Mba Nad dan Fatayat NU Brebes Gelar Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan Republik Indonesia


BREBES - Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Brebes bersama Ibu Hj. Nur Nadlifah, S.Ag., M.M menggelar sosialisasi 4 pilar Kebangsaan Republik Indonesia di Gedung Serbaguna Fatayat NU Brebes, Senin (29/08/2022).

Hal itu dilaksanakan guna mensosialisasikan kepada masyarakat tentang nilai-nilai kebangsaan Indonesia. Ini sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menurut Mba Nad, sapaan akrabnya, nilai-nilai kebangsaan harus melekat pada masyarakat dan senantiasa diaplikasikan sampai pada wilayah kecil termasuk di lingkungan desa. "Mulai dari lingkup RT dan RW harus menjadi garda utama dan terdepan dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan Republik Indonesia ini," papar perempuan yang juga merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini. 

Pertemuan Mba Nad bersama PC Fatayat NU Brebes inilah yang akan membentuk sebuah komitmen kebangsaan. Komitmen ini akan diwujudkan dalam berbagai langkah kongkrit seperti melakukan pendampingan, sosialisasi berbagai program yang dilakukan masyarakat paling tingkatan paling bawah secara massif. "Maka dari itu nilai 4 pilar harus menjadi cerminan PC Fatayat NU Brebes dalam mengemban tugas-tugasnya menuju kejayaan bangsa dan negeri," tegas mba Nad.

"Sesuai dengan tujuannya, Fatayat NU mempunyai wewenang dalam membuat serta melaksanakan kebijakan yang berpihak pada kepentingan dan kemaslahatan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan Republik Indonesia," pungkasnya

Related Posts:

Nur Nadlifah Gelar Sosialisasi KIE Program Bangga Kencana


BREBES - Generasi remaja harus mempersiapkan diri mencegah stunting. Demikian disampaikan oleh anggota Komisi IX DPR RI Hj. Nur Nadlifah, S.Ag, M.M pada acara sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana bersama BKKBN Jawa Tengah di Aula Desa Ciampel Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes, Sabtu ( 20/8/2022 ).



Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala BKKBN Perwakilan Jawa Tengah drg. Widwiono, M.Kes dan Kepala Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Ir. Khofifah, M.M.



Nur Nadlifah meengatakan, semua pihak harus ikut berperan dalam rangka mencegah stunting. Stunting atau kerdil pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita (Bawah lima tahun) akibat kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya.



“Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. Periode 1000 hari pertama kehidupan semestinya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu pada tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan,” imbuhnya.


Nur Nadlifah menyampaikan, penanganan stunting harus dilaksanakan secara serius oleh BKKBN yang berperan sebagai leading sektor penanganan stunting. Dirinya juga mengajak semua pihak untuk berperan mencegah stunting berdasar kemampuan dan keahlian masing–masing dengan memberikan edukasi kepada masyarakat agar melakukan pencegahan.

Related Posts:

Berakhir, Jambore Nasional SAR Muhammadiyah Resmi Ditutup

WONOSOBO -


Jambore Nasional SAR Muhammadiyah yang sudah berlangsung sejak Kamis (11/08) resmi ditutup pada Ahad (14/08). Upacara penutupan digelar di Waduk Wadaslintang diiringi dengan pengumuman pemenang dan pembagian hadiah bagi para juara lomba. 


Upacara penutupan semula akan dilaksanakan di lapangan kompleks Waduk Wadaslintang, namun karena cuaca kurang mendukung panitia mengalihkan ke tenda. 


Hadir sejumlah tamu undangan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Wonosobo, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wadaslintang, perwakilan dari Basarnas, BPBD Kabupaten Wonosobo dan para juri perlombaan dari berbagai bidang lomba.


Ketua PDM Wonosobo, Bambang Wen menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran relawan MDMC dari berbagai daerah. “Tak lupa kami meminta maaf mewakili PDM dan seluruh panitia lokal yang terlibat baik pribadi maupun instansi kelembagaan apabila banyak hal yang kurang berkenan dalam mendukung suksesnya acara,” katanya. 


Dalam kesempatan yang sama Profesor Daelami, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah yang membidangi Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) menekankan bahwa tugas relawan Muhammadiyah adalah menolong sesama manusia tanpa melihat golongan maupun identitas. 


“Ketika semuanya di berikan secara ikhlas maka keikhlasan itu akan kembali menjadi keberkahan untuk para relawan,” ucapnya. 


Tak lupa, Daelami juga  berpesan agar paska pelaksanaan jambore hendaknya semuanya bisa mengambil hikmah dan manfaat dengan yang ada. 


“Ketika dirasa ada kebaikan maka sebarkan kebaikan itu untuk orang lain, tapi jika dirasa ada hal yang kurang berkenan maka jadikan itu sebagai pembelajaran diri dan cukup dikonsumsi sendiri,” imbuhnya.


Hasil Perlombaan


Tim dari MDMC Surakarta dinobatkan menjadi juara umum Jambore Nasional SAR Muhammadiyah dan berhak meraih piala dari MDMC Jawa Tengah. Adapun perolehan juara ditiap jenis lomba adalah sebagai berikut : 


Lomba Al-Islam Kemuhammadiyan juara satu diraih oleh MDMC Karanganyar, dilanjut juara dua oleh mdmc Sukoharjo dan ketiga Surakarta. Untuk Medical First Respon (MFR) juara satu oleh mdmc Surakarta, ke dua Kokam Kalsel disusul RSM Lamongan. 


Kemudian lomba High Angel Rescue juara satu MDMC Klaten disusul Surakarta sebagai juara kedua dan UM Pekalongan juara tiga. Mata lomba Navigasi Darat (Navrat) juara satu MDMC Banyumas 1 disusul juara kedua MDMC Gowa dan ketiga UM Pekalongan. 


Untuk mata lomba Survival diraih oleh MDMC Kudus, Kedua Banyumas 1 dan disusul Pemalang. Untuk lomba Run Swim Run (RSR) juara satu oleh MDMC Sukoharjo disusul Klaten dan terakhir MDMC Karanganyar. 


Sedangkan jenis lomba RTRGT juara satu adalah MDMC Surakarta yang disusul Kasel sebagai juara dua dan MDMC Gowa juara tiga. Yang terakhir lomba renang, MDMC Klaten juara tiga disusul MDMC Karanganyar juara dua dan juara satu diraih oleh tim SAR Universitas Muhammadiyah Klaten. (hans/jap)

Related Posts:

RS PKU Muhammadiyah Wonosobo Terjunkan Relawan Medis untuk Jambore


WONOSOBO - Rumah sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo beri dukungan untuk Sukses nya jambore dari Muhammadiyah dengan menerjunkan puluhan relawan medis dan dokter, (14/8/2022)

Selain dari PKU Muhammadiyah Wonosobo, beberapa rumah sakit Muhammadiyah Jawa Tengah juga terlibat dalam pelaksanaan Jambore.

Mereka terbagi di beberapa titik posko diantaranya di awal pembukaan kompleks Muhammadiyah 1 Wonosobo,  kompleks Muhammadiyah 2 Wonosobo, yang ke tiga di komplek tempat pelelangan ikan, dan yang terakhir di area lapangan waduk Wadaslintang. 


Selama 4 hari menjalankan tugas pendampingan Jambore, tercatat 14 pasien dari relawan yang ditangani oleh tim medis dan 1 pasien patah tulang dari warga yang terlibat kecelakaan di arena Jambore. 


Khusus penanganan fraktur( pasien patah tulang) telah mendapatkan pertolongan dasar yang selanjutnya dirujuk ke puskesmas Wadaslintang. 

Direktur RS PKU  Muhammadiyah Wonosobo dalam arahannya kepada relawan medis dari PKU Wonosobo untuk selalu bersiaga penuh sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat, seperti yang disampaikan oleh Harsono salah satu relawan medis RS PKU Muhammadiyah Wonosobo.


Di awal menjelang pelaksanaan, PKU Muhammadiyah mengadakan screening kesehatan untuk seluruh peserta berupa tes antigen secara gratis selain PCR.


Jambore SAR Muhammadiyah berlangsung selama 4 hari sejak 11 sampai 14 Agustus 2022 yang berlokasi di Wadaslintang Wonosobo dengan Melibatkan 50 Kontingen dan melibatkan tidak kurang 350 relawan se Jawa tengah dan beberapa daerah luar Jawa lainnya dari berbagai kualifikasi. 


Jambore SAR ini Dimaksudkan untuk ajang silaturahmi dan konsolidasi kekuatan kompetensi SAR MDMC Jawa Tengah.


Ada 8 jenis perlombaan yang harus diselesaikan oleh peserta baik secara Tim maupun individu salah satunya adalah Run Swim Run dimana kompetensi ini menguji kekuatan fisik relawan sekaligus keterampilan berenang untuk menyiapkan SDM handal dalam SAR air atau Water Rescue. /Hans

Related Posts:

Mengenal MFR, Salah satu Lomba pada Jambore Nasional SAR Muhammadiyah 2022

 


WONOSOBO- 12/08/2022 -  Jambore Nasional SAR Muhammadiyah di Wonosobo  berlangsung pada 11 – 14 Agustus 2022, salah satu yang di adakan Panitia Jambore adalah 8 jenis perlombaan yang diharapkan mengasah skill peserta jambore, salah satu di antaranya adalah perlombaan MFR ( Medical First Responder). Apa itu MFR ?


Medical First Responder (MFR) merupakan sebuah program pelatihan kegawat daruratan untuk Anggota Muhammadiyah Disaster Manajemen Center ( MDMC ) dengan maksud untuk memberi nilai lebih pada diri seorang calon relawan, baik dalam pengetahuan maupun keterampilan. Adapun tujuan dari kegiatan MFR ini yaitu memberi pengetahuan dan pelatihan kepada anggota MDMC tanpa alat maupun dengan alat medis agar dapat berperan dalam melaksanakan misi kemanusiaan pada kondisi kondisi gawat darurat.


Dengan di tambahkannya salah satu lomba ini harapannya bisa meningkatkan pengetahuan dan skill serta aktif dalam merespon kegawatdaruratan, panitia berharap MFR dapat melatih kesiapsiagaan anggota MDMC dalam pemberian pertolongan pertama pada kondisi-kondisi gawat darurat sebelum mendapat pertolongan dari paramedis.


Pembekalan ilmu dan ketrampilan yang dulu dikenal sebagai pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) atau disebut juga Pertolongan Pertama (P3) ini wajib dimiliki bagi Rescuer MDMC muda meskipun di dalam MDMC itu sendiri sudah ada tim yang terdiri dari paramedis. Namun demikian kemampuan dasar ini tetap diajarkan dan sekaligus di lombakan pada event jambore yang melibatkan juri dari dokter Rumah Sakit Muhammadiyah. 


“ Medical First Responder sangat penting dikuasai relawan Muhammadiyah khususnya dan masyarakat umum pada umumnya, mengingat kemampuan ini bisa diterapkan dalam segala situasi. Khususnya RJP (resusitasi Jantung Paru ) dimana pada situasi tertentu kita mendapatkan orang yang tenggelam maupun yang dianggap sudah meninggal, tapi langkah medis Resusitasi jantung paru (RJP) mampu mengembalikan fungsi napas dan atau sirkulasi darah di dalam tubuh yang terhenti. Resusitasi jantung paru bertujuan menjaga darah dan oksigen tetap beredar ke seluruh tubuh.” tutur Emi Priati salah satu relawan medis dari RS PKU Muhammadiyah Wonosobo.


“ Ada dua jenis MFR yang dilombakan pada even kali ini, diantaranya RJP (Resusitasi Jantung Paru ) untuk dewasa dan anak serta penanganan Fraktur (Patah tulang). Fraktur salah satu jenis cedera yang cukup umum terjadi pada saat respon bencana, dengan kemampuan dasar yang dimiliki MDMC ini diharapkan bisa membantu penanganan dasar sebelum ditangani ahli medis. “ lanjut Emi saat ditemui redaksi di ruang medis panitia jambore.


Tujuan diadakan lomba MFR ini untuk mempersiapkan SDM yang handal khususnya relawan MDMC untuk dapat membantu dalam penanganan kecelakaan penerbangan, pelayaran, bencana dan kondisi yang membahayakan manusia di daerahnya masing-masing. 


Pencapaian yang diharapkan dalam lomba berupa referesh materi MFR (Medical First Responder) yang diungkapkan Ketua Panitia Satrio adalah agar seluruh relawan dapat berproses dengan baik dalam mengikuti lomba selanjutnya sehingga mempunyai kinerja dan kualifikasi dasar yang meningkat dan lebih baik dari sebelumnya khususnya pada Skill MFR./hans

Related Posts:

Kreatif, Peserta Jambore SAR Sambil Berjualan Cobek

 


Wonosobo(trelepmedia.com) - 11 Agustus 2022 – Puluhan kontingen sudah memulai memasuki komplek SMK Muhammadiyah untuk melakukan registrasi pada event Jambore SAR Muhammadiyah 2022.


Ada yang unik dari sekian puluh kontingen yang telah hadir pencok (nama pangilan) turut hadir sebagai pendamping dari kontingen Magelang dengan membawa dagangan berupa cobek dari batu asli Muntilan dan juga ratusan pipo (sambungan rokok) yang di jual di komplek SMK Muhammadiyah.


“Prinsipnya ketika kita meninggalkan keluarga maka sebisa mungkin ada yang bisa kita berikan saat kita pulang nanti seberapapun jumlahnya. jadi, kita berjuang untuk persarikan juga tampa meninggalkan perjuangan untuk keluarga.”  katanya mengawali wawancara dengan Redaksi.


Puluhan dagangan cobek yang digelar harga berkisar tiga puluh ribu sampai tujuh puluh ribu dengan diameter delapan belas sampai tiga puluh centimeter. Sedangkan harga pipo berkisar lima puluh ribu sampai seratus dua puluh ribu sesuai dengan bahan dan keunikan.


Dagangan yang dibawa merupakan milik salah satu relawan MDMC Magelang yang memiliki kerajina cobek, sehingga pembayaran menunggu penjualan. Sedangkan pipo adalah hasil kreativitas sendiri.


Kreativitas membawa dagangan ini bukan karena tidak adanya support dari LazisMU maupun dari PDM Magelang akan tetapi mengajarkan kepada kader untuk bisa mandiri dalam operasional kegiatan.


MDMC Magelang mengirimkan lima personil yang semuanya adalah relawan pemula yang harapanya bisa menjadi contoh ketika kembali ke organisasi MDMC Magelang . 


Pra acara Jambore SAR Muhammadiyah dimulai dengan Sarasehan di halaman SMK Muhammadiyah, dengan menghadirkan seluruh kontingen peserta jambore yang sudah hadir. Sebagai tambahan Jambore kali ini melipatkan lima puluh tim dengan tiga ratus lima puluh peserta dan tidak kurang dua ratus pendamping senior dari MDMC se-Indonesia.

Related Posts:

Tempuh 12 jam perjalanan untuk ikut jambore SAR Muhammadiyah

 


Wonosobo( trelepmedia.com) - , Jambore Nasional SAR Muhammadiyah 2022 akan diadakan pad 11 hingga 14 Agustus di Wadaslintang Wonosobo. Antusiasme peserta begitu tinggi salah satunya kontingen dari Lampung yang sudah hadir sehari sebelumnya.


Perjalan  12 jam tidak menyurutkan semangat untuk hadir silaturahmi dan menimba ilmu di arena jambore meski kedua kakinya terasa pegal karen terlalu lama didalam mobil.


Hadir dengan sebelas personil mewakili kota metro dan daerah-daerah sekitarnya dengan tujuan menimba ilmu dan siap berkontribusi kembali nantinya untuk MDMC daerahnya setelah selesai event.


