Tanah Bergerak Kembali Terjadi di Wilayah Sirampog Brebes

 


Brebes – Pergerakan tanah atau tanah bergerak kembali terjadi di wilayah Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, tepatnya yaitu di Dukuh Salam RT. 02 RW. 01, Desa Mlayang. Jumat pagi (26/2/2021).


Dijelaskan Danramil 10 Sirampog Kodim 0713 Brebes, Kapten Infanteri Siswanto, bencana alam tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.


“Pergerakan tanah dipicu oleh hujan deras dan terus-menerus yang mengguyur wilayah Desa Mlayang mulai pukul 21.00-02.30 WIB sehingga menyebabkan kontur tanah menjadi labil,” bebernya.


Tanah bergerak yang memicu longsor tebing sepanjang 25 meter dengan ketinggian kurang lebih 20 meter itu menutup jalan penghubung antar dukuh, yaitu Dukuh Salam dengan Pejarakan.


Babinsa segera meluncur ke lokasi kejadian, selanjutnya melakukan koordinasi dengan unsur terkait di Desa Mlayang guna melakukan pembersihan material longsoran agar lalu-lintas masyarakat di kedua pedukuhan segera normal kembali.


Walaupun tidak menimbulkan korban jiwa, namun masyarakat setempat dihimbau agar lebih berhati-hati dan waspada jika hujan lebat dan lama kembali terjadi di wilayahnya. (Aan)

Related Posts:

Episode Baru Upin Ipin Tumbuh Rambut | Rabu 17 Februari 2021


Kali ini kita akan menginfokan film upin ipin yang unik pada episode besok 17 februari 2021,  upin ipin yang tampilannya botak,  kali ini akan menarik dengan berambut.

Bagaimana kisahnya ?

 

Setelah celotehnya sempat viral dan membuat sedih Upin dan Ipin dan viral di jagat maya, yang berujung Fizi meminta maaf dan membuat klarifikasi terkait ucapannya.

 

Fizi kini kembali berulah, yang membuat Upin dan Ipin menangis. Kali ini di season terbaru serial animasi Upin & Ipin yang tayang di MNCTV, Fizi mengejek Upin dan Ipin botak.

 

Cerita ini berawal saat Upin, Ipin, Mail, Susanti dan Mei Mei asik bermain layang-layang di tanah lapang, namun pada saat bersamaan Fizi dan Ehsan sedang asik berswafoto menggunakan ponsel pintarnya. “Rambut gaya baru”, kata Ipin kepada Fizi dan Ehsan.

 

 

Kemudian Upin dan Ipin meminta untuk meminta krim rambut tersebut kepada Fizi dan Ehsan, “Apa kami bisa pakai”, tanya Upin.  

 

Namun jawaban dari Fizi membuat Mei Mei, Mail,  Ehsan dan Susanti tertawa dan berlari meninggalkan Upin dan Ipin, “Bagaimana mau pakai krim rambut, kalian kan botak”, tegas Fizi yang membuat Upin dan Ipin berlari pergi dan menangis.

 

Upin dan Ipin sedih diejek oleh Fizi kerana botak, mereka memakai ramuan rambut dari Tok Dalang. Kemudian hal ajaibpun terjadi rambut Upin dan Ipin tumbuh dan membuat semua temannya kaget, Opah kaget, Cikgu dan Tok Dalang pingsan.

 

Namun ternyata rambut indah dan lebat Upin dan Ipin nya tidak berjalan lama, masalahpun terjadi. Ternyata Fizi tidak terima rambut Upin dan Ipin lebih bagus.

 

Bagaimana kelanjutan episode baru ini, saksikan Upin dan Ipin episode baru di season 14, berjudul Tumbuh Rambut, Rabu, (17/2/2021), pukul 18.00 WIB, hanya di MNCTV, dan juga juga bisa disaksikan di aplikasi RCTI+ atau www.rctiplus.com.


Related Posts:

Misi GAR ITB Gagal Total

 


TRELEP MEDIA - Nafsu Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni ITB untuk merusak nama baik Prof Dr Din Syamsuddin nyaris gagal. Alih-alih  (KASN) memproses laporan GAR ITB, malahan kini GAR yang mengalami gegar sosial, menerima pukulan publik bertubi-tubi.

Ketua KASN Agus Pramusinto menyatakan, KASN tidak berkomentar apa-apa dan menegaskan laporan GAR ITB tidak memiliki bukti atas pelaporannya. Karenanya KASN langsung saja melanjutkan laporan tersebut ke pihak Satgas Penanganan Radikalisme dan Kementerian Agama.

Menteri Agama Yaqut yang biasa ribut soal radikalisme ternyata menyatakan agar tidak gegabah menilai radikal dalam kasus pelaporan Prof Din Syamsuddin. Hal ini sejalan dengan pandangan PBNU.

Banyak tokoh mengecam GAR ITB dan membela Prof Din Syamsuddin. Mulai Azyumardi Azra, Hidayat Nur Wahid, Marsudi Syuhud hingga Mahfud MD. Publik menilai GAR Alumni ITB sebagai model buzzer penguasa. Keluar dari citra akademisi dan menjadi sebuah kelompok politik kepentingan. Berujung bukan saja mendesak pembubaran tetapi juga langkah penindakan hukum. Perbuatan GAR alumni ITB dapat dikualifikasikan kriminal.

Reaksi sesama alumni ITB muncul juga. Kali ini kelompok organisasi Keluarga Alumni ITB Penegak Pancasila dan Anti Komunis (KAPPAK) membuat pernyataan menohok. Meski mengaku terlambat akan tetapi tajam dalam mengkritik.

Muncul KAPPAK

KAPPAK mendesak Rektorat dan Senat ITB agar menindak tegas GAR ITB karena ikut campur dalam urusan internal ITB. Demikian juga dengan dosen yang terlibat agar ditertibkan karena dinilai  telah merusak kredibilitas ITB.

KAPPAK yang berangkat dari penegakan nilai Pancasila dan Anti Komunis mengingatkan agar seluruh alumni ITB harus menjunjung tinggi kebebasan berpikir, berkarya, dan berkiprah pada platform ilmiah dalam kawalan nilai-nilai Pancasila.

Mereka meminta agar Ikatan Alumni (IA ITB) mengambil sikap terhadap kelompok ’anti radikal’ tersebut. Mungkin KAPPAK melihat ada nilai-nilai anti Pancasila dalam gerakan ini.

Reaksi luas atas sikap GAR ITB yang tendensius dan berbau buzzer politik ini menyebabkan banyak pertanyaan atas keberadaan GAR ITB tersebut. Banyak pihak mulai menguliti kelompok ini. Dari aspek SARA konteks etnis dan agama dibongkar, keberadaan orang pemerintahan sebagai inisiator dan provokator, hingga privasi sang juru bicara pun mulai diselidiki dan dikomentari. Pencatutan nama pendukung mulai dipersoalkan. Di samping gegar sosial GAR mengalami gegar moral.

Memang pilihan terbaik untuk stabilitas dan kredibilitas ITB sebagai perguruan tinggi perjuangan yang  terkenal banyak melahirkan  tokoh-tokoh bangsa yang hebat, adalah segera untuk menindak GAR ITB. Membubarkannya adalah pilihan yang paling sederhana. Kebijakan lebih dari itu pun hal yang wajar. GAR telah merusak citra ITB, moral akademis serta menghancurkan nilai dan karakter mulia bangsa.

Ketika bangsa ini mewaspadai ancaman perusakan nilai-nilai Pancasila dan bahaya komunisme, model gerakan politik GAR ITB seperti ini harus dengan cepat diantisipasi dan dieliminasi. Sikap berlambat-lambat  dapat menimbulkan bencana.

Misi politik GAR ITB telah gagal melakukan kudeta moral dan intelektual. (*)

Bandung, 16 Februari 202

Editor Sugeng Purwanto

( Dilansir dari media PWMU.co

Related Posts:

Patut Dicontoh, Relawan Peduli Hutan di Salem Brebes Tanam Ribuan Pohon

 


Brebes – Relawan peduli kelestarian hutan, yang merupakan gabungan dari Dinas Kehutanan, TNI, dan Kelompok Tani Subur Jaya II Desa Salem, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, melakukan penghijauan di sekitar mata air pegunungan Cikokoro dan di hulu Sungai Cogreg serta Cipinang. Selasa (9/2/2021).


Dikemukakan Danramil 13 Salem, Kodim 0713 Brebes, melalui Babinsa setempat, Serka Wasim, mereka melakukan penanaman 2000 pohon sebagai bentuk kesadaran dari warga masyarakat di kawasan hutan, yakni Kampung Cikokoro, Desa Salem.


“Ini adalah upaya bersama untuk melestarikan sumber mata air pegunungan dan mencegah bahaya banjir dan tanah longsor,” ungkapnya.


Sementara disampaikan Saeroji, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Kehutanan Kecamatan Salem, adapun jenis pohon yang ditanam meliputi 500 batang bibit aren, 500 batang bibit kemiri, 500 batang bibit beringin, dan juga 500 batang bibit pohon keluak atau kluwek.


“Yang kita tanam adalah pohon kayu keras dan pohon produksi yang merupakan bantuan dari Balai Penyemaian Bibit di Desa Baros, Kecamatan Ketanggungan,” bebernya.


Saeroji berharap bahwa apa yang dilakukan mereka dapat bermanfaat bagi warga masyarakat di sekitar hutan kedepannya.


Tak lupa dirinya mengajak kepada masyarakat umum agar lebih peduli dan ikut melestarikan hutan, yakni tidak mengeksploitasi hutan secara liar untuk diambil kayu maupun dijadikan tanaman bonsai. (Aan)

Related Posts:

Puting Beliung Terjang Losari Brebes, Puluhan Rumah, 3 Motor Rusak, dan Tower Wifi Ambruk


 Brebes – Puluhan rumah warga di Desa Dukuhsalam, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, rusak diterjang angin puting beliung, Rabu siang, (10/2/2021).


Selain kerusakan tersebut, puting beliung juga merobohkan tower wifi milik Bumdes setempat, tepatnya di Dukuh Kubanggede RT. 01 RW. 03.


Danramil 05 Losari, Kodim 0713 Brebes, Kapten Infanteri Muhtadi menjelaskan, kejadian terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.


“Tidak ada korban jiwa dari musibah ini, namun 30 rumah warga rusak, dan juga 3 unit sepeda motor juga rusak akibat tertimpa tower wifi yang roboh,” terangnya.


Adapun dari ke-30 rumah yang rusak itu, 12 rumah rusak berat di RW. 02 dan 18 rumah rusak ringan di RW. 01.


“Untuk bangunan rumah yang rusak berat, kategorinya adalah dinding hampir roboh. Sedangkan kategori rusak ringan adalah kerusakan bagian atap dan lainnya,” tandasnya.


Lebih lanjut diuraikannya, kronologi kejadian sebelumnya yaitu sekitar pukul 13.45 WIB, wilayah Kecamatan Losari diguyur hujan dengan intensitas tinggi dan disertai angin kencang. Waktu sekitar 45 menit hujan angin itu juga menyebabkan beberapa pohon tumbang da nada yang menutup jalan desa.


“Setelah kejadian, warga beramai-ramai bergotong-royong untuk memperbaiki atap yang rusak, memotong dan menyingkirkan batang pohon yang menutup jalan. Sedangkan untuk rumah yang rusak berat belum bisa diperbaiki karena cuaca belum mendukung,” imbuhnya.


Babinsa dan perangkat desa terus melakukan pendataan kerusakan, dan juga menghimbau warga agar lebih waspada sehingga secepatnya mengungsi ke tempat yang lebih aman jika ada tanda-tanda terjadinya puting beliung kembali.


Pihaknya juga menghimbau kepada warga agar mengurangi batang pohon disekitar rumah sehingga pohon tidak mudah tumbang dan menimpa bangunan saat musim penghujan ini.


Untuk esok hari akan dilakukan kerja bakti massal untuk memperbaiki kerusakan rumah dan juga tower.


“Untuk kerugian ditaksir mencapai 100 juta, termasuk tower setinggi 30 meter yang baru tahun beroperasi,” pungkasnya. (Aan)

Related Posts:

Innalillahi, Ustadz Maheer Meninggal Dunia


TRELEPMEDIA - Ustaz Maaher At-Thuwailibi alias Soni Eranata dikabarkan meninggal dunia di Rutan Bareskrim Polri. Almarhum meninggal dunia diduga karena sakit.


Kabar tersebut disampaikan oleh eks Sektretaris Bantuan Hukum DPP Fornt Pembela Islam/FPI Aziz Yanuar. Aziz mengaku baru menerima kabar duka tersebut.


"Ustaz Maher meninggal dunia di Rutan Mabes Polri beberapa menit lalu, semoga husnul khotimah, dan semoga mendapatkan pahala syahid. Kami khawatir habaib dan ulama kami," kata Aziz saat dikonfirmasi, Senin (8/2/2021).


Ustaz Maaher sebelumnya sempat dikabarkan sakit keras. Kabar sakitnya tersangka kasus dugaan penghinaan terhadap ulama kharismatik Nahdlatul Ulama (NU) Habib Luthfi bin Yahya itu diungkapkan oleh pegiat media sosial Denny Siregar.


Lewat akun Twitter @Dennysiregar7 tampak mengunggah foto Maaher yang sedang menangis. Dia mengaku terenyuh saat mengetahui kabar Maaher sedang sakit keras.


"Dengar-dengar Maaher lagi sakit keras. Entah kenapa sesudah nonton video dia nangis, gua terenyuh juga. Ternyata hatinya Rinto," kicau Denny, Jumat (22/1).


Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono ketika itu pun membenarkan kabar tersebut. Rusdi saat itu mengatakan, Maaher tengah dirawat di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.


Minta Dirujuk ke RS Ummi Bogor

Kuasa hukum Ustaz Maaher, Djudju Purwantoro sempat berencana mengajukan permohonan kepada penyidik Dit Tipidsiber Bareskrim Polri untuk bisa merujuk kliennya ke RS Ummi Bogor, Jawa Barat. Permohonan rujukan itu rencananya akan disampaikan Djudju kepada penyidik pada Jumat (22/1) siang.


"Siang ini kami usahakan ke penyidik agar bisa merujuk (Maaher) ke RS Ummi, Bogor," kata Djudju kepada Suara.com, Jumat (22/1).

sumber : suara.com

Related Posts:

Hari Kedua Gerakan Jateng di Rumah Saja, Sejumlah Pasar di Pemalang Disterilkan Petugas

Pemalang – Di hari kedua pelaksanaan anjuran Gubernur Jateng, H. Ganjar Pranowo, SH, MIP, tentang “Gerakan Jateng di Rumah Saja” pada tanggal 6-7 Februari 2021, Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) penegakan Protokol Kesehatan (Prokes) dan penanggulangan covid-19 Kabupaten Pemalang, masih memanfaatkan waktu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk melakukan penyemprotan disinfektan. Minggu (7/2/2021).


Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 itu terdiri dari unsur TNI-Polri, BPBD, dan Pemda Pemalang yang berada dibawah pimpinan Kasdim 0711 Pemalang, Mayor Cpm Edi Nuryanto, S.Pd, dan juga Ketua BPBD Pemalang, Wahadi, kali ini mensterilkan sejumlah pasar dengan penyemprotan disinfektan, karena tidak ada aktivitas jual beli terkait anjuran Gubernur tersebut.


“Hari ini sasaran penyemprotan adalah Pasar Petarukan, Pasar Comal, Pasar Ulujami, dan Pasar Bodeh,” ungkapnya.


Dijelaskannya lanjut, tak hanya itu saja, tim juga melakukan operasi yustisi di jalan di sekitar masing-masing pasar dan menghimbau warga melalui pengeras suara serta membawa slogan-slogan ajakan, agar warga patuh kebijakan protokol kesehatan itu.


Menurutnya, upaya bersama itu bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 di wilayah Pemalang.


“Kami terus mengajak masyarakat Pemalang agar selalu memakai masker, sering mencuci tangan, dan jaga jarak aman,” imbuhnya. (Pendim Pemalang/Aan)

Related Posts:

Hj. Nur Nadlifah Gelar Sosialisasi 4 Pilar


 TEGAL - Anggota Komisi IX  Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Dapil IX Jawa Tengah Hj. Nur Nadlifah, S.Ag, MM atau yang akrab d sapa Mba Nad melakukan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Pancasila, Undang – Undang Dasar 1945 (UUD-1945), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika di Desa Bungai Jaya Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal Jawa Tengah , Senin (08/02/2021).


Dalam sambutannya, Hj. Nur Nadlifah, S.Ag, MM menjelaskan hal-hal terkait sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dan memberikan pembelajaran lebih dalam mengenai Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI, guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berkehidupan berbangsa dan bernegara bersama masyarakat khususnya di Kabupaten Tegal.



Sebelumnya ia terlebih dahulu menjelaskan tentang “gendeng ceweng”, kebiasaan masyarakat Tegal   yang memiliki nilai gotong-royong, kebersamaan, toleransi, rukun, dan hidup berdampingan merupakan nilai-nilai yang sejalan dengan Empat Pilar Kebangsaan. “Gendeng ceweng”  yang secara turun temurun jadi pedoman hidup harus terus dilestarikan. Dari Falsafah  inilah warga Tegal bisa hidup rukun dalam perbedaan.


“  Konstruksi nilai budaya gendeng ceweng diantaranya “unggah unggahan” yaitu tradisi dimana saat menjelang lebaran masyarakat saling memasak dan saling membagikan hasil masakannya kepada tetangga atau bahasa tegalnya kirim-kiriman. Ini yang semakin membuat masyarakat Tegal memiliki rasa perduli satu sama lain,” katanya.


Hj. Nur Nadlifah S.Ag, MM. menegaskan pentingnya menjaga Empat Pilar Kebangsaan agar generasi muda nantinya mampu mewarisi bangsa dan negara besar ini, melihat bahwa generasi mudalah yang kelak akan menjadi pemimpin untuk bangsa ini.


Adapun isi dari Empat Pilar Kebangsaan adalah Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, Undang–undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara serta ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Bentuk Negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara.


“Pancasila sebagai Ideologi Negara, seperti yang kita tahu Pancasila sendiri berasal dari dua kata Sanskerta, yakni Panca yang berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asa. Kelima prinsip tersebut juga tercantum dalam paragraf Ke- 4 Pembukaan Undang–undang Dasar (UUD) 1945,” imbuhnya.


Undang–undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau disingkat UUD 1945 atau UUD 45, adalah hukum dasar tertulis, konstitusi Pemerintahan Negara Republik Indonesia saat ini.


NKRI berasal dari singkatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bediri dari Sabang sampai Merauke. NKRI berdiri sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan motto atau semboyan Bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang Negara Indonesia, Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah berbeda–beda tetapi tetap satu.


Selanjutnya dirinya mengatakan kepemimpinan merupakan sebuah hal yang dibutuhkan dalam sebuah kelompok supaya tujuan dapat tercapai. Tanpa adanya satu pun pihak yang berjiwa pemimpin, tujuan sulit untuk dicapai karena tidak ada sosok yang bisa dijadikan pegangan.



Oleh karena itu demi mencapai tujuan untuk mewujudkan Empat Pilar Kebangsaan diperlukan pemuda–pemudi yang tangguh dan memiliki jiwa kepemimpinan agar mampu menjadi panutan bagi rekan-rekannya.


Tujuan dari kepemimpinan adalah untuk memotivasi orang lain agar bisa melakukan sebuah hal dengan baik dan memaksimalkan kemampuan. Bila tidak ada sosok pemimpin, banyak yang akan mengalami demotivasi karena tidak terpacu akan sesuatu atau tidak merasa memiliki kewajiban untuk melakukan hal tertentu.


“Jadi untuk mewujudkan Empat Pilar Kebangsaan kita juga harus saling memotivasi sesama kita, agar rekan-rekan kita merasa terpacu berkewajiban untuk mewujudkan Empat Pilar Kebangsaan tersebut,” tambahnya.


Kegiatan tersebut dihadiri antara lain Yayasan Ponpes Al Amiriyah, ketua RMI Kabupaten Tegal dan tokoh masyarakat Kabupaten Tegal.


Dirinya juga mengingatkan kepada masyarakat Kabupaten Tegal khususnya Kecamatan Lebaksiu. Peserta yang menghadiri kegiatan tersebut untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan Covid-19 yang berlaku agar angka persebebaran Covid-19 dapat diatasi. 


“Ayo kita bersama-sama melawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dikeseharian kita, semua ini bisa kita atasi dengan kebersamaan, dengan kekompakkan dan dengan persaudaraan tanpa membedakan warna kulit, suku dan agama karena semua orang yang ada di Kabupaten Tegal adalah bersaudara walaupun tidak sedarah,” pungkasnya.

( Gus Amir )

Related Posts:

Hj. Nur Nadlifah Gelar Sosialisasi 4 Pilar bersama Tokoh Kabupaten Tegal


TEGAL - Anggota Komisi IX  Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Dapil IX Jawa Tengah Hj. Nur Nadlifah, S.Ag, MM atau yang akrab d sapa Mba Nad melakukan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Pancasila, Undang – Undang Dasar 1945 (UUD-1945), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika di Desa Bungai Jaya Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal Jawa Tengah , Senin (08/02/2021).


Dalam sambutannya, Hj. Nur Nadlifah, S.Ag, MM menjelaskan hal-hal terkait sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dan memberikan pembelajaran lebih dalam mengenai Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI, guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berkehidupan berbangsa dan bernegara bersama masyarakat khususnya di Kabupaten Tegal.



Sebelumnya ia terlebih dahulu menjelaskan tentang “gendeng ceweng”, kebiasaan masyarakat Tegal   yang memiliki nilai gotong-royong, kebersamaan, toleransi, rukun, dan hidup berdampingan merupakan nilai-nilai yang sejalan dengan Empat Pilar Kebangsaan. “Gendeng ceweng”  yang secara turun temurun jadi pedoman hidup harus terus dilestarikan. Dari Falsafah  inilah warga Tegal bisa hidup rukun dalam perbedaan.


“  Konstruksi nilai budaya gendeng ceweng diantaranya “unggah unggahan” yaitu tradisi dimana saat menjelang lebaran masyarakat saling memasak dan saling membagikan hasil masakannya kepada tetangga atau bahasa tegalnya kirim-kiriman. Ini yang semakin membuat masyarakat Tegal memiliki rasa perduli satu sama lain,” katanya.


Hj. Nur Nadlifah S.Ag, MM. menegaskan pentingnya menjaga Empat Pilar Kebangsaan agar generasi muda nantinya mampu mewarisi bangsa dan negara besar ini, melihat bahwa generasi mudalah yang kelak akan menjadi pemimpin untuk bangsa ini.


Adapun isi dari Empat Pilar Kebangsaan adalah Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, Undang–undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara serta ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Bentuk Negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara.


“Pancasila sebagai Ideologi Negara, seperti yang kita tahu Pancasila sendiri berasal dari dua kata Sanskerta, yakni Panca yang berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asa. Kelima prinsip tersebut juga tercantum dalam paragraf Ke- 4 Pembukaan Undang–undang Dasar (UUD) 1945,” imbuhnya.


Undang–undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau disingkat UUD 1945 atau UUD 45, adalah hukum dasar tertulis, konstitusi Pemerintahan Negara Republik Indonesia saat ini.



NKRI berasal dari singkatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bediri dari Sabang sampai Merauke. NKRI berdiri sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan motto atau semboyan Bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang Negara Indonesia, Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah berbeda–beda tetapi tetap satu.


Selanjutnya dirinya mengatakan kepemimpinan merupakan sebuah hal yang dibutuhkan dalam sebuah kelompok supaya tujuan dapat tercapai. Tanpa adanya satu pun pihak yang berjiwa pemimpin, tujuan sulit untuk dicapai karena tidak ada sosok yang bisa dijadikan pegangan.



Oleh karena itu demi mencapai tujuan untuk mewujudkan Empat Pilar Kebangsaan diperlukan pemuda–pemudi yang tangguh dan memiliki jiwa kepemimpinan agar mampu menjadi panutan bagi rekan-rekannya.


Tujuan dari kepemimpinan adalah untuk memotivasi orang lain agar bisa melakukan sebuah hal dengan baik dan memaksimalkan kemampuan. Bila tidak ada sosok pemimpin, banyak yang akan mengalami demotivasi karena tidak terpacu akan sesuatu atau tidak merasa memiliki kewajiban untuk melakukan hal tertentu.


“Jadi untuk mewujudkan Empat Pilar Kebangsaan kita juga harus saling memotivasi sesama kita, agar rekan-rekan kita merasa terpacu berkewajiban untuk mewujudkan Empat Pilar Kebangsaan tersebut,” tambahnya.


Kegiatan tersebut dihadiri antara lain Yayasan Ponpes Al Amiriyah, ketua RMI Kabupaten Tegal dan tokoh masyarakat Kabupaten Tegal.


Dirinya juga mengingatkan kepada masyarakat Kabupaten Tegal khususnya Kecamatan Lebaksiu. Peserta yang menghadiri kegiatan tersebut untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan Covid-19 yang berlaku agar angka persebebaran Covid-19 dapat diatasi. 


“Ayo kita bersama-sama melawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dikeseharian kita, semua ini bisa kita atasi dengan kebersamaan, dengan kekompakkan dan dengan persaudaraan tanpa membedakan warna kulit, suku dan agama karena semua orang yang ada di Kabupaten Tegal adalah bersaudara walaupun tidak sedarah,” pungkasnya.

( Gus Amir )

Related Posts:

Operasi Yustisi Pendisiplinan Masyarakat Skala Besar Digelar Di Banjarharjo


Brebes - Upaya pencegahan Penyebaran Covid 19, Gugus Tugas Kabupaten Brebes melakukan Operasi Yustisi dengan sasaran pendisiplinan masyarakat secara masiv disemua wilayah, baik dalam skala besar maupun dalam skala kecil. Minggu (07/02/2021).

Gugus Tugas Covid 19 Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dengan menggandeng 3 Pilar diantaranya TNI, Polri, Satpol PP daan Petugas Medis beserta Ormas (Pemuda Pancasila, Banser) dan KKN Mahasiswa Unirversitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), menggelar operasi yustisi dan penyemprotan cairan Disinfektan dan sasaran pendisiplinan masyarakat dalam skala besar, dilakukan di Jalan Raya Banjarharjo-Salem tepatnya di Pasar Banjarharjo.


Menurut Kapolsek Banjarharjo Iptu Teguh Iswanto yang didampingi Babinsa Serka Suyitno, saat diwawancarai menyatakan, bahwa pada operasi tersebut seluruh pengendara kendaraan roda empat maupun roda dua dilakukan pemeriksaan oleh petugas  operasi.


“Operasi Yustisi Covid-19 ini dilakukan berskala besar di wilayah Banjarharjo, hal ini menindaklanjuti kebijakan dari Gubernur Jateng yang memprogramkan “Jateng Dirumah Saja) dari tanggal 6-7 Pebruari, namun masyarakat masih ada yang bandel keluar rumah”. Tambah Kapolsek.


Sementara Camat Banjarharjo H. Warto menyampaikan bahwa “Sosisalisasi dan penyebaran Info keseluruh warganya sudah dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan Program “Jateng Dirumah Saja”, namun kenyataannya masih ada yang keluar rumah tanpa ada kepentingan yang mendesak”. Papar Camat Warto.


“Saya mengajak kepada seluruh warga Banjarharjo agar selalu memperhatikan kesehatan dan mengikuti Himbauan 5 M yaitu Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan menggunakan sabun dan hand sanitizer, menghindari kerumunan dan membatasi kegiatan juga dilakukan di jalan raya dan pintu perbatasan Jateng-Jabar”. Tambah Camat.



Kebijakan Program “Jateng Dirumah Saja” adalah untuk memutus mata rantai perkembangan virus Covid-19. Hal ini agar masyarakat menyadari akan pentingnya kesehatan selama Pandemi. (Oedjank).

Related Posts:

Tega ! Bapak di Brebes Siram Anak dengan Air Panas hingga Melepuh


BREBES - Nasib malang menimpa anak perempuan berinisial R berusia 21 tahun di  Desa Baros Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes. Bagian belakang tubuhnya melepuh diduga akibat disiram air panas oleh bapak tirinya.

"Menurut penuturannya, anak pulang bermain lalu masuk ke rumah, ayahnya dalam keadaan marah sehingga melampiaskan emosinya ke anak dengan menyiramkan air panas ke tubuhnya," kata relawan Mba Nad Kurniawati.

Kasus dugaan penganiayaan ini diketahui dari media sosial, lalu diinformasikan ke grup Satgas PPA Brebes. Selanjutnya berkoordinasi dengan Fatayat Ketanggungan dan Fatayat Banjarharjo serta relawan Mba Nad mendampingi korban penyiraman menuju Puskesmas Ketanggungan.

Korban lalu dibawa ke Puskesmas untuk segera mendapat perawatan serta pemeriksaan visum. Hal ini karena mengalami luka bakar di bagian punggung,  leher, bahu dan dada. Kepada polisi, anak tersebut mengaku disiram air panas oleh bapak tirinya setelah bermain di samping rumah.

"Menurut pengakuan korban, bapak tirinya itu sering melakukan penganiayaan lahir batin yang membuat mentalnya terganggu," jelas Kurniawati.

Dengan sigap, satgas PPA Kabupaten Brebes segera berkoordinsi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Brerencana ( DP3KB) Kabupaten Brebes. Kemudian langsung melakukan penjangkauan dengan maksud mengamankan korban dan assement data serta kronologis kejadian.

“ Apapun bentuk penganiayaan, tidak dibenarkan oleh hukum. Warga jangan lagi takut untuk melaporkan bila ada tindak pidana, apapun bentuknya. Hak anak dan perempuan harus perjuangan. Stop kekerasan terhadap perempuan dan anak. Semua anak adalah anak kita,” paparnya.


Kasus tersebut sudah dilaporkan ke Polsek Ketanggungan. Menurut satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Brebes, polisi masih menyelidiki kasus ini dan memeriksa sejumlah saksi.

Akibat dari penyiraman tersebut bagian belakang tubuh korban mengalami luka bakar serius. Polisi masih menyelidiki kasus ini dan untuk bapak tiri korban yang diduga sebagai pelaku belum diamankan karena kabur.

Related Posts:

Suasana Diperbatasan Jateng-Jabar Saat Diberlakuannya Program “Jateng Dirumah Saja”


 Brebes – Kabupaten Brebes merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, Kecamatan Losasi adalah kecamatan paling ujung barat yang dimana ada jembatan penghubung diantara kedua Provinsi.


Dengan diberlakukannya Program “Jateng Dirumah Saja”, Jalan Nasional yang berada diwilayah Koramil 05 Losari, Kodim 0713 Brebes ini menjadi tanggungjawab sektoral antara kedua wilayah Teritorial dalam menjaga keamanan dan ketertiban.


Seperti yang telah dilaksanakan Koramil, Polsek dan Satpol PP Kecamatan Losari maam hari, melakukan Operasi Yustisi dalam memutus mata rantai penularan Virus Covid-19. Sabtu malam. (06/02/2021).


Komandan Koramil 05 Losari, Kapten Infanteri Muhtadi mengatakan “TNI-Polri dan Satpol PP Kecamatan melakukan upaya dengan maksimal memutus mata rantai Covid-19 diwilayah, apalagi melalui kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Gubernur Jateng “Jateng Dirumah Saja”, Kami disini sebagai pintu masuk Jawa Tengah melaksanakan secara ketat dengan pemberlakukan aturan tersebut dimulai dari tanggal 6 dan 7 Pebruari dengan mengajak seluruh komponen masyarakat mengikuti anjuran dari pemerintah”. Papar Kapten Muhtadi.


“Selain itu, Himbauan 5 M yaitu Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan menggunakan sabun dan hand sanitizer, menghindari kerumunan dan membatasi kegiatan juga dilakukan di jalan raya dan pintu perbatasan Jateng-Jabar”. Tambah Danramil.


Sejak Jateng diberlakukan Program “Jateng Dirumah Saja” selama2 hari ini, warga dan pengendara yang melintasi jembatan perbatasan dominan sangat sepi. Ini menndakan bahwa warga sudah sadar akan kepentingan umum, yaitu Virus Covid-19 agar segera hilang dan hidup normal kembali.


Sampai dengan saat ini, pengendara yang berasal dari sebelah barat jembatan perbatasan (Jawa Barat) mengurangi aktivitasnya masuk ke Losari-Jawa Tengah karena kesadaran akan pentingnya kesehatan dan penerapan Program “Jateng Dirumah Saja”. (Oedjank).

Related Posts:

Kasdim Pemalang Blusukan Bagi-bagi Masker

 


Pemalang – Kepala Staf Kodim 0711 Pemalang, Mayor Cpm Edi Nuryanto, S.Pd, memimpin Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, melakukan operasi yustisi guna menegakkan Protokol Kesehatan (Prokes) covid-19 di masa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Pemalang.


“Kami bersama instansi terkait lainnya akan terus melakukan pendisiplinan protokol kesehatan khususnya di masa PPKM ini, dengan sasaran jalan raya dan tempat-tempat publik, guna memutus mata rantai penyebaran virus corona di wilayah Kabupaten Pemalang,” tegasnya di sela-sela kegiatan, Jum’at (5/2/2021).


Menurutnya, selain menegakkan Perbup Pemalang terkait PPKM, tim gabungan juga menindaklanjuti kebijakan Gubernur Jateng, H. Ganjar Pranowo, SH, MIP, melalui Surat Edaran (SE) Nomor 443.5/0001933, tertanggal 2 Februari 2021, tentang Gerakan Jateng di Rumah Saja, yang akan mulai diberlakukan secara serentak mulai besok selama dua hari kedepan.


“Kami juga mensosialisasikannya kepada masyarakat di tempat-tempat publik tentang kebijakan Gubernur Jateng, yaitu Sabtu dan Minggu untuk sementara di rumah saja,” imbuhnya.


Tim di bawah pimpinan Kasdim ini, bergerak menyisir sepanjang Jalan Raya Comal menuju wilayah Kecamatan Bodeh. Selain melalui pengeras suara, mereka juga membawa slogan-slogan ajakan kepada warga agar patuh Prokes, termasuk memberikan masker gratis bagi warga yang kedapatan tidak memakainya. (Pendim Pemalang/Aan)

Related Posts: