Angop adalah perangkat supercanggih pendingin otak
Oleh: Syaefudin
Apa yang terjadi jika seseorang mengantuk? Kemungkinan besar, ia menguap
sebagai pertanda menginginkan istirahat. Namun, pernahkah Anda mencari
tahu alasannya?
Sebelumnya mungkin kita pernah mengenal ada suatu teori yang menyebutkan
bahwa angop disebabkan menipisnya kadar oksigen di dalam tubuh. Tapi,
menguap ternyata masih saja terjadi meskipun bernafas 100% dengan
oksigen. Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan ini berlangsung?
Angop Mahakarya Luar Biasa |
Ternyata para ilmuwan pun belum tahu dengan pasti apa sebenarnya yang memicu
perilaku angop tersebut. Meski sudah lama meneliti, para pakar yang hidup di
zaman superkomputer dan teknologi pesawat antariksa ini ternyata selama ini
baru sebatas menduga-duga saja, apa fungsi menguap.
Inilah satu bukti bahwa pengetahuan manusia tidaklah seberapa bila
dibandingkan dengan Penciptanya, Allah SWT. Dialah yang mengajarkan ilmu kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya ketika manusia itu meneliti segala
ciptaan-Nya, termasuk angop. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an: “Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al Alaq,
96:5)
Allah yang Maha Mengetahui, mendidik manusia dengan sedikit membukakan
tabir pengetahuan yang dimiliki-Nya yang melekat pada setiap ciptaan-Nya. Oleh
karena itu, perlahan-lahan manusia mampu menguak tanda kebesaran Rabb Pencipta
semesta, tak terkecuali mengetahui rahasia di balik menguap.
Pendingin terhebat
Sejatinya, menguap bukanlah peristiwa biasa. Sebaliknya, ia merupakan cara
kerja yang Allah buat sebagai bentuk kasih sayang kepada makhluk-Nya. Secara
sederhana, apa yang seringkali dianggap sebagai penanda kantuk ini berfungsi
layaknya kipas pendingin pada prosesor komputer sehingga kerjanya tetap prima.
Sebagaimana diketahui, sebuah komputer akan bekerja dengan baik dalam suhu
dingin. Setelah lama bekerja, suhu prosesor komputer akan meningkat. Jika suhu
komputer itu tidak diturunkan dengan kipas pendingin, maka hal ini akan
mengurangi kinerjanya, bahkan berkemungkinan mematikan atau merusakkan komputer
itu.
Begitu pula otak manusia. Dibutuhkan perangkat khusus untuk menjaga suhu
otak agar tidak kepanasan, sehingga tetap berfungsi dengan baik.
Allah yang menciptakan manusia, sudah barang tentu mengetahui yang terbaik
untuk apa yang diciptakan-Nya. Menurut Andrew Gallup, ilmuwan dari Binghamton University, jalan keluar permasalahan
meningginya suhu dalam otak akibat terus bekerja dapat diatasi dengan perangkat
pendingin cerdas bernama ‘angop’.
Cara kerja yang sama dapat pula menjelaskan alasan manusia seringkali
menguap ketika baru saja bangun tidur atau kelelahan. Aktivitas menguap akan
mempermudah otak guna menghadapi situasi peralihan, semisal dari tidur ke
kondisi terjaga (bangun tidur).
Burung angop diteliti
Para ilmuwan menguji dugaan bahwa angop merupakan cara menurunkan suhu otak
pada sejumlah burung betet (Melopsittacus undulatus). Dugaan ini
berlanjut bahwa jika suhu ruangan meningkat dan mendekati (tapi tidak melebihi)
suhu tubuh, maka hal ini akan mendorong peningkatan aktifitas menguap.
Sebanyak dua puluh ekor burung tersebut diletakkan dalam ruangan yang dapat
diatur suhunya. Suhu ruangan diatur sedemikian rupa sehingga menunjukkan tiga
keadaan suhu yang berbeda, yakni suhu rendah atau kontrol (22°C), suhu
meningkat (22-34°C), dan suhu tinggi (34-38°C).
Dengan lama setiap keadaan suhu sebesar 21 menit, hasil penelitian
membenarkan dugaan para ilmuwan yang menelitinya. Berdasarkan pengamatan, pada
kondisi suhu meningkat, rata-rata setiap burung menguap sebanyak 4,20 kali.
Sedangkan pada suhu tinggi dan suhu rendah (kontrol), berturut-turut terjadi
2,05 dan 1,25 angopan setiap ekornya. Jumlah angop pada keadaan yang berlainan
tersebut berbeda secara nyata.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini membuktikan secara ilmiah dugaan bahwa
menguap merupakan sebuah cara untuk mengatur suhu di dalam otak.
Kebaikan Allah
Itulah sekilas gambaran fungsi menguap. Jadi, terbukanya mulut yang oleh
sebagian orang dianggap pula sebagai tanda bosan itu bukanlah sekedar menimba
oksigen dari udara bebas. Lebih dari itu, ia adalah rahasia Sang Pencipta untuk
mencegah otak manusia dari gagal berfungsi dengan baik.
Allah yang Maha Mengerti kebutuhan organ-organ tubuh hamba-Nya, dengan
cerdas menciptakan suatu proses jitu agar setiap organ itu berfungsi prima.
Dialah yang telah menjadikan menguap sebagai pengatur suhu otak agar senantiasa
bekerja dengan sempurna.
Informasi ilmiah ini juga membalik anggapan terdahulu, yakni yang percaya
bahwa menguap hanyalah tanda mengantuk. Sebaliknya, angop merupakan proses
pendinginan otak agar tetap terjaga. Dengannya, manusia pun bisa tetap
berkonsentrasi, termasuk saat membaca artikel ini.
Sudah sepantasnyalah manusia yang lemah mensyukuri segala nikmat Allah.
Sungguh, Dialah yang tiada henti mengurusi manusia, termasuk urusan berupa
angop ini, agar otaknya tetap bekerja sebaik mungkin. Ini karena Allah tidak
pernah lalai, apalagi tertidur, dalam mengurus makhluk yang diciptakan-Nya.
Dalam Al Qur’an yang mulia, Allah berfirman:
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di
langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa
izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. Al Baqarah,
2:255)
*Penulis adalah Asli Kelahiran Ciduwet
Desa Ketanggungan sebagai Dosen di Departemen Biokimia, FMIPA-Institut
Pertanian Bogor
Refrensi:
·
Andrew C. Gallup et al. (2009). Yawning and thermoregulation in
budgerigars,Melopsittacus undulates. Animal Behaviour, Vol
77(1):109-113.
·
Jenniver Viegas (2008). Yawning cools the brain. Abc.net.au, Dec 16,
2008. (http://www.abc.net.au/science/articles/2008/12/16/2447520.htm,
terkunjungi pada 16 Juli 2009).
·
Karl S. Kruszelnicki (2000). Yawning Is Contagious. Abc.net.au, Jan 26,
2000. (http://www.abc.net.au/science/articles/2000/01/26/95628.htm,
terkunjungi pada 16 Juli 2009).
0 Response to "Angop, Mahakarya Luar Biasa"
Post a Comment