"Pertama yaa silaturahmi mesti, terus karena MDMC lampung belum hebat kaya jawa tengah terus pengen belajar, silaturahmi dengan SAR Jawa Tengah dan kota kata lain yang MDMC nya sudah mapan."terang Wawan sapaan akrabnya saat ditemui redaksi.


"Selama perjalan Alhamdulillah tidak ada  kendala bahkan kami sempat mampir dulu ke lokasi jambore tepatnya di kaliwiro karena ada salah satu personil yang aslinya orang Wonosobo. " Tambahnya sambil tersenyum.


Masih menurut wawan, MDMC dilampung itu sebenranya terkenalnya karena medis, itu emang sudah lama tapi itu baru terpusat dikota metro. sementara pelan pelan yaa dibangun dari 15 kabupaten kota alhamdulillah sampai sekarang sudah 10. kita sempat latihan kemarin sekalian buat seleksi peserta yang dibawa. tapi karena banyak yang ikut kan lumayan 4 hari disini 2 hari perjalanan 8 hari kan terlihat operasional dan ain sebagainya.


Sementara pembiayaan operasional peserta di support langsung oleh Lazismu kota Lampung dengan bantuan juga dari Pimpinan daerah Muhammadiyah asal peserta serta dukungan dari PWM tentunya.


Disinggung tentang kesan pertama kalinya bertemu dengan panitia, Wawan mengapresiasi kesiapan panitia yang sigat dengan jalinan komunikasi yang intens serta terlihat berbagai properti yang sudah disiapkan untuk di bawa ke aren jambore. Menurutnya dirinya dan tim tida berharap diistimewakan karena pad prinsipnya semua ad relawan yang tentunya panitia juga super sibuk dengan persiapan dan itu sudah biasa di MDMC.


" yaa biasa aja kalau acara MDMC seperti ini, dah ngak  kaget lah sibuk semua. lagipula MDMC kita sudah tau sering kalo dilapangan. lagi pula Lampung itu sudah ada regional sumatranyaa. jadi sering ketemu kalau acara seperti ini. Tidak disambut khusus kaya tamu istimewa biasa aja ngak minta diistemawakan." cetusnya sambil tertawa.


Wawan dan tim dari Lampung bersiap mengikat jambore hingga selesai dan berharap ada ilmu baru serta bisa menambah skill personalnya di berbagai bidang.


"Jadi ingin lampung itu tidak terkenal hanya dari medis nya saja dan kebetulan kami dari kabupaten musia barat kan sempat ada diklat untuk silaturahmi SPAB jadi lampung  itu diakui untuk SPAB (satuan pendidikan aman bencana) itu memang gawean BNPM tapi itu mengandeng MDMC dan HW,"lanjutnya.


" Jadi kebetulan pematerinya itu orang MDMC dan kejadian waktu itu cuma 4 kabupaten dari seluruh indonesi. yang pertama Pasaman, bulan kedepanya pesisir barat dilampung, kemudian menyusul ambon kalau ngak salah kemudian menyusul banyuwangi. cuma yang 2 ini terkendala tidak bisa tatap muka karena Covid. Hanya yang Pasaman dan Pesisir barat itu sempat tatap muka. itu sempat sama SPAB cuman untuk di pesisr barat AUM nya hanya 3 jadi tidak bisa banyak berkembang," pungkasnya.

Related Posts:

SMK Muhammadiyah 2 Wadaslintang dipenuhi ratusan relawan Muhammadiyah


Wonosobo, 12/ 08 – Pelaksanaan Jambore Nasional SAR Muhammadiyah pertama di Jawa Tengah mengambil tempat di Wadaslintang Wonosobo tepatnya SMK Muhammadiyah 2. Bukan tanpa alasan, karena kegiatan ini merupakan Jambore relawan Muhammadiyah maka AUM yang ada diskeitar tempat dilaksanakannya jambore terlibat langsung untuk suksesnya acara.

“ Sebagai salah satu amal usaha Muhammadiyah di Wadaslintang, SMK Muhammadiyah 2 memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan Jambore ini, hal ini dimaksudkan sebagai syiar dakwah dan lebih mengenalkan SMK Muhammadiyah 2 kepada Masyarakat Wadaslintang khususnya dan peserta Jambore dari berbagai daerah di Indonesia pada umumnya. “ kata Agung Setyo Nugroho kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo.

Semua Sumber Daya Manusia yang dimiliki SMK Muhammadiyah 2 diberikan untuk suksesi acara, dari Guru, Siswa serta tak lupa sarana dan prasarana yang dimilki, lanjutnya.

Siswa SMK Muhammadiyah 2 disiapkan untuk membantu dapur umum dan pengkondisian lokasi di arena Jambore. 

Rekam jejak Agung sebagai kepala sekolah Muhammadiyah terbilang cemerlang sejak berkiprah pada 2009 hingga saat ini, dirinya merupakan founder dari SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo dan pada 2017 hingga saat ini dipercaya menjadi kepala sekolah.

Sebagai tambahan, pasang surutnya sebuah lembaga pendidikan pernah dialami hampir semua lembaga tidak terkecuali SMK Muhammadiyah 2 ini, pada 2013 dengan dibukanya SMK Negeri 1 sedikit banyak berimbas pada perolehan siswa di sekolah ini. Tapi kegigihan dan semangat Muhammadiyah dewan guru serta dukungan PCM Wadaslintang secara berangsur kepercayaan masyarakat kembali pulih. Mengingat, Sekolah Muhammadiyah tidak hanya mengajarkan akademik semata tapi pendidikan akhlak dan budi pekerti serta ketrampilan bermasyarakat adalah hal wajib yang diberikan sekolah Muhammadiyah.

Di Wadaslintang saat ini terdapat dua Amal Usaha Muhammadiyah yang terus aktif mensyiarkan dakwah persyarikatan yaitu TK Aisyiah dan SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo.

Dukungan dari Majelis Dikdasmen Daerah selalu diharapkan untuk keberlangsungan dua amal usaha pendidikan ini.

Dengan diadakannya jambore ini Agung berharap semakin meningkan trust masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan Muhammadiyah, serta mengajarkan kepada siswa untuk selalu memiliki sense of responsibilty kepada sesama seperti halnya para relawan yang sedang melaksanakan jambore./ hans

Related Posts:

Komunitas Perempuan Aswaja Menggelar Sosialisasi 4 Pilar


 SLAWI ( trelepmedia.com ) - Komunitas perempuan ASWAJA menggelar Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika pada selasa, (09/08/2022) bertempat di Hottel Grand Dian, Slawi, Kab. Tegal


Dalam sosialisasi 4 pilar, dihadiri langsung oleh Anggota DPR RI Ibu Hj. Nur Nadlifah, S.Ag., M.M. dengan peserta Komunitas Perempuan ASWAJA.

Ciri khas Indonesia sebagai bangsa adaah menjunjung tinggi nilai-nilai kesatuan dan persatuan, apalagi Indonesia terdiri dari berbagi suku, ras, dan adat istiadat yang majemuk diberbagai daerah dan provinsi se-Indonesia. Maka 4 pilar kebangsaan menjadi konsen yang harus diperhatikan pada anak muda sebagai pondasi yang menentukan kokohnya jiwa nasionalisme anak muda. Hal ini disampaikan oleh anggota DPR RI yang biasa disapa mba Nad.


“Pentingnya pilar-pilar kebangsaan yaitu Pancasila sebagai dasar dan Ideologi Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara serta Ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara,” Katanya.


Mba Nad yang selaku sahabat dan pembina Komunitas Perempuan ASWAJA berharap apa yang disampaikan kepada para kader-kader perempuan pergerakan dapat bermanfaat dan dapat disampaikan minimal dilingkungan masyarakat sekitar dalam upaya membuat masyarakat paham terkait pengertian 4 pilar kebangsaan serta implementasinya.

Related Posts: