Miris, di Brebes Sekeluarga Makan Nasi Aking

Trelepnews,SLATRI – Ternyata obrolan di media sosial grup Facebooker Celoteh Brebes Membangun (CBM) terhadap Brebes ada benarnya juga. Betapa tidak, meski baru mendapatkan beberapa penghargaan dari Pemerintah pusat sebagai kota yang memiliki beberapa perencanaan pembangunan baik dan dinilai sukses meningkatkan kualitas Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan pembangunan daerah, namun disatu sisi masih ada warganya harus hidup dengan memakan nasi aking.

Sekeluarga makan nasi Aking di Desa Slatri
Mungkin tidak pernah dibayangkan oleh Mbok Sudinah (76) harus memakan nasi aking demi mempertahankan hidupnya di Brebes. Betapa tidak, Nenek yang hidup lumpuh ini, untuk menyambung hidupnya kadang harus mendapat belas kasih dari para tetangganya.

Anak satusatunya Sokheh (56), penghasilannya sebagai tenaga serabutan yang penghasilan per bulannya tidak menentu. Malah terkadang untuk membeli beras saja tidak mampu. Ia tinggal di bangunan reot berukuran 3×4 di Desa Slatri Rt 06 Rw 03 No 27 Kecamatan Larangan Brebes.
“Saya sekeluarga terpaksa makan nasi aking karena saat ini jarang yang memanggil untuk menggunakan tenaga saya,” ungkapnya, Sabtu (26/03).

Bahkan, kata bapak yang pernah menikah 2 kali ini, akibat jarangnya panggilan untuk tenaga dirinya terpaksa harus mengumpulkan nasi bekas dari tetangga yang ada disekitar rumahnya. Setelah dikumpulkannya, nasi bekas itu kemudian dijemur untuk dimakan.

Terkadang, jika para tetangga memberi bantuan makanan, terpaksa disimpan untuk esok harinya. Hal itu dikarenakan untuk menghemat pengeluaran biaya hidup. Sebab setiap bulannya Sokheh menghidupi satu anak dan ibunya yang sudah lumpuh.

“Makan pun terkadang dikasih sama tetangga, setiap malam saya selalu sisakan supaya bisa dimasak lagi untuk besok pagi untuk dimakan,” ujarnya.

Hidup dengan penuh keprihatinan yang dijalani Sokheh dengan keikhlasan. Bahkan dalam sebulan Sokheh sering tidak mendapatkan uang sepeserpun. Meski begitu dirinya tidak berkecil hati.
“Saya tidak merasa malu, lebih baik jadi tukang serabutan seperti ini dari pada harus mengemis,” Ujar Sokheh.

Sokheh mengaku, dirinya memiliki enam anak dari pernikahannya yang sudah dua kali dijalani, istri pertamanya sudah meninggal dunia. Anak dari istri pertama tinggal dirumah ini dan yang lima semuanya berada di istri keduanya. Namun karena tidak ingin merepotkan Istri kedua dan anak-anaknya, dirinya mantap hidup dengan Ibu Kandungnya dan merawat satu anak dari istri pertama.

“Kami rela hidup di rumah ini asal bisa bersama dan bisa ikut merawat ibu kandung dan anak,” tuturnya.

Meski hidup dalam keprihatinan, Sokheh mengaku, dirinya tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Padahal selama ini Pemerintahan Brebes tengah gencar memberikan bantuan-bantuan bagi warga yang kurang mampu.

“Saya nggak pernah dapat bantuan apa-apa dari Pemerintah Brebes. Malah kalau sudah lapar yang nolongin saya para tetangga,” pungkasnya.

Menurut tokoh masyarakat setempat Danusi (51), seharusnya masalah kemiskinan di Brebes khususnya di Slatri dapat diminimalisir dengan banyaknya bantuan bedah rumah dan bantuan beras miskin (raskin) yang dilakukan Pemerintah Brebes dan bantuan Dana Desa (DD) yang nilainya miliaran rupiah.

“Harusnya masalah warga makan nasi aking di Brebes sudah tidak ada lagi. Karena itu sebaiknya perlu dilakukan pendataan ulang secara akurat. Sehingga dapat dipetakan kantong-kantong kemiskinan yang ada di wilayah Brebes,” ungkapnya.(marzuki)

Related Posts:

Lewat Bidikmisi, Nur Syifa Fikri Kuliah Kedokteran Gratis


Trelepnews.id, SLATRI- Man Jadda Wajada, Barangsiapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Sebuah kalimat sakti yang menghujam di dalam dada Nur Syifa Fikri warga Desa Slatri Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, mahasiswa semester 4 kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang.

Nur Syifa Fikri Kuliah Kedokteran Gratis
Putra dari pasangan Mohammad Ali Jafar (61) dan Siti Jariyah (47) ini berkesempatan kuliah Kedokteran gratis lewat program Beasiswa Pendidikan bagi Mahasiswa Breprestasi (Bidikmisi) karena prestasi yang diraihnya. Sejak SMA dia selalu mendapatkan ranking 1 paralel dan mendapatkan prestasi dari berbagai lomba yang diikutinya antara lain : Juara 1 Olympiade Biologi Kabupaten Brebes 2013, Juara 2 lomba cerdas cermat Nasionalisme Tingkat Kabupaten Brebes 2013, Juara 1 Try Out SBMPTN Tingkat Kabupaten Brebes dan Juara 3 Try out STAN Nasionel Regional Brebes.

Erni Erawati, SPd (46), salah satu guru SMA Negeri 1 Larangan menyatakan bahwa Syifa termasuk anak yang rajin dan ulet. “Dari awal dia menyukai pelajaran biologi, bahkan bisa menjelaskan susunan serta bagian-bagian anatomi tubuh secara detail,” imbuhnya.

Syifa tinggal di Desa Slatri Tengah RT 05 RW 01 Slatri Kecamatan Larangan dan selama kuliah indekost di Rusunawa UNDIP Jalan Prof. Soedharto, SH, Tembalang, Semarang.

Putra Brebes kelahiran 2 Februari 1996 ini mengenyam pendidikan dari MIN Model Larangan, MTS Negeri Ketanggungan dan SMA Negeri 1 Larangan. Ia memiliki hobby membaca, menonton televisi, menulis karya ilmiah dan suka memasak kalau di rumah.

Prestasi yang diraih setelah menjadi mahasiswa adalah memperoleh IPK 4,0 di Fakultas Kedokteran UNDIP, Juara gagasan tertulis Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) Tingkat Fakultas, Juara 3 Pekan Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan lolos pendanaan Program Kreatifitas Mahasiswa Dikti 2015 dengan dua judul PKM Penelitian tentang Nanoelmusi.

Syifa mengungkapkan bahwa ada tujuh bidang Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang sesuai pasiion Mahasiswa, salah satunya PKMP atau PKM Penelitian. “Jadi awalnya membuat proposal ke Dikti, setelah itu yang lolos pendanaan akan memperoleh dana untuk mewujudkan penelitian tersebut. Alhamdulillah saya lolos PKMP dua judul dengan masing-masing pencairan dana 7,5 juta yakni untuk judul Formulasi Nanoemulsi obat penurun koleterol berbahan dasar ekstrak bawang merah dan judul Nanoemulsi cincau dalam carboxymetil chitosan sebagai antiangiogenesis pencegah pertumbuhan dan metastasis kanker,” tandas Syifa.

Sempat bercita-cita menjadi Polisi, Syifa akhirnya menjatuhkan pilihannya untuk jatuh cinta kepada pelajaran Biologi dan mengantarkannya untuk bercita-cita menjadi seorang dokter.

Tentu kesuksesan yang ia raih tidak lepas dari semangat dan dorongan dari seseorang, yang ternyata itu adalah Ibunya sendiri yang bekerja sebagai Tenaga kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi. Ia selalu memegang nasehat ibu dan terus menerapkan segala nasehatnya. “Ibu berpesan agar jangan pernah meninggalkan Shalat, selalu rajin belajar, jangan berpacaran dan jangan salah pilih dalam bergaul.” tutur Syifa kepada tim celotehlarangan.com.

Untuk biaya hidup setiap bulan, selain ia mendapat beasiswa kuliah gratis dari bidikmisi, ia juga memperoleh uang beasiswa Rp600.000 perbulan dari Bidikmisi dan ketika harus membeli buku terpaksa ia meminta bantuan dari kakaknya. Meskipun ia mengungkapkan jarang membeli buku karena bisa belajar materi dosen yang sekarang menggunakan file ppt melalui laptop dan HP.
Anak kelima dari sembilan bersaudara ini mempunyai cita-cita menjadi dokter spesialis, sehingga ia berharap setelah lulus kedokteran akan bisa lanjut ke spesialis. Selain itu, ia ingin mempunyai Lembaga Ilmiah yang mengembangkan potensi lokal. “Harapan saya setelah sukses bisa menularkannya dalam mengentaskan kemiskinan dengan menggratiskan kuliah bagi siswa berprestasi,” imbuhnya. ( Lukmanul Hakim).

Related Posts:

Mashudi Akhirnya Berkumpul Kembali dengan Keluarga

Celotehlarangan.com, LUWUNGGEDE- Usai pulang dari sel tahanan Polda Metro Jaya blok 4, Mashudi, 37, guru honorer kategori II merasa sangat bahagia. Terpisah selama sepekan dari keluarganya membuat dirinya rindu. Apalagi bersama anaknya yang masih berusia 3 tahun.

Mashudi dan Keluarga di Desa Luwunggede Larangan Brebes
Sempat enggan ditemui siapapun, kini Mashudi merasa lebih berani. Ia membeberkan pengalaman merasakan dinginnya sel tahanan Polda Metro Jaya blok 4 selama sepekan.

Didampingi istrinya Eka Kurniasih (36), Mashudi mengaku pihak Polda Metro Jaya sangat memperhatikan dirinya. “ Alhamdulillah, saya merasa senang karena tidak ditempatkan bersama pelaku kriminal dengan kejahatan yang berat,” imbuhnya.

Mashudi ditempatkan di blok 4 bersama para pelaku Tipiring (Tindak pidana ringan). Setiap hari di awasi oleh petugas jaga. .

Mashudi menjelaskan, pengalaman yang paling mengharukan adalah saat teringat anaknya yang masih berusia 3 tahun. Hal ini yang membuatnya kerap menangis saat malam tiba.

 “Pengalaman ini saya anggap sebagai resiko perjuangan, dan saya akan tetap bertekad untuk melanjutkan perjuangan mewujudkan cita-cita sebagai PNS,” ujar Mashudi dengan mantap.

Hal senada juga disampaikan Istri Mashudi, Eka Kurniasih merasa lega suami tercinta kembali rumah. “Saya selalu resah, selama suami menjalani proses hukum, dan sekarang udah lega dan senang,” ujar Eka. Ia berusaha mengambil hikmahnya dan berharap semoga tidak pernah terjadi lagi.

Seperti diketahui, Mashudi dilaporkan oleh staf pribadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Yuddy Chrisnandi ke Polda Metro Jaya. Mashudi diduga mengirimkan pesan singkat bernada ancaman.

Mashudi ditangkap aparat Polda Metro Jaya di rumahnya pada Kamis, 3 Februari 2016. Lalu, Kamis, 10 Maret 2016 laporan itu telah dicabut. Mashudi malam itu juga pulang ke Brebes. (Kuntoro Tayubi)

Related Posts:

Mashudi, Ternyata Sudah Dua Pekan Diintai

Trelepnews.id, LUWUNGGEDE- Personel Polda Metro Jaya ternyata sudah mengintai Mashudi (37), guru honorer Brebes selama dua pekan. Hal ini diketahui Mashudi setelah dirinya ditangkap di rumahnya Desa Luwunggede RT 01/04, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes.

Mashudi bersama Keluarga sudah berkumpul
Mashudi mengatakan bahwa mereka menginap di hotel selama dua minggu. Kemudian menyamar sebagai petugas yang pura-pura mengecek sinyal di sekolah tempatnya mengajar dan di rumahnya.

“ Setelah mengetahui saya adalah seorang pengajar, para petugas kemudian menjemput saya di rumah dengan ramah,” tutur Mashudi. Sebelumnya, mereka menunjukkan nomor handphone Mashudi yang diduga digunakan untuk meneror Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan).

Awalnya hendak mengelak, namun Mashudi tidak berkutik begitu mengetahui peralatan yang digunakan petugas begitu lengkap. Akhirnya ia pasrah saat petugas membawanya pergi dari rumah, Kamis, 3 Maret 2016. Kepergiannya diketahui istri dan anaknya yang masih berusia 3 tahun.

Ternyata sore itu ia tidak langsung dibawa ke Jakarta. Ia sempat menginap semalam di hotel Dian, Desa/Kecamatan Tanjung, bersama petugas yang menangkapnya. Disanalah ia mendapat cerita dari petugas, bahwa sebelum menangkap Mashudi, mereka mengintainya selama dua pekan.

Petugas dari Polda Metro jaya membenarkan pertanyaan Mashudi, bahwa ia pura-pura mengecek sinyal di Sekolah dan di rumahnya.

Seperti diketahui, Mashudi dilaporkan oleh staf pribadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Yuddy Chrisnandi ke Polda Metro Jaya. Mashudi diduga mengirimkan pesan singkat bernada kasar dan ancaman.

Mashudi ditangkap aparat Polda Metro Jaya di rumahnya pada Kamis, 3 Februari 2016. Lalu, Kamis, 10 Maret 2016 laporan itu telah dicabut. Mashudi malam itu juga pulang ke Brebes.

Related Posts:

50 TKI Promosikan Batik Brebesan di Luar Negeri

Trelepenews.id
Tampil di Singapura
50 TKI bergaya menampilkan batik Brebesan di Singapura
, BREBES- Batik salem atau yang lebih kondang dengan sebutan batik brebesan kembali berkibar di Singapura. Lewat ajang yang digelar Juniar Hairudin Collection pada Minggu, 13 Maret, di Tao Payoh West Comunity club, Singapura, puluhan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) berlenggok di atas catwalk memamerkan produk potensi Brebes.

Juniar Hairudin (33), selaku penyelenggara menjelaskan ajang tersebut melibatkan 50 TKI di Singapura sebagai pesertanya. Dalam acara tersebut, selain fashion batik Salem Brebes, juga menampilkan grup rebana Nur Asyiffa dan Danc dari Home Kartini.

Acara tersebut juga didukung Toa Payoh cc, Widi Purnomo Wulan dari perwakilan Persatuan Wanita Indonesia di Singapura (PWIS), Mrs Malays Internasional 2015 Sabrina Samri, Mrs Singapore-Malays Internasional 2015 Linda Maaruf, Mrs Singapore-Malays Internasional 2014 Saripa Atmari, dan mantan artis dan model Indonesia Julia Jahya.

Meskipun para TKI tidak hanya berasal dari Brebes, namun mereka antusias mengikuti kegiatan. Juniar berharap dengan penyelenggaraan even tersebut batik Brebesan lebih dikenal luas. Selain itu untuk membuktikan bahwa para TKW juga mampu berkarya dan berprestasi di tempat mereka bekerja.
“Saya berpesan kepada teman-teman untuk terus berkarya. Jangan pernah lelah untuk mencoba lebih baik,” kata Juniar, anggota Buruh Migran Indonesia (BMI) asal Desa Bentar, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Minggu (13/3/2016).

Dalam kesempatan itu, Juniar Hairudin juga mendapat penghargaan sebagai Ambassador of Batik Brebes (Duta Batik Brebes) dari Toa Payoh cc dan Mrs Songapore.
Sebelumnya, batik salem atau batik brebesan sudah diidolakan warga Singapura lewat ajang yang digelar Juniar Hairudin Collection pada Minggu, 13 September 2015, di Singlap South Comunity Centre. (Kuntoro Tayubi)

Related Posts:

SMP Negeri 1 Larangan gelar Shalat Kusuf Berjamaah

Trelepnews.id,LARANGAN – Seluruh siswa, guru dan karyawan SMP Negeri 1 Larangan melaksanakan sholat Kusuf ( gerhana matahari ) secara berjamaah di Mushola Baitul Ilmi, Rabu (09/03).

SMP Neger 1 Larangan
Rosikin, SPdI, MM saat menyampaikan Khutbah Gerhana
Meskipun dalam suasana libur, tetapi siswa tetap antusias mengikutinya. Dukhoni.Dengan khusyu dan khidmat seluruh siswa melaksanakannya.


Sholat dilaksanakan pada pukul 06.30 WIB dengan imam Dukhoni Qushaeri dan khotib Rosikin, S.PdI,MM.


Khotib Shalat Gerhana dalam tausyiyahnya menyampaikan tentang hikmah dari kejadian Gerhana antara lain sebagai salah satu tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla, terdapat bukti bahwa matahari, bulan dan alam semesta ini diatur oleh Allah SWT. Selain itu juga untuk menakut-nakuti manusia agar kembali kepada-Nya.


“Allah berfirman, Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah kalian sujud (menyembah) matahari atau bulan, tapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika memang kalian beribadah hanya kepada-Nya,” lanjut Rosikin menyitir bacaan Al Quran pada Surat Fushilat ayat 37.


Beliau juga mengajak kepada jamaah untuk  memperbanyak berdoa kepada Allah,bertakbir, mengerjakan shalat dan sedekah. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa Sesungguhnya matahari dan bulan merupaka dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Kedua gerhana itu tidak terjadi karena kematian seseorang dan bukan pula karena hidupnya seseorang. Maka jika kalian melihat peristiwa tersebut berdoalah kepada Allah dan bertakbirlah dan laksanakan sholat dan bersedekahlah.


Kepala SMP Negeri 1 Larangan, H. Fuad Andriyanto, S.Pd mengatakan dalam sambutannya bahwa kegiatan sholat kusuf berjamah ini untuk melatih siswa dan menumbuhkan rasa keagamaan. “Dengan sholat khusuf ini mudah-mudahan dapat menjadi moment penting untuk lebih mendekatan diri kepada Allah SWT,” ujarnya.(Hadi editor LH)

Related Posts:

Sholat Gerhana



Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Hafidzahullah mengatakan
Insya Allah ta’ala dalam waktu dekat akan terjadi gerhana matahari total. Berkaitan dengan hal tersebut berikut ini adalah tata cara shalat gerhana yang kami rangkum dari Mulakhas Fiqhi karya Syaikh Shalih bin Fauzan. Karena keterbatasan waktu, insyaAllah terjemahan bab secara lengkap baru akan kami tampilkan di kemudian hari biidznillah.
Hukum Shalat Gerhana
Hukumnya adalah sunnah muakkadah menurut kesepakatan ulama, berdasarkan dalil sunnah yang tsabit dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Waktu Shalat Gerhana
Yaitu sejak dimulainya gerhana sampai berakhirnya. Dalilnya adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Maka apabila engkau melihatnya –yaitu gerhana tersebut- maka shalatlah” (Muttafaqun alaihi)
Tidak disyariatkan shalat gerhana setelah gerhana itu selesai. Jika gerhana berakhir sebelum dia sempat shalat maka tidaklah disyariatkan shalat baginya.
Sifat Shalat Gerhana
1. Dia shalat dua rakaat dengan mengeraskan bacaan –menurut pendapat ulama yang benar-
2. Dia membaca surat Al-fatihah dan surat yang panjang seperti surat Al-Baqarah atau yang seukuran
3. Lalu dia ruku’ dengan ruku’ yang panjang.
4. Setelah itu dia mengangkat kepalanya dari ruku dan membaca
“Sami’ Allahu liman hamidah rabbana lakal hamdu”
5. Lalu dia kembali membaca Al-Fatihah dan surat panjang yang lebih pendek dari surat pertama, seukuran Ali Imran.
6. Kemudian dia ruku’ dengan waktu ruku’ lebih pendek dari waktu ruku’ pertama.
7. Setelah itu dia angkat kepalanya dari ruku’ dan membaca,
“Sami’ Allahu liman hamidah rabbana lakal hamdu, hamdan katsiran thayyiban mubarakan fiihi, mil’as samaai wa mil’al ardhi. Wa mil’a ma syi’ta min syai’in ba’du”
8. Lalu dia sujud dengan dua sujud yang panjang
9. Dia tidak panjangkan duduk di antara dua sujudnya
10. Kemudian dia kerjakan rakaat kedua seperti rakaat pertama dengan dua ruku dan dua sujud yang panjang.
11. Lalu dia bertasyahud, dan
12. Salam
Ini adalah sifat salat gerhana sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagaimana yang diriwayatkan dari banyak jalan, di antaranya dari dua shahih (Shahih Al-Bukhari dan Muslim, lihat Al-Bukhari no. 1046, dan Muslim 2088)

– Disunnahkan untuk melaksanakannya secara berjamaah sebagaimana yang dilakukan rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Boleh pula dilaksanakan sendiri sebagaimana shalat sunnah lainnya, namun melakukannya secara berjamaah lebih afdhal.
– Disunnahkan pula untuk memberikan nasehat kepada jama’ah setelah shalat, memperingatkan mereka dari berbagai kelalaian dan memerintahkan mereka untuk memperbanyak doa dan istighfar.
– Apabila gerhana masih berlangsung setelah shalat selesai, maka hendaklah berdzikir kepada Allah dan berdoa sampai gerhana berakhir, dan tidak mengulang shalat. (Dan dalam hadits diperintahkan pula untuk bershadaqah –wr1).
– Apabila gerhana selesai dan dia masih shalat hendaknya dia sempurnakan shalatnya dengan khafifah (dipercepat), tidak berhenti shalat begitu saja..
Demikianlah beberapa point yang bias diperoleh dari pembahasan Syaikh Shalih bin Fauzan, Semoga bisa bermanfaat.
referensi : Mulakhas Fiqhi, DR. Shalih bin Fauzan, Darul Ashomah Riyadh.
sumber : http://groups.yahoo.com/group/Salafi-Indonesia/message/648

Bagaimanakah Shalat Gerhana ?
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan, bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’
(mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Muslim no. 901)

Saudaraku, takutlah dengan fenomena alami ini. Sikap yang tepat ketika fenomena gerhana ini adalah takut, khawatir akan terjadi hari kiamat. Bukan kebiasaan orang seperti kebiasaan orang sekarang ini yang hanya ingin menyaksikan peristiwa gerhana dengan membuat album kenangan fenomena tersebut, tanpa mau mengindahkan tuntunan dan ajakan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika itu. Siapa tahu peristiwa ini adalah tanda datangnya bencana atau adzab, atau tanda semakin dekatnya hari kiamat.
An Nawawi rahimahullah menjelaskan mengenai maksud kenapa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam takut, khawatir terjadi hari kiamat. Beliau rahimahullah menjelaskan dengan beberapa alasan, di antaranya:
Gerhana tersebut merupakan tanda yang muncul sebelum tanda-tanda kiamat seperti terbitnya matahari dari barat atau keluarnya Dajjal. Atau mungkin gerhana tersebut merupakan sebagian tanda kiamat. (Lihat Syarh Muslim, 3/322)
Hendaknya seorang mukmin merasa takut kepada Allah, khawatir akan tertimpa adzab-Nya. Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam saja sangat takut ketika itu, padahal kita semua tahu bersama bahwa beliau shallallahu ’alaihi wa sallam adalah hamba yang paling dicintai Allah. Lalu mengapa kita hanya melewati fenomena semacam ini dengan perasaan biasa saja, mungkin hanya diisi dengan perkara yang tidak bermanfaat dan sia-sia, bahkan mungkin diisi dengan berbuat maksiat.
Na’udzu billahi min dzalik.
Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :

    عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِى زَمَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِى صَلاَةٍ قَطُّ ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الآيَاتِ الَّتِى يُرْسِلُ اللَّهُ لاَ تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُرْسِلُهَا يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ ».

Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menuturkan, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan shalat sedemikian rupa.”

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda,”Sesungguhnya ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan demikian untuk menakuti hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan memohon ampun kepada Allah.” (HR. Muslim no. 912)

“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)
Barokallohu Fik, adapun tata cara shalat gerhana adalah sebagai berikut:
[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.

[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.

[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:

    جَهَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ

”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.”

(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)

[4]Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.

[5]Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’

[6]Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.

[7]Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.

[8]Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).

[9]Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10]Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
[11]Salam.
[12]Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak.
(Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1/438)
sumber : http://ibnulqoyyim.com/content/view/396/1
https://rumaysho.com

Related Posts: