UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ADAPTASI TUMBUHAN TERHADAP LINGKUNGANNYA

 

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ADAPTASI TUMBUHAN TERHADAP LINGKUNGANNYA

MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS VI SDN MALAHAYU 05

 

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas PPG

Dalam Jabatan Angkatan 2

 

 

 

 

Disusun Oleh :

DEDE AISAH,S.Pd

No. Peserta : 2005720201

 

 

 

 

 

 

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN

UNIVERSITAS NEGER JAKARTA

TAHUN 2020



PENGESAHAN

 

1.

Judul Penelitian

:

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Adaptasi Tumbuhan Terhadap Lingkungannya Melalui Model Discovery Learning Siswa Kelas VI  SDN Malahayu 05.

2.

Bidang Ilmu

:

Ilmu Pengetahuan Alam

3.

Jenis Penelitian

:

Penelitian Tindakan Kelas

4.

Identitas Penulis

:

Nama        : DEDE ASAH,S.Pd.

Unit Kerja : SDN Malahayu 05

Alamat      : Desa Ciduwet RT 02 / RW 03

5.

Lokasi Penelitian

:

SDN Malahayu 05

6.

Waktu Penelitian

:

19 Oktober 2020 – 14 November 2020

7.

Subjek Penelitian

:

Kompetensi Guru SDN Malahayu 05

8.

Disahkan Oleh

:

Kepala Sekolah

9.

Tanggal Pengesahan

:

16 November 2020

 

 

Perpustakaan

 

 

 

ANDI HIDAYAT,S.Pd

 

 

Malahayu, 16 November 2020

Penulis,

 

 

 

DEDE AISAH,S.Pd

NIP 198508222019032005

Mengesahkan :

Kepala SDN Malahayu 05

 

 

TARSUDI,S.Pd.SD

NIP 196409011986081001

 

 

SURAT PERNYATAAN

 

Yang bertanda tangan di bawah ini :

 

Nama

:

DEDE AISAH,S.Pd.

Jabatan

:

Guru Kelas Ahli Pertama

Tempat, Tanggal Lahir

:

Brebes, 22 Agustus 1985

Jenis Kelamin

:

Perempuan

Judul Penelitian

:

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Adaptasi Tumbuhan Terhadap Lingkungannya Melalui Model Discovery Learning Siswa Kelas VI  SDN Malahayu 05.

Menerangkan bahwa naskah tersebut hasil karya sendiri dan belum pernah ditulis pihak lain.

 

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

 

 

Menyetujui,

Kepala SDN Malahayu 05

 

 

 

 

TARSUDI,S.Pd.SD.

NIP 196409011986081001

 

 

 

Malahayu, 16 November 2020

 

Penulis,

 

 

 

 

DEDE AISAH,S.Pd

NIP 198508222019032005

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, proposal penelitian tindakan kelas dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Guru Profesional yang dibuktikan dengan SERDIK Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Adaptasi Tumbuhan Terhadap Lingkungannya Melalui Metode Discovery Learning Siswa Kelas VI SDN Malahayu 05 dapat tersusun sesuai dengan harapan. Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1.   Yustia Suntari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing PPG Kelas 3 Kelompok A yang telah banyak memberikan semangat, motivasi dan bimbingan demi tercapainya penyelesaian Penelitin Tindakan Kelas.

2.  Efarini Ambarwati,M.Pd. selaku Guru Pamong PPG Kelas 3 kelompok A, beserta dosen yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama proses penyusunan Proposal PTK sampai dengan selesainya PTK.

3.  Tarsudi,S.Pd.SD. Selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin pelaksanaan PTK di SDN Malahayu 05.

4.  Sawa, S.Pd selaku Teman sejawat yang senantiasa memberikan pendampingan dan masukan sebagai perbaikan langkah berikutnya sehingga dapat terselesaikan laporan PTK ini.

5.  Rekan rekan guru SDN Malahayu 05, yang selalu memberikan dorongan dan motivasi terhadap saya sehingga laporan PTK ini dapat saya selesaikan.

6.   Rekan – Rekan Kelas 3 kelompok A yang senantiasa saling suport dan saling shering dalam setiap tahapan PTK.

7.   Kelompok Ngakak Nusantara yang selalu memberikan masukan, suport, dan motivasi kepada saya sehingga dapat terselesaikannya laporan PTK ini.

8.   Semua pihak yang telah membantu secara langsung dan tidak langsung selama penyusunan laporan PTK.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini semoga bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkannya.

 

 

Brebes, 16 November 2020 Penulis,


DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL .................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................

ii

LEMBAR TABEL ……………………………………………………….

iii

KATA PENGANTAR ..............................................................................

iv

DAFTAR ISI .............................................................................................

vi

DAFTAR TABEL………………………………………………………...

vii

DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………

viii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….

ix

DAFTAR BAGAN ……………………………………………………..

x

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….

xi

ABSTRAK ……………………………………………………………….

xi

BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................

1

A.

Latar Belakang Masalah ..........................................................

1

B.

Identifikasi Masalah .................................................................

3

C.

Pembahasan Masalah ...............................................................

4

D.

Perumusan Masalah .................................................................

4

E.

Tujuan Penelitian .....................................................................

5

F.

Manfaat Perbaikan ...................................................................

6

BAB II

TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ................................

8

A.

Landasan Teoretis ....................................................................

8

B.

Penelitian yang Relevan ...........................................................

25

C.

Kerangka Berpikir Penelitian ...................................................

27

D.

Hipotesis Penelitian Tindakan .................................................

28

BAB III

 METODOLOGI PENELITIAN ..............................................

29

A.

Tujuan Penelitian .....................................................................

29

B.

Setting Penelitian .....................................................................

29

C.

Subyek Penelitian .....................................................................

32

D.

Sumber Data ............................................................................

32

E.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data ........................................

32

F.

Validasi Data …………………………………………………

33

G.

Analisis Data …………………………………………………

34

H.

Indikator Kinerja dan Keberhasilan ...………………………..

36

I.

Prosedur Penilaian …………………………………………...

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………..

48

A.

Deskripsi Kondisi Awal  ……………………………………..

48

B.

Deskripsi Tiap Siklus ………………………………………...

50

C.

Pembahasan …………………………………………………..

104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………

107

A.

Simpulan ……………………………………………………..

107

B

Saran dan tindak lanjut ……………………………………….

108

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………

109

LAMPIRAN – LAMPIRAN

 


DAFTAR TABEL

 

Tabel

1.1

Perolehan nilai siswa sebelum dilakukan perbaikan ….

2

Tabel

3.1

Rencana Kegiatan PTK ( RTL ) ………………………..

30

Tabel

3.2

Perolehan nilai siswa sebelum dilakukan perbaikan ….

39

Tabel

4.1

Analisis hasil evaluasi mata pelajaran IPA sebelum siklus ……………………………………………………...

49

Tabel

4.2

Hasil temuan dan rencana perbaikan keterampilan social peserta didik melalui model pembelajaran discovery learning pada siklus I ………………………...

 

 

61

Tabel

4.3

Hasil temuan dan rencana perbaikan keterampilan social peserta didik melalui model pembelajaran discovery learning pada siklus II ……………………….

 

 

72

Tabel

4.4

Lembar pengamatan aktivitas pembelajaran Siklus I ...

74

Tabel

4.5

Lembar pengamatan aktivitas pembelajaran Siklus II..

76

Tabel

4.6

Lembar pengamatan aktivitas peserta didik siklus I …

78

Tabel

4.7

Lembar pengamatan aktivitas peserta didik siklus II ..

79

Tabel

4.8

Analisis hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus I ……………………………...

 

82

Tabel

4.9

Analisis hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus II ……………………………..

 

84

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GRAFIK

 

Grafik

4.1

Hasil evaluasi mata pelajaran IPA sebelum siklus

50

Grafik

4.2

Perolehan aktivitas tindakan guru dan siswa pada siklus I dan siklus II ………………………………..

 

81

Grafik

4.3

Hasil evaluasi mata pelajaran IPA siklus I ……….

83

Grafik

4.4

Hasil evaluasi mata pelajaran IPA siklus II ……

85

Grafik

4.5

Nilai formatif IPA Pra Siklus, Siklus I dan  Siklus II ………………………………………………….….

 

86

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar

4.1

Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari

28

Gambar

4.2

Mempresentasikan materi dengan video pembelajaran tentang adaptasi tembuhan terhadap lingkungannya ……………………...

 

 

55

Gambar

4.3

Kamera peserta didik off ……………………...

56

Gambar

4.4

Hanya beberapa peserta didik yang aktif …..

56

Gambar

4.5

Memberikan motivasi selalu kepada peserta didik …………………………………………….

 

57

Gambar

4.6

Peserta didik terdengar berisik dan ngobrol sendiri …………………………………………..

 

57

Gambar

4.7

Mempresentasikan PPT tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya ………….

 

58

Gambar

4.8

Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari

 

65

Gambar

4.9

Mempresentasikan materi dengan PPT tentang adaptasi tembuhan terhadap lingkungannya dalam rangka melindungi dirinya dari musuhnya ………………………

 

 

 

66

Gambar

4.10

Kamera sebagian peserta didik sudah dinyalakan …………………………………….

 

67

Gambar

4.11

Memberikan motivasi selalu kepada peserta didik …………………………………………….

 

67

Gambar

4.12

Peserta didik terdengar berisik dan ngobrol sendiri dan keluar masuk google meet ……….

 

68

Gambar

4.13

Mempresentasikan video tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya …………

 

69

Gambar

4.14

Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari

 

76

Gambar

4.15

Mengesher materi dengan PPT tentang adaptasi tembuhan terhadap lingkungannya dalam rangka melindungi dirinya dari musuhnya ………………………………………

 

 

 

77

Gambar

4.16

Peserta didik sudah menyalakan kameranya ..

78

Gambar

4.17

Memberikan motivasi selalu kepada peserta didik …………………………………………….

 

78

Gambar

4.18

Peserta didik mematikan microphone saat penjelasan ……………………………………..

 

79

Gambar

4.19

Mempresentasikan video tentang manfaat tumbuhan dan hewan bagi manusia …………

 

80

 

 

 

 

DAFTAR BAGAN

 

BAGAN

2.1

Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ………...

28

BAGAN

3.1

Pelaksanaan PTK ……………………………...

41

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

Lampiran 1

:

Surat ijin penelitian

Lampiran 2

:

Data hasil belajar kondisi awal

Lampiran 3

:

Lembar observasi proses pembelajaran siklus I

Lampiran 4

:

Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I

Lampiran 5

:

Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran siklus I

Lampiran 6

:

Kisi – kisi soal siklus I

Lampiran 7

:

Butir soal tes siklus I

Lampiran 8

:

Kunci jawaban siklus I

Lampiran 9

:

Pedoman / kriteria penskoran dan penilaian suklus I

Lampiran 10

:

Lembar jawaban siswa siklus I

Lampiran 11

:

Daftar hadir siswa siklus I

Lampiran 12

:

Rekap nilai siklus I

Lampiran 13

:

RPP siklus I

Lampiran 14

:

Lembar observasi proses pembelajaran siklus II

Lampiran 15

:

Hasil pengamatan proses pembelajaran siklus II

Lampiran 16

:

Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran siklus II

Lampiran 17

:

Kisi – kisi soal siklus II

Lampiran 18

:

Butir soal tes siklus II

Lampiran 19

:

Kunci jawaban Siklus II

Lampiran 20

:

Pedoman / kriteria penskoran dan penilaian siklus II

Lampiran 21

:

Lembar jawaban siswa siklus II

Lampiran 22

:

Daftar hadir siswa siklus II

Lampiran 23

:

Rekap nilai siklus II

Lampiran 24

:

RPP siklus II

Lampiran 25

:

Lembar observasi proses pembelajaran siklus III

Lampiran 26

:

Hasil pengamatan proses pembelajaran siklus III

Lampiran 27

:

Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran siklus III

Lampiran 28

:

Kisi – kisi soal siklus III

Lampiran 29

:

Butir soal tes siklus III

Lampiran 30

:

Kunci jawaban Siklus III

Lampiran 31

:

Pedoman / kriteria penskoran dan penilaian siklus III

Lampiran 32

:

Lembar jawaban siswa siklus III

Lampiran 33

:

Daftar hadir siswa siklus III

Lampiran 34

:

Rekap nilai siklus III

Lampiran 35

:

RPP siklus III

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABSTRAK

 

 

 

            Peserta didik dikatakan berhasil dalam suatu kompetensi apabila peserta didik tersebut telah berhasil mencapai KKM yang ditentukan. Namun demikian banyak penyebab yang dapat menghambat salah satunya adalah masalah kemampuan guru dalam mengembangkan beberapa metode dalam proses pembelajaran. Dari penyebab yang ada akhirnya mendorong penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan guru dapat memperbaiki kinerjanya, baik penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dan tepat. sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, menyenangkan dan kemandirian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Malahayu 05 dengan peserta didik berjumlah 11 siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya. Penelitian ini di adakan sebanyak 3 siklus perbaikan dan hasil uang diperoleh sangat baik, dimana 100% peserta didik dapat mencapai KKM yang ditetapkan.

 

Kata Kunci : IPA, Discovery, SDN Malahayu 05



BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang masalah

Secara sistematis Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu pengetahuan yang sangat erat kaitannya tentang alam semesta. Siswa diharapkan dapat menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sikap ilmiah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar Pendidikan IPA disekolah dasar. Pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah yang di tekankan dalam pendidikan IPA. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menarik, sesuai konteks merupakan suatu kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Ini terbukti pada pembelajaran IPA, sering kali siswa tidak tertarik dan merasa bosan untuk mempelajarinya. Hal ini lebih banyak disebabkan oleh pemilihan pendekatan yang digunakan kurang tepat. Pada siswa kelas VI SD Semester 1, muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada pembahasan materi tentang adaptasi tumbuhan dengan lingkungannya, menuntut siswa untuk mampu menganalisis ciri – ciri tumbuhan berdasarkan lingkungannya. Untuk dapat memahami materi ini dengan baik, maka siswa perlu diberikan pengalaman langsung dalam mengamati dan mangidentifikasi hal-hal tersebut. Dalam hal ini sebaiknya guru menggunakan pendekatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dikuasai oleh siswa. Kenyataannya didalam kelas, guru hanya bercerita dan tidak membangkitkan rasa ingin tahu siswa.

            Adapun nilai yang diperoleh siswa pada pembelajaran tentang materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya dapat dilihat pada table di bawah ini :

 

Tabel 1.1 Perolehan nilai siswa sebelum dilakukan perbaikan

 

NO

 

Nama Siswa

 

KKM

 

Nilai

Ketuntasan Belajar

 

 

Ket

Tuntas

Belum Tuntas

1.

Maida Sulisetiawati

70

50

 

 

2.

Nita Harmonika F

70

50

 

 

3.

Rian Adriansyah

70

70

 

 

4.

Risto Saputra

70

70

 

 

5.

Rizna Amalia

70

60

 

 

6.

Satrio Yulianto

70

40

 

 

7.

Selviana

70

40

 

 

8.

Syahna Fatwa N.F

70

70

 

 

9.

Tatang Adi S

70

60

 

 

10.

Muhamad Rizki A

70

50

 

 

11.

Krisna Aditia N.

70

60

 

 

Jumlah

620

3

8

 

 

Rata-rata

56,36

 

 

 

 

Persen Ketuntasan

27,27 %

 

 

 

 

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 70 dan nilai terendah adalah

 

40. Persentase ketuntasan yaitu :

 

Persentase Ketuntasan =

  

x

100%

=

27,27%

11

 

 

Persentase belum tuntas =

  8   

X

100%

=

72,73%

11

 

Pada persentase diatas dapat dilihat 72,73 % nilai siswa dibawah KKM, pada umumnya siswa yang nilainya dibawah KKM diakibatkan karena selama proses pembelajaran berlangsung siswa tidak aktif.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka dilakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah awal yang dilakukan adalah melalui refleksi dan masukan dari guru pamong untuk observasi waktu pelaksanaan pembelajaran. Hasil itu ditemui permasalahan guru yang kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran atau lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga siswa tidak paham dengan apa yang disampaikan oleh guru. Yang menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk membuat tugas atau mencontoh tugas temannya yang pintar. Untuk itu penulis tertarik mengadakan perbaikan pembelajaran dengan judul “Upaya peningkatan hasil belajar IPA materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya melalui metode discovery learning siswa kelas V SDN Malahayu 05”

B.     Identifikasi Masalah

1.      Fokus Penelitian

Berdasarkan   pengalaman   dan   hasil  observasi siswa  kelas           VI SDN Malahayu 05 di identifikasi baberapa masalah yang muncul :

a.       Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran IPA pada materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

b.      Siswa kesulitan memahami materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

c.       Siswa kesulitan dalam menjawab soal-soal yang diberikan guru dalam evaluasi pembelajaran tentang materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

C.    Pembatasan Masalah

            Dari hasil pengamatan dan refleksi menunjukan faktor-faktor penyebab dari masalah tersebut yaitu:

a.       Guru kebanyakan berceramah dan siswa hanya menerima apa yang disampaikan olah guru. Hampir semua informasi didapatkan siswa dari penyampaian guru bukan usahanya sendiri.

b.      Siswa tidak diberikan kesempatan untuk belajar menemukan sendiri tentang tujuan pambelajaran yang akan dicapai.

        Alternatif dan prioritas pemecahan masalah yaitu ;

      Berdasarkan analisis masalah diatas, penulis melakukan pemecahan masalah tersebut dengan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA tentang materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya, dengan metode discovery learning siswa kelas VI SDN Malahayu 05 melalui penelitian tindakan kelas hasil belajar siswa lebih meningkat dan tujuan pembelajaran tercapai.

D.    Perumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah :

a.       Bagaimanakah upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya pada siswa kelas VI SDN Malahayu 05?

b.      Bagaimana model pembelajaran discovery leraning dalam meningkatkan Hasil Belajar IPA materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya pada siswa kelas VI SDN Malahayu 05?

E.     Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini penulis membagi menjadi dua tujuan yaitu :

1.      Tujuan Umum Penelitian

          Tujuan umum penelitian  ini  adalah  untuk  meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi  adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

2.      Tujuan Khusus Penelitian

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.      Bagi guru :

a.       Untuk         meningkatkan  kemampuan     perencanaan pelaksanaan pembelajaran IPA        mealui metode discovery learning di kelas VI SD Negeri Malahayu 05 Kabupaten Banjarharjo.

b.      Untuk meningkatkan kemampuan pelaksanaan pembelajaran IPA melalui metode discovery di kelas VI SD Negeri Malahayu 05 Kecamatan Banjarharjo.

c.       Portofolio pengembangan diri.

2.      Bagi Peserta Didik

a.       Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode discovery tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya pada pembelajaran IPA di kelas VI SD Negeri Malahayu 05 Kecamatan Banjarharjo

b.      Meningkatkan keaktifan siswa melalui metode discovery learning.

3.      Bagi pihak lain

Tujuan khusus bagi pihak lain antara lain :

a.       Dijadikan referensi untuk penelitian – penelitian tindakan kelas yang akan di rencanakan.

b.      Untuk merangsang agar para pendidik termotivasi untuk melakukan PTK di sekolahnya masing – masing.

F.     Manfaat Perbaikan

1.    Bagi Siswa

a.       Penerapan Pembelajaran melalui metode discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada tema 2 mata pelajaran IPA khususnya materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

b.      Meningkatkan rasa ingin tahu siswa dengan menggunakan metode discovery learning.

2.      Bagi Guru

a.       Untuk memperbaiki pembelajaran dan mengembangkan kemampuan propesional guru

b.      Dapat digunakan guru untuk memecahkan masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran

3.      Bagi Sekolah

a.      Memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah

b.      Dapat menciptakan iklim pendidikan yang kondusif

 

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.         LANDASAN TEORETIS

1.      PENELITIAN TINDAKAN KELAS

a.      Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas disingkat PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa tindakan tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya Penelitian tindakan kelas dapat dipakai sebagai implementasi berbagai program yang ada di sekolah, dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.

b.      Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku mengajar guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran, atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas yang diajar oleh guru, sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran

c.       Penelitian Tindakan Kelas Menurut Para Ahli

Berikut penelitian tindakan kelas menrut para ahli :

Menurut Kemmis dan Taggart (Padmono, 2010), penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta- pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktek itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktek tersebut Menurut Aqib (dalam Muchlisin Riadi 2019), penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat”

Pendapat lain tentang Penelitian Tindakan Kelas dikemukakan oleh O’Brien (dalam Muchlisin Riadi, 2019) penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (siswa) diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk mengatasinya”.

Dari berbagai pendapat para ahli diatas maka dapat kita simpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah : penelitian yang dilakukan guru dikelasnya untuk mengidentifikasi masalah kemudian melakukan tindakan lanjut untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

d.      Langkah – Langkah Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins (1993), “penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation and evaluation)”. Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

Adapyn yang dimaksud dengan keempat prosedur kerja tersebut yaitu :

a.    Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan Penellitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan pembuatan media pembelajaran.

b.    Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan serta prosedur tindakan yang akan diterapkan.

c.    Observasi (Observe), Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan semua rencana yang telah dibuat dengan baik, tidak ada penyimpangan- penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan observasi dapat dilakukan dengan cara memberikan lembar observasi atau dengan cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.

d.   Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan diketahui perubahan yang terjadi. Bagaimana dan sejauh mana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan dalam bentuk replanning dapat dilakukan.

2.        BELAJAR

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau praktek yang diperkuat. Belajar merupakan hasil dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilaku. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah bahwa bentuk input dan output dari stimulus dalam bentuk tanggapan.

Stimulus adalah apa yang guru kepada siswa, sedangkan reaksi atau respon dalam bentuk tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon penting untuk dicatat karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur.

Menurut Djamarah dan Zain (2010) : Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.

Hamalik (2010), belajar adalah bukan suatu tujuan tetapi merupakan proses untuk mencapai tujuan. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

3.        HASIL BELAJAR

Keberhasilan suatu sistem pembelajaran ditentukan oleh guru. Kriteria keberhasilan pembelajaran diukur dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dilihat dari ketercapaian tujuan pembelajaraan. Hasil belajar dapat diketahui melalui pengukuran, hasil belajar tersebut menunjukkan sejauh mana pembelajaran yang diberikan dapat dikuasai, dipahami, dan dimiliki oleh siswa hasil belajar akan terlihat setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.

Sebagaimana dikemukakan Sanjaya (2011:13) bahwa “Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan”. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudjana (2009:22) mengemukakan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Menurut Abdurrahman (dalam Jihad,2009:14 ) bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Setelah belajar siswa diharapkan dapat mencapai tujuan dari pembelajaran. Sejalan dengan pandapat Mudjiono (2009:3) bahwa ”Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah prestasi yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang keberhasilan belajarnya dapat dilihat dari ketercapaian tujuan khusus pembelajaran.

4.        METODE DISCOVERY LEARNING

a.      Pengertian Discovery Learning

Metode pembelajaran discovery learning atau dalam bahasa Indonesia disebut pembelajaran penemuan, dimana aktivitas pembelajaran akan dipresentasikan kepada siswa secara langsung namun siswa dituntut untuk bisa memahami materi secara mandiri dengan menggunakan metode tertentu.

Dalam memahami sebuah materi siswa bisa melaksanakan pendekatan saintifik yang diantaranya adalah mengamati, observasi, pengklasifikasian, menciptakan asumsi, menjabarkan, dan membuat kesimpulan. Sehingga materi bias ditemukan menjadi sebuah teori atau konsep prinsip yang bisa dipahami.Model pembelajaran discovery learning ini merupakan pembelajaran yang disampaikan kepada siswa dan siswa akan memahaminya secara independen. Dalam hal ini siswa akan diberi kemampuan cara menjadi seorang ilmuwan.

Dengan pembelajaran ini siswa tidak hanya berperan pasif menerima materi pelajaran. Namun juga memprosesnya sampai memahami dan menguasai yang biasa disebut pembelajaran aktif. Sehingga siswa bisa terbiasa untuk menciptakan sebuah ilmu pengetahuan.

b.      Menurut Para Ahli

Agar pemahaman tentang pembelajaran discovery learning bisa lebih dalam berikut beberapa pengertian menurut para ahli dan beberapa referensi buku :

·         Berdasarkan Sund, Discovery learning merupakan aktivitas intelektual siswa dimana mereka mampu menguraikan sebuah prinsip atau konsep. Aktivitas intelektual diantaranya adalah mengobservasi, memahami, mampu mengklasifikasikan, menciptakan asumsi, menjabarkan, menakar, menciptakan kesimpulan (Suryabrata, 2002:193)

·         Berlandaskan Hosnan (2014:282), discovery learning adalah model pengembangan kemampuan belajar aktif pada siswa agar bisa investigasi dan mendapatkan ilmu secara mandiri. Dengan belajar aktif ini siswa juga bisa dilatif berpikir secara analisis dan problem solving sehingga ilmu pengetahuan bisa bertahan lama dalam diri siswa.

·         Berdasarkan Ruseffendi (2006:329), Model pembelajaran discovery learning merupakan model yang mengelola pembelajaran yang bisa membuat siswa mendapatkan ilmu pengetahuan secara mandiri dan belum diketahui oleh dirinya secara aktif.

·         Berlandaskan Kurniasih, dkk (2014:64), discovery learning adalah aktivitas pembelajaran dimana materi disampaikan secara langsung kepada siswa. Selanjutnya siswa dianjurkan untuk mengelola materi tersebut secara mandiri. Dimana mereka harus bisa menemukan konsep berdasarkan data atau informasi dengan cara penelitian.

c.       Jenis dan Bentuk Discovery Learning

Berdasarkan Suprihatiningrum (2014:244), Discovery learning ada dua bentuk dalam implementasinya, yakni :

1.      Guided Discovery Learning atau pembelajaran penemuan terbimbing, yaitu bentuk yang memerlukan arahan guru sebagai penyedia dalam aktivitas pembelajaran.

2.      Free Discovery Learning atau pembelajaran penemuan bebas, yaitu bentuk yang bebas dimana siswa harus bisa berperan aktif secara mandiri dan tidak memerlukan fasilitator seperti guru.

Selain itu model pembelajaran discovery learning juga bisa dilakukan dengan hubungan dua arah dan satu arah. Penjabaran lebih lanjut bisa berlandaskan pada (Oemar Hamalik, 2009:187) yakni:

1.      Hubungan dua arah adalah dimana siswa harus bisa berkomunikasi dengan guru seperti menjawab pertanyaan. Lalu guru melakukan komunikasi dengan siswa dengan cara panduan secara baik.

2.      Hubungan satu arah adalah siswa siswa akan diberi stimulus agar mereka bisa melaksanakan penemuan. Dimana guru akan memberikan sebuah masalah kepada siswa, dan mereka akan membuat solusi dengan metode penemuan.

d.      Karakteristik dan Tujuan Discovery Learning

Berdasarkan penuturan Hosnan (2014) model discovery learning memiliki karakteristik berupa eksplorasi dan membuat solusi agar bisa membuat, memadukan dan mengumumkan sebuah pengetahuan. Berfokus pada peserta didik. Aktivitas untuk memadukan ilmu pengetahuan baru dan lama.

Tujuan dari discovery learning antara lain :

1.      Tujuan discovery learning menurut (Hosnan, 2014) adalah agar siswa bisa independen dan inovatif. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut.

2.      Ketika aktivitas penemuan berlangsung peserta didik akan berperan aktif dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik bisa menghargai usaha penemuan pengetahuan yang dilaksanakannya.

3.      Dengan pembelajaran discovery learning ini, peserta didik akan bisa mengembangkan proses berpikir induktif dimana mereka bisa melakukan penjelasan secara abstrak dan konkret. Sehingga dalam menemukan solusi jadi lebih mudah.

4.      Peserta didik akan bisa mengembangkan/meningkatkan rencana tanya jawab yang lebih terarah dan terstruktur. Dan tanya jawab bisa menjadi sumber data dan informasi yang efektif dalam aktivitas discovery learning.

5.      Pembelajaran penemuan atau discovery learning bisa menolong peserta didik dalam melatih kerja sama antar mereka. Peserta didik bisa saling berbagi data, mengungkapkan pendapat dan gagasan.

6.      Dengan keterampilan penemuan atau discovery ini siswa bisa menemukan beberapa kasus masalah yang nantinya bisa ditemukan solusinya. Sehingga ilmu pengetahuan bisa lebih mudah untuk dibagi dan selanjutnya lebih mudah untuk diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran yang baru.

e.       Langkah – Langkah atau Sintaks Discovery Learning

Berdasarkan penuturan Veerman (2003) secara singkat dan rinci langkah- langkah pembelajaran discovery learning adalah apa yang akan kami jelaskan di bawah, berikut diantaranya:

A.    Orientation

Pada sesi awal ini yakni orientation, siswa akan dituntut untuk bisa memperhatikan informasi dari mulai latar belakang, pengenalan masalah dan kejadian, mengaitkan kejadian dengan pengetahuan lama. Sintaks atau langkah orientation akan membuat kekuatan tafsir, analisis dan evaluasi akan berkembbang sehingga siswa bisa berpikir kritis.

Pada sesi ini guru akan memberi materi yang sesuai dengan kejadian nyata dan nantinya siswa akan dipusatkan untuk mempelajari materi dan permasalahannya. Kejadian yang dipresentasikan membuat siswa bias mudah untuk dinilai.

B.     Hypothesis Generation

Data tentang kejadian yang diperoleh pada sesi orientation akan dipakai pada sesi ini, yakni hypothesis generation.Pada sintaks ini siswa akan membuat hipotesis yang berhubungan dengan masalah. Siswa akan memformulasikan masalah yang ada dan menemukan tujuan dari proses pembelajaran. Manfaat dari langkah hypothesis generation adalah mengembangkan keahlian siswa dalam analisis, tafsir, evaluasi dan deduksi (mengambil kesimpulan).

C.    Hypothesis Testing

Hypothesis merupakan output dari langkah kedua yakni hypothesis generation. Yang mana keabsahannya kurang dipercaya sehingga dalam melakukan pembuktian siswa dituntut untk melakukan sesi ini yakni Hypothesis Testing.

Pada langkah ini siswa dituntut untuk bisa membuat strategi dan melakukan penelitian agar keabsahan hipotesis yang telah diformulasikan, dihimpun datanya dan menghubungkan hasil dari eksperimen menjadi terbukti.

Pada sintaks atau tahap ini siswa akan didorong untuk bisa mengembangkan keahlian dalam mengatur diri, evaluasi, analisis, menafsirkan dan mengungkapkan suatu konsep abstrak maupun konkret.

D.    Conclusion

Aktivitas siswa pada sesi conculisan adalah mengulas kembali hipotesis yang sudah diformulasikan dengan fakta yang sudah didapat dari Hypothesis Testing. Siswa akan menentukan apakah fakta yang telah diuji dari hypothesis testing sesuai dengan yang sudah diformulasikan. Pada sesi conclusion ini siswa bisa membuat perubahan hipotesis lama dengan yang baru.

Pada sintaks atau langkah conclusion bisa membuat siswa berkembang di ranah cara menyimpulkan, menganalisis, menafsirkan, evaluasi dan menjabarkan.

E.     Regulation

Pada sesi regulation ini siswa akan melakukan aktivitas berupa menyusun strategi, memeriksa dan evaluasi. Penyusunan strategi mengaitkan antara aktivitas memutuskan tujuan dan metode untuk meraih tujuan tersebut.

Aktivitas memeriksa atau mentoring adalah aktivitas yang mana untuk memahami kebenaran dari action yang dilakukan siswa yang berhubungan dengan hasil yang telah disusun strateginya. Guru akan memverifikasi hasil yang ada sehingga konsep bisa sesuai dengan aktivitas pembelajaran. Sintaks atau langkah regulation akan membuat siswa menjadi lebih mampu untuk mengevaluasi, dan mengatur diri serta bisa menganalisis, menjabarkan, menafsirkan dan menyimpulkan.

F.     Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning

Berdasarkan penuturan Suherman, dkk (2001:179) menyatakan bahwa terdapat keunggulan atau kelebihan yang bisa diambil dari model discovery learning, yakni:

1.      Kelebihan

Kelebihan dari metode discovery learning antara lain sebagai berikut :

·           Dalam aktivitas belajar siswa akan aktif, ini dikarenakan mereka akan menyelesaikan permasalahan atau menemukan pengetahuan secara mandiri.

·           Dengan model discovery learning siswa akan menguasai pelajaran secara mendalam. Ini dikarenakan siswa mencerna dan menemukan sendiri ilmu pengetahuan itu sehingga bisa lebih bertahan lama dalam ingatannya.

·           Dengan memahami dan menemukan secara mandiri akan memicu rasa puas

Rasa puas tersebut akan memotivasi siswa untuk memahami dan menemukan lagi. ini menjadikan minat belajar akan berkembang.

·         Siswa yang mendapatkan ilmu pengetahuan dengan discovery learning akan lebih sanggup membagi ilmu pengetahuannya di berbagai aspek.

·         Dengan metode discovery learning ini siswa akan terlatih untuk bisa belajar secara mandiri

2.      Kekurangan

Sementara berdasarkan penuturan Kurniasih, dkk (2014:64-65), terdapat beberapa kekurangan kelemahan dari Discovery Learning, berikut diantaranya:

·         Model ini akan memicu sebuah anggapan setiap pikiran pasti sudah siap untuk belajar. Namun untuk siswa yang lemah, mereka akan mendapati kesukaran dalam berpikir abstrak atau menjabarkan sebuah pengetahuan melalui tulisan maupun ucapan sehingga siswa tersebut bisa terkuras. mentalnya.

·         Dalam prakteknya model discovery learning kurang bisa mengcover jumlah siswa yang jumlahnya banyak. Ini disebabkan akan memakan waktu yang relatif tidak sedikit

·         Esensi dalam model discovery learning akan tidak tersampaikan jika digunakan pada pola pikir guru dan murid yang sudah nyaman dengan metode lama. Jadi gunakan metode penemuan dengan cara bertahap.

·         Pembelajaran discovery lebih efektif bila digunakan untuk membangkitkan penguasaan dan pemahaman, namun dalam membangkitkan komponen keterampilan, konsep dan emosi pembelajaran ini kurang bisa memfasilitasi.

·         Materi yang ditentukan oleh guru dalam model pembelajaran ini mengakibatkan siswa tidak bisa memilih apa yang diinginkan oleh mereka dalam berpikir.

G.    Kesimpulan

Secara garis besar esensi dari model pembelajaran Discovery Learning merupakan aktivitas siswa untuk memahami maksud, arti, konsep dan mengkoneksikan sesuatu dengan merangsang intuitifnya agar mereka bisa mengambil sebuah kesimpulan.

Model pembelajaran ini akan berhasil apabila siswa bisa terdorong untuk mau memakai mental atau semangatnya untuk menemukan sebuah teori, prinsip dan konsep Pembelajaran discovery dilaksanakan dengan cara observasi, kategorisasi, penilaian, prediksi, pemilihan dan deduksi/menyimpulkan. Proses tersebut bisa juga dinamakan proses kognitif sedangkan maksud dari aktivitas discovery adalah proses mental untuk mengasimilasi konsep dan prinsip dalam pikiran.

f.              Adaptasi Tumbuhan Terhadap Lingkungannya

a.       Pengertian adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik. Banyaknya sekali sifat-sifat yang membantu tumbuhan untuk meniadakan pengaruh keadaan yang tidak menguntungkan dan memperluas jangkauan kisaran tempat hidupnya. Pada tumbuhan hal ini akan menyesuaikan diri terhdapa tempat hidupnya. Ada tumbuhan yang hidup di gurun, ada tumbuhan yang hidup di air.

b.      Adaptasi tumbuhan Terhadap tempat Hidupnya

Untuk adaptasi terhadap tempat hidupnya, terbagi menjadi tiga :

A.    Tumbuhan Air

Tumbuhan air disebut juga dengan hidrofita, cara adaptasi yang dilakukan oleh tumbuhan air antara lain:

·         Memiliki rongga udara sebagai tempat udara sehingga tumbuhan itu dapat mengapung di air

·         Memiliki daun yang lebar dan stomata yang banyak untuk mempercepat penguapan

·         Memiliki saluran udara untuk mengeluarkan udara dari daun menuju akar

B.     Tumbuhan gurun

Tumbuhan gurun disebut juga xerofita, cara adaptasi yang dilakukan tumbuhan gurun antara lain :

·         Bentuk daunnya seperti duri kecil dengan sedikit stomata, bentuk daun seperti ini berguna untuk mengurangi penguapan

·         Memiliki akar yang panjang dan menyebar luas ke dalam tanah. Akar seperti ini berguna untuk memperlebar daerah penyerapan air.

·         Tubuhnya dilapisi lilin untuk mencegah penguapan berlebih.

C.     Tumbuhan di daerah lembab

Tumbuhan yang hidup di daerah lembab juga disebut higrofita, cara adaptasi yang dilakukan tumbuhan daerah lembab antara lain :

·         Daunnya tipis dan lebar

·         Memiliki banyak stomata

·         Daunnya rata – rata dilapisi lilin

C.     Adaptasi Tumbuhan Terhadap Keadaan Lingkungannya

Dengan menggugurkan daun di musim panas atau kemarau termasuk salah satu cara tumbuhan dalam beradaptasi dengan keadaan lingkungannya. Pengguguran daun bertujuan untuk mengurangi penguapan air pada musim kemarau. Dengan begitu, tumbuhan tidak akan mengalami kekeringan. Contoh pada tumbuhan yang menggugurkan daunnya di musim kemarau ialah pohon jati, pohon kapuk randu, pohon mahoni, dan kedondong.

D.    Adaptasi Tumbuhan Terhadap Kondisi Lingkungannya

Hal mendasar yang mempengaruhi aktivitas adaptasi bagi tumbuhan adalah ketersediaan air. Ketika jumlah air sedikit maka tumbuhan akan merespon dengan menutup stomata yang menyebabkan layunya bagian-bagian tumbuhan itu sendiri. Bagi tanaman yang tumbuh di daerah rawa beradaptasi dengan memiliki daun yang besar karena kondisi rawa yang lembab dan kandungan airnya tinggi. Selain itu memiliki ruang udara yang besar dalam struktur internal untuk menyimpan udara. Hal ini dikarenakan tanah pada umumnya mengalami air logging sehingga cenderung anaerob dan kekurangan oksigen.

·         Water Lily

Pada tanaman yang seluruhnya berada terendam air atau hydrophytes akan menggantung lemas ketika dalam lingkungan yang tidak ada air. Pada dasarnya air di sekeliling tumbuhan akan memperkuat jaringan di batang dan petiol daun sehingga tidak membutuhkan penguatan mekanis.

·         Hydrilla sp

Hal ini merugikan dalam hal fleksibilitas jika terjadi perubahan permukaan air atau gerakan air. Semua sel termodifikasi untuk menyerap air, nutrisi dan gas terlarut langsung dari air sekitarnya. Sehingga akar hanya berfungfi untuk melekat pada sedimen, selain itu xylem juga kurang berfungsi. Bagian rongga tumbuhan berisi udara yang berfungsi memperpanjang daun dan batang.

·         Reedmace

Tanaman reedmace memiliki ciri berdaun sempit sehingga meminimalisir perlawanan terhadap fluktuasi air maupun angin yang kencang. Para batang berongga dan memiliki serat internal keras. Bagian bawah sering terendam namun tanaman reedmace ini tidak akan terendam seluruhnya jika terkena banjir.

e.       Adaptasi Tumbuhan Terhadap Transpirasi

Hutan jati di Bojonegoro, Jawa Timur pada musim hujan Daun Tumbuhan seperti pohon jati dan akasia mengurangi penguapan dengan cara menggungurkan daunnya di musim panas. Pada tumbuhan padi-padian, liliacea dan jahe-jahean, tumbuhan jenis ini mematikan daunnya pada musim kemarau. Pada musim hujan daun tersebut tumbuh lagi. Contohnya ; Melocactus curvispinus

Tumbuhan yang hidup di gurun pasir atau lingkungan yang kekurangan air (daerah panas) misalnya kaktus, mempunyai struktur adaptasi khusus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pada tumbuhan yang terdapat di daerah panas, jika memiliki daun maka daunnya berbulu, bentuknya kecil-kecil dan kadang-kadang daun berubah menjadi duri dan sisik. Lapisan lilin berfungsi untuk melindungi daun dari penguapan yang berlebihan dan gangguan serangga.

B.     PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian yang relevan yang penulis telah baca dan pelajari yaitu :

1.      Peningkatan hasil belajar metode discovery pembelajaran IPA kelas IV SDN 03 Sungai Ambawang Kubu Raya . Penelitian ini dilakukan oleh saudara Agus Supriyadi yang dilakukan dalam dua siklus yang mana motivasi siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan metode discovery learning , yang ditandai dengan aktivitas siswa baik. Keaktivan siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan dari tiap-tiap siklusnya. Pada siklus I hasil belajar siswa baru mencapai 65% dan pada siklus II hasil belajar meningkat menjadi 100%. Sedangkan keaktifan belajar siswa mencapai 65,55% pada siklus I dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 75,55%.

2.      “ Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IX B7 SMP  Negeri 6 Singaraja”. Hasil penelitian menunjukkan dari prasiklus, siklus I dan pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata kelasnya. Pada pra siklus 43,33%, siklus I hasil belajar siswa rata – rata baru mencapai 76,67%, dan pada siklus II rata – rata hasil belajar meningkat menjadi 86,67%. Pada peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan metode discovery learning, yang ditandai dengan aktivitas siswa baik. Keaktivan siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan dari tiap-tiap siklusnya.

3.      “ Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Pemelajaran Discovery Terbimbing Pada Siswa Kelas V SDN Condongcatur Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan dari siklus I dan pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata kelasnya. Pada siklus I hasil belajar siswa rata – rata baru mencapai 71,43%, dan pada siklus II rata – rata hasil belajar meningkat menjadi 89,29%. Pada peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan metode discovery learning, yang ditandai dengan aktivitas siswa baik. Keaktivan siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan dari tiap- tiap siklusnya.

Pada dasarnya telah banyak peneliti terdahulu yang meneliti tentang mata pelajaran IPA, melalui Metode discovery learning dapat meningkat hasil belajar siswa. Namun perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu materi, kelas dan sekolah yang berbeda. Oleh karena itu penggunaan metode discovery learning dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kompetensi kognitif siswa pada mata pelajaran adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

C.    KERANGKA BERPIKIR

Pembelajaran IPA materi menganalisis adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan di kelas VI SDN Malahayu 05 semester 1 tahun pelajaran 2020/2021 belum dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu peneliti berusaha mencari solusi sehingga hasil belajar IPA benar – benar dapat meningkat. Solusi yang peneliti lakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan pembelajaran menggunakan metode discovery learning pada muatan pelajaran IPA materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan di kelas VI SDN Malahayu 05 tahun pelajaran 2020/2021.

Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan pada bagan 2.1 di bawah ini:


Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian


D.   
HIPOTESIS PENELITIAN TINDAKAN

                 Hipotesis penelitian ini yaitu :

1.      Penggunaan metode discovery learning pada mata pelajaran IPA materi Adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan kelas VI di SDN Malahayu 05 dapat meningkatkan keaktifan siswa.

2.      Penggunaan metode discovery learning pada mata pelajaran IPA materi Adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan kelas VI di SDN Malahayu 05 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.      Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan bertujuan untuk:

a.       Peningkatan keaktifan siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan dengan menggunakan metode discovery learning pada kelas VI SDN Malahayu 05.

b.      Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan dengan menggunakan metode discovery learning pada kelas VI SDN Malahayu 05

B.            Setting Penelitian

a.      Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Malahayu 05 yang terletak di Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Propinsi Jawa Tengah.

b.      Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2020/2021. Apabila belum berhasil di siklus 1 dilanjutkan ke siklus berikutnya. Berikut rincian kegiatan yang akan direncanakan :

 

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan PTK ( RTL )

NO

Rencana Kegiatan

Waktu dan Tempat

Pihak Yang Terlibat

1.

Menyusun perbaikan

perangkat pembelajaran siklus 1

19 Oktober 2020

Dosen, guru pamong,

Kepala sekolah, teman sejawat

SDN Malahayu 05

2.

a.                Melaksanakan siklus I

 

b.               Membuat video praktik pembelajaran siklus I

22 Oktober 2020

Kepala sekolah, teman sejawat dan peserta didik

SDN Malahayu 05

3.

Analisis dan refleksi siklus I

23 Oktober 2020

Dosen, guru pamong,

Kepala sekolah dan teman sejawat

SDN Malahayu 05

4.

Perencanaan tindak lanjut siklus II

26 Oktober 2020

Dosen, guru pamong, Kepala sekolah,

teman sejawat

SDN Malahayu 05

5.

Menyusun perbaikan perangkat pembelajaran

siklus II

31 Oktober 220

Dosen, guru pamong, Kepala sekolah,

teman sejawat

SDN Malahayu 05

6.

a.     Melaksanakan silkus II

b.    Membuat video

praktik pembelajaran siklus II

2 November 2020

Kepala sekolah, teman sejawat dan peserta didik

SDN Malahayu 05

7.

Analisis dan refleksi siklus II

3 November 2020

Dosen, guru pamong,

Kepala sekolah, teman sejawat

SDN Malahayu 05

8.

Perencanaan tindak lanjut

siklus III

4 November 2020

Dosen, guru pamong,

Kepala sekolah, teman sejawat

SDN Malahayu 05

9.

Menyusun perbaikan perangkat pembelajaran

siklus III

5 November 2020

Dosen, guru pamong, Kepala sekolah,

teman sejawat

SDN Malahayu 05

10.

a.               Melaksanakan siklus III

b.              Membuat video

praktik pembelajaran siklus III

9 November 2020

Kepala sekolah, teman sejawat

SDN Malahayu 05

11.

Analisis dan refleksi siklus III

10 November 2020

Dosen, Guru Pamong, Kepala sekolah, teman sejawat dan

peserta didik

SDN Malahayu 05

12.

Laporan PTK

11-14 November

2020

Dosen, guru pamong,

Kepala sekolah, teman sejawat

C.  Subjek Penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI SD Negeri Malahayu 05 yang tercatat pada semester 1 tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 11 orang siswa, 5 perempuan dan 6 laki-laki. Alasan peneliti memilih kelas ini, karena hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas VI ini masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan.

D.  Sumber Data

Sumber data diperoleh dari :

1.      Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari peserta didik, berupa nilai tes tertulis peserta didik dan nilai kinerja dalam bentuk laporan tugas. Pada tiap siklus dilakukan satu tes dan peserta didik mengumpulkan laporan tugas.

2.      Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan peneliti dan kolaborator, berupa hasil diskusi dengan kolaborator yang dituangkan dalam tiap – tiap siklus.

E.     Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunkan teknik penelitian tes tertulis dan non tes berupa penilaian unjuk kerja. Teknik penilaian tertulis dilakukan pada akhir pelajaran, siswa diminta mengerjakan soal tes.

Teknik penilaian non tes berupa penilaian unjuk kerja dilakukan dengan teknik pengamatan atau observasi terhadap motivasi belajar peserta didik, dan penilaian terhadap laporan hasil tugas. Observasi adalah suatu teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena – fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan ( evaluasi ). Teknik observasi memiliki beberapa keunggulan yaitu :

1.      Data yang diperoleh dapat bersifat lebih objektif dalam melukiskan aspek - aspek kepribadian peserta didik sesuai dengan keadaan yang sebenarnya karena data observasi ini diperoleh secara langsung di lapangan.

2.      Dalam pengolahannya akan terjadi keseimbangan dalam mengevaluasi prestasi belajar peserta didik yang bersangkutan karena data observasi ini dapat mencakup berbagai aspek kepribadian masing – masing siswa.

2.    Alat Pengumpulan Data

Alat Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

·         Butir soal dalam bentuk pilihan ganda dan essay

Butir soal disesuaikan dengan cakupan materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.

·         Lembar Observasi

Lembar observasi disusun berdasarkan variable yang diamati.

F.     Validasi Data

Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa saja yang seharusnya diukur. Supaya data yang diperoleh tersebut valid, maka dibuatlah kisi - kisi instrumen yang di dalamnya mencakup keluasan materi dan indikator sebagai tolok ukur ketercapaian sesuai dengan penjabaran pada indikator kinerja. Validasi instrumen dengan mengecek kebenaran instrumen dan kelengkapan aspeknya. Dengan instrumen yang valid maka data yang dihasilkan valid.

Data yang digunakan adalah hasil penilaian tes tertulis untuk mengukur hasil belajar pada aspek pemahaman dan penerapan konsep, sedangkan laporan praktikum dan lembar observasi motivasi peserta didik untuk mengukur hasil belajar pada aspek kinerja ilkiah. Data hasil observasi divalidasi melelui triagulasi. Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan satu triagilasi yaitu triagulasi sumber dengan cara mencari data melalui kerja sama kolaborator.

G.      Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data utama yaitu hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil tes setiap pertemuan, sedangkan data kualitatif adalah sebagai data pendukung yaitu ketika melakukuan observasi atau pengamatan dari sikap yang di tunjukkan peserta didik.

1.      Data Kuantitatif

Data yang diperoleh dari hasil tes peserta didik, dianalisis menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Asep & Abdul (2008:146) untuk tes uraian dengan menggunakan rumus:

Nilai Siswa

=

Jumlah soal yang dijawab benar

X

100%

Jumlah soal

Ketuntasan kelas

=

Jumlah siswa yang tuntas belajar

X

100%

Jumlah siswa

 

 

 

 

 

2.      Data Kualitatif

Data yang diperoleh dari lembar observasi sebagai data pendukung dianalisis dengan menggunakan rumus Anas ( 2010:43 ) sebagai berikut :

P

=

n

X

100%

 

 

 

F

 

 

 

P

=

Angka Persentase

 

N

=

Banyaknya Individu

F

=

Frekuensi tindakan

            Selanjutnya hasil perhitungan di atas diklasifikasikan dalam kelompok berdasarkan persentase yang diperoleh berdasarkan aktifitas belajar dengan berpedoman kepada Suharsimi (2007:19) diterjemahkan ke dalam nilai huruf, maka rentangannya (range) adalah sebagai berikut :

80 − 100 %

= A

(Sangat Baik)

66 – 79 %

= B

(Baik)

56 – 65 %

= C

(Cukup)

40 – 55 %

= D

(Kurang)

0 −40 %

= E

(Kurang Sekali)

 

H.    Indikator Kinerja dan Keberhasilan

1.      Indikator Kinerja

Sebagai tolok ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari hasil tes, jika hasil belajar siswa mencapai 70% secara individual dan 75% secara klasikal. Keberhasilan peserta didik yang mampu memperoleh atau mencapai ketuntasan belajar minimal 70 ( KBM IPA ), sekurang – kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut ( Mulyasa,2002:99). Untuk penelitian afektif, ketuntasan secara individual adalah 70% dengan ketuntasan klasikal 75% ( Depdiknas,2002:69). Sedangkan penilaian psikomotorik secara individual ketuntasannya adalah 70% dengan ketuntasan klasikal 75% ( Mulyasa. 2002:102 ).

2.      Indikator Keberhasilan Ranah Kognitif

Indikator keberhasilan penelitian ini sendiri dapat dikatakan berhasil dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa untuk tiap siklusnya baik secara individu tersebut mendapat nilai 70 atau lebih maka individu tersebut dikatakan tuntas dan secara klasikal sebanyak 75% dari jumlah yang ada yaitu 11 anak nilainya diatas atau sama dengan KKM ( 70 ) maka pembelajaran itu dikatakan berhasil.

3.      Indikator Keberhasilan Aktivitas

Adapun indicator aktivitas guru dalam pembelajaran melalui metode discovery learning yaitu sebagai berikut :

1.      Guru mengkomunikasikan tujuan, materi pembelajaran yang akan dicapai

2.      Guru mengkomunikasikan waktu, langkah-langkah pembelajaran, dan hasil yang diharapkan

3.      Guru memberikan motivator/menumbuhkan minat

4.      Guru mengarahkan dan memberikan bimbingan belajar

5.      Guru memberikan membimbing dan fasilisator

6.      Guru memberikan dorongan, mengarahkan, menumbuh kembangkan kreasi daya cipta.

7.      Evaluasi dengan memberikan evaluasi dan memberikan balikan

4.      Indikator Aktivitas Siswa

Adapun indicator aktivitas siswa dalam melalui metode discovery learning yaitu sebagai berikut :

1.    Siswa          mendengarkan penjelasan        guru     tentang tujuan, materi pembelajaran yang akan dicapai.

2.    Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang waktu, langkah-langkah pembelajaran, dan hasil yang diharapkan

3.    Siswa termotivasi dan berminat dalam menganalisis adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya

4.    Dengan bimbingan guru siswa menemukan ciri – ciri tumbuhan berdasarkan tempat hidupnya

5.    Dengan dorongan dan arahan dari guru siswa dapat menemukan cara tumbuhan melindungi diri dari musuhnya serta manfaatnya bagi manusia.

6.    Siswa dapat mengkomunikasikan apa yang ditemukan

        Penelitian ini dikatakan berhasil apabila setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui metode discovery learning siswa yang mempunyai minat tinggi dalam menemukan, memecahkan masalah mencapai 3,75.

I.       Prosedur Penelitian

            Prosedur penelitian meliputi kegiatan sebelum pelasanaan PTK berupa refleksi awal (refleksi tahun pelajaran sebelumnya) dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada pembelajaran, dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK selama beberapa siklus.

1.   Persiapan Penelitian

      Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ( pra siklus )

a.       Refleksi Awal

Berdasarkan refleksi dari pembelajaran yang sebelumnya dilakukan, maka dapat peneliti sampaikan beberapa hal sebagai berikut :

1.      Siswa kesulitan memahami materi pelajaran tematik hanya melihat panduan pada buku siswa.

2.      Hasil belajar siswa masih dibawah KKM

3.      Observasi untuk Mengidentifikasi Permasalahan di Kelas.

          Kegiatan ini dilaksanakan melalui instrument tes sebelum dilaksanakan PTK. Instrument tes berupa penilaian dalam pemecahan masalah yang berakitan dengan Adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya. Hasilnya dapat dijabarkan sebagai berikut :

 Tabel 3.2. Perolehan nilai siswa sebelum dilakukan perbaikan

 

NO

 

Nama Siswa

 

KKM

 

Nilai

Ketuntasan Belajar

 

 

Ket

Tuntas

Belum Tuntas

1.

Maida Sulisetiawati

70

50

 

 

2.

Nita Harmonika F

70

50

 

 

3.

Rian Adriansyah

70

70

 

 

4.

Risto Saputra

70

70

 

 

5.

Rizna Amalia

70

60

 

 

6.

Satrio Yulianto

70

40

 

 

7.

Selviana

70

40

 

 

8.

Syahna Fatwa N.F

70

70

 

 

9.

Tatang Adi S

70

60

 

 

10.

Muhamad Rizki A

70

50

 

 

11.

Krisna Aditia N.

70

60

 

 

Jumlah

620

3

8

 

 

Rata-rata

56,36

 

 

 

 

Persen Ketuntasan

27,27 %

 

 

 

 

 

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 70 dan nilai terendah adalah 40. Persentase ketuntasan yaitu :

Persentase Ketuntasan

=

3

X

100%

=

27,27 %

11

Persentase belum tuntas

=

8

X

100%

=

72,73 %

11

 

       Pada persentase diatas dapat dilihat 72,73 % nilai siswa dibawah KKM, pada umumnya siswa yang nilainya dibawah KKM diakibatkan karena selama proses pembelajaran berlangsung siswa tidak aktif.

2.      Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas

Uraian kegiatan siklus PTK adalah sebagai berikut :

Langkah-langkah inkuiri adalah:

o   Orientasi

o   Merumuskan masalah

o   Merumuskan hipotesis

o   Mengumpulkan data

o   Menguji hipotesis

o   Merumuskan kesimpulan

Rencana pembelajaran II

Melakukan tindakan dan pengamatan

Rencana III

Belum berhasil

Kesimpulan

Laporan

Berhasil

Refleksi III

Observasi dan diskusi

 

SIKLUS III

Refleksi II

Observasi dan diskusi

Melakukan tindakan dan Pengamatan

Langkah-langkah inkuiri adalah:

o   Orientasi

o   Merumuskan masalah

o   Merumuskan hipotesis

o   Mengumpulkan data

o   Menguji hipotesis

o   Merumuskan kesimpulan

Rencana pembelajaran II

Melakukan tindakan dan pengamatan

Rencana II

Belum berhasil

Kesimpulan

Observasi dan diskusi

 

SIKLUS II

Refleksi I

 

SIKLUS I

Langkah-langkah inkuiri adalah:

o   Orientasi

o   Merumuskan masalah

o   Merumuskan hipotesis

o   Mengumpulkan data

o   Menguji hipotesis

o   Merumuskan kesimpulan

Rencana pembelajaran I

Rencana I


 

 

 

 

 

 

 

Bagan 3.1 Pelaksanaan PTK

Jika belum berhasil juga siklus III lanjut ke siklus berikutnya :

a.       Perencanaan

Sesuai dengan perumusan hasil studi pendahuluan, peneliti bersama guru membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan itu berupa pembelajaran IPA dengan penerapan metode discovery learning. Langkah- langkah yang dilakukan dalam penelitian untuk mengatasi masalah yang akan diatasi adalah kurangnya motivasi pada diri siswa dalam proses pembelajaran. Cara mengatasinya adalah sebagai berikut

a.        Guru berusaha meningkatkan motivasi belajar siswa dengan beberapa cara diantaranya :

1.      Membangkitkan semangat siswa

2.      Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang di harapkan

3.      Memberi dukungan/ bantuan moral bagi siswa yang merasa putus asa karena hasil belajar yang mengecewakan

4.      Melaksanakan pembelajaran yang bervariasi

5.      Memberikan insentif ataupun umpan balik bagi siswa yang telah membuat keberhasilan berupa penghargaan, pujian, hadiah, atau kata – kata manis.

b.      Guru memonitor kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran. Guru akan selalu siap membantu apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan mengamati dan mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi siswa, berusaha membantu siswa untuk memecahkan masalahnya sendiri dengan memberi tugas / soal untuk dikerjakan secara individu, memberi bimbingan kepada siswa yang memerlukan.

Adapun langkah – langkah dalam merencanakan perbaikan pembelajaran antara lain sebagai berikut :

1.      Menyusun rancangan tindakan berupa model rancangan pelaksanaan pembelajaran, yang meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, memilih dan menetapkan materi, kegiatan pembelajaran, memilih media atau sumber belajar dan evaluasi.

2.      Menyusun indikator, deskriptor dan keterampilan yang digunakan dalam penerapan metode discovery learning.

3.      Menyusun alat perekam data berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi.

4.      Memeriksa ulang urutan kegiatan yang sudah dirancang

5.      Memikirkan hal-hal yang mungkin dapat mengganggu pembelajaran dan memikirkan rancangan antisipasi jika hal tersebut benar-benar terjadi.

6.      Merencanakan waktu dan tempat perbaikan pembelajaran.

7.      Meyakinkan kesediaan kepala sekolah sebagai pengamat dalam proses peraikan pembelajaran.

Nama

:

TARSUDI,S.Pd.SD.

NIP

:

196409011986081001

8.      Melaksanakan perbaikan perbaikan pembelajaran siklus I

9.      Menganalisis data dan merefleksikan diri tentang pembelajaran siklus I

10.  Membuat rencana perbaikan berikutnya ( RPP II ) dari hasil refleksi siklus I

11.  Melaksanakan perbaikan perbaikan pembelajaran siklus II

12.  Menganalisis data dan merefleksikan diri tentang pembelajaran siklus II

13.  Membuat rencana perbaikan berikutnya ( RPP III ) dari hasil refleksi siklus II

14.  Melaksanakan perbaikan perbaikan pembelajaran siklus III

15.  Menganalisis data dan merefleksikan diri tentang pembelajaran siklus III

16.  Membuat laporan singkat tentang pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

b.      Tindakan / Pelaksanaan

Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran IPA dengan penerapan metode discovery learning sesuai dengan rencana. Kegiatan dilaksanakan oleh peneliti dalam pembelajaran di kelas yang berupa interaksi antara guru atau peneliti dengan siswa dan antara siswa dengan guru. Kegiatan yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti adalah sebagai berikut:

1.      Mengucapkan salam kepada siswa dan siswa membalas salam dari guru

2.      Melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan materi

3.      Memancing siswa dengan beberapa pertanyaan sehingga dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang materi pembelajaran sebagai rangsangan untuk melakukan penemuan.

4.      Guru memberikan anjuran kepada siswa untuk membaca dan aktivitas belajar lain yang dapat mengarahkan pada persiapan penemuan.

5.      Guru memeriksa siswa terhadap permasalahan yang akan dipecahkan oleh siswa melalui penemuan.

6.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah, sehingga siswa dapat merumuskan hipotesis.

7.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, untuk membuktikan apakah hipotesis benar atau tidak.

8.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengolah data yang telah diperoleh

9.      Guru merangsang siswa untuk melakukan saling tukar informasi dan hasil penemuannya, sehingga hasil penemuan bersikap saling melengkapi.

10.  Guru memimpin proses pembuktian atas data yang diperoleh

11.  Guru melakukan generalisasi atau penarikan kesimpulan dari penemuan yang telah dilakukan oleh siswa.

12.  Guru memberikan apresiasi kepada siswa karena telah melakukan penemuan.

13.  Peneliti atau guru melakukan pengamatan dengan menggunakan format observasi

14.  Peneliti bersama supervisor 2 melakukan diskusi terhadap tindakan yang dilakukan kemudian melakukan refleksi. Hasil refleksi tersebut dipergunakan untuk penyempurnaan siklus selanjutnya.

Tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam tiga siklus dan masing masing siklus mempunyai materi yang sama yang di ambil berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas VI Sekolah Dasar. Fokus tindakan pada setiap siklus berupa penerapan metode discovery learning dalam pembelajaran IPA dengan mengikuti langkah- langkah kegiatan pendekatan scientifik.

c.       Pengamatan

Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode discovery learning dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis. Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti dan teman sejawat berusaha mengenal, merekam, dan mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang terjadi. Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai siklus III. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan teman sejawat untuk perencanaan siklus berikutnya.

d.      Refleksi

Kegiatan refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir. Peneliti bersama tindakan yang baru saja dilakukan, mengidentifikasi hal-hal yang menjadi penghalang dan penghambat pembelajaran, menelaah penyebab adanya masalah atau hambatan dan merumuskan cara memperbaikinya



                                     BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Data

            Penulis telah melalui prasiklus dan tiga siklus proses perbaikan. Dimana Penulis mendapat banyak bantuan terutama dari dosem pembimbing, guru pamong, dan teman sejawat selama proses perbaikan pembelajaran dilakukan. Selain itu upaya perbaikan ini juga selalu dikonsultasikan dengan  kepala sekolah selaku  pembimbing dilapangan sebelum dipraktekan. Dalam bab ini akan dibahas segala sesuatu yang berkaitan dengan hasil yang diperoleh setelah melakukan perbaikan pembelajaran, diantaranya : deskripsi kondisi awal, deskripsi tiap siklus, dan pembahasan setiap siklus.

A.      Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian ini didasarkan pada pada aktifitas peserta didik dan guru pada proses pembelajaran pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kompentensi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya. Hal itu dapat diketahui dari hasil tes akhir mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kompentensi dasar adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.  Selanjutnya dilakukan pengamatan dan pengukuran dan pada hasil pengamatan awal (pra siklus) yang dijadikan sebagai data primer atau data awal yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui peningkatan atau perkembangan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kompentensi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya. Hasil pengamatan dan penilaian awal tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1: Analisis hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam sebelum siklus

Nilai

Banyak Peserta didik

Jumlah Nilai

Prosentase

100

0

0

0%

90

0

0

0%

80

0

0

0%

70

3

210

27,27%

60

3

180

27,27%

50

3

150

27,27%

40

2

80

18,19%

30

0

0

0%

20

0

0

0%

10

0

0

0%

0

0

0

0%

Jumlah

11

620

100%

Rata-rata

56,36

 

Nilai terendah adalah 40 sebanyak 2 peserta didik.

Nilai tertinggi adalah 70 sebanyak 3 peserta didik.

Nilai kurang dari 70 sebanyak 8 peserta didik.

Nilai lebih dari sama dengan 70 sebanyak 3 peserta didik.

 

 

 

 

Grafik 4.1 hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam sebelum siklus

Ketuntasan Pembelajaran  =  27%

Hasil tersebut  menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik pada materi pokok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kompetensi dasar memahami berbagai bentuk pecahan masihlah rendah.

B.       Deskripsi Tiap siklus

            Untuk membantu peserta didik meningkatkan penguasaan materi pembelajaran penulis melakukan beberapa aktifitas perbaikan pembelajaran. Berikut ini akan disajikan data kualitas pelaksanaan aktifitas perbaikan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Dimana akan diuraikan dari tahapan siklus yang dilalui penulis yang akan diuraikan sebagai berikut :

Siklus I

Sesuai dengan gagasan yang ditentukan, maka peneliti mengembangkan penelitian ini berupa prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di dalam kelas. Tahapan penelitian kelas ini ada tiga siklus. Dalam satu siklus, terdiri atas satu tahapan perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Siklus dilaksanakan pada hari kamis, 22 Oktober 2020 jam pelajaran pertama dan kedua selama 70 menit. Dengan perincian 55 menit digunakan untuk persiapan dan pelaksanaan tindakan, sedangkan 15 menit digunakan untuk melaksanakan kegiatan akhir.

a.      Perencanaan

     Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan yang berlangsung pada 22 Oktober 2020. Dalam kegiatan pembelajaran, pelaksanaan tindakan kelas akan dilaksanakan di kelas VI. Berikut perencanaan pada siklus I meliputi:

1.      Menyusun dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan tema dan kompetensi dasar yang berdasarkan pada Kurikulum 2013 revisi 2018 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning.

2.      Menbuat bahan ajar sesuai dengan KD dengan menggunakan analisis.

3.      Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sesuai dengan materi pembelajaran.

4.      Menyusun dan membuat kuesioner instrument penelitian sebanyak 4 butir pilihan ganda dan 2 uraian yang akan diberikan saat terakhir pelaksanaan siklus yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan keterampilan kognitifl peserta didik  dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model discovery learning dan mengunggahnya dalam google classroom.

5.      Menyusun dan membuat Lembar pemantau tindakan aktivitas peserta didik dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

6.      Mempersiapkan media serta sumber belajar , seperti Buku Guru Kelas VI edisi revisi 2018 tema 2, video, gambar, ataupun teks bacaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran IPA.

Mempersiapkan alat berupa kamera, baik kamera digital ataupun kamera ponsel yang digunakan untuk mendokumentasikan aktivitas selama proses pembelajaran.

b.      Pelaksanaan tindakan

a)      Kegiatan awal (10 menit)

    Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui daring terlebih dahulu diumumkan melalui grup WA https://chat.whatsapp.com/D7D2jezeNMEBYdxKAEJMhc bahwa akan melakukan pembelajaran melalui daring dengan alamat  https://meet.google.com/gnf-jkey-gwq. Pertemuan siklus I dilaksanakan mulai pukul 09.45 – 10.55 WIB. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring dengan menggunakan model discovery learning . Pertama guru mengucapkan salam menanyakan keadaan peserta didik. Kemudian guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin do’a, lalu mengingatkan selalu mematuhi protokol kesehatan dimasa pandemi sekarang ini seperti cuci tangan, pakai masker, jaga jarak dan hindari kerumunan. Menumbuhkan pembiasaan literasi dengan menayakan kepada peserta didik tentang perkembangan kegiatan membaca buku yang sudah dibaca peserta didik, Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menghargai jasa para pahlawan dengan menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya https://youtu.be/DhyDhaCynGw untuk langkah berikutnya dan dilanjut dengan mengecek kehadiran peserta didik serta menyiapkan peserta didik mengikuti pembelajaran seperti posisi harus di depan HP, alat tulisnya dan tetap fokus dalam mengikuti pembelajaran. Berikutnya apersepsi yaitu mengaitkan kegiatan yang sudah dilakukan dengan materi yang akan di sampaikan pada kegiatan google meet, sekaligus menyampaikan tujuan pembelajarannya.

b)     Kegiatan inti (45 menit)

     Guru merangsang pengetahuan dan sikap antusias peserta didik dengan melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari  yaitu tentang adaptasi tumbuhan dengan lingkungannya, dimaksudkan agar peserta didik berani mengemukakan pendapatnya dan peserta didik lain menghargai pendapat yang dikemukakan oleh temannya serta diperbolehkan menyanggah atau menanggapi pendapat dari temannya dengan cara yang baik.

 

Gambar 4.1 Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari

      Pada kegiatan mengemukakan pendapat disini, ternyata masih banyak peserta didik yang masih malu dan ragu untuk berpendapat. Namun, guru memberikan motivasi agar peserta didik berani meskipun pendapat yang dikemukakan masih belum tepat.

     Selain itu, tidak ada juga peserta didik yang mau menanggapi pendapat temannya. Mungkin hal ini disebabkan karena mereka belum terbiasa untuk menanggapi sebuah pendapat.

Guru kemudian memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya. Peserta didik mengamati dan menganalisis video pembelajaran yang di sher guru dalam kegiatan google meet. https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMzI3/detail

Gambar 4.2 Mengesher materi dengan video pembelajaran tentang adaptasi tembuhan terhadap lingkungannya

https://youtu.be/rHYljDfH_Hg

Peserta didik diminta memberikan pendapatnya tentang apa yang ditemukan dalam kegiatan menganalisis. Peserta didik yang lain menanggapi dan saling memberi masukan. Peserta didik juga diberikan kesempatan untuk bertanya tentang apa yang belum mereka pahami. Guru menggali pengetahuan peserta didik dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan pancingan.

Selama proses pembelajar di goodle meet peserta didik masih ragu dan malu – malu sehingga mereka enggan untuk membuka kameranya jadi yang terlihat hanya profil email. Mimik wajah dan keaktifan peserta didik masih belum terlihat.

Gambar 4.3 Kamera peserta didik off

Menganalisis video yang di sher dalam kegiatan google meet. Peserta didik hanya satu dua peserta didik yang mau menyalakan kameranya dan hanya anak – itu saja yang aktif yang lain hanya sebagai pendengar setia.

Gambar 4.4 Hanya beberapa peserta didik yang aktif

Walaupun demikian guru tetap mengingatkan dan memotivasi peserta didik dengan tepuk ataupun umpan balik serta meminta agar peserta didik menyalakan kameranya. Hal demikian agar tahu bagaimana ekspresi dan aktifitas peserta didik selama pembelajaran.

Gambar 4.5 Memberikan motivasi selalu kepada peserta didik

Selain itu peserta didik masih ribut dan terdengar asyik ngobrol sendiri sehingga pemberian materi kurang  maksimal. Selama penjelasan sudah diingatkan untuk mematikan mikropon, tetapi mereka masih belum mematikannya. Hal ini di mungkinkan mereka tidak tahu atau kurang paham cara mematikan mikrophon. Kendala lain yaitu sinyal yang tidak stabil beberapa peserta didik masih ada yang keluar masuk google meet, sehingga penjelasan mesti harus ada yang di ulang kembali.

Gambar 4.6 Peserta didik terdengar berisik dan ngobrol sendiri

            Peserta didik mengamati dan memperdalam materi dengan PPT yang di sher dalam google meet. Peserta didik memberikan pendapatnya apa yang telah di pahami setelah menganalisis namun lagi – lagi hanya satu dua peserta didik yang aktif.

Gambar 4.7 Mempresentasikan PPT tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya

https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMzMTM5NTU2/details

     Setiap peserta didik yang dapat memberikan hasil analisis diberi umpan balik berupa sanjungan dan tepuk salut.

c)      Kegiatan akhir (15 menit)

     Pada kegiatan akhir, peserta didik ditanya tentang perasaannya, merefleksi selama mengikuti pembelajaran dan bersama peserta didik pula membuat kesimpulan serta memberikan penguatan. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan arahan bahwa setelah melaksanakan kegiatan google meet peserta didik melakukan aktifitas pembelajaran di google classroom. Bahan Ajar:

https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMjYz/details LKPD:https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMjYz/details PPT:https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMjYz/details

Evaluasi:

https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMjYz/details Kegiatan ditutup dengan menyanyikan lagi daerah dan do’a. Secara keseluruhan materi dapat tersampaikan namun kegiatan pembelajaran pada siklus I setelah dicek hasil belajar peserta didik masih sangat rendah sehingga  pembelajaran bisa dikatakan tidak berhasil dan dibutuhkan Repetition (Pengulangan).

c.       Pengamatan

     Pengamatan atau observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observer melakukan pengamatan terhadap tindakan guru dan peserta didik selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrument pemantau tindakan guru dan peserta didik, yang masing-masing terdiri dari 16 butir pemantau tindakan guru dan 10 butir pemantau tindakan peserta didik. Instrument pemantau tindakan tersebut digunakan untuk mengukur kualitas penggunaan model pembelajaran discovery learning saat pembelajaran. Selain itu, observer juga mencatat hal-hal yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dalam bentuk catatan lapangan.

     Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung terdapat kelebihan dan kekurangan. Peneliti bersama observer melakukan diskusi mengenai kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada siklus I. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kekurangan pada siklus selanjutnya. Adapun hasil observasi terhadap peserta didik adalah sebagai berikut:

1.      Peserta didik masih sedikit yang mau mengemukakan pendapatnya.

2.      Peserta didik masih ribut dan asyik ngobrol sendiri.

3.      Peserta didik masih ada yang diam saja saat pembelajaran berlangsung.

4.      Peserta didik tidak mau berinisiatif untuk mengemukakan pendapatnya.

5.      Peserta didik tidak mau menyampaikan yang mereka temukan.

6.      Peserta didik masih cuek dan belum mau menanggapi hasil temuan temannya.

     Adapun hasil pengamatan observer terhadap peneliti adalah sebagai berikut:

1.      Peneliti masih belum maksimal mengkondisikan peserta didik agar aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2.    Peneliti terlalu banyak menghabiskan waktu untuk memancing pertanyaan – pertanyaan yang tidak terkait dengan materi.

3.    Peneliti masih belum tegas pada peserta didik yang tidak aktif dan suka ribut.

d.      Refleksi

     Pada tahap refleksi ini, peneliti mengkaji kembali aspek-aspek tindakan yang telah dilaksanakan dan belum dilaksanakan disetiap pertemuan pada siklus I. Adapun hasil pengamatan pada siklus I diantaranya guru belum optimal menerapkan model pembelajaran discovery learning yang ditandai dengan tidak sampainya pembelajaran pada tahap Repetition, dan masih ada peserta didik yang belum terbiasa menanggapi dan mengungkapkan hasil analisisnya. Temuan-temuan tersebut diuraikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil temuan dan Rencana Perbaikan Keterampilan Sosial Peserta didik Melalui Model Pembelajaran discovery learning Pada Siklus I

No.

Temuan

Perbaikan

Keterampilan Sosial

1.

Peserta didik masih sedikit yang mau mengemukakan pendapatnya

Melatih peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat dengan memberikan penjelasan bahwa tidak ada pendapat yang salah.

2.

Peserta didik masih ada yang diam saja dan hanya menjadi pendengar.

Memberikan motivasi tentang pentingnya untuk berpartisipasi dalam sebuah kegiatan pembelajaran.

3.

Peserta didik masih ada yang terdengar rebut dan ngobrol sendiri.

Menegur dan memberikan peringatan dengan tegas jika peserta didik masih ngobrol sendiri.

4.

Peserta didik tidak mau berinisiatif untuk mengungkapakan hasil analisisnya.

Memberi motivasi dan pembiasaan pada peserta didik bahwa mengemukakan hasil analisisnya tidak ada yang salah semuanya adalah tahap belajar.

5.

Peserta didik tidak mau menyampaikan hasil analisisnaya.

Memberitahu peserta didik bahwa mencoba adalah hal yang terbaik dari pada diam 1000 bahasa.

6.

Peserta didik masih cuek dan belum mau menanggapi hasil temuan temannya.

Memberi dorongan untuk berani menanggapi pendapat temannya jika dirasa kurang tepat sehingga bisa saling belajar dan bertukar pendapat.

7.

Sinyal yang tidak stabil menjadikan peserta didik keluar masuk google meet.

Mengingatkan sebelum pembelajaran agar disiapkan sinyal yang cocok di wilayah peserta didik dan juga baterai dll.

Aktivitas Guru

8.

Guru masih belum maksimal mengkondisikan peserta didik agar aktif dalam kegiatan pembelajaran

Guru memberi motivasi dan menggunakan aktivitas yang lebih menarik, serta membawa media agar peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

9.

Guru terlalu memakan banyak waktu untuk bertanya yang kurang berkaitan dengan materi..

Guru lebih mematangkan materi dan menggali pemahaman materi yang disampaikan.

10.

Guru masih belum tegas pada peserta didik yang tidak aktif dan suka ribut.

Memberi sanksi tegas berupa pengurangan skor untuk peserta didik yang tidak aktif dan suka ribut.

Aktivitas Peserta didik

11.

Peserta didik masih ribut dan tidak mau mengaktifkan kameranya.

Mengatur dan memberikan arahan cara mematikan dan menghidupkan microfon dan kamera pada google meet.

 

Siklus II

Pada siklus II kegiatan dilaksanakan dengan berbagai perbaikan didalamnya, dari perbaikan perencanaan sampai dengan pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut:

a.      Perencanaan

     Siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan yang berlangsung pada 2 November 2020. Dalam kegiatan pembelajaran, pelaksanaan tindakan kelas akan dilaksanakan di kelas VI. Berikut perencanaan pada siklus II meliputi:

1.      Menyusun dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan tema dan kompetensi dasar yang berdasarkan pada Kurikulum 2013 revisi 2018 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning.

2.      Menbuat bahan ajar sesuai dengan KD dengan menggunakan analisis.

3.      Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sesuai dengan materi pembelajaran.

4.      Menyusun dan membuat kuesioner instrument penelitian sebanyak 4 butir pilihan ganda dan 2 uraian yang akan diberikan saat terakhir pelaksanaan siklus yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan keterampilan kognitifl peserta didik  dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model discovery learning dan mengunggahnya dalam google classroom.

5.      Menyusun dan membuat Lembar pemantau tindakan aktivitas peserta didik dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

6.      Mempersiapkan media serta sumber belajar , seperti Buku Guru Kelas VI edisi revisi 2018 tema 2, video, gambar, ataupun teks bacaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran IPA.

Mempersiapkan alat berupa kamera, baik kamera digital ataupun kamera ponsel yang digunakan untuk mendokumentasikan aktivitas selama proses pembelajaran.

b.      Pelaksanaan tindakan

a)      Kegiatan awal (10 menit)

    Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui daring terlebih dahulu diumumkan melalui grup WA https://chat.whatsapp.com/D7D2jezeNMEBYdxKAEJMhc bahwa akan melakukan pembelajaran melalui daring dengan alamat  https://meet.google.com/gnf-jkey-gwq. Pertemuan siklus II dilaksanakan mulai pukul 09.45 – 10.55 WIB. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring dengan menggunakan model discovery learning . Pertama guru mengucapkan salam dan meminta salah satu peserta didik untuk memimpin do’a, menanyakan keadaan peserta didik. Menyampaikan beberapa aturan dan ketentuan selama pembelajaran berlangsung antara lain 1. Peserta didik berposisi di depan HP, 2. Menyiapkan alat tulisnya, 3. Mematikan microphone saat penjelasan materi dan menyalakannya saat menjawab pertanyaan, 4. Jika ingin bertanya di tengah – tengah penjelasan tekan tobol rise hand atau mengangkat tangannya setelah dipersilahkan baru berbicara, 5. Harus aktif selama pembelajaran, 6. Harus semangat. Kemudian guru  mengingatkan selalu mematuhi protokol kesehatan dimasa pandemi sekarang ini seperti cuci tangan, pakai masker, jaga jarak dan hindari kerumunan dan menyanyikan lagu 7 langkah cara cuci tangan. Menumbuhkan pembiasaan literasi dengan menayakan kepada peserta didik tentang perkembangan kegiatan membaca buku yang sudah dibaca peserta didik, Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menghargai jasa para pahlawan dengan menyanyikan lagu nasional maju tak gentar untuk langkah berikutnya dan dilanjut dengan mengecek kehadiran peserta didik. Berikutnya apersepsi yaitu mengaitkan kegiatan yang sudah dilakukan dengan materi yang akan di sampaikan pada kegiatan google meet, sekaligus menyampaikan tujuan pembelajarannya.

b)     Kegiatan inti (45 menit)

     Guru merangsang pengetahuan dan sikap antusias peserta didik dengan melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari  yaitu tentang adaptasi tumbuhan dengan lingkungannya, dimaksudkan agar peserta didik berani mengemukakan pendapatnya dan peserta didik lain menghargai pendapat yang dikemukakan oleh temannya serta diperbolehkan menyanggah atau menanggapi pendapat dari temannya dengan cara yang baik.

Gambar 4.8 Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari

     Pada kegiatan mengemukakan pendapat disini, sudah lebih baik dari siklus sebelumnya. Peserta didik sudah mau untuk berpendapat walau belum semua berani untuk berbicara. Guru tetap memberikan motivasi agar peserta didik berani berpendapat walaupun pendapat yang dikemukakan masih belum tepat.

     Selain itu, peserta didik sudah mulai nampak untuk menanggapi pendapat temannya. Hal ini karena mereka sudah mulai terbiasa.

Guru kemudian memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya ( mempertahankan diri dari musuhnya ). Peserta didik mengamati dan menganalisis PPT https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMzI3/detail pembelajaran yang di sher guru dalam kegiatan google meet.

Gambar 4.9 Mengesher materi dengan PPT tentang adaptasi tembuhan terhadap lingkungannya dalam rangka melindungi dirinya dari musuhnya

https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMzMTM5NTU2/details

Peserta didik diminta memberikan pendapatnya tentang apa yang ditemukan dalam kegiatan menganalisis. Peserta didik yang lain menanggapi dan saling memberi masukan. Peserta didik juga diberikan kesempatan untuk bertanya tentang apa yang belum mereka pahami. Guru menggali pengetahuan peserta didik dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan pancingan.

Selama proses pembelajar di google meet peserta didik sudah mulai nampak keaktifannya dan mereka mau membuka kameranya sehingga terlihat lebih hidup saat pembelajaran walaupun belum semua peserta didik.

Gambar 4.10 Kamera sebagian peserta didik sudah dinyalakan

Menganalisis PPT yang di sher dalam kegiatan google meet. Peserta didik sudah mulai aktif dan mau mengemukakan pendapatnya walau belum semua .

Walaupun demikian guru tetap mengingatkan dan memotivasi peserta didik dengan tepuk ataupun umpan balik serta meminta agar semua peserta didik menyalakan kameranya. Hal demikian agar lebih tahu bagaimana ekspresi dan aktifitas peserta didik selama pembelajaran.

Gambar 4.11 Memberikan motivasi selalu kepada peserta didik

Pembelajaran siklus II ini sebagaian peserta didik masih ribut dan terdengar asyik ngobrol sendiri sehingga pemberian materi belum maksimal. Selama penjelasan sudah diingatkan untuk mematikan mikropon, dan sebagian mereka sudah mematuhinya. Sebagian dari mereka sudah mulai tahu dan paham cara mematikan mikrophon. Tetapi sinyal juga menjadi kendala tersendiri dimana peserta didik masih ada yang keluar masuk google meet, sehingga penjelasan mesti harus ada yang di ulang kembali.

Gambar 4.12 Peserta didik terdengar berisik dan ngobrol sendiri dan keluar masuk google meet

            Peserta didik mengamati dan memperdalam materi dengan video yang di sher dalam google meet. Peserta didik memberikan pendapatnya apa yang telah di pahami setelah menganalisis namun lagi – lagi belum semua peserta didik yang aktif.


Gambar 4.13 Presentasi video tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya ( Cara melindungi diri )


https://youtu.be/AQmd_R2-6Cc

     Setiap peserta didik yang dapat memberikan hasil analisis diberi umpan balik berupa sanjungan dan tepuk salut.

c)      Kegiatan akhir (15 menit)

     Pada kegiatan akhir, peserta didik ditanya tentang perasaannya, merefleksi selama mengikuti pembelajaran dan bersama peserta didik pula membuat kesimpulan serta memberikan penguatan. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan arahan bahwa setelah melaksanakan kegiatan google meet peserta didik melakukan aktifitas pembelajaran di google classroom. Bahan Ajar:

https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMjYz/details LKPD:https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMjYz/details PPT:https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMjYz/details

Evaluasi:

https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMjYz/details Kegiatan ditutup dengan menyanyikan lagu daerah dan do’a. Secara keseluruhan materi dapat tersampaikan namun kegiatan pembelajaran pada siklus II setelah dicek hasil belajar peserta didik sudah ada peningkatan namun masih ada beberapa anak yang hasil belajarnya masih di bawah KKM sehingga  pembelajaran bisa dikatakan belum berhasil dan dibutuhkan Repetition (Pengulangan).

c.       Pengamatan

     Pengamatan atau observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observer melakukan pengamatan terhadap tindakan guru dan peserta didik selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrument pemantau tindakan guru dan peserta didik, yang masing-masing terdiri dari 16 butir pemantau tindakan guru dan 10 butir pemantau tindakan peserta didik. Instrument pemantau tindakan tersebut digunakan untuk mengukur kualitas penggunaan model pembelajaran discovery learning saat pembelajaran. Selain itu, observer juga mencatat hal-hal yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dalam bentuk catatan lapangan.

     Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung terdapat kelebihan dan kekurangan. Peneliti bersama observer melakukan diskusi mengenai kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada siklus II. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kekurangan pada siklus selanjutnya. Adapun hasil observasi terhadap peserta didik adalah sebagai berikut:

1.      Peserta didik baru sebgaian yang mau mengemukakan pendapatnya.

2.      Beberapa peserta didik masih ribut dan asyik ngobrol sendiri.

3.      Peserta didik masih ada yang diam saja saat pembelajaran berlangsung.

4.      Peserta didik sudah sebagaian mau berinisiatif untuk mengemukakan pendapatnya.

5.      Peserta didik sebagian sudah menyampaikan yang mereka temukan.

6.      Peserta didik sudah sebagaian mau menanggapi hasil temuan temannya.

     Adapun hasil pengamatan observer terhadap peneliti adalah sebagai berikut:

1.      Peneliti sudah nampak mengkondisikan peserta didik agar aktif dalam kegiatan pembelajaran walau  belum maksimal

2.    Peneliti sudah terarah dalam memancing pertanyaan – pertanyaan yang tidak terkait dengan materi walau jawaban peserta didik masih banyak yang belum teratah.

3.    Peneliti sudah menunjukkan ketegasan pada peserta didik yang tidak aktif dan suka ribut tetapi masih saja ada yang cuek dan tudak peduli.

d.      Refleksi

     Pada tahap refleksi ini, peneliti mengkaji kembali aspek-aspek tindakan yang telah dilaksanakan dan belum dilaksanakan disetiap pertemuan pada siklus II. Adapun hasil pengamatan pada siklus II diantaranya guru belum optimal menerapkan model pembelajaran discovery learning yang ditandai dengan tidak sampainya pembelajaran pada tahap Repetition, dan masih ada beberapa peserta didik yang belum terbiasa menanggapi dan mengungkapkan hasil analisisnya. Temuan-temuan tersebut diuraikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil temuan dan Rencana Perbaikan Keterampilan Sosial Peserta didik Melalui Model Pembelajaran discovery learning Pada Siklus II

No.

Temuan

Perbaikan

Keterampilan Sosial

1.

Peserta didik sudah berani yang mau mengemukakan pendapatnya walau belum semuanya.

Melatih peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat dengan memberikan penjelasan bahwa tidak ada pendapat yang salah.

2.

Peserta didik masih ada yang diam saja dan hanya menjadi pendengar.

Memberikan motivasi tentang pentingnya untuk berpartisipasi dalam sebuah kegiatan pembelajaran.

3.

Beberapa peserta didik masih ada yang terdengar ribut dan ngobrol sendiri.

Menegur dan memberikan peringatan dengan tegas jika peserta didik masih ngobrol sendiri.

4.

Beberapa peserta didik mau berinisiatif untuk mengungkapakan hasil analisisnya.

Memberi motivasi dan pembiasaan pada peserta didik bahwa mengemukakan hasil analisisnya tidak ada yang salah semuanya adalah tahap belajar.

5.

Peserta didik mau menyampaikan hasil analisisnaya.

Memberitahu peserta didik bahwa mencoba adalah hal yang terbaik dari pada diam 1000 bahasa.

6.

Hanya beberapa peserta didik masih cuek dan belum mau menanggapi hasil temuan temannya.

Memberi dorongan untuk berani menanggapi pendapat temannya jika dirasa kurang tepat sehingga bisa saling belajar dan bertukar pendapat.

7.

Sinyal yang tidak stabil menjadikan peserta didik keluar masuk google meet.

Mengingatkan sebelum pembelajaran agar disiapkan sinyal yang cocok di wilayah peserta didik dan juga baterai dll.

Aktivitas Guru

8.

Guru masih sudah cukup maksimal mengkondisikan peserta didik agar aktif dalam kegiatan pembelajaran

Guru memberi motivasi dan menggunakan aktivitas yang lebih menarik, serta membawa media agar peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

9.

Guru tsudah menggunakan waktu untuk bertanya yang  berkaitan dengan materi..

Guru lebih mematangkan materi dan menggali pemahaman materi yang disampaikan.

10.

Guru masih belum tegas pada peserta didik yang tidak aktif dan suka ribut.

Memberi sanksi tegas berupa pengurangan skor untuk peserta didik yang tidak aktif dan suka ribut.

Aktivitas Peserta didik

11.

Peserta didik masih ribut dan tidak mau mengaktifkan kameranya.

Mengatur dan memberikan arahan cara mematikan dan menghidupkan microfon dan kamera pada google meet.

 

Siklus III

Pada siklus III kegiatan dilaksanakan dengan berbagai perbaikan didalamnya, dari perbaikan perencanaan sampai dengan pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut:

a.      Perencanaan

     Siklus III dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan yang berlangsung pada 13 November 2020. Dalam kegiatan pembelajaran, pelaksanaan tindakan kelas akan dilaksanakan di kelas VI. Berikut perencanaan pada siklus III meliputi:

1.      Menyusun dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan tema dan kompetensi dasar yang berdasarkan pada Kurikulum 2013 revisi 2018 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning.

2.      Menbuat bahan ajar sesuai dengan KD dengan menggunakan analisis.

3.      Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sesuai dengan materi pembelajaran.

4.      Menyusun dan membuat kuesioner instrument penelitian sebanyak 4 butir pilihan ganda dan 2 uraian yang akan diberikan saat terakhir pelaksanaan siklus yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan keterampilan kognitifl peserta didik  dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model discovery learning dan mengunggahnya dalam google classroom.

5.      Menyusun dan membuat Lembar pemantau tindakan aktivitas peserta didik dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

6.      Mempersiapkan media serta sumber belajar , seperti Buku Guru Kelas VI edisi revisi 2018 tema 2, video, gambar, ataupun teks bacaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran IPA.

Mempersiapkan alat berupa kamera, baik kamera digital ataupun kamera ponsel yang digunakan untuk mendokumentasikan aktivitas selama proses pembelajaran.

b.      Pelaksanaan tindakan

a)      Kegiatan awal (10 menit)

    Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui daring terlebih dahulu diumumkan melalui grup WA https://chat.whatsapp.com/D7D2jezeNMEBYdxKAEJMhc bahwa akan melakukan pembelajaran melalui daring dengan alamat  https://meet.google.com/gnf-jkey-gwq. Pertemuan siklus III dilaksanakan mulai pukul 09.45 – 10.55 WIB. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring dengan menggunakan model discovery learning . Pertama guru mengucapkan salam dan meminta salah satu peserta didik untuk memimpin do’a, menanyakan keadaan peserta didik. Menyampaikan beberapa aturan dan ketentuan selama pembelajaran berlangsung antara lain 1. Peserta didik berposisi di depan HP, 2. Menyiapkan alat tulisnya, 3. Menyalakan kameranya selama pembelajaran berlangsung, 4. Mematikan microphone saat penjelasan materi dan menyalakannya saat menjawab pertanyaan, 5. Jika ingin bertanya di tengah – tengah penjelasan tekan tobol rise hand atau mengangkat tangannya setelah dipersilahkan baru berbicara, 6. Harus aktif selama pembelajaran, 7. Harus semangat. Kemudian guru  mengingatkan selalu mematuhi protokol kesehatan dimasa pandemi sekarang ini seperti cuci tangan, pakai masker, jaga jarak dan hindari kerumunan dan menyanyikan lagu 7 langkah cara cuci tangan. Menumbuhkan pembiasaan literasi dengan menayakan kepada peserta didik tentang perkembangan kegiatan membaca buku yang sudah dibaca peserta didik, Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menghargai jasa para pahlawan dengan menyanyikan lagu nasional Hari Merdeka untuk langkah berikutnya dan dilanjut dengan mengecek kehadiran peserta didik. Berikutnya apersepsi yaitu mengaitkan kegiatan yang sudah dilakukan dengan materi yang akan di sampaikan pada kegiatan google meet, sekaligus menyampaikan tujuan pembelajarannya.

b)     Kegiatan inti (45 menit)

     Guru merangsang pengetahuan dan sikap antusias peserta didik dengan melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari  yaitu tentang adaptasi tumbuhan dengan lingkungannya ( manfaat tumbuhan dan hewan bagi manusia ), dimaksudkan agar peserta didik berani mengemukakan pendapatnya dan peserta didik lain menghargai pendapat yang dikemukakan oleh temannya serta diperbolehkan menyanggah atau menanggapi pendapat dari temannya dengan cara yang baik.

Gambar 4.14 Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari

     Pada kegiatan mengemukakan pendapat disini, sudah lebih baik dari siklus sebelumnya. Peserta didik sudah mau untuk berpendapat walau belum semua berani untuk berbicara. Guru tetap memberikan motivasi agar peserta didik berani berpendapat walaupun pendapat yang dikemukakan masih belum tepat.

     Selain itu, peserta didik sudah mulai nampak untuk menanggapi pendapat temannya. Hal ini karena mereka sudah mulai terbiasa.

Guru kemudian memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya ( mempertahankan diri dari musuhnya ). Peserta didik mengamati dan menganalisis PPT pembelajaran yang di sher guru dalam kegiatan google meet.

Gambar 4.15 Mengesher materi dengan PPT tentang adaptasi tembuhan terhadap lingkungannya dalam rangka melindungi dirinya dari musuhnya

https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMzI3/detail

Peserta didik diminta memberikan pendapatnya tentang apa yang ditemukan dalam kegiatan menganalisis. Peserta didik yang lain menanggapi dan saling memberi masukan. Peserta didik juga diberikan kesempatan untuk bertanya tentang apa yang belum mereka pahami. Guru menggali pengetahuan peserta didik dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan pancingan.

Selama proses pembelajar di google meet peserta didik sudah nampak keaktifannya dan mereka mau membuka kameranya sehingga terlihat lebih hidup saat pembelajaran.

Gambar 4.16 peserta didik sudah menyalakan kameranya

Menganalisis PPT yang di presentasikan dalam kegiatan google meet. Peserta didik sudah mulai aktif dan mau mengemukakan pendapatnya .

Guru tetap memotivasi peserta didik dengan tepuk ataupun umpan balik dengan memberi pujian dan memberi pengertian bahwa dalam pembelajaran agar lebih aktif kamera harus dinyalakan. Hal demikian agar lebih tahu bagaimana ekspresi dan aktifitas peserta didik selama pembelajaran.

Gambar 4.17 Memberikan motivasi selalu kepada peserta didik

Pembelajaran siklus III ini sudah terlihat lebih baik dan tertib. Selama penjelasan sudah diingatkan untuk mematikan mikropon, dan peserta didik sudah mematuhinya. Peserta didik sudah mulai tahu dan paham cara mematikan mikrophon. Tetapi sinyal juga menjadi kendala tersendiri dimana peserta didik masih ada yang keluar masuk google meet, sehingga penjelasan mesti harus ada yang di ulang kembali.

Gambar 4.18  Peserta didik mematikan microphone saat penjelasan

            Peserta didik mengamati dan memperdalam materi dengan video yang di sher dalam google meet. Peserta didik memberikan pendapatnya apa yang telah di pahami setelah menganalisis namun lagi – lagi belum semua peserta didik yang aktif.

 

Gambar 4.19 Mempresentasikan video tentang manfaat tumbuhan dan hewan bagi manusia

https://youtu.be/V8sEQ2ltuqQ  

     Setiap peserta didik yang dapat memberikan hasil analisis diberi umpan balik berupa sanjungan dan tepuk salut.

c)      Kegiatan akhir (15 menit)

     Pada kegiatan akhir, peserta didik ditanya tentang perasaannya dan pada bagian materi mana yang paling disukai sebagai refleksi selama mengikuti pembelajaran dan bersama peserta didik pula membuat kesimpulan serta memberikan penguatan. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan arahan bahwa setelah melaksanakan kegiatan google meet peserta didik melakukan aktifitas pembelajaran di google classroom.

Bahan Ajar:

https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMjYz/details LKPD:https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMjYz/details PPT:https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMjYz/details

Evaluasi:

https://classroom.google.com/c/MTc4OTc5Njg1MjI5/a/MTkwNDMxNDMzMjYz/details Kegiatan ditutup dengan menyanyikan lagu daerah dan do’a.

Pembelajaran terlaksanan dengan baik dan menyenangka. Peserta didik terlihat antusias dan lebih aktif serta tertib. Hasil peserta didik pada siklus III setelah dicek sudah meningkat dan semuanya sudah mencapai KKM sehingga  pembelajaran bisa dikatakan berhasil atau kategori tuntas.

c.       Pengamatan

     Pengamatan atau observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observer melakukan pengamatan terhadap tindakan guru dan peserta didik selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrument pemantau tindakan guru dan peserta didik, yang masing-masing terdiri dari 16 butir pemantau tindakan guru dan 10 butir pemantau tindakan peserta didik. Instrument pemantau tindakan tersebut digunakan untuk mengukur kualitas penggunaan model pembelajaran discovery learning saat pembelajaran. Selain itu, observer juga mencatat hal-hal yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dalam bentuk catatan lapangan.

     Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung terdapat kelebihan dan kekurangan. Peneliti bersama observer melakukan diskusi mengenai kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada siklus III. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kekurangan pada siklus selanjutnya. Adapun hasil observasi terhadap peserta didik adalah sebagai berikut:

1.      Peserta didik mau bertanya dan mampu mengemukakan pendapatnya dengan baik.

2.      Beberapa peserta sudah tertib dan tidak ribut.

3.      Peserta didik ikut berpartisipasi dalam pembelajaran.

4.      Peserta didik semua berinisiatif untuk mengemukakan pendapatnya.

5.      Peserta didik sebagian besar sudah menyampaikan yang mereka temukan.

6.      Peserta didik mau menanggapi hasil temuan temannya.

     Adapun hasil pengamatan observer terhadap peneliti adalah sebagai berikut:

1.      Peneliti sudah maksimal mengkondisikan peserta didik agar aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2.    Peneliti sudah terarah dalam memancing pertanyaan – pertanyaan yang terkait dengan materi dan jawaban peserta didik sesuai materi yang di bahas.

3.    Peneliti sudah menunjukkan ketegasan pada peserta didik yang tidak aktif dan suka ribut.

4.    Peneliti sudah optimal dalam menerapkan model discovery learning

d.      Refleksi

     Pada tahap refleksi ini, peneliti mengkaji kembali aspek-aspek tindakan yang telah dilaksanakan dan belum dilaksanakan disetiap pertemuan. Adapun hasil pengamatan pada siklus III diantaranya guru sudah optimal menerapkan model pembelajaran discovery learning yang ditandai dengan tersampainya pembelajaran pada tahap Repetition, dan semua peserta didik sudah mau menanggapi dan mengungkapkan hasil analisisnya. Temuan-temuan tersebut diuraikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil temuan dan Rencana Perbaikan Keterampilan Sosial Peserta didik Melalui Model Pembelajaran discovery learning Pada Siklus III

No.

Temuan

Keterampilan Sosial

1.

Peserta didik mau bertanya dan mampu mengemukakan pendapatnya dengan baik.

2.

Peserta didik ikut berpartisipasi saat pembelajaran

3.

Peserta didik mau berinisiatif untuk mengemukakan pendapatnya dan mengambil solusi jika ada masalah.

4.

Peserta didik terfokus dan terarah dalam pembelajaran

5.

Peserta didik berani menyampaikan hasil analisisnya.

6.

Peserta didik mau menanggapi hasil analisis temannya dengan baik.

Aktivitas Guru

7.

Peneliti sudah maksimal mengkondisikan peserta didik agar aktif dalam kegiatan pembelajaran.

8.

Peneliti sudah terarah dalam memancing pertanyaan – pertanyaan yang terkait dengan materi dan jawaban peserta didik sesuai materi yang di bahas.

9.

Peneliti sudah menunjukkan ketegasan pada peserta didik yang tidak aktif dan suka ribut.

10.

Peneliti sudah optimal dalam menerapkan model discovery learning

Aktivitas Peserta didik

11.

Peserta didik tidak ribut dan ngobrol sendiri, semua terfokus.

 

B.     Temuan / Hasil Penelitian

            Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan observer selama penelitian dilaksanakan pada siklus I dan kemudian diperbaiki untuk perencanaan pada siklus II, kekurangan pada siklus I diantaranya peserta didik masih sedikit yang mau mengemukakan pendapatnya, peserta didik masih ribut selama google meet, peserta didik masih ada yang hanya mendengarkan saja, peserta didik tidak mau berinisiatif untuk mengutarakan hasil analisisnya, peserta didik masih cuek dan belum mau menanggapi hasil analisis peserta didik lain. Selain itu, Peneliti juga masih belum maksimal mengkondisikan peserta didik agar aktif dalam kegiatan pembelajaran, peneliti terlalu memakan banyak waktu untuk bertanya yang tidak terkait dengan materi, peneliti masih belum tegas pada peserta didik yang tidak aktif dan suka ribut.

Data tersebut diperoleh dari hasil catatan lapangan, dokumentasi, lembar pemantau tindakan guru dan peserta didik, serta lembar kuesioner. Untuk itu, peneliti dan observer melakukan tindak lanjut dengan memperbaiki kekurangan dari siklus I. Hal ini dilakukan agar tindakan pada siklus II berjalan dengan lancar dan meminimalisir terjadinya kekurangan seperti pada siklus I.

Pada siklus II Peserta didik sudah berani yang mau mengemukakan pendapatnya walau belum semuanya. Peserta didik masih ada yang diam saja dan hanya menjadi pendengar. Beberapa peserta didik masih ada yang terdengar ribut dan ngobrol sendiri. Beberapa peserta didik mau berinisiatif untuk mengungkapakan hasil analisisnya. Peserta didik mau menyampaikan hasil analisisnaya. Hanya beberapa peserta didik masih cuek dan belum mau menanggapi hasil temuan temannya. Sinyal yang tidak stabil menjadikan peserta didik keluar masuk google meet. Selain itu peneliti sudah cukup maksimal mengkondisikan peserta didik agar aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti sudah menggunakan waktu untuk bertanya yang  berkaitan dengan materi tetapi peneliti masih belum tegas pada peserta didik yang tidak aktif dan suka ribut serta ada beberapa yang masih belim menyalakan kameranya. Peneliti sudah mengoptimalkan langkah-langkah model pembelajaran discovery learning. Hasil lembar kuesioner pada siklus II menunjukkan bahwa adanya peningkatan keterampilan sosial peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan materi adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya

Pada siklus III menunjukkan keterampilan social  peserta didik mau bertanya dan mampu mengemukakan pendapatnya dengan baik, Peserta didik ikut berpartisipasi saat pembelajaran, eserta didik mau berinisiatif untuk mengemukakan pendapatnya dan mengambil solusi jika ada masalah, peserta didik terfokus dan terarah dalam pembelajaran, Peserta didik berani menyampaikan hasil analisisnya, Peserta didik mau menanggapi hasil analisis temannya dengan baik. Selain itu nampak juga aktivitas peneliti sudah maksimal mengkondisikan peserta didik agar aktif dalam kegiatan pembelajaran, Peneliti sudah terarah dalam memancing pertanyaan – pertanyaan yang terkait dengan materi dan jawaban peserta didik sesuai materi yang di bahas, Peneliti sudah menunjukkan ketegasan pada peserta didik yang tidak aktif dan suka ribut, Peneliti sudah optimal dalam menerapkan model discovery learning. Keseluruhan sudah sangat baik baik peserta didik maupun peneliti itu sendiri.

1.      Hasil Pengamatan aktivitas pembelajaran peserta didik dalam penskoran

Hasil pengamatan siklus I, siklus II dan siklus III dalam kegiatan pembelaharan dapat di sajikan sebagai berikuat :        

Tabel 4.5: Lembar pengamatan aktivitas pembelajaran Siklus I

No

Aspek yang Diobservasi

Kemunculan

Skor

Ya

Tidak

1

Kegiatan Pra KBM

a.   Guru mempersiapkan alat peraga

 

3

b.   Guru menyiapkan peserta didik

 

5

c.   Guru mengabsen peserta didik

 

4

d.  Guru membimbing peserta didik berdoa

 

5

e.   Guru memberi motivasi belajar pada peserta didik

 

4

2

 

 

Kegiatan Awal

a.    Guru memberikan apersepsi

 

3

b.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

 

4

3

Kegiatan inti

a.   Guru menjelaskan tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya dengan pendekatan scientifik dan metode discovery learning

 

3

b.  Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menganalisis adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya

 

4

c.   Guru membimbing peserta didik dalam mengerjakan LKPD dan evaluasi tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya

 

4

d.  Guru membimbing peserta didik menemukan solusi dalam penyelesaian masalah.

 

3

e.   Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami

 

4

4

Kegiatan akhir

a.   Guru melibatkan peserta didik untuk membuat simpulan pembelajaran

 

3

b.   Guru mengadakan tes akhir

 

4

c.   Guru mengoreksi tes akhir

 

4

d.  Guru menganalisis hasil tes akhir

 

4

Jumlah

16

 

61

Rata-rata

3,81

 

 

Tabel 4.6: Lembar pengamatan aktivitas pembelajaran Siklus II

No

Aspek yang Diobservasi

Kemunculan

Skor

Ya

Tidak

1

Kegiatan Pra KBM

a.    Guru mempersiapkan alat peraga

 

4

b.   Guru menyiapkan peserta didik

 

5

c.   Guru mengabsen peserta didik

 

5

d.  Guru membimbing peserta didik berdoa

 

5

e.   Guru memberi motivasi belajar pada peserta didik

 

4

2

 

 

Kegiatan Awal

a.    Guru memberikan apersepsi

 

3

b.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

 

4

3

Kegiatan inti

a.   Guru menjelaskan tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya dengan pendekatan scientifik dan metode discovery learning

 

4

b.  Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menganalisis adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya

 

4

c.      Guru membimbing peserta didik dalam mengerjakan LKPD dan evaluasi tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya

 

4

d.      Guru membimbing peserta didik menemukan solusi dalam penyelesaian masalah.

 

3

e.       Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami

 

4

4

Kegiatan akhir

a.       Guru melibatkan peserta didik untuk membuat simpulan pembelajaran

 

4

b.   Guru mengadakan tes akhir

 

5

c.   Guru mengoreksi tes akhir

 

5

d.  Guru menganalisis hasil tes akhir

 

4

Jumlah

16

 

67

Rata-rata

4,19

 

Tabel 4.7: Lembar pengamatan aktivitas pembelajaran Siklus III

No

Aspek yang Diobservasi

Kemunculan

Skor

Ya

Tidak

1

Kegiatan Pra KBM

a.       Guru mempersiapkan alat peraga

 

5

b.   Guru menyiapkan peserta didik

 

5

c.   Guru mengabsen peserta didik

 

5

d.  Guru membimbing peserta didik berdoa

 

5

e.   Guru memberi motivasi belajar pada peserta didik

 

5

2

 

 

Kegiatan Awal

a.       Guru memberikan apersepsi

 

5

b.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

 

5

3

Kegiatan inti

a.   Guru menjelaskan tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya dengan pendekatan scientifik dan metode discovery learning

 

5

b.  Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menganalisis adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya

 

5

c.      Guru membimbing peserta didik dalam mengerjakan LKPD dan evaluasi tentang adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya

 

5

d.      Guru membimbing peserta didik menemukan solusi dalam penyelesaian masalah.

 

4

e.       Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami

 

5

4

Kegiatan akhir

a.       Guru melibatkan peserta didik untuk membuat simpulan pembelajaran

 

5

b.   Guru mengadakan tes akhir

 

5

c.   Guru mengoreksi tes akhir

 

5

d.  Guru menganalisis hasil tes akhir

 

5

Jumlah

16

 

79

Rata-rata

4,94

 

Keterangan:

1.      kurang sekali

2.      kurang

3.      cukup

4.      baik

5.      baik sekali

Dari table diatas dapat terlihat bahwa aktivitas pembelajaran yang di lakukan mengalami peningkatan. Pembelajaran pada siklus I mendapat skor 3,81 dengan kategori cukup meningkat menjadi 4,19 dengan kategori baik dan meningkat kembali menjadi 4,94 dengan kategori baik dan hamper baik sekali. Sedangkan penilaian ( penskoran ) pengamatan aktivitas peserta didik dapat terlihat dalam table berikut :

Tabel 4.8: Lembar pengamatan aktivitas peserta didik Siklus I

No

Aspek Yang Diamati

Kemunculan

Skor

Ya

Tidak

1

Keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

-

3

2

Tingkah laku peserta didik saat guru menjelaskan materi.

-

4

3

Sikap peserta didik mengungkapkan pendapat

-

4

4

Sikap peserta didik dalam memperhatikan pendapat atau jawaban teman.

-

3

5

Keaktifan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan.

-

2

6

Keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan.

-

3

7

Keaktifan peserta didik dalam mengeluarkan pendapat.

-

3

8

Sikap peserta didik dalam minat belajar.

-

4

9

Semangat peserta didik dalam belajar.

-

4

10

Ketenangan kelas.

-

3

Jumlah Skor

33

Rata-rata

3,3

 

Tabel 4.9: Lembar pengamatan aktivitas peserta didik Siklus II

No

Aspek Yang Diamati

Kemunculan

Skor

Ya

Tidak

1

Keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

-

4

2

Tingkah laku peserta didik saat guru menjelaskan materi.

-

5

3

Sikap peserta didik mengungkapkan pendapat

-

4

4

Sikap peserta didik dalam memperhatikan pendapat atau jawaban teman.

-

4

5

Keaktifan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan.

-

3

6

Keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan.

-

4

7

Keaktifan peserta didik dalam mengeluarkan pendapat.

-

4

8

Sikap peserta didik dalam minat belajar.

-

4

9

Semangat peserta didik dalam belajar.

-

5

10

Ketenangan kelas.

-

4

Jumlah Skor

41

Rata-rata

4,1

 

Tabel 4.10: Lembar pengamatan aktivitas peserta didik siklus III

No

Aspek Yang Diamati

Kemunculan

Skor

Ya

Tidak

1

Keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

-

4

2

Tingkah laku peserta didik saat guru menjelaskan materi.

-

5

3

Sikap peserta didik dalam bekerja kelompok.

-

5

4

Sikap peserta didik dalam memperhatikan pendapat atau jawaban teman.

-

5

5

Keaktifan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan.

-

4

6

Keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan.

-

5

7

Keaktifan peserta didik dalam mengeluarkan pendapat.

-

5

8

Sikap peserta didik dalam minat belajar.

-

5

9

Semangat peserta didik dalam belajar.

-

5

10

Ketenangan kelas.

-

5

Jumlah Skor

48

Rata-rata

4,8

 

Keterangan:

1.      kurang sekali

2.      kurang

3.      cukup

4.      baik

5.      baik sekali

Dari hasil penilaian aktivitas selama pembelajaran peserta didik dapat di lihat mengalami peningkatan. Pada siklus I mendapat skor 3,3 dengan predikat cukup, meningkat menjadi 4,1 pada siklus II dengan predikat baik, dan meningkat kembali menjadi 4,8 dengan predikat baik hampir baik sekali.

Keterangan:

1.      Persentase pemantau tindakan guru pada siklus I

=  =

 

2.      Persentase pemantau tindakan peserta didik pada siklus I

=  =

 

3.      Persentase pemantau tindakan guru pada siklus II

=  =

 

4.      Persentase pemantau tindakan peserta didik pada siklus II

=  =

5.      Persentase pemantau tindakan guru pada siklus III

=  =

 

6.      Persentase pemantau tindakan peserta didik pada siklus II

=  =

 

Persentase diatas digambarkan dengan grafik sebagai berikut:

Gambar 4.2

Perolehan Aktivitas Tindakan Guru dan Peserta didik pada Siklus I, Siklus II, dan siklus III

Dari grafik diatas, terlihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran IPA menggunakan model discovery learning pada siklus I , siklus II dan siklus III.

2.      Hasil perolehan belajar peserta didik

Berikut hasil evalasi belajar peserta didik kelas VI umtuk pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat dilihat pada table berikut :

Siklus I

Tabel 4.11: Analisis hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam siklus I

Nilai

Banyak Peserta didik

Jumlah Nilai

Prosentase

100

0

0

0%

90

0

0

0%

80

2

160

18,19%

70

3

210

27,27%

60

5

300

45,45%

50

1

50

9,09%

40

0

0

0%

30

0

0

0%

20

0

0

0%

10

0

0

0%

0

0

0

0%

Jumlah

11

720

100%

Rata-rata

65,45

Nilai terendah adalah 50 sebanyak 1 peserta didik.

Nilai tertinggi adalah 80 sebanyak 2 peserta didik.

Nilai kurang dari 70 sebanyak 6 peserta didik.

Nilai lebih dari sama dengan 70 sebanyak 5 peserta didik

Grafik 4.3 hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam siklus I

Ketuntasan Pembelajaran  =  45%

 

Secara garis besar, pelaksanaan siklus I berlangsung cukup baik dengan hasil rata- rata 65,45 dengan nilai aktifitas perbaikan pembelajaran sebesar 3,76 (baik) dan aktivitas peserta didik 3,3. Akan tetapi kegiatan pada siklus I perlu diulang karena masih banyak peserta didik yang mempunyai hasil belajar yang rendah.

Siklus II

Tabel 4.12: Analisis hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam siklus II

Nilai

Banyak Peserta didik

Jumlah Nilai

Prosentase

100

1

100

9,09%

90

1

180

9,09%

80

2

160

18,19%

70

4

210

36,36%

60

3

180

27,27%

50

0

0

0%

40

0

0

0%

30

0

0

0%

20

0

0

0%

10

0

0

0%

0

0

0

0%

Jumlah

11

810

100%

Rata-rata

73,64

Nilai terendah adalah 60 sebanyak 3 peserta didik.

Nilai tertinggi adalah 100 sebanyak 1 peserta didik.

Nilai kurang dari 70 sebanyak 3 peserta didik.

Nilai lebih dari sama dengan 70 sebanyak 8 peserta didik

Grafik 4.4 hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam siklus I

Ketuntasan Pembelajaran  =  72%

 

Secara garis besar, pelaksanaan siklus II berlangsung cukup baik dengan hasil rata- rata 73,64 dengan nilai aktifitas perbaikan pembelajaran sebesar 4,19 (baik) dan aktivitas peserta didik 4,1. Akan tetapi kegiatan pada siklus II perlu diulang karena masih banyak peserta didik yang mempunyai hasil belajar yang rendah.

Siklus III

Meskipun sudah ada perkembangan tapi hasilnya belum maksimal atau belum dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan juga tujuan pembelajaran belum sepenuhnya tercapai, maka dilaksanakan proses belajar mengajar siklus ketiga. Siklus III dilaksanakan pada hari jum’at, 13 November 2020. Adapun hasil pengolahan data pelaksanaan  siklus III adalah :

Tabel 4.13: Analisis hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam siklus III

Nilai

Banyak Peserta didik

Jumlah Nilai

Prosentase

100

3

300

27,27%

90

3

270

27,27%

80

3

240

27,27%

70

2

140

18,19%

60

0

0

0%

50

0

0

0%

40

0

0

0%

30

0

0

0%

20

0

0

0%

10

0

0

0%

0

0

0

0%

Jumlah

11

950

100% 

Rata-rata

86,36

Nilai terendah adalah 70 sebanyak 2 peserta didik.

Nilai tertinggi adalah 100 sebanyak 3 peserta didik.

Nilai kurang dari 70 sebanyak 0 peserta didik.

Nilai lebih dari sama dengan 70 sebanyak 11 peserta didik

Grafik 4.5 hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam siklus III

Ketuntasan Pembelajaran  =  100%



Berdasarkan temuan hasil refleksi dalam siklus III ini secara keseluruhan pembelajaran ilmu pengetahuan alam kompentensi dasar Menganalisis tumbuhan berdasarkan lingkungannya. Kemampuan peserta didik kelas VI SD Negeri Malahayu 05 Kecamatan Banjarharjo  Kabupaten Brebes sudah berhasil dengan ketuntasan klasikal  100 %  dengan nilai rata-rata 86,36 Dengan hasil tersebut menunjukkan peserta didik sudah mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kompentensi dasar menganalisis adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya dengan ditandai nilai rata-rata tes yang sudah sama dengan lebih dari Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan kemampuan memecahkan masalah sudah menunjukkan dengan prosentase peserta didik yang cukup tinggi. Berikut ini adalah data hasil tes akhir peserta didik dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebelum siklus,  siklus I, siklus II dan siklus III dalam bentuk grafik.

Grafik 4.6 : Nilai Formatif ilmu pengetahuan alam  Pra Siklus, Siklus I, siklus II dan Siklus III.

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh pada pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan yaitu peserta didik memperoleh nilai sama dengan lebih besar dari 70 , pada pra siklus 27,27% naik menjadi 45,46% pada siklus I, naik lagi menjadi 72,73% pada siklus II dan naik kembali 100%, sedangkan peserta didik yang  memperoleh nilai di bawah 70  mengalami penurunan dari sebelum siklus 72,73%  turun menjadi 54,54% pada siklus I, turun lagi menjadi  27,27% pada siklus II dan turun kembali menjadi 0%. Selain itu rata- rata  keberhasilan kelas juga mengalami peningkatan dari pra siklus 56,36 menjadi 65,45  pada siklus I, siklus II 73,64 dan  86,36  pada siklus III, yang artinya ketuntasan peserta didik secara klasikal berhasil tuntas 100%.

C.      Pembahasan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan baik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Adapun untuk hasil pelaksanaan per siklus sebagai berikut :

Siklus I

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pelajaran di dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang dilakukan. Pada kegiatan siklus I dapat dilihat guru kurang memberikan penguatan atau motivasi selama proses pembelajaran berlangsung. Inilah yang menyebabkan peserta didik tidak bersemangat atau mempunyai motivasi belajar yang rendah, sehingga mengakibatkan peserta didik tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siklus I belum optimal sehingga peserta didik belum termotivasi untuk belajar. Terlihat juga guru kurang memberi bimbingan kepada dalam memberikan pertanyaan kepada peserta didik, sehingga peserta didik dalam menjawab pertanyaan melenceng ataupun menjawab dengan kata tidak tahu.  Hasil pada tahap refleksi diri dapat diketahui siklus I berjalan dengan cukup baik, namun masih perlu dilakukan siklus II, karena aktivitas dan prestasi belajar peserta didik masih rendah. Hasil refleksi pada siklus I digunakan untuk perbaikan - perbaikan pada siklus II.

Siklus II

Kegiatan siklus II telah dilaksanakan, pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas juga dilaksanakan. Selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang dilakukan. Pada kegiatan siklus II dapat dilihat guru sudah memberikan penguatan atau motivasi selama proses pembelajaran berlangsung meskipun baru terlihat masih kurang greget. Baru beberapa peserta didik yang nampak bersemangat Namun antusias dan motivasi untuk mencari solusi permasalahan masih rendah, sehingga baru sebagian peserta didik yang napak aktif sedangkan peserta didik yang lain masih hanya sebagai pendengar setia. Pada siklus II ini bisa dikatakan masih belum berhasil. Dalam aktifitas terlihat juga guru kurang memberi bimbingan dalam memberikan pertanyaan kepada peserta didik, serta hanya terfokus pada anak – anak yang dapat menjawab sedangkan anak yang sebagai pendengar setia tidak di hiraukan. Hasil pada tahap refleksi diri dapat diketahui siklus II berjalan dengan cukup baik, namun masih perlu dilakukan siklus III, karena prestasi belajar peserta didik masih rendah. Hasil refleksi pada siklus II digunakan untuk perbaikan - perbaikan pada siklus III.

Siklus III

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pelajaran di dalam kelas pada perbaikan pembelajaran siklus III, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang dilakukan. Pada siklus III ini dapat dilihat bahwa guru telah memberikan penguatan/motivasi selama proses pembelajaran berlangsung sehingga peserta didik terlihat bersemangat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Media atau alat peraga yang digunakan guru pada siklus III sudah optimal digunakan sehingga mempengaruhi proses perbaikan pembelajaran.

Pelaksanaan siklus III dipandang sudah cukup karena hasil belajar peserta didik pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam kompentensi menganalisis adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya, mengalami peningkatan yaitu peserta didik memperoleh nilai sama dengan lebih besar dari 70, pada pra siklus 27,27% naik menjadi 45,46% pada siklus I dan naik lagi menjadi 72,73% pada siklus II, kembali mengalami kenaikan menjadi 100% pada siklus III sedangkan peserta didik yang  memperoleh nilai di bawah 70  mengalami penurunan dari sebelum siklus  72,73%  turun menjadi 54,54% pada siklus I, dan turun lagi menjadi  27,27% pada siklus II, kembali mengalami penurunan menjadi 0% pada siklus III. Selain itu rata- rata  keberhasilan kelas juga mengalami peningkatan dari pra siklus 56,36 menjadi 65,45  pada siklus I, 73,64  pada siklus II, dan 86,36 pada siklus III yang artinya ketuntasan peserta didik secara klasikal berhasil tuntas 100 %.


BAB  V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.          Kesimpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kompentensi menganalisis adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya, Mengalami peningkatan yaitu siswa memperoleh nilai sama dengan lebih besar dari 70, pada pra siklus 27,27% naik menjadi 45,46% pada siklus I, naik lagi menjadi 72,73% pada siklus II, dan naik lagi menjadi 100%, sedangkan siswa yang  memperoleh nilai di bawah 70  mengalami penurunan dari sebelum siklus  72,73%  turun menjadi 54,54% pada siklus I, turun lagi menjadi  27,27% pada siklus II dan terun lagi menjadi 0%. Selain itu rata - rata  keberhasilan kelas juga mengalami peningkatan dari pra siklus 56,36 menjadi 65,45  pada siklus I, 73,64  pada siklus II dan 86,36 pada siklus III yang artinya ketuntasan siswa secara klasikal berhasil tuntas 100%.

Pada penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa:

1.      Penggunaan metode discovery learning materi Ilmu Pengetahuan Alam kompentensi dasar menganalisis adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya siswa lebih mudah untuk memahami materi pelajaran.

2.      Penggunaan metode discovery learning dapat memotivasi dan melatih siswa untuk dapat menggungkapkan pendapat.

3.      Aktivitas siswa pun meningkat, siswa terlihat aktif dalam proses pembelajaran yaitu dalam menjawab pertanyaan guru dan melakukan tugas guru dengan penuh semangat

B.           Saran dan Tindak Lanjut

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang harus dilaksanakan guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam membangkitkan minat, motivasi belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas, diantaranya adalah :

1.      Memusatkan perhatian siswa pada tujuan pembelajaran dengan cara menyampaikan tujuan pada awal kegiatan pembelajaran;

2.      Ciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa;

3.      Gunakan metode atau media pembelajaran yang tepat agar dapat merangsang keterlibatan fisik dan psikis siswa;

4.      Libatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran;

5.      Tunjukkan kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar untuk memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan;

6.      Menerapkan disiplin secara fleksibel sehingga tercipta situasi pembelajaran yang efektif;

7.      Mengakhiri suatu kegiatan dengan penyimpulan tentang hasil belajar yang dicapai siswa;

8.      Memberikan balikan positif terhadap hasil kerja siswa;

9.      Berikan tugas dan LKPD pada google classroom yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.





 



Related Posts:

1 Response to "UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ADAPTASI TUMBUHAN TERHADAP LINGKUNGANNYA"

  1. Terima kasih Ibu Dede Aisyah yang telah menshare hasil karya tulis ilmiahnya. In syaa Allah sangat bermanfaat dan menginspirasi kami para guru SD untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran melalui PTK.
    Salam sukses selalu.👍

    ReplyDelete