Jiwa Patriotik

JIWA PATRIOTIK
Oleh: Timbul Atmawidjaja.

Suatu hari pada zaman perjuangan, kepala RRI Jakarta sedang duduk di kursi kerjanya. Beliau adalah Bapak Yusuf Ronodipuro yang keterlibatan beliau dalam perang kemerdejaan tak diragukan. Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, beliau mendapat tugas menjada kepala RRI pusat Jakarta.

Dari sejarah, kita tahu bahwa penjajah tidak rela jika Indonesia menjadi negara merdeka. Dengan kekayaan Indonesia, Belanda dapat memabngun infrastruktur di negaranya. Karena itulah, Belanda dengan berbagai cara berusah menguasai lagi negeri kaya raya, gemah ripah loh jinawi.

Merah putih dengan gagah telah berkibar di tiangnya. Angin mengibaskannya, sehingga kibarannya mengobarkan semangat para patriot bangsa. Sore itu, dengan tiba-tiba  belanda masuk ke gedung RRI yang berdiri tegak di jalan merdeka. Semua karyawan tak berkutik menghadapi agresor. Sehingga dengan leluasa para serdadu Belanda itu masuk ke ruangan kerja bapak Yusuf.

Komandan regu menggertak patriot bangsa itu dengan suara yang sangat lantang: "Turunkan mereh putihmu dengan yang ini!", sambil menyodorkan bendera belanda.

Dengan tenang bapak Yusuf Ronodipuro menjawab:"Silakan Anda ganti sendiri, dan kalian akan menerima hadiah dari para pemuda!".

Akhirnya para belanda berhasil mengganti mereh putih dengan merah putih biru. Namun, belum juga mereka keluar dari gedung  para pemuda sudah mengepung gedung RRI itu. Pertemouran oun tak terelakkan. Korban dari kedua belah pihak pun berjatuhan. Alhamdulillah, gedung itu dapat dipertahankan dan merah putih pun berkibar kembali dengan gagahnya.

Tak berapa lama dari peristiwa itu, ibu Bintang Sudibyo yang terkenal dengan ibu Sud mengumandangkan lagu yang beru diciptanya di RRI.

Berkibarlah benderaku.
Lambang suci gagah perwira.
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa.
Siapa berani menurunkan engkau
Semua rakyat membela
Sang merah putih perwira
Berkibarlah slama-lamanya

Kita tetap harus meneruskan jiwa patriotik para pahlawan banga sesuai dengan bidang dan kompetensi masing-masing. Jangan samapi negara kita dikuasai oleh bangsa lain. Meskipun yang menguasai itu tidak berada di negeri kita. Jangan sampai di antara kita menjadi antek asing.

Jawa 73, 24 Mei 2017.

Related Posts:

0 Response to "Jiwa Patriotik"

Post a Comment