Bantu Agar Terkenal, Akun Status ini menghujat dan menfitnah Ustadz A’a Gym Sebagai Ustadz Cabul

Bantu Agar Terkenal, Akun Status ini menghujat dan menfitnah Ustadz A’a Gym Sebagai Ustadz Cabul

Sering kita mendengar seorang ustadz dalam ceramahnya menyampaikan bahwa keselamatan seseorang tergantung pada lisannya (salaamatul insaan fii hifdzhil lisaan), maka dari itu jagalah ucapan kita jangan sampai melukai perasaan orang lain.
Hal ini berkaitan erat dengan kemudahan kita bebas berkomentar dan menuliskan kata-kata di dinding media social, entah itu Facebook, twitter atau lainnya. Sehingga kita harus cerdas dan bijak menyikapi media terutama facebook.
Dalam hal ini, penulisan ini bukan dimaksudkan untuk membuka atau membeberkan aib seseorang, namun ketika ucapanya itu sudah melecehkan, menghina, bahkan tidak ada keinginan untuk meminta maaf, maka hal itu boleh saja untuk disampaikan ke khalayak sebagai efek jera dan berhati-hati dengan ucapannya. Bukan juga untuk memprovokasi, namun untuk menyadarkan bahwa lisan itu harus dijaga.
Adalah akun Nur Rofiq Lirboyo yang berasal dari Brebes, saat ia mengomentari status FB inisial UA, dalam akunnya ia berkomentar : gogoni ka AAgim kentir,,,( nuruti A’a Gym Gila)

aa gym kan wong soak ouh,,,( A’a Gym itu orang Gila)

ustad cabul Aagym gus

sing ora terima aku ngomong kaya kie,,(yang tidak terima saya ngomong seperti ini)

kie alamat ku (ini alamatku)

jl, Ahmad dahlan Dumeling rt 05 rw 05 kec,wanasari
Tentu hal ini, sangat tidak etis, bahkan menantang kalau ada yang tidak terima datang ke rumahnya.

OK..kali ini saya tidak akan datang ke rumahmu, namun cukup lewat media social juga.

Related Posts:

5 Langkah Ini Bisa Berakibat Fatal Membuat Calon Mertua Marah dan Menolak Anda Menjadi Pasangan Anaknya

Sebelum Anda melangkah lebih jauh untuk serius melanjutkan ke jenjang pernikahan dengan calon pasanganmu. Tentu anda harus menemui orang tua dari pasangan agar bisa direstui dan dipermudah.

Namun, perlu langkah dan cara yang baik agar bisa membawa kesan baik, jangan sampai malah membuat mereka marah bahkan mengusir kita dari rumahnya..Nah lho...Koq bisa ???

Bisa saja kalau tidak mempunyai pengetahuan tentang caranya maka akan terjadi hal itu..

Ok...saya akan beri tips beberapa langkah yang harus dihindari saat bertemu calon mertua.. Karena bisa berakibat fatal.

1. Sikap duduk yang benar

Jangan kita menumpangkan kaki kanan kita diatas kaki kiri. Dan bergaya seperti Boss.

Bersikaplah sopan dan duduk dengan benar.

2.

Related Posts:

Hebat ! Penyair Brebes Ini Bersama Penyair mancanegara dan Nusantara Beraksi Tampilkan Diri Di Pekan Kebudayaan Aceh

BREBES – Ada banyak jalan untuk turut mengharumkan nama daerah. Salah satunya, sebagaimana dibuktikan oleh Abu Ma’mur MF.

Penyair yang bermukim di Ketanggungan Kabupaten Brebes ini bulan Juli lalu berhasil menyabet juara I Lomba Cipta Puisi Tema Pendidikan Tingkat Nasional yang digelar oleh Komunitas Merangkai Kata Berbagi Cerita bekerjasama dengan Penerbit Genom Yogyakarta.

Kali ini dia diundang untuk menghadiri sekaligus membacakan puisi bersama penyair dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Rusia pada Temu Penyair Nusantara 2016 di Meulaboh, Aceh Barat.

Acara yang berlangsung 27-30 Agustus 2016 tersebut merupakan rangkaian kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh yang diadakan oleh Dewan Kesenian Aceh Barat (DKAB) bersama dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat.

“Alhamdulillah, saya merasa berbahagia membawa nama Brebes dan bisa turut andil menjadi bagian dari acara sastra semacam ini,” ucapnya, saat dihubungi ditempatnya Ketanggungan Brebes, Sabtu (27/8/2016).

“Harapan saya kedepan, geliat sastra di Brebes makin berdenyut,” lanjutnya.
Abu terpilih menjadi salah satu penyair yang diundang karena puisinya dinyatakan lolos seleksi oleh tim kurator. Puisi tersebut dimuat dalam buku antologi puisi Pasie Karam.

Buku setebal 500 halaman itu berisi puisi-puisi 162 penyair antara lain Taufiq Ismail, Ahmadun Yosi Herfanda, Isbedy Stiawan ZS, Ahmad Kamal Abdullah (Malaysia), Anie Dien (Singapura), dan Victor Pagodaev (Rusia).

Baca Puisi
Selain karya-karyanya muncul di sejumlah media dan antologi puisi, Abu kerap membacakan puisi di berbagai tempat. Dari panggung acara tujuhbelasan, pendopo Kabupaten hingga hotel.
“Bagi saya, di mana pun membacakan puisi, yang terpenting adalah menyajikan pesan dengan sepenuh hati. Sesuatu yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati pula.” Pungkasnya.

September mendatang, penyair pecandu kopi dan penggila buku ini akan mementaskan puisinya pada Seminar Internasional Sastra Antar Bangsa di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (AM/LH)

Related Posts:

PPK Kecamatan Ketanggungan Ikuti Karnaval Untuk Sosialisasikan Tidak Golput Pada Pilkada 2017



Celotehketanggungan.com, KETANGGUNGAN - Sebanyak 129 anggota Kepemiluan yang terdiri dari anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan anggota Sekretariat Se-Kecamatan Ketanggungan turut berpartisipasi pada acara pawai karnaval HUT Kemerdekaan RI Ke 71, Rabu (24/08) kemarin

Dengan menggunakan mobil bak terbuka, Ketua PPK Kecamatan ketanggungan, Poniran, menyampaikan orasinya pada pawai karnaval bertujuan untuk mengajak warga masyarakat Kecamatan Ketanggungan untuk mensukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Brebes pada tanggal 15 Februari 2017.

“Gunakan hak pilih sesuai hati nurani karena 5 menit akan menentukan Brebes 5 tahun mendatang Pemilih harus dapat menggunakan hak suaranya secara tepat,” ajaknya.

Anggota PPK Divisi SDM dan Partisipasi masyarakat, Mahali S.Pd.I, menghimbau kepada seluruh warga masyarakat Kecamatan Ketanggungan memastikan terdaftar sebagai pemilih dengan mengecek nama di Daftar Pemilih Tetap (DPT) supaya dapat menggunakan hak pilihnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Brebes.

“ Ayo..seluruh warga Kecamatan Ketanggungan cek DPT, jangan sampai golput pada Pilkada 2017, gunakan hak pilih sesuai dengan keinginan,” ujarnya.

Kegiatan karnaval dimulai di depan Lapangan Desa Karangmalang dan Finish di Jalan Wahid Hasyim Desa Dukuhtengah yang diikuti oleh lembaga pendidikan, organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat. Sampai acara selesai, kegiatan berlangsung aman, lancar dan meriah. (FH/LH)

Related Posts:

Makna HUT Kemerdekaan RI yang Hakiki

Oleh : UST.HADI MULYANTO, S.Pd.I., M.Pd.I
Hari ini, Rabu, 17 Agustus 2016, semua warga Indonesia dan anak bangsa di berbagai pelosok desa,kecamatan,kabupaten/kota,provinsi di seluruh Indonesia dan di berbagai tempat di belahan dunia merayakan upacara Hari Ulang Tahun Rebuplik Indonesia Ke-71 dan berbagai kegiatan lomba-lomba. Hal ini sebagai manifestasi,pengejawantahan dan implementasi wujud rasa syukur semua komponen bangsa kepada Allah, karena dengan berkat rahmat dan pertolongan Allah serta perjuangan seluruh komponen bangsa (para pahlawan, ulama, masyarakat) Bangsa Indonesia bisa melepaskan dirinya dari kungkungan para penjajah dengan istilah yang populer Indonesia bisa merdeka.

Kata “ merdeka “ yang di dapatkan bangsa Indonesia tidaklah mudah,seperti membalikkan telapak tangan, namun dengan cucuran keringat dan darah bahkan nyawapun menjadi taruhannya.Merdeka yang di perjuangkan para pendahulu kita, sejatinya menjadi keteladanan bagi generasi sekarang, artinya sesuatu tujuan baik keinginan,cita-cita dan harapan semuanya perlu proses, dan proses butuh adanya sebuah perjuangan. Tidak ujug-ujug atau instan dan bin salabin abrah kedabrah. Sehingga pantas kalau semua masyarakat pada setiap tanggal 17 agustus hatinya berbungah-bungah, senang , riang dan kembira. Dengan menampilkan berbagai macam kegiatan walaupun merogok kocek yang tak sedikit, namun begitu bahagianya masyarakat dengan menyambut Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia. Kegiatan seperti ini, tidaklah hanya sekedar ceremonial dan rutinitas belaka, akan tetapi sebagai penghormatan dan perayaan yang sarat dengan makna.

Dalam prespektif penulis, setidaknya ada 2 akumulasi usaha yang telah di torehkan oleh pada pendahulu/pejuang kita sehingga bangsa Indonesia bisa merdeka.

Pertama, adalah pada pendahulu/pejuang kita telah berusaha semaksimal mungkin dengan jerih payah dan berbagai strategi serta upaya yang sangat jenius sehingga sang proklamator bisa memproklamirkan Teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945,sehingga hal ini menjadi keabsahan bangsa kita merdeka secara de jure.

Kedua, adalah berkat potensi kelihaian dan kelincahannya pergaulan sang proklamator (Bung Karno) sehingga bangsa timur tengah dalam hal ini negara mesir mau mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal inilah yang menjadi keabsahaan bangsa kita merdeka secara de facto.
Kemerdekaan akan di rasakan sempurna manakala kedua usaha telah di lakukan, dan Indonesia telah melakukan semua itu yaitu usaha kemerdekaan bagaimana biar di akui secara de jure dan bagaimana agar kemerdekaan di akui secara de facto. Maka dengan demikian, negara-negara lain yang ingin menjajah Indonesia kembali akan berpikir ulang.

Lalu pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana cara mengisi kemerdekaan setelah Indonesia merdeka secara utuh, baik merdeka secara de jure dan merdeka secara de facto ?. Inilah yang perlu kita renungi bersama. Berikut ini salah satu cara mengisi kemerdekaan bagi generasi muda, masyarakat umum dan pemerintah. Sehingga boleh jadi makna HUT RI ke 71 adalah sebagai berikut :

• Bagi generasi muda/mahasiswa/pelajar/siswa/siswi :
Cara mengisi kemerdekaan bagi generasi muda/pelajar/siswa/siswi ini yaitu dengan kegiatan-kegiatan yang positif contoh dengan rajin belajar,tekun mengaji dan beribadah,patuh dengan orang tua,disiplin waktu, manfaatkan masa muda dengan berprestasi,ukir dengan karya, bersikap sportif, tidak suka mencontek, jauhi narkoba dan jauhi pergaulan bebas.

Bagi masyarakat umum
Cara mengisi kemerdekaan bagi masyarakat umum yaitu dengan membayar pajak tepat waktu, patuh terhadap rambu-rambu di jalan saat mengendarai kendaraan, bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang edukatif seperti mengadakan malam tirakatan/malam tujuh belasan, do’a bersama, istighosahan, sarasehan, dan perlombaan-perlombaan yang bersifat menghibur tapi masih ada unsur mendidik seperti contoh cerdas cermat kemerdekaan,

• Bagi Pemerintah
Cara mengisi kemerdekaan bagi pemerintah adalah tingkatkan mutu pendidikan, tingkatkan kesejahteraan masyarakat, buatlah masyarakat agar selalu sehat, buanglah budaya KKN ( Korupsi , Kolusi dan Nepotisme ), tegaklah hukum seadil-adilnya, manfaatkan Sumber Daya Alam untuk kemakmuran rakyat, hindari para penyelenggara negara terhadap gaya hidup hedonisme dan suka bermegah-megah serta boros.
Demikian sekelumit makna HUT RI ke-71, semoga masyarakat kita, kini semakin bahagia, sejahtera lahir batin, tentram , damai dan makmur. Selamat dan Sukses Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-71. Jayalah Indonesia. Bahagia Indonesia. MERDEKA!
(Penulis adalah Dosen Tetap Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal Jawa Tengah)

Related Posts:

Menelusuri WIlayah Desa Larangan Melalui Google Earth (bagian 1)

Tentu kita senang ketika bisa menyaksikan kondisi desa kelahiran kita. terutama yang tidak bisa menjangkaunya karena mungkin tinggal dan beekrja di luar kota.

Demikian perkembangan Desa Larangan yang direkam oleh Google earth sekitar akhir tahun 2015. jadi lumayan masih grees
cekidoot...selamat menyaksikan


1. kantor Kecamatan Larangan


2. Jalur pasar Larangan (terlihat Masjid jami al Mubarok)

3. Jalan Pramuka Larangan ( terlihat rumah bpk H. Muhani)


4. Belok ke barat ada Masjid JAmi Al Mubarok

Ok Sob..tunggu updatean selanjutnya ya...untuk bagian ke 2 dan seterusnya untuk menelusuri Desa Larangan

Related Posts:

Setelah Sekian Lama Tidak Berjumpa, Akhirnya Angkatan 1984 SPK Kardinah Tegal Adakan Temu Kangen di Kaligua

Trelepnews.id – Puluhan alumni dari SPK Kardinah Tegal angkatan 1984 Adakan reuni di Kaligua, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Minggu (7/8/2016). Acara ini juga dihadiri guru SPK Angkatan tahun 1984.

Mustopo, salah satu penggagas pertemuan mengaku kangen bertemu dengan rekan lamanya, karena sudah sekian lama tak bertemu. Topo, bersama rekannya Kaprawi menggagas gerakan Silaturahmi SPK Kardinah Tegal, berharap angkatan Tahun 1984 selalu kompak menjaga tali silaturahmi.

“Karena sejatinya silaturahmi itu diajarkan Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Dari berbagai wilayah, ada dari Brebes, Batang, Pekalongan, Purwokerto dan kota lainnya naik pegunungan hanya ingin bertemu kawan lama,” imbuhnya.

Salah satu peserta reuni, Suyitno mengungkapkan, 37 lulusan SPK Kardinah Tegal Angkatan 1984 dadi wong kabeh, hampir semuanya menjadi Kepala atau pimpinan di beberapa bagian. “Diantaranya H. Mochamad Thoha sebagai pemilik Thoha Putra Group sekaligus Pimpinan PKU Muhammadiyah Ibnu Shina Banjarharjo, Mustopo sebagai Kepala ruang Rawat jalan RSU Kardinah Tegal, Suyitno, Kepala Puskesmas Kalibakung, Agus kepala Puskesmas Talang, Kaprawi, Kepala ruang Rumah Sakit Tentara Purwokerto dan lainnya,” tuturnya.

Acara meriah dengan bersama-sama menyanyikan lagu Terimakasih Guruku dihadapan para guru SPK. Kemudian dilanjutkan dengan suasana haru dengan bersalaman dan memeluk masing-masing guru secara bergantian. Tidak sedikit yang menitikkan air mata saat itu. Guru yang hadir diantaranya Dyah Sulistianingrum, Kartiyah, Esti P dan Saptono.

Alumni SPK dari Brebes, H. Mochamad Thoha juga meminta masing-masing untuk menceritakan keluarganya. Diawali dirinya bercerita keluarganya yang kini sudah mempunyai 3 putri dan 1 putra.

“Anak pertama saya sudah menikah dan sedang koas di Bengkulu bersama suaminya Anak kedua sudah kuliah di Unsoed jurusan kedokteran,dan ketiga baru masuk kedokteran di UMP, sedangkan putra bungsu saya sedang mondok dan sekolah di Ponpes Zam-zam Cilongok, Banyumas,” paparnya.

SPK Kardinah Tegal kini berganti nama menjadi Akademi keperawatan (Akper) Pemkot Tegal, sehingga sekolah favorite tempo dulu itu tinggal sebuah kenangan. Meski demikian, kita bisa menunjukan bahwa lulusan SPK Kardinah Tegal bisa menjadi yang terbaik dan telah mengantarkan kesuksesan kepada anak didiknya. (LH/BU)

Related Posts:

Inilah 5 Gambar Unik yang Akan Membuat Anda Penasaran

Wah Penasaran yah...OK kali ini sobat akan saya perlihatkan beberapa gambar menarik yang buat anda berdecak kagum sekaligus penasaran

1. Gambar Pemandangan Menyerupai Wajah Orang
karya seni yang bagus, kira kira siapakah nama pelukisnya yah ? dan kalau diperhatikan seolah natural ada seseorang sedang melukis rumah.

2. Pisang Berbuah Lebat


Kira-kira usianya berapa yah ? dan jumlah pisangnya ada berapa ? coba kira-kira dihitung

3.Rumah Seolah Rusak dan Berlubang
di negara mana yah kira-kira ? Wah repot kalau rumahnya seperti itu, tentu ini tujuannnya karena nilai seni yang tinggi

4. Kucing yang unik bermata 4
coba saja melihat gambar ini dengan seksama. dijamin kepala anda akan pusing...

5. BErjubel orang naik Kereta Api
wah gabahay tuh...naik kereta api berjubel sampai sebanyak itu. Setahu saya ini terjadi di India

Related Posts:

4 Fakta Mengenai Masa Kecil yang Pernah memainkan Lakon Pengantin-pengantinan



Mengenang masa kecil kita, memang sering membuat kita tersenyum sendiri, apalagi melihat teman masa kecil kita sekarang sudah sama-sama tumbuh dewasa. Bercanda tawa saat kecil tentu masih teringat jelas dalam benak kita. Bermain bersama, bercanda tawa lepas tanpa beban.

Ada yang menarik ketika masih kecil, diantara kita pernah bermain penganten-pengantenan. Adakah ???
Meskipun tentu saat itu kita tidak tahu hakikat perkawinan itu apa ?, Namun, ternyata semasa kecil kita senang bermain berkumpul bersama teman melakonkan diri sebagai pengantin laki-laki atau perempuan.

Ada beberapa fakta mengenai aksesoris saat bernain penganten-pengantenan

     1. Daun nangka
MAsih ingatkah kita, saat kita menjadi raja dan ratu sehari dengan menggunakan mahkota yang dibuat dari daun berbentuk lingkaran yang dipasang dengan media Lidi.

      2. Bunga Sepatu

Bunga sepatu yang berwarna merah pun turut menghiasi di telinga saat bermain penganten – pengantenan.

3. Bunga-bungaan
Menambah semarak suasana, penganten kecil disawer atau ditaburi bunga bunga yang diambil dari berbagai macam motif bunga.

4.    Kertas dilipat
Tidak kalah menarik, ada tukang foto yang dibuat dari kertas untuk menfoto pengantin.

So…ada gak yah..yang waktu kecil penganten-pengantenan, akhirnya jadi penganten beneran setelah dewasa……

Related Posts:

Perhatikan !!! Apa sebenarnya Hakikat Kemerdekaan RI yang harus diperjuangan Warga Indonesia Saat Ini ?

*REFLEKSI HUT NKRI*

*Indonesia* dan *Korea Selatan* merdeka pada hari yang berdekatan.

*Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945,*
*Korea Selatan merdeka pada tanggal 15 Agustus 1945.*

Walaupun hanya beda 2 hari, Korea Selatan yang dahulu *lebih miskin* dari Indonesia, sekarang *Korea Selatan  menempati urutan  *papan atas Negara Maju.* di Dunia

Hmmm .... hanya berbeda 2 hari tapi bisa berbeda segalanya … !

Orang Korea tidak merayakan 15 Agustus-an seperti kita di Indonesia. Mereka hanya mengibarkan bendera, sudah. Tidak ada umbul-umbul, spanduk, lomba-lomba, apalagi peringatan yang meriah.

Apakah tanpa semua itu mereka tidak cinta negaranya? Jawabannya, pasti *tidak.*
Orang Korea, tidak ada yang tidak cinta negaranya. Jika di Indonesia di tiap kantor dipasang foto presiden dan wakil presiden, di Korea mereka hanya memasang bendera negaranya. Bagi mereka, *"Siapapun presidennya, negaraku tetap Korea".*

Setelah kemerdekaan Korea dari Jepang, mereka masih harus melewati fase perang saudara hingga akhirnya pecah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan. Saat itu, orang Korea teramat miskin, hingga makan nasi (yang merupakan kebutuhan pokok) saja susah.
Sehingga setiap bertemu, satu sama lain mereka akan bertanya “밥을 먹었어요?” (“Sudah makan nasi?”), jika belum maka akan diajak makan. Begitu pula dengan kerja keras, sudah tidak diragukan lagi hasil nyata dari kerja keras Korea Selatan saat ini.

Pesan dari Presiden Korea saat itu,
“Let’s work harder and harder. Let’s work much harder not to make our sons and daughters sold to foreign countries.”

*(Mari kita bekerja lebih keras dan lebih keras. Mari kita bekerja lebih keras untuk tidak membuat anak-anak kita dijual ke luar negeri)*

Dan kemudian ditutup oleh quote ini,
“Now, we promise that we will hand over a good country to our sons and daughters, we will give you the country worthy to be proud as well.”

*("Sekarang, kita berjanji bahwa kita akan menyerahkan sebuah negara yang baik untuk putra dan putri kita, kita akan memberikan negara yg layak untuk dibanggakan).*

*Bisakah kita???*

*beli barang produksi Indonesia, bela Indonesia, bukan karena kualitas tinggi* *atau harga yg murah.*
*Tetapi karena milik Bangsa sendiri.*

*Merdekaaaaa.....*
💪🇮🇩🇮🇩🇮🇩.....

*_sebarkan pesan ini untuk Indonesia Raya_*

*Salam Kemerdekaan INDONESIA*

🇲🇨🇲🇨🇲🇨🇲🇨🇲🇨🇲🇨🇲🇨🇲🇨

Related Posts:

Apa Yang Membuat Panglima Perang Ini Dipecat, Padahal Tidak Pernah Berbuat Salah

ini kisah agung....dibaca dengan hati yang ikhlas...mampukah kita menerimanya...

Kisah yang  bagus untuk diteruskan - _copas_

*KISAH PANGLIMA PERANG YANG DIPECAT KARENA TAK PERNAH BERBUAT KESALAHAN*

Pada zaman pemerintahan *Khalifah Syaidina Umar bin Khatab*, ada seorang panglima perang yang disegani lawan dan dicintai kawan. Panglima perang yang tak pernah kalah sepanjang karirnya memimpin tentara di medan perang. Baik pada saat beliau masih menjadi panglima Quraish, maupun setelah beliau masuk Islam dan menjadi panglima perang umat muslim. Beliau adalah *Jenderal Khalid bin Walid*.

Namanya harum dimana-mana. Semua orang memujinya dan mengelu-elukannya. Kemana beliau pergi selalu disambut dengan teriakan, _"Hidup Khalid, hidup Jenderal, hidup Panglima Perang, hidup Pedang Allah yang Terhunus."_ Ya! .. beliau mendapat gelar langsung dari Rasulullah SAW yang menyebutnya sebagai *Pedang Allah yang Terhunus*.

Dalam suatu peperangan beliau pernah mengalahkan pasukan tentara Byzantium dengan jumlah pasukan 240.000. Padahal pasukan muslim yang dipimpinnya saat itu hanya berjumlah 46.000 orang. Dengan kejeliannya mengatur strategi, pertempuran itu bisa dimenangkannya dengan mudah. Pasukan musuh lari terbirit-birit.

Itulah *Khalid bin Walid*, beliau bahkan tak gentar sedikitpun menghadapi lawan yang jauh lebih banyak.

Ada satu kisah menarik dari Khalid bin Walid. Dia memang sangat sempurna di bidangnya; ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik di tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada walaupun dia berada dalam puncak popularitas.

Pada suatu ketika, di saat beliau sedang berada di garis depan, memimpin peperangan, tiba-tiba datang seorang utusan dari Amirul mukminin, Syaidina Umar bin Khatab, yang mengantarkan sebuah surat. Di dalam surat tersebut tertulis pesan singkat, _"Dengan ini saya nyatakan Jenderal Khalid bin Walid di pecat sebagai panglima perang. Segera menghadap!"_

Menerima khabar tersebut tentu saja sang jenderal sangat gusar hingga tak bisa tidur. Beliau terus-menerus memikirkan alasan pemecatannya. Kesalahan apa yang telah saya lakukan? Kira-kira begitulah yang berkecamuk di dalam pikiran beliau kala itu.

Sebagai prajurit yang baik, taat pada atasan, beliaupun segera bersiap menghadap Khalifah Umar Bin Khatab. Sebelum berangkat beliau menyerahkan komando perang kepada penggantinya.

Sesampai di depan Umar beliau memberikan salam, _"Assalamualaikum ya Amirul mukminin! Langsung saja! Saya menerima surat pemecatan. Apa betul saya di pecat?"_

_"Waalaikumsalam warahmatullah! Betul Khalid!"_ Jawab Khalifah.

_"Kalau masalah dipecat itu hak Anda sebagai pemimpin. Tapi, kalau boleh tahu, kesalahan saya apa?"_

_"Kamu tidak punya kesalahan."_

_"Kalau tidak punya kesalahan kenapa saya dipecat? Apa saya tak mampu menjadi panglima?"_

_"Pada zaman ini kamu adalah panglima terbaik."_

_"Lalu kenapa saya dipecat?"_ tanya Jenderal Khalid yang tak bisa menahan rasa penasarannya.

Dengan tenang Khalifah Umar bin Khatab menjawab, _"Khalid, engkau jenderal terbaik, panglima perang terhebat. Ratusan peperangan telah kau pimpin, dan tak pernah satu kalipun kalah. Setiap hari Masyarakat dan prajurit selalu menyanjungmu. Tak pernah saya mendengar orang menjelek-jelekkan. Tapi, ingat Khalid, kau juga adalah manusia biasa. Terlalu banyak orang yang memuji bukan tidak mungkin akan timbul rasa sombong dalam hatimu. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang memiliki rasa sombong''_.

_''Seberat debu rasa sombong di dalam hati maka neraka jahanamlah tempatmu. Karena itu, maafkan aku wahai saudaraku, untuk menjagamu terpaksa saat ini kau saya pecat. Supaya engkau tahu, jangankan di hadapan Allah, di depan Umar saja kau tak bisa berbuat apa-apa!"_

Mendengar jawaban itu, Jenderal Khalid tertegun, bergetar, dan goyah. Dan dengan segenap kekuatan yang ada beliau langsung mendekap Khalifah Umar.

Sambil menangis beliau berbisik, _"Terima kasih ya Khalifah. Engkau saudaraku!"_

Bayangkan …. mengucapkan terima kasih setelah dipecat, padahal beliau tak berbuat kesalahan apapun. Adakah pejabat penting saat ini yang mampu berlaku mulia seperti itu? Yang banyak terjadi justru melakukan perlawanan, mempertahankan jabatan mati-matian, mencari dukungan, mencari teman, mencari pembenaran, atau mencari kesalahan orang lain supaya kesalahannya tertutupi.

Jangankan dipecat dari jabatan yang sangat bergengsi, 'kegagalan' atau keterhambatan dalam perjalanan karir pun seringkali tidak bisa diterima dengan lapang dada. Akhirnya semua disalahkan, sistem disalahkan, orang lain disalahkan, semua digugat.....bahkan hingga yang paling ekstrim.... Tuhan pun digugat..

Kembali ke Khalid bin Walid, hebatnya lagi, setelah dipecat beliau balik lagi ke medan perang. Tapi, tidak lagi sebagai panglima perang. Beliau bertempur sebagai prajurit biasa, sebagai bawahan, dipimpin oleh mantan bawahannya kemarin.

Beberapa orang prajurit terheran-heran melihat mantan panglima yang gagah berani tersebut masih mau ikut ambil bagian dalam peperangan. Padahal sudah dipecat. Lalu, ada diantara mereka yang bertanya, _"Ya Jenderal, mengapa Anda masih mau berperang? Padahal Anda sudah dipecat."_

Dengan tenang Khalid bin Walid menjawab, _*-"Saya berperang bukan karena jabatan, popularitas, bukan juga karena Khalifah Umar. Saya berperang semata-mata karena mencari keridhaan Allah-*."_

*****
Sebuah cuplikan kisah yang sangat indah dari seorang Jenderal, panglima perang, *''Pedang Allah yang Terhunus''*.

Patut direnungkan dan di hayati.   Baca ulang sekali lagi!!! 
Bila ada Manfaatnya.  Jangan berhenti di Hp Anda. Tebarkan ilmu yang bermanfaat. ....
Wassalam

Related Posts:

Tamparan Keras Buat Orang Tua Yang Sebentar sebentar Jenguk Anaknya Lagi Kuliah atau Ngekost atau Mondok dan Terlalu Berlebihan Khawatir

Tamparan keras buat ortu yg bentar2 jenguk anak yg udah kuliah, anter jemput anak, ngatur berlebihan.... 

*Rhenald Kasali*

*KALAU MAU ANAK HEBAT, ORANGTUA HARUS BERUBAH!*

Saya sebenarnya sangat tertarik pada cerita dosen Unair yang sayang saya tak tahu namanya. Di beberapa WhatsApp saya baca rekaman momen yang dia catat saat menerima seorang siswa SLB yang mencari alamat. Dari Jogja, anak SLB itu ditugaskan gurunya mencari alamat di Surabaya.

Itulah penentuan kelulusannya. Dosen tadi merekam momen itu yang menyebabkan kebahagiaan si siswa. Sewaktu didalami, pak dosen mencatat, anak itu tak boleh diantar, tak boleh pakai taksi atau becak. Harus cari sendiri walau boleh bertanya. Ya, seorang diri.

Saya pikir di situ ada tiga orang hebat. Pertama adalah gurunya yang punya ide dan berani ambil risiko. Bayangkan, ini siswa SLB dan kalau dia hilang, habislah karir pak/bu guru itu. Apalagi kalau dia anak pejabat atau orang berduit. Kata orang Jakarta, ’’bisa mampus’’. Saya sendiri yang menugaskan mahasiswa satu orang satu negara pernah mengalami hal tersebut.

Kedua, orang tua yang rela melepas anaknya belajar dari alam. Ya, belajar itu berarti menghadapi realitas, bertemu dengan aneka kesulitan, mengambil keputusan, dan berhitung soal hidup, bukan matematika imajiner. Belajar itu bukan cuma memindahkan isi buku ke kertas, melainkan menguji kebenaran dan menghadapi aneka ketidakpastian.

Orang tua yang berani melepas anak-anaknya dan tidak mengganggu proses alam mengajak anak-anaknya bermain adalah orang tua yang hebat. Memercayai kehebatan anak merupakan awal kehebatan itu sendiri.

Ketiga, tentu saja si anak yang bergairah mengeksplorasi dan ’’membaca’’ alam. Anak-anak yang hebat adalah anak-anak yang berani keluar dari cangkangnya. Keluar dari rahim, dari selimut rasa nyaman, tidak lagi dibedong, digendong, atau dituntun. Berjalan di atas kaki dan memakai otaknya sendiri.

*Otak Orang Tua*

Tetapi, yang terjadi selanjutnya adalah sebuah tragedi. Semakin kaya dan berkuasa, orang tua semakin ’’menguasai’’ anak-anaknya. Pasangan diatur dan dipilih orang tua, jurusan dan mata kuliah, bahkan siapa dosennya, lalu juga di mana bekerja. Ini sungguh sebuah kelas menengah yang sudah kelewatan.

Bahkan, begitu bekerja, kita menemukan sosok-sosok yang, maaf, ’’agak bodoh’’. Katanya lulusan universitas terkenal, IPK tinggi, tetapi sama sekali tidak bisa mengambil keputusan. Dan di antara teman-temannya, mereka dikenal sebagai sosok yang tidak asyik, sulit ’’linkage’’ atau mingle dengan yang lain.

Setelah tinggal di mes, teman-temannya baru tahu. Ternyata, beberapa hari sekali ’’mami’’-nya menelepon dan nangis-nangis karena merasa kehilangan. Nasihat ’’mami’’ banyak sekali dan si anak terlihat takut. Disuruh nego soal gaji, dia pun nego, padahal kerja baru seminggu dan belum menunjukkan prestasi apa-apa. Begitu disuruh mami pulang, pulanglah dia tanpa izin dari kantor.

Anak saya sendiri sejak SMP sudah dididik mandiri. Maka saat di SMA, dia sudah tidak sulit mengambil keputusan. Bahkan saat kuliah di negeri seberang, dengan cepat dia bisa memilih tempat tinggalnya. Sedangkan anak seorang pegusaha butuh dua bulan. Waktu saya tanya mengapa, dia jelaskan bahwa setiap kali anaknya dapat rumah, ibunya menganulir.

Saya bayangkan betapa rumitnya pesta pernikahan anak-anak yang orang tuanya seperti itu. Tanpa disadari, mereka membuat otak anak-anaknya kosong, terbelenggu, tak terlatih. Semua itu adalah otak orang tua, bukan otak anaknya.

Namun, ketika kolom tentang dagelan orang tua saya tulis beberapa hari lalu itu beredar luas lewat media sosial, saya punya kesempatan untuk ’’membaca’’.

Mayoritas pembaca tertampar ketika dikatakan bahwa anak-anaknya hebat, tetapi telah merusaknya dengan memberikan pengawalan ’’superekstra’’. Namun, saya juga menemui orang tua yang bebal, yang mengancam saya harus diperiksa KPAI karena mereka menganggap anaknya yang sudah mahasiswa masih ’’di bawah umur’’.

Bahkan, ketika saya katakan, ’’Jangan Latih Anak-Anak Dijemput KBRI’’, mereka protes dengan dalih KBRI itu dibiayai negara, untuk melindungi anak-anak mereka. Ada juga yang sangat takut anaknya kesasar, jadi korban perdagangan manusia, diperkosa, dan seterusnya.

Terus terang, mereka itulah yang seharusnya berubah. Takut berlebihan bisa membuat anak-anak ’’lumpuh’’ dan bermental penumpang. Anak-anak itu merasa akan selalu pintar kalau di sekolah juara kelas. Padahal, pintar di sekolah tidak berarti pintar dalam hidup.

Kalau memang lokasi kunjungannya berbahaya, tentu bisa dipelajari. Anak-anak kita, khususnya mahasiswa (bahkan kelas 2–3 SMA), bisa diajak membaca lingkungan. Orang tua bisa memberikan advis, bukan mengambil keputusan.

Tetapi, harus saya katakan, melatih anak-anak berpikir dan mengambil keputusan sedari muda amatlah penting. Sepenting membangun pertahanan dan keamanan negara, kita butuh penerus yang cerdas dalam menghadapi kesulitan dan ketidakpastian. Sebab, itulah situasi yang dihadapi anak kita kelak pada abad ke-21 ini.

Saya juga dapat pesan dari guru besar perempuan UI yang disegani dan dari bupati Trenggalek. Dari guru besar UI, saya mendapat cerita bagaimana pada usia SMP dia sudah ditugaskan ayahnya menyusul sendiri ke Padang. Di sana, ayahnya yang tentara mendapat tugas baru. Dia pun harus mencari sekolah sendiri dan mendaftar sendiri.

Lalu, ketika setahun tinggal di sana, ayahnya ditugaskan panglima untuk tugas belajar ke Amerika Serikat. Tinggallah si anak harus merajut hidup dengan bekal seadanya di kota yang belum dia kenal. Tetapi, hasilnya, dia menjadi pemikir yang dikenal kaya dengan empati, bukan tipe manusia berwacana.

Sementara itu, dari Bupati Trenggalek Emil Dardak, saya mendapat proof bahwa apa yang dididik orang tua pada masa kecilnya amat bermanfaat untuk mengantarnya ke tugas hari ini. Ayahnya, Hermanto Dardak, mantan wakil menteri PU, sering mengajak Emil ke luar negeri kalau ada undangan seminar. Sesampai di kota itu, Emil ditugaskan jalan-jalan sendiri mengenal kota.

Emil menulis melalui WA ke saya, ’’Saya beruntung punya orang tua yang kuat jantung dan beri kesempatan untuk membangun masa depan yang saya mampu jalani, meski berisiko.’’ Anda tahu, bupati muda ini meraih gelar doktor dari Jepang pada usia 22 tahun.

Perjalanan hari ini membentuk anak-anak kita pada hari esok. Saya harap orang tua kelas menengah siap berubah. Janganlah khawatir berlebihan. Berikanlah kepercayaan dan tantangan agar mereka sukses seperti Anda. Sebab, rumput sekalipun, kalau tak tembus matahari, akan berubah menjadi tanah yang gundul.

--Rhenald Kasali

sumber:
http://www.jawapos.com/read/2016/07/05/37894/kalau-mau-anak-hebat-
Sayang kalau ga dibagi2 soalnya bagus..

Related Posts:

Patut Direnungi Fakta Tentang Usia Kita Dari Tahun Ke Tahun Yang Penuh Makna

☕RENUNGAN USIA..👉🏼 👶🏻👦👴🏾💀....Ketika umur kita di bawah 10 tahun, kita merasa bahwa bermain itu sangat penting. Sebab itu, kita bermain sepanjang hari. Dari pagi sampai sore.

Ketika umur kita belasan tahun, kita merasa kebebasan itu lebih penting. Sebab itu, kita ingin menyuarakan pendapat kita sendiri. Kadang sampai memberontak.

Beranjak ke umur 20-an, kita merasa pendidikan dan pekerjaan begitu penting. Sebab itu, kita belajar sungguh-sungguh untuk memperoleh profesi yang sesuai.

Meningkat ke umur 30-an, kita baru tahu bahwa keuangan itu sangat penting. Soalnya kita ngin membeli kendaraan, rumah, investasi, melancong, dan sebagainya. Belum lagi biaya pendidikan anak.

Namun akhirnya, kita pun memasuki fase 40-an. Perkara yang paling penting saat ini ialah kesehatan. Kekayaan dan lain-lain tidaklah berarti tanpa kesehatan. 

Memasuki fase 50-an, kita tersadarkan bahwa perkara yang lebih penting dalam hidup ialah kasih-sayang. Dari pasangan, dari anak, dari saudara. Apalagi sebagian dari mereka tidak serumah lagi dengan kita.

Memasuki usia 60-an, kita baru sadar bahwa hanya amal ibadahlah yang paling penting karena menjadi bekal yang akan dibawa ke alam sana.

Nah, apa pesannya? Lebih baik ingat dan sadar diri sejak awal. Jangan sampai umur serta kejadian demi kejadian yang mengingatkan ☕RENUNGAN USIA..👉🏼 👶🏻👦👴🏾💀....Ketika umur kita di bawah 10 tahun, kita merasa bahwa bermain itu sangat penting. Sebab itu, kita bermain sepanjang hari. Dari pagi sampai sore.

Ketika umur kita belasan tahun, kita merasa kebebasan itu lebih penting. Sebab itu, kita ingin menyuarakan pendapat kita sendiri. Kadang sampai memberontak.

Beranjak ke umur 20-an, kita merasa pendidikan dan pekerjaan begitu penting. Sebab itu, kita belajar sungguh-sungguh untuk memperoleh profesi yang sesuai.

Meningkat ke umur 30-an, kita baru tahu bahwa keuangan itu sangat penting. Soalnya kita ngin membeli kendaraan, rumah, investasi, melancong, dan sebagainya. Belum lagi biaya pendidikan anak.

Namun akhirnya, kita pun memasuki fase 40-an. Perkara yang paling penting saat ini ialah kesehatan. Kekayaan dan lain-lain tidaklah berarti tanpa kesehatan. 

Memasuki fase 50-an, kita tersadarkan bahwa perkara yang lebih penting dalam hidup ialah kasih-sayang. Dari pasangan, dari anak, dari saudara. Apalagi sebagian dari mereka tidak serumah lagi dengan kita.

Memasuki usia 60-an, kita baru sadar bahwa hanya amal ibadahlah yang paling penting karena menjadi bekal yang akan dibawa ke alam sana.

Nah, apa pesannya? Lebih baik ingat dan sadar diri sejak awal. Jangan sampai umur serta kejadian demi kejadian yang mengingatkan kita. Jumat ☕RENUNGAN USIA..👉🏼 👶🏻👦👴🏾💀....Ketika umur kita di bawah 10 tahun, kita merasa bahwa bermain itu sangat penting. Sebab itu, kita bermain sepanjang hari. Dari pagi sampai sore.

Ketika umur kita belasan tahun, kita merasa kebebasan itu lebih penting. Sebab itu, kita ingin menyuarakan pendapat kita sendiri. Kadang sampai memberontak.

Beranjak ke umur 20-an, kita merasa pendidikan dan pekerjaan begitu penting. Sebab itu, kita belajar sungguh-sungguh untuk memperoleh profesi yang sesuai.

Meningkat ke umur 30-an, kita baru tahu bahwa keuangan itu sangat penting. Soalnya kita ngin membeli kendaraan, rumah, investasi, melancong, dan sebagainya. Belum lagi biaya pendidikan anak.

Namun akhirnya, kita pun memasuki fase 40-an. Perkara yang paling penting saat ini ialah kesehatan. Kekayaan dan lain-lain tidaklah berarti tanpa kesehatan. 

Memasuki fase 50-an, kita tersadarkan bahwa perkara yang lebih penting dalam hidup ialah kasih-sayang. Dari pasangan, dari anak, dari saudara. Apalagi sebagian dari mereka tidak serumah lagi dengan kita.

Memasuki usia 60-an, kita baru sadar bahwa hanya amal ibadahlah yang paling penting karena menjadi bekal yang akan dibawa ke alam sana.

Nah, apa pesannya? Lebih baik ingat dan sadar diri sejak awal. Jangan sampai umur serta kejadian demi kejadian yang mengingatkan kita. Jumat barokah...Salam ForsilMu Bregas🙏🏼 barokah...Salam ForsilMu Bregas🙏🏼 kita. Jumat barokah...Salam ForsilMu Bregas🙏🏼

Related Posts:

Inilah 7 Antrian terpanjang Versi Gontor yang Akan Membuat Anda Berdecak Kagum

Antrian Terpanjang Versi Gontor on The Spot - Budaya antri adalah budaya orang-orang sukses dan berdisiplin tinggi. Dengan antri, kesabaran dan kesungguhan pun teruji. Siapa manusia yang suka antri? Saya yakin tak ada, apalagi antriannya panjang tak karuan. Karena menunggu adalah salah satu hal yang sangat menyebalkan, itu kata musisi bandnya Zivillia. Di Pondok Modern Darussalam Gontor, antri menjadi hal yang sudah tak asing lagi. Bahkan, ia sudah mendarah daging dan merupakan sunnah pondok. Kok bisa? ngantri, yang dalam bahasa Gontornya disebut tobur.

Tentu! karena segala Sesuatu yang kita lihat, kita dengar, kita kerjakan dan kita rasakan semuanya adalah pendidikan. Termasuk didalamnya budaya
Mungkin kita sering melihat antrian panjang. Antri di bank, antri pembagian sembako, pembagian zakat, beli tiket konser dan lain-lain. Ternyata, di Gontor pun ada antrian yang tak kalah panjangnya. Kelebihannya, tentu antrian ini sangat unik dan tak akan ada di tempat manapun di dunia. Inilah 7 antrian terpanjang versi Gontor on The Spot:
1. Antrian di dapur umum santri
Antrian terpanjang pertama dapat anda saksikan di dapur umum santri. Ketika jam makan tiba, tentunya, makan menjadi sasaran utama. Siapa yang ingin berlama-lama menunggu makan sampai perut keroncongan. Di rumah, jika kita ingin makan, tinggal pergi ke dapur dan hidangan siap disantap tanpa menunggu antrian. Di beberapa restoran, disediakan prasmanan agar pelanggannya tidak lama menunggu. Akan tetapi, untuk mendidik santri-santrinya, Gontor tetap setia dengan filosofinya yang sudah tertanam sejak berdirinya pada tahun 1926. Para santri harus rela mengantri untuk mendapatkan jatah makannya. Pada saat inilah, para santri dituntut untuk mengisi waktu luangnya. Biasanya, waktu antri yang kurang lebih bisa mencapai setengah jam ini dimanfaatkan untuk membaca kutaib (buku kecil kumpulan kosa kata bahasa arab/inggris). Ketika hari ujian tiba, anda akan menyaksikan pemandangan yang sangat fantastis. Di dapur umum, akan tampak antrian kutu buku. Ya, karena mereka ngantri sambil baca buku, bahkan sambil makan. Tak percaya? Datanglah ke Gontor!
2. Antrian di kamar mandi
Antrian terpanjang kedua dapat anda temukan di kamar mandi. Antrian ini pun tak kalah panjangnya. Dengan ditemani sabun dan sikat gigi, para santri tampak asyik bersenda gurau dengan teman-temannya. Pada saat inilah keakraban persahabatan tercipta. Para santri saling menghargai satu sama lain. Tidak ada seorang pun yang berteriak dan menggedor pintu. Semuannya antri sesuai urutannya. Sangat indah!
3. Antrian kuitansi/surat izin
Anda mungkin sudah terbiasa melihat antrian panjang di jalanan ketika pembagian sembako ataupun pembelian tiket di gelora Bung Karno. namun, antrian terpanjang versi Gontor on The Spot selanjutnya dapat anda saksikan tatkala para santri antri untuk mengambil surat izin perpulangan awal tahun dan akhir tahun. Para santri akan antri memanjang sepanjang jalan dari Masjid sampai gedung Sudan. Para santri pun rela mengantri wlaaupun dibawah sengatan matahari demi liburan  yang dinantikan. 
4. Antrian di bagian administrasi
Jika anda pernah pergi ke suatu bank, tentunya anda akan disuruh untuk mengantri samapi mendapatkan giliran. Namun, hanya dalam beberapa menit anda akan cepat mendapatkan giliran. Lain halnya di Gontor, Anda akan menemukan antrian para santri yang ingin mengambil wesel, paket kiriman dari orang tua, menabung, ataupun pembayaran SPP dan uang makan bulanan. 
5. Antrian masuk kelas
Pondok Modern Darussalam Gontor selalu menekankan kepada para santrinya untuk selalu berdisiplin. Tidak bisa dipungkiri segala kesuksesan berawal dari kedisiplinan, dan tidak akan ada kedisiplinan tanpa ada keteladanan. Maka, jangan coba-coba untuk telat masuk kelas. Karena antrian panjang akan menanti anda. Para santri yang telat masuk kelas akan mengantri untuk ditulis namanya di black list KMI. Hahaaa....ingat masa lalu.
6. Antrian Mie Ayam La-Tansa
Mie ayam, adalah makanan yang mudah kita dapatkan dimana saja. Tapi di Gontor, tidak mendapatkan mie ayam. Para santri harus bersusah payah untuk dapat mencicipi mie ayam terlezat di bumi Darussalam ini. Inilah antrian terpanjang keenam versi Gontor int The Spot
7. Antrian cukur rambut
Pernahkan anda melihat antrian panjang ketika cukur rambut? Jika belum, bercukurlah di Gontor. Maka anda akan menyaksikan pemandangan yang mungkin tak akan terbayangkan sebelumnya. Anda akan terheran-heran, karena akan ada ratusan santri yang antri menunggu gilirannya. Fenomena ini dapat anda temukan dengan mudah terutama sebelum liburan Pondok Modern Darussalam Gontor. Bagi santri Gontor, berambut panjang bukanlah model masa kini. Terlalu panjang dan acak-acakan justru tidak mencerminkan peradaban gontor yang dinamis. Ketika ujung rambut telah menyentuh teling, itu tandanya anda harus mencukur rambut dan wajib ngantri. Kalau tidak dicukur, bersiaplah karena bagian keamanan akan dengan tanggap memotong bagian belakang rambut anda sehingga membekas layaknya lubang celengan. 
Inilah 7 antrian terpanjang versi Gontor on The Spot. Budaya antri akan tetap membudaya karena sudah menjadi sunnah Pondok Modern Darussalam Gontor. Saling menghargai hak orang lain dan melatih kesabaran santri. 
7 Antrian terpanjang versi Gontor on The Spot ini terekam dan didokumentasikan dalam sebuah video yang diputar dalam acara Panggung Gembira 687 pada 18 Oktober 2012 lalu. Penasaran ingin lihat videonya? Silakan download DISINI.
Asykuru ila man shona'a wa wadlo'ahu fi internet, akh

Related Posts: