajar IPA
materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya pada siswa kelas VI SDN
Malahayu 05?
E.
Tujuan
Penelitian
Tujuan Penelitian ini penulis membagi
menjadi dua tujuan yaitu :
1.
Tujuan Umum Penelitian
Tujuan
umum penelitian ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi adaptasi tumbuhan
terhadap lingkungannya.
2.
Tujuan Khusus Penelitian
Adapun
tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagi guru :
a.
Untuk meningkatkan kemampuan perencanaan pelaksanaan pembelajaran IPA mealui
metode discovery learning di kelas VI
SD Negeri Malahayu 05 Kabupaten Banjarharjo.
b.
Untuk
meningkatkan kemampuan pelaksanaan pembelajaran IPA melalui metode discovery di
kelas VI SD Negeri Malahayu 05 Kecamatan Banjarharjo.
c.
Portofolio
pengembangan diri.
2.
Bagi Peserta Didik
a.
Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode discovery tentang adaptasi
tumbuhan terhadap lingkungannya pada pembelajaran IPA di kelas VI SD Negeri
Malahayu 05 Kecamatan Banjarharjo
b.
Meningkatkan
keaktifan siswa melalui metode discovery learning.
3.
Bagi
pihak lain
Tujuan
khusus bagi pihak lain antara lain :
a.
Dijadikan referensi untuk
penelitian – penelitian tindakan kelas yang akan di rencanakan.
b.
Untuk merangsang agar
para pendidik termotivasi untuk melakukan PTK di sekolahnya masing – masing.
F.
Manfaat
Perbaikan
1.
Bagi
Siswa
a. Penerapan Pembelajaran melalui metode
discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada tema 2
mata pelajaran IPA khususnya materi
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.
b. Meningkatkan rasa ingin tahu siswa dengan menggunakan metode discovery learning.
2.
Bagi
Guru
a. Untuk memperbaiki pembelajaran dan
mengembangkan kemampuan propesional guru
b. Dapat digunakan guru untuk memecahkan
masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran
3.
Bagi
Sekolah
a.
Memberikan
sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah
b. Dapat
menciptakan iklim pendidikan yang kondusif
BAB II
KAJIAN TEORI DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A.
LANDASAN
TEORETIS
1.
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
a.
Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian
Tindakan Kelas disingkat PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang terjadi di
dalam kelas berupa tindakan tertentu yang dilakukan
untuk memperbaiki proses
belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar yang lebih
baik dari sebelumnya Penelitian tindakan kelas dapat dipakai sebagai
implementasi berbagai program yang ada di sekolah, dengan mengkaji berbagai
indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.
b.
Tujuan
Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah
untuk mengubah perilaku mengajar guru, perilaku
peserta didik di kelas,
peningkatan atau perbaikan
praktik pembelajaran, atau mengubah kerangka kerja melaksanakan
pembelajaran kelas yang diajar oleh guru, sehingga terjadi peningkatan layanan
profesional guru dalam menangani proses pembelajaran
c.
Penelitian
Tindakan Kelas Menurut Para Ahli
Berikut penelitian
tindakan kelas menrut para ahli :
Menurut
Kemmis dan Taggart (Padmono, 2010),
penelitian tindakan kelas adalah suatu
penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta- pesertanya
dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta
pemahaman mereka terhadap praktik-praktek itu dan terhadap situasi tempat
dilakukan praktik-praktek tersebut Menurut Aqib (dalam Muchlisin Riadi 2019),
penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat”
Pendapat lain tentang Penelitian
Tindakan Kelas dikemukakan oleh O’Brien (dalam Muchlisin Riadi, 2019)
penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakukan ketika sekelompok
orang (siswa) diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru)
menetapkan suatu tindakan untuk mengatasinya”.
Dari berbagai pendapat para ahli
diatas maka dapat kita simpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah :
penelitian yang dilakukan guru dikelasnya untuk mengidentifikasi masalah
kemudian melakukan tindakan lanjut untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil
belajar siswa meningkat.
d.
Langkah
– Langkah Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Hopkins (1993), “penelitian
tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (Planning), penerapan
tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan
(Observation and evaluation)”. Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian
tindakan kelas terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning),
pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), dan
seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan).
Adapyn yang dimaksud dengan keempat
prosedur kerja tersebut yaitu :
a. Perencanaan
(Planning), yaitu persiapan yang dilakukan
untuk pelaksanaan Penellitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan pembuatan
media pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan serta prosedur
tindakan yang akan diterapkan.
c. Observasi
(Observe), Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan semua rencana yang
telah dibuat dengan baik, tidak ada penyimpangan- penyimpangan yang dapat
memberikan hasil yang kurang maksimal dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Kegiatan observasi dapat
dilakukan dengan cara
memberikan lembar observasi atau dengan cara lain
yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.
d. Refleksi
(Reflecting), yaitu kegiatan
evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas yang
terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan
langkah ini akan diketahui perubahan yang terjadi. Bagaimana dan sejauh mana
tindakan yang ditetapkan mampu mencapai
perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini
pula suatu perbaikan tindakan dalam bentuk replanning dapat dilakukan.
2.
BELAJAR
Belajar adalah
perubahan yang relatif
permanen dalam perilaku
atau potensi perilaku sebagai
hasil dari pengalaman atau praktek yang diperkuat.
Belajar merupakan hasil dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu
jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilaku. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah bahwa bentuk input dan
output dari stimulus dalam bentuk tanggapan.
Stimulus
adalah apa yang guru kepada siswa, sedangkan reaksi atau respon dalam bentuk
tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan
oleh guru. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon penting untuk dicatat
karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur,
yang dapat diamati adalah
stimulus dan respon,
oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa
(respon) harus dapat diamati dan diukur.
Menurut
Djamarah dan Zain (2010) : Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku,
baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi
segenap aspek organisme atau pribadi.
Hamalik
(2010), belajar adalah bukan suatu
tujuan tetapi merupakan proses untuk mencapai tujuan. Belajar adalah modifikasi
atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
3.
HASIL BELAJAR
Keberhasilan
suatu sistem pembelajaran ditentukan oleh guru. Kriteria keberhasilan
pembelajaran diukur dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dilihat dari
ketercapaian tujuan pembelajaraan. Hasil belajar dapat diketahui melalui
pengukuran, hasil belajar tersebut menunjukkan sejauh mana pembelajaran yang
diberikan dapat dikuasai, dipahami, dan dimiliki oleh siswa hasil belajar akan
terlihat setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.
Sebagaimana
dikemukakan Sanjaya (2011:13) bahwa “Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian
dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan”.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudjana (2009:22) mengemukakan bahwa “Hasil
belajar adalah kemampuan- kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”.
Menurut
Abdurrahman (dalam Jihad,2009:14 ) bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar”. Setelah belajar siswa diharapkan dapat mencapai tujuan
dari pembelajaran. Sejalan
dengan pandapat Mudjiono (2009:3) bahwa
”Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”.
Berdasarkan
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
prestasi yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang
keberhasilan belajarnya dapat dilihat dari ketercapaian tujuan khusus
pembelajaran.
4.
METODE
DISCOVERY LEARNING
a.
Pengertian
Discovery Learning
Metode
pembelajaran discovery learning atau dalam bahasa Indonesia disebut pembelajaran
penemuan, dimana aktivitas pembelajaran akan dipresentasikan kepada siswa
secara langsung namun siswa dituntut untuk bisa memahami materi secara mandiri
dengan menggunakan metode tertentu.
Dalam
memahami sebuah materi siswa bisa melaksanakan pendekatan saintifik yang
diantaranya adalah mengamati, observasi, pengklasifikasian, menciptakan asumsi,
menjabarkan, dan membuat
kesimpulan.
Sehingga materi bias ditemukan menjadi sebuah teori atau
konsep prinsip yang bisa dipahami.Model pembelajaran discovery learning
ini merupakan pembelajaran yang disampaikan kepada siswa dan siswa akan memahaminya secara independen. Dalam
hal ini siswa akan diberi kemampuan cara menjadi seorang ilmuwan.
Dengan pembelajaran ini siswa tidak
hanya berperan pasif menerima materi pelajaran. Namun juga memprosesnya
sampai memahami dan menguasai yang biasa disebut pembelajaran aktif. Sehingga
siswa bisa terbiasa untuk menciptakan sebuah ilmu pengetahuan.
b.
Menurut
Para Ahli
Agar pemahaman
tentang pembelajaran discovery learning bisa lebih dalam
berikut beberapa pengertian menurut para ahli dan beberapa referensi buku :
·
Berdasarkan Sund,
Discovery learning merupakan aktivitas intelektual siswa dimana mereka mampu menguraikan sebuah prinsip atau
konsep. Aktivitas intelektual diantaranya adalah mengobservasi, memahami, mampu
mengklasifikasikan, menciptakan asumsi, menjabarkan, menakar, menciptakan
kesimpulan (Suryabrata, 2002:193)
·
Berlandaskan Hosnan
(2014:282), discovery learning adalah model pengembangan kemampuan belajar
aktif pada siswa agar bisa investigasi dan mendapatkan ilmu secara mandiri. Dengan belajar aktif ini siswa
juga bisa dilatif berpikir secara analisis dan problem solving sehingga ilmu
pengetahuan bisa bertahan lama dalam diri siswa.
·
Berdasarkan Ruseffendi
(2006:329), Model pembelajaran discovery learning merupakan model yang
mengelola pembelajaran yang bisa membuat siswa mendapatkan ilmu pengetahuan
secara mandiri dan belum diketahui oleh dirinya secara aktif.
·
Berlandaskan Kurniasih, dkk (2014:64), discovery
learning adalah aktivitas pembelajaran dimana materi
disampaikan secara langsung kepada siswa. Selanjutnya siswa dianjurkan untuk
mengelola materi tersebut secara mandiri. Dimana mereka harus bisa menemukan
konsep berdasarkan data atau informasi dengan cara penelitian.
c.
Jenis
dan Bentuk Discovery Learning
Berdasarkan Suprihatiningrum (2014:244),
Discovery learning ada dua bentuk dalam implementasinya, yakni :
1. Guided Discovery Learning atau pembelajaran penemuan terbimbing,
yaitu bentuk yang memerlukan arahan
guru sebagai penyedia dalam aktivitas pembelajaran.
2. Free
Discovery Learning atau pembelajaran penemuan bebas, yaitu bentuk yang bebas dimana
siswa harus bisa berperan aktif
secara mandiri dan tidak memerlukan fasilitator seperti guru.
Selain itu model pembelajaran discovery learning juga
bisa dilakukan dengan hubungan dua arah dan satu arah. Penjabaran lebih lanjut
bisa berlandaskan pada (Oemar Hamalik, 2009:187) yakni:
1. Hubungan
dua arah adalah dimana siswa harus bisa berkomunikasi dengan guru seperti
menjawab pertanyaan. Lalu guru melakukan komunikasi dengan siswa dengan cara
panduan secara baik.
2. Hubungan
satu arah adalah siswa siswa akan diberi stimulus agar mereka bisa melaksanakan
penemuan. Dimana guru akan memberikan sebuah masalah kepada siswa, dan mereka
akan membuat solusi dengan metode penemuan.
d.
Karakteristik
dan Tujuan Discovery Learning
Berdasarkan
penuturan Hosnan (2014) model discovery learning memiliki karakteristik berupa
eksplorasi dan membuat solusi agar bisa membuat, memadukan dan mengumumkan sebuah
pengetahuan. Berfokus pada peserta didik. Aktivitas untuk memadukan ilmu
pengetahuan baru dan lama.
Tujuan dari discovery learning antara lain :
1. Tujuan
discovery learning menurut (Hosnan, 2014) adalah agar siswa bisa independen dan
inovatif. Berikut merupakan penjelasan lebih
lanjut.
2. Ketika
aktivitas penemuan berlangsung peserta didik
akan berperan aktif dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik bisa menghargai usaha penemuan
pengetahuan yang dilaksanakannya.
3. Dengan
pembelajaran discovery learning ini, peserta
didik akan bisa mengembangkan proses
berpikir induktif dimana mereka bisa melakukan penjelasan secara abstrak dan
konkret. Sehingga dalam menemukan solusi jadi lebih mudah.
4. Peserta
didik akan bisa
mengembangkan/meningkatkan rencana tanya jawab yang lebih terarah dan terstruktur. Dan tanya jawab bisa menjadi
sumber data dan informasi yang efektif dalam aktivitas discovery learning.
5. Pembelajaran
penemuan atau discovery learning bisa menolong peserta didik dalam melatih
kerja sama antar mereka. Peserta didik bisa
saling berbagi data, mengungkapkan pendapat dan gagasan.
6. Dengan
keterampilan penemuan atau discovery ini siswa bisa menemukan beberapa kasus
masalah yang nantinya bisa ditemukan solusinya. Sehingga ilmu pengetahuan bisa lebih mudah untuk dibagi dan
selanjutnya lebih mudah untuk diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran yang baru.
e.
Langkah
– Langkah atau Sintaks Discovery Learning
Berdasarkan
penuturan Veerman (2003) secara singkat dan rinci langkah- langkah pembelajaran
discovery learning adalah apa yang akan
kami jelaskan di bawah, berikut diantaranya:
A.
Orientation
Pada
sesi awal ini yakni orientation, siswa akan
dituntut untuk bisa memperhatikan informasi dari mulai latar belakang,
pengenalan masalah dan kejadian, mengaitkan kejadian dengan pengetahuan lama.
Sintaks atau langkah orientation akan membuat kekuatan tafsir, analisis dan evaluasi akan berkembbang
sehingga siswa bisa berpikir kritis.
Pada
sesi ini guru akan memberi materi yang sesuai dengan kejadian nyata dan
nantinya siswa akan dipusatkan untuk mempelajari materi dan permasalahannya.
Kejadian yang dipresentasikan membuat siswa bias mudah untuk dinilai.
B.
Hypothesis
Generation
Data
tentang kejadian yang diperoleh pada sesi orientation akan dipakai pada sesi
ini, yakni hypothesis generation.Pada sintaks ini siswa akan membuat hipotesis
yang berhubungan dengan masalah. Siswa akan memformulasikan masalah yang ada
dan menemukan tujuan dari proses pembelajaran. Manfaat dari langkah hypothesis
generation adalah mengembangkan keahlian siswa dalam analisis, tafsir, evaluasi
dan deduksi (mengambil kesimpulan).
C.
Hypothesis
Testing
Hypothesis
merupakan output dari langkah kedua yakni hypothesis generation. Yang mana keabsahannya kurang
dipercaya sehingga dalam melakukan
pembuktian siswa dituntut untk melakukan sesi ini yakni Hypothesis Testing.
Pada langkah
ini siswa dituntut
untuk bisa membuat
strategi dan melakukan penelitian agar keabsahan
hipotesis yang telah diformulasikan,
dihimpun datanya dan menghubungkan hasil dari
eksperimen menjadi terbukti.
Pada sintaks
atau tahap ini siswa akan didorong untuk bisa mengembangkan keahlian dalam mengatur diri, evaluasi, analisis, menafsirkan dan
mengungkapkan suatu konsep abstrak maupun konkret.
D.
Conclusion
Aktivitas
siswa pada sesi conculisan adalah mengulas kembali hipotesis yang sudah
diformulasikan dengan fakta yang sudah didapat dari Hypothesis Testing. Siswa akan menentukan apakah fakta yang telah
diuji dari hypothesis testing sesuai dengan yang sudah diformulasikan. Pada
sesi conclusion ini siswa bisa membuat perubahan hipotesis lama dengan yang
baru.
Pada
sintaks atau langkah conclusion bisa membuat siswa berkembang di ranah cara
menyimpulkan, menganalisis, menafsirkan, evaluasi dan menjabarkan.
E.
Regulation
Pada
sesi regulation ini siswa akan melakukan aktivitas berupa menyusun strategi,
memeriksa dan evaluasi. Penyusunan strategi mengaitkan antara aktivitas
memutuskan tujuan dan metode untuk meraih tujuan tersebut.
Aktivitas
memeriksa atau mentoring adalah aktivitas yang mana untuk memahami kebenaran
dari action yang dilakukan siswa yang
berhubungan dengan hasil yang telah disusun strateginya. Guru akan memverifikasi
hasil yang ada sehingga konsep bisa sesuai dengan aktivitas pembelajaran.
Sintaks atau langkah regulation akan membuat siswa menjadi lebih mampu untuk
mengevaluasi, dan mengatur diri serta bisa menganalisis, menjabarkan,
menafsirkan dan menyimpulkan.
F.
Kelebihan
dan Kekurangan Discovery Learning
Berdasarkan
penuturan Suherman, dkk (2001:179) menyatakan bahwa terdapat keunggulan atau
kelebihan yang bisa diambil dari model discovery learning, yakni:
1.
Kelebihan
Kelebihan
dari metode discovery learning antara lain sebagai berikut :
·
Dalam aktivitas belajar
siswa akan aktif, ini dikarenakan mereka akan menyelesaikan permasalahan atau menemukan pengetahuan secara mandiri.
·
Dengan model discovery
learning siswa akan menguasai pelajaran secara mendalam. Ini dikarenakan siswa
mencerna dan menemukan sendiri ilmu pengetahuan itu sehingga bisa lebih
bertahan lama dalam ingatannya.
·
Dengan memahami dan
menemukan secara mandiri akan memicu rasa puas
Rasa puas tersebut
akan memotivasi siswa untuk memahami dan menemukan lagi. ini menjadikan minat
belajar akan berkembang.
·
Siswa yang mendapatkan ilmu pengetahuan dengan
discovery learning akan lebih sanggup membagi ilmu
pengetahuannya di berbagai aspek.
·
Dengan metode
discovery learning ini siswa akan terlatih untuk
bisa belajar secara mandiri
2. Kekurangan
Sementara
berdasarkan penuturan Kurniasih, dkk (2014:64-65), terdapat beberapa kekurangan
kelemahan dari Discovery Learning, berikut diantaranya:
·
Model ini akan memicu sebuah anggapan setiap pikiran pasti
sudah siap untuk belajar. Namun untuk siswa yang lemah, mereka akan mendapati
kesukaran dalam berpikir abstrak atau menjabarkan sebuah pengetahuan melalui
tulisan maupun ucapan sehingga siswa tersebut bisa terkuras. mentalnya.
·
Dalam prakteknya model discovery learning
kurang bisa mengcover
jumlah siswa yang jumlahnya banyak. Ini disebabkan akan memakan waktu yang relatif tidak sedikit
·
Esensi dalam model
discovery learning akan tidak tersampaikan jika
digunakan pada pola pikir guru dan murid
yang sudah nyaman dengan metode lama.
Jadi gunakan metode penemuan dengan cara bertahap.
·
Pembelajaran discovery
lebih efektif bila digunakan untuk membangkitkan penguasaan dan pemahaman,
namun dalam membangkitkan komponen keterampilan, konsep dan emosi pembelajaran
ini kurang bisa memfasilitasi.
·
Materi yang ditentukan
oleh guru dalam model pembelajaran ini mengakibatkan siswa tidak bisa memilih
apa yang diinginkan oleh mereka
dalam berpikir.
G.
Kesimpulan
Secara
garis besar esensi dari model pembelajaran Discovery Learning merupakan
aktivitas siswa untuk memahami maksud, arti, konsep dan mengkoneksikan sesuatu
dengan merangsang intuitifnya agar mereka bisa mengambil sebuah kesimpulan.
Model pembelajaran ini akan berhasil apabila siswa bisa
terdorong untuk mau memakai mental atau semangatnya untuk menemukan sebuah
teori, prinsip dan konsep Pembelajaran discovery dilaksanakan dengan cara
observasi, kategorisasi, penilaian, prediksi, pemilihan dan deduksi/menyimpulkan. Proses
tersebut bisa juga
dinamakan proses kognitif sedangkan maksud dari aktivitas discovery adalah
proses mental untuk mengasimilasi konsep dan prinsip dalam pikiran.
f.
Adaptasi Tumbuhan
Terhadap Lingkungannya
a. Pengertian
adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk
hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup
dengan baik. Banyaknya sekali sifat-sifat yang membantu tumbuhan untuk
meniadakan pengaruh keadaan yang tidak menguntungkan dan memperluas jangkauan
kisaran tempat hidupnya. Pada tumbuhan hal ini akan menyesuaikan diri terhdapa
tempat hidupnya. Ada tumbuhan yang hidup di gurun, ada tumbuhan yang hidup di
air.
b. Adaptasi
tumbuhan Terhadap tempat Hidupnya
Untuk
adaptasi terhadap tempat hidupnya, terbagi menjadi tiga :
A. Tumbuhan
Air
Tumbuhan air disebut juga dengan hidrofita, cara adaptasi
yang dilakukan oleh tumbuhan air antara lain:
·
Memiliki rongga udara
sebagai tempat udara sehingga tumbuhan itu dapat mengapung di air
·
Memiliki daun yang
lebar dan stomata yang banyak untuk mempercepat penguapan
·
Memiliki saluran
udara untuk mengeluarkan udara dari daun menuju akar
B. Tumbuhan
gurun
Tumbuhan gurun disebut juga
xerofita, cara adaptasi yang dilakukan tumbuhan gurun antara lain
:
·
Bentuk daunnya
seperti duri kecil dengan sedikit stomata, bentuk daun seperti ini berguna
untuk mengurangi penguapan
·
Memiliki akar yang panjang dan menyebar luas ke dalam tanah. Akar seperti
ini berguna untuk memperlebar daerah penyerapan air.
·
Tubuhnya dilapisi lilin
untuk mencegah penguapan berlebih.
C. Tumbuhan
di daerah lembab
Tumbuhan
yang hidup di daerah lembab juga disebut higrofita, cara adaptasi yang
dilakukan tumbuhan daerah lembab antara lain :
·
Daunnya tipis dan lebar
·
Memiliki banyak stomata
·
Daunnya rata – rata
dilapisi lilin
C. Adaptasi
Tumbuhan Terhadap Keadaan Lingkungannya
Dengan menggugurkan daun di musim panas atau kemarau
termasuk salah satu cara tumbuhan dalam beradaptasi dengan keadaan
lingkungannya. Pengguguran daun bertujuan untuk mengurangi penguapan air pada
musim kemarau. Dengan begitu, tumbuhan tidak akan mengalami kekeringan. Contoh
pada tumbuhan yang menggugurkan daunnya di musim kemarau ialah pohon jati,
pohon kapuk randu, pohon mahoni, dan kedondong.
D. Adaptasi
Tumbuhan Terhadap Kondisi Lingkungannya
Hal mendasar yang mempengaruhi aktivitas adaptasi bagi
tumbuhan adalah ketersediaan air.
Ketika jumlah air sedikit maka tumbuhan akan merespon dengan menutup stomata
yang menyebabkan layunya bagian-bagian tumbuhan itu sendiri. Bagi tanaman yang tumbuh di daerah rawa beradaptasi dengan
memiliki daun yang besar karena kondisi rawa yang lembab dan kandungan airnya tinggi.
Selain itu memiliki ruang udara yang besar
dalam struktur internal untuk menyimpan udara. Hal ini dikarenakan tanah pada
umumnya mengalami air logging sehingga cenderung anaerob dan kekurangan oksigen.
·
Water Lily
Pada tanaman yang seluruhnya
berada terendam air atau hydrophytes akan menggantung lemas ketika dalam
lingkungan yang tidak ada air. Pada
dasarnya air di sekeliling tumbuhan akan memperkuat jaringan di batang dan
petiol daun sehingga tidak membutuhkan penguatan mekanis.
·
Hydrilla sp
Hal ini merugikan dalam hal fleksibilitas jika terjadi
perubahan permukaan air atau gerakan air. Semua sel termodifikasi untuk
menyerap air, nutrisi dan gas terlarut langsung dari air sekitarnya. Sehingga
akar hanya berfungfi untuk melekat pada sedimen, selain itu xylem juga kurang
berfungsi. Bagian rongga tumbuhan berisi udara yang berfungsi memperpanjang
daun dan batang.
·
Reedmace
Tanaman reedmace memiliki ciri berdaun sempit sehingga
meminimalisir perlawanan terhadap fluktuasi air maupun angin yang kencang. Para
batang berongga dan memiliki serat internal keras. Bagian bawah sering terendam
namun tanaman reedmace ini tidak akan terendam
seluruhnya jika terkena banjir.
e. Adaptasi
Tumbuhan Terhadap Transpirasi
Hutan jati di Bojonegoro, Jawa Timur pada musim hujan
Daun Tumbuhan seperti pohon jati dan akasia mengurangi penguapan dengan cara menggungurkan daunnya di musim panas. Pada tumbuhan padi-padian,
liliacea dan jahe-jahean, tumbuhan jenis ini mematikan daunnya pada musim
kemarau. Pada musim hujan daun tersebut tumbuh
lagi. Contohnya ; Melocactus curvispinus
Tumbuhan yang hidup
di gurun pasir atau lingkungan yang kekurangan
air (daerah panas) misalnya kaktus,
mempunyai struktur adaptasi khusus untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pada tumbuhan yang terdapat di daerah panas, jika memiliki daun maka daunnya berbulu, bentuknya kecil-kecil dan kadang-kadang
daun berubah menjadi duri dan sisik. Lapisan
lilin berfungsi untuk
melindungi daun dari
penguapan yang berlebihan dan
gangguan serangga.
B.
PENELITIAN
YANG RELEVAN
Penelitian
yang relevan yang penulis telah baca dan pelajari yaitu :
1.
Peningkatan hasil belajar
metode discovery pembelajaran IPA kelas IV SDN 03 Sungai
Ambawang Kubu Raya “.
Penelitian ini dilakukan oleh saudara Agus Supriyadi
yang dilakukan dalam dua siklus yang mana motivasi siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA dengan
menerapkan metode discovery learning , yang
ditandai dengan aktivitas siswa baik. Keaktivan siswa pada siklus I dan
II mengalami peningkatan dari tiap-tiap siklusnya. Pada siklus I hasil belajar
siswa baru mencapai 65% dan pada siklus II hasil belajar meningkat menjadi
100%. Sedangkan keaktifan belajar siswa mencapai 65,55% pada siklus I dan mengalami peningkatan pada
siklus II menjadi 75,55%.
2.
“ Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IX B7 SMP Negeri 6
Singaraja”. Hasil penelitian
menunjukkan dari prasiklus, siklus I dan pada siklus II mengalami peningkatan
nilai rata-rata kelasnya. Pada pra siklus 43,33%, siklus I hasil belajar siswa
rata – rata baru mencapai 76,67%, dan pada siklus II rata – rata hasil belajar
meningkat menjadi 86,67%. Pada peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA dengan menerapkan metode discovery learning, yang ditandai dengan aktivitas siswa baik.
Keaktivan siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan dari tiap-tiap siklusnya.
3.
“ Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode
Pemelajaran Discovery Terbimbing Pada Siswa Kelas V SDN Condongcatur
Yogyakarta”. Hasil penelitian
menunjukkan dari siklus I dan pada siklus
II mengalami peningkatan nilai rata-rata kelasnya. Pada siklus I hasil belajar
siswa rata – rata baru mencapai 71,43%, dan pada siklus II rata – rata hasil
belajar meningkat menjadi 89,29%. Pada peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan
menerapkan metode discovery learning, yang ditandai dengan aktivitas siswa
baik. Keaktivan siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan dari tiap-
tiap siklusnya.
Pada dasarnya
telah banyak peneliti terdahulu yang meneliti tentang mata pelajaran IPA,
melalui Metode discovery learning dapat meningkat hasil belajar siswa. Namun
perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu materi, kelas dan
sekolah yang berbeda. Oleh karena itu penggunaan metode discovery learning dapat meningkatkan keaktifan siswa
dan kompetensi kognitif siswa pada mata pelajaran adaptasi tumbuhan terhadap
lingkungannya.
C.
KERANGKA
BERPIKIR
Pembelajaran
IPA materi menganalisis adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan di kelas VI SDN
Malahayu 05 semester 1 tahun pelajaran 2020/2021 belum dilaksanakan secara
optimal. Oleh karena itu peneliti berusaha mencari solusi sehingga hasil
belajar IPA benar – benar dapat meningkat. Solusi yang peneliti lakukan adalah
penelitian tindakan kelas dengan pembelajaran menggunakan metode discovery
learning pada muatan pelajaran IPA materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan
di kelas VI SDN Malahayu 05 tahun pelajaran 2020/2021.
Adapun
kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan pada bagan 2.1 di bawah ini:
D.
HIPOTESIS PENELITIAN
TINDAKAN
Hipotesis
penelitian ini yaitu :
1.
Penggunaan metode discovery learning pada mata pelajaran
IPA materi Adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan kelas VI di SDN Malahayu 05
dapat meningkatkan keaktifan siswa.
2. Penggunaan metode discovery
learning pada mata pelajaran IPA materi Adaptasi tumbuhan terhadap
lingkungan kelas VI di SDN Malahayu 05 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tujuan
Penelitian
Sesuai
dengan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian tindakan kelas (PTK) ini
dilaksanakan bertujuan untuk:
a. Peningkatan keaktifan siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan dengan menggunakan metode discovery learning pada kelas VI SDN
Malahayu 05.
b. Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi adaptasi
tumbuhan terhadap lingkungan dengan menggunakan metode discovery learning pada kelas VI
SDN Malahayu 05
B.
Setting Penelitian
a.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Malahayu 05 yang
terletak di Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Propinsi
Jawa Tengah.
b.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini
direncanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2020/2021. Apabila belum berhasil
di siklus 1 dilanjutkan ke siklus berikutnya. Berikut rincian kegiatan yang akan
direncanakan :
Tabel 3.1
Rencana Kegiatan PTK ( RTL )
NO |
Rencana Kegiatan |
Waktu dan Tempat |
Pihak Yang Terlibat |
1. |
Menyusun perbaikan perangkat pembelajaran
siklus 1 |
19 Oktober 2020 |
Dosen, guru pamong, Kepala sekolah,
teman sejawat |
SDN Malahayu 05 |
|||
2. |
a.
Melaksanakan siklus I
b.
Membuat video praktik pembelajaran siklus I |
22 Oktober 2020 |
Kepala sekolah, teman
sejawat dan peserta didik |
SDN Malahayu 05 |
|||
3. |
Analisis dan refleksi
siklus I |
23 Oktober 2020 |
Dosen, guru pamong, Kepala sekolah dan teman sejawat |
SDN Malahayu 05 |
|||
4. |
Perencanaan tindak lanjut siklus II |
26 Oktober 2020 |
Dosen, guru pamong, Kepala sekolah, teman sejawat |
SDN Malahayu 05 |
|||
5. |
Menyusun perbaikan
perangkat pembelajaran siklus II |
31 Oktober 220 |
Dosen, guru pamong, Kepala sekolah, teman sejawat |
SDN Malahayu 05 |
|||
6. |
a.
Melaksanakan silkus II b.
Membuat video praktik pembelajaran siklus
II |
2
November 2020 |
Kepala sekolah, teman
sejawat dan peserta didik |
SDN Malahayu 05 |
|||
7. |
Analisis dan refleksi
siklus II |
3 November 2020 |
Dosen, guru pamong, Kepala sekolah, teman
sejawat |
SDN Malahayu 05 |
|||
8. |
Perencanaan tindak lanjut siklus III |
4 November 2020 |
Dosen, guru pamong, Kepala sekolah,
teman sejawat |
SDN Malahayu 05 |
|||
9. |
Menyusun perbaikan
perangkat pembelajaran siklus III |
5 November 2020 |
Dosen, guru pamong, Kepala sekolah, teman sejawat |
SDN Malahayu 05 |
|||
10. |
a.
Melaksanakan siklus
III b.
Membuat video praktik pembelajaran siklus
III |
9 November 2020 |
Kepala sekolah, teman
sejawat |
SDN Malahayu 05 |
|||
11. |
Analisis dan refleksi siklus III |
10 November 2020 |
Dosen, Guru Pamong, Kepala sekolah, teman sejawat dan peserta didik |
SDN Malahayu 05 |
|||
12. |
Laporan PTK |
11-14 November 2020 |
Dosen, guru pamong, Kepala sekolah, teman
sejawat |
C. Subjek Penelitian
Sebagai subjek dalam penelitian ini
adalah siswa Kelas VI SD Negeri Malahayu 05 yang
tercatat pada semester 1 tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 11 orang siswa, 5 perempuan dan 6 laki-laki. Alasan peneliti memilih
kelas ini, karena hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas VI ini masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan.
D. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari peserta didik, berupa
nilai tes tertulis peserta didik dan
nilai kinerja dalam bentuk laporan tugas. Pada tiap siklus dilakukan satu tes
dan peserta didik mengumpulkan
laporan tugas.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan peneliti
dan kolaborator, berupa hasil diskusi dengan kolaborator yang dituangkan dalam
tiap – tiap siklus.
E.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunkan teknik
penelitian tes tertulis dan non tes berupa penilaian unjuk kerja. Teknik penilaian tertulis dilakukan pada akhir
pelajaran, siswa diminta mengerjakan soal tes.
Teknik penilaian non tes berupa penilaian unjuk kerja
dilakukan dengan teknik pengamatan atau observasi terhadap motivasi belajar
peserta didik, dan penilaian terhadap laporan hasil tugas. Observasi adalah
suatu teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
teliti dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena – fenomena yang
sedang dijadikan sasaran pengamatan ( evaluasi ). Teknik observasi memiliki
beberapa keunggulan yaitu :
1. Data yang diperoleh dapat
bersifat lebih objektif dalam
melukiskan aspek - aspek
kepribadian peserta didik sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya karena data observasi ini
diperoleh secara langsung di lapangan.
2. Dalam pengolahannya akan terjadi keseimbangan dalam mengevaluasi prestasi
belajar peserta didik yang bersangkutan
karena data observasi ini dapat mencakup berbagai aspek kepribadian masing – masing siswa.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat Pengumpulan data
yang digunakan pada penelitian ini adalah :
·
Butir
soal dalam bentuk pilihan ganda dan essay
Butir
soal disesuaikan dengan cakupan materi adaptasi tumbuhan terhadap
lingkungannya.
·
Lembar
Observasi
Lembar observasi disusun
berdasarkan variable yang diamati.
F.
Validasi Data
Validasi diperlukan agar diperoleh data
yang valid. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa saja yang seharusnya diukur. Supaya data yang diperoleh
tersebut valid, maka dibuatlah kisi - kisi instrumen yang di dalamnya
mencakup keluasan materi
dan indikator sebagai tolok ukur ketercapaian sesuai
dengan penjabaran pada indikator kinerja. Validasi instrumen dengan mengecek
kebenaran instrumen dan kelengkapan aspeknya. Dengan instrumen yang valid maka
data yang dihasilkan valid.
Data yang digunakan adalah hasil
penilaian tes tertulis untuk mengukur hasil belajar pada aspek pemahaman dan
penerapan konsep, sedangkan laporan praktikum dan lembar observasi motivasi peserta
didik untuk mengukur hasil belajar pada aspek kinerja ilkiah. Data hasil
observasi divalidasi melelui triagulasi.
Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan satu triagilasi yaitu triagulasi
sumber dengan cara mencari data melalui kerja sama kolaborator.
G.
Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data utama yaitu hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil tes setiap pertemuan, sedangkan data kualitatif adalah sebagai data pendukung yaitu ketika melakukuan
observasi atau pengamatan dari sikap yang di
tunjukkan peserta didik.
1.
Data
Kuantitatif
Data yang diperoleh dari hasil tes
peserta didik, dianalisis menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Asep &
Abdul (2008:146) untuk tes uraian dengan menggunakan rumus:
Nilai Siswa |
= |
Jumlah soal yang dijawab benar |
X |
100% |
Jumlah soal |
||||
Ketuntasan kelas |
= |
Jumlah siswa yang tuntas belajar |
X |
100% |
Jumlah siswa |
||||
|
|
|
|
|
2.
Data Kualitatif
Data yang diperoleh dari
lembar observasi sebagai data pendukung dianalisis dengan menggunakan rumus
Anas ( 2010:43 ) sebagai berikut :
P |
= |
n |
X |
100% |
|
|
|
|
F |
|
|
|
|
P |
= |
Angka Persentase |
|
|||
N |
= |
Banyaknya Individu |
||||
F |
= |
Frekuensi tindakan |
||||
Selanjutnya hasil perhitungan di atas diklasifikasikan dalam kelompok
berdasarkan persentase yang diperoleh
berdasarkan aktifitas belajar dengan berpedoman kepada Suharsimi (2007:19) diterjemahkan ke dalam nilai huruf, maka
rentangannya (range) adalah sebagai
berikut :
80 −
100 % |
= A |
(Sangat Baik) |
66 – 79 % |
= B |
(Baik) |
56 – 65 % |
= C |
(Cukup) |
40 – 55 % |
= D |
(Kurang) |
0 −40 % |
= E |
(Kurang Sekali) |
H.
Indikator Kinerja dan Keberhasilan
1.
Indikator Kinerja
Sebagai tolok ukur keberhasilan
penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari hasil tes, jika hasil belajar siswa mencapai 70%
secara individual dan 75% secara klasikal. Keberhasilan peserta didik yang mampu memperoleh atau mencapai ketuntasan belajar minimal 70 ( KBM IPA ), sekurang – kurangnya 75% dari
jumlah peserta didik yang ada di
kelas tersebut ( Mulyasa,2002:99). Untuk penelitian afektif, ketuntasan secara
individual adalah 70% dengan ketuntasan klasikal 75% ( Depdiknas,2002:69).
Sedangkan penilaian psikomotorik secara individual ketuntasannya adalah 70%
dengan ketuntasan klasikal 75% ( Mulyasa. 2002:102 ).
2.
Indikator Keberhasilan Ranah
Kognitif
Indikator keberhasilan penelitian ini
sendiri dapat dikatakan berhasil dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa
untuk tiap siklusnya baik secara individu tersebut mendapat nilai 70 atau lebih
maka individu tersebut dikatakan tuntas dan secara klasikal sebanyak 75% dari
jumlah yang ada yaitu 11 anak nilainya diatas atau sama dengan KKM ( 70 ) maka
pembelajaran itu dikatakan berhasil.
3.
Indikator Keberhasilan Aktivitas
Adapun
indicator aktivitas guru dalam pembelajaran melalui metode discovery learning
yaitu sebagai berikut :
1. Guru mengkomunikasikan tujuan, materi
pembelajaran yang akan dicapai
2. Guru mengkomunikasikan waktu,
langkah-langkah pembelajaran, dan hasil yang
diharapkan
3. Guru memberikan motivator/menumbuhkan minat
4. Guru mengarahkan dan memberikan bimbingan belajar
5. Guru memberikan membimbing dan fasilisator
6. Guru memberikan dorongan, mengarahkan,
menumbuh kembangkan kreasi daya cipta.
7. Evaluasi dengan memberikan evaluasi dan
memberikan balikan
4.
Indikator
Aktivitas Siswa
Adapun indicator aktivitas siswa dalam melalui metode discovery learning
yaitu sebagai berikut :
1.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan, materi pembelajaran yang akan dicapai.
2.
Siswa
mendengarkan penjelasan guru tentang waktu, langkah-langkah pembelajaran, dan hasil yang diharapkan
3.
Siswa
termotivasi dan berminat dalam menganalisis adaptasi tumbuhan terhadap
lingkungannya
4.
Dengan
bimbingan guru siswa menemukan ciri – ciri tumbuhan berdasarkan tempat
hidupnya
5.
Dengan
dorongan dan arahan dari guru siswa dapat menemukan cara tumbuhan melindungi
diri dari musuhnya serta manfaatnya bagi manusia.
6.
Siswa
dapat mengkomunikasikan apa yang ditemukan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui metode discovery
learning siswa yang mempunyai minat tinggi dalam menemukan, memecahkan masalah mencapai
3,75.
I.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi kegiatan sebelum pelasanaan PTK berupa
refleksi awal (refleksi tahun pelajaran sebelumnya) dan observasi untuk
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada pembelajaran, dilanjutkan dengan
pelaksanaan PTK selama beberapa siklus.
1. Persiapan Penelitian
Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ( pra siklus )
a. Refleksi Awal
Berdasarkan refleksi
dari pembelajaran yang sebelumnya dilakukan, maka dapat peneliti sampaikan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Siswa kesulitan memahami
materi pelajaran tematik
hanya melihat
panduan pada buku siswa.
2. Hasil belajar siswa masih dibawah KKM
3. Observasi untuk Mengidentifikasi Permasalahan di Kelas.
Kegiatan ini
dilaksanakan melalui instrument tes sebelum dilaksanakan PTK. Instrument
tes berupa penilaian dalam pemecahan masalah yang berakitan dengan Adaptasi
tumbuhan terhadap lingkungannya. Hasilnya dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 3.2. Perolehan
nilai siswa sebelum dilakukan perbaikan
NO |
Nama Siswa |
KKM |
Nilai |
Ketuntasan Belajar |
Ket |
|
Tuntas |
Belum
Tuntas |
|||||
1. |
Maida Sulisetiawati |
70 |
50 |
|
√ |
|
2. |
Nita Harmonika
F |
70 |
50 |
|
√ |
|
3. |
Rian Adriansyah |
70 |
70 |
√ |
|
|
4. |
Risto Saputra |
70 |
70 |
√ |
|
|
5. |
Rizna Amalia |
70 |
60 |
|
√ |
|
6. |
Satrio Yulianto |
70 |
40 |
|
√ |
|
7. |
Selviana |
70 |
40 |
|
√ |
|
8. |
Syahna Fatwa N.F |
70 |
70 |
√ |
|
|
9. |
Tatang Adi S |
70 |
60 |
|
√ |
|
10. |
Muhamad Rizki
A |
70 |
50 |
|
√ |
|
11. |
Krisna Aditia N. |
70 |
60 |
|
√ |
|
Jumlah |
620 |
3 |
8 |
|
|
|
Rata-rata |
56,36 |
|
|
|
|
|
Persen
Ketuntasan |
27,27 % |
|
|
|
|
Nilai tertinggi yang diperoleh siswa
adalah 70 dan nilai terendah adalah 40. Persentase ketuntasan yaitu :
Persentase Ketuntasan |
= |
3 |
X |
100% |
= |
27,27 % |
11 |
||||||
Persentase belum tuntas |
= |
8 |
X |
100% |
= |
72,73 % |
11 |
Pada
persentase diatas dapat dilihat 72,73 % nilai
siswa dibawah KKM, pada umumnya siswa yang nilainya
dibawah KKM diakibatkan karena selama proses
pembelajaran berlangsung siswa tidak aktif.
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan
kelas
Uraian
kegiatan siklus PTK adalah sebagai berikut :
Langkah-langkah inkuiri
adalah: o Orientasi o Merumuskan masalah o Merumuskan hipotesis o Mengumpulkan data o Menguji hipotesis o Merumuskan kesimpulan |
Rencana pembelajaran II |
Melakukan tindakan dan pengamatan |
Rencana III |
Belum berhasil |
Kesimpulan |
Laporan |
Berhasil |
Refleksi III |
Observasi dan diskusi |
SIKLUS
III |
Refleksi II |
Observasi dan diskusi